Friday, May 22, 2015

erdogan tentang feminisme dan tentang mursi

Presiden Erdogan: Perempuan Tidak Setara dengan Pria



Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan perempuan tidak dapat diperlakukan setara dengan laki-laki, dan menuduh kaum feminis menolak fitrah keibuan perempuan .
"Kita tidak dapat menempatkan perempuan dan laki-laki pada pijakan yang sama," katanya dalam suatu pertemuan kaum perempuan di Istanbul. "Itu bertentangan dengan alam."
Dia juga mengatakan feminis tidak memahami pentingnya peran ibu dalam Islam.
Pernyataan Erdogan sering dimaksudkan untuk memperkuat suara di kalangan pendukung inti partainya, kalangan agama, kata wartawan BBC Mark Lowen di Istanbul, tetapi di sisi lain membangkitkan amarah para pemilih yang lebih liberal.
Rakyat Turki yang memiliki pandangan lebih sekuler menganggap, kebijakan-kebijakan sosial pemerintah membawa negara ke arah yang berbahaya, kata wartawan kami.
Erdogan sebelumnya mendesak perempuan untuk memiliki tiga anak, dan mengecam aborsi dan kelahiran melalui operasi caesar.


"Sifat halus"

Dalam konferensi perempuan di Istanbul itu Erdogan mengatakan pula, "Tidak semua pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki, boleh dilakukan perempuan," katanya seperti dikutip kantor berita Anatolia, "karena bertentanagan dengan 'sifat halus' perempuan.
"Agama kita menempatkan ibu dalam posisi sangat tinggi," katanya. "Kaum feminis tidak mengerti itu, mereka menolak fitrah keibuan perempuan."
Sebuah lukisan empu impresionis Matisse, dengan subyek Nezy-Hamide Chawkat, cucu sultan Turki terakhir.
Dia mengatakan wanita membutuhkan rasa hormat yang setara dan bukan kesetaraan.
Erdogan juga mengatakan bahwa keadilan adalah solusi untuk sebagian besar masalah di dunia - termasuk rasisme, anti-Semitisme, dan "masalah perempuan".
Pernyataan-pernyataan pemimpin Turki dari partai berhaluan Islam itu seringkali memicu kontroversi.
Awal bulan ini, ia menyatakan bahwa umat Islam telah menemukan Amerika lebih dari 300 tahun sebelum Christopher Colombus.
Selama 11 tahun menjabat perdana menteri, Erdogan tampil sebagai pemain penting dalam politik kawasan.
Namun, reputasinya memburuk belakangan terkait krisis di Suriah, dan tuduhan berkuasa secara otoriter.



(nwk/nwk)

Erdogan: Vonis Mati Morsi Bak Zaman Mesir Kuno, Tapi Barat Cuma Menonton



Danu Damarjati - detikNews
Erdogan: Vonis Mati Morsi Bak Zaman Mesir Kuno, Tapi Barat Cuma Menonton

Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam vonis mati terhadap presiden Mesir yang telah terguling, Mohamed Morsi. Erdogan menilai vonis dari pengadilan Mesir itu seperti keputusan zaman Mesir kuno.



"Mesir balik lagi ke zaman Mesir kuno," kata Erdogan dalam suatu perkumpulan massa di Istanbul, Turki, Sabtu (16/5/2015) waktu setempat, sebagaimana dilansir AFP.
Erdogan merujuk pada Firaun zaman kuno yang berkuasa sekitar dua milenium lampau. Kini, Morsi yang terpilih oleh rakyat Mesri malah divonis mati.

"Presiden yang dipilih secara populer, dipilih 52 persen, sayangnya malah divonis mati," ujar Erdogan di tengah sorak-sorai protes massa di Istanbul itu.


Dia menyebut, pihak Barat masih saja menutup mata terhadap aksi kudeta yang dilakukan Jenderal Sisi. Seperti diketahui, Morsi dijungkalkan oleh Jenderal Abdel Fattah Al Sisi yang sekarang menjadi Presiden Mesir setelah memenangkan pemilihan umum tahun lalu.


"Saat Barat menghapus hukuman mati di negara-negara mereka, kini mereka hanya nampak sebagai penonton dalam eksekusi Mesir itu," tutur Erdogan.
Turki sendiri merupakan negara Uni Eropa yang menghapuskan hukuman mati. Pemerintahan dengan akar Islamis di bawah Erdogan menjadi pendukung Morsi setelah kemenangannya pada Pemilu Mesir 2012. Turki beraksi keras terhadap kup yang dilakukan Sisi, aksi kudeta itu didukung Saudi Arabia. 


Morsi divonis mati oleh pengadilan terkait peranannya dalam huru-hara yang menyebabkan penjara jebol pada 2011. Huru-hara itu terjadi saat Mesir bergejolak dan mengakibatkan Presiden Hosni Mubarak terusir.


No comments:

Post a Comment