Saturday, May 6, 2023

MEREKATKAN KEMBALI UKHUWAH ISLAMIYAH

MEREKATKAN KEMBALI UKHUWAH ISLAMIYAH

Bagi kaum Muslim, khususnya di negeri ini, Syawal identik dengan bulan silaturahmi; bulan saling mengunjungi; bahkan bulan saling berbagi. Singkatnya, Syawal—yang di dalamnya suasana Hari Raya Idul Fitri masih bisa dirasakan—adalah bulan yang biasa dijadikan momentum untuk merekatkan tali persaudaraan; baik antar keluarga/kerabat, antar kolega/teman, antar tetangga maupun antar sesama Muslim secara umum. 

Sayang sekali, tahun-tahun belakangan ini, khususnya di negeri ini, persaudaraan antar umat Islam (ukhuwah islamiyyah) seolah mengalami keretakan. Kaum Muslim seperti mengalami keterbelahan. Bahkan sebagian mereka seakan-akan terus saling bermusuhan. Ini terjadi terutama sejak Pilpres 2014, Pilpres 2019 hingga menjelang Pilpres 2024 seperti saat ini. Julukan kadrun vs cebong masih kerap digunakan oleh masing-masing pihak pendukung capres yang berbeda. Julukan tersebut tentu sarat dengan nyinyiran dan penghinaan. Masing-masing pihak acapkali masih terus saling nyinyir dan saling mem-bully, terutama di media sosial, seperti twitter. Tudingan radikal-radikul, khilafah, anti Pancasila dan NKRI, dll acapkali dilontarkan oleh pendukung capres pilihan penguasa kepada pihak-pihak yang dianggap berseberangan dengan mereka. 

Alhasil, spirit Idul Fitri yang identik dengan silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain, atau suasana lebaran yang penuh dengan kekeluargaan, keakraban dan persaudaraan, seolah tak berbekas sama sekali. 

Di tambah lagi, tahun ini, hanya karena perbedaan hari lebaran, sebagian kaum Muslim saling menyalahkan. Bahkan ada yang memicu permusuhan hingga berujung ancaman pembunuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang staf BRIN. Pemicunya adalah komentar seorang peneliti senior di BRIN yang cenderung menyalahkan pendapat pihak yang berbeda dengan pendapat dirinya dalam hal penentuan Idul Fitri. Padahal perbedaan Idul Fitri bukan kali ini saja terjadi. Sudah sering terjadi. Namun, selama ini tidak pernah ada masalah sama sekali. 

Tentu sudah selayaknya kita merasa prihatin. Pasalnya, mayoritas penduduk negeri ini adalah Muslim. Sesama kaum Muslim itu bersaudara. Sesama saudara itu sejatinya harus saling menghormati dan menyayangi. Bahkan seharusnya saling menjaga dan melindungi. Bukan saling menghina dan merendahkan. Apalagi saling mem-bully dan mencaci-maki. Hal ini tentu terlepas dari adanya perbedaan pilihan politik masing-masing pihak. Apalagi sekadar adanya perbedaan pendapat dalam masalah-masalah furû'iyyah yang memang dibolehkan. 

Wajib Memelihara Ukhuwah Islamiyah

Umat Islam harus menyadari bahwa memelihara ukhuwah islamiyah adalah wajib. Karena itu lalai atau bahkan merusak jalinan ukhuwah islamiyah adalah dosa, sebagaimana meninggalkan bentuk kewajiban-kewajiban yang lain. Kewajiban ini didasarkan pada dalil al-Quran maupun as-Sunnah. 

Pertama: Dalil al-Quran. Di antaranya adalah firman Allah SWT berikut: 

إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah saudara-saudara kalian dan bertakwalah kalian kepada Allah agar kalian mendapatkan rahmat (TQS al-Hujurat [49]: 10).

Dari ayat di atas tersurat bahwa siapapun, asalkan Mukmin, adalah bersaudara. Sebabnya, dasar ukhuwah (persaudaraan) adalah kesamaan akidah. Ayat ini menghendaki ukhuwah kaum Mukmin harus benar-benar kuat, bahkan lebih kuat daripada persaudaraan karena nasab (Lihat: Abu Hayyan al-Andalusi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, 8/111).

Ayat ini diawali dengan kata innamâ yang mengandung makna hasyr (pembatasan). Artinya, tidak ada persaudaraan kecuali antar sesama Mukmin (Lihat: Az-Zuhaili, Tafsîr al-Munîr, 27/239).

Ini mengisyaratkan bahwa ukhuwah islamiyah lebih kuat daripada persaudaraan nasab. Persaudaraan nasab bisa terputus karena perbedaan agama. Sebaliknya, ukhuwah islamiyah tidak terputus karena perbedaan nasab (Lihat: Al-Qurthubi, al-Jâmi' li Ahkâm al-Qur'ân, 8/212).

Karena bersaudara, normal dan alaminya kehidupan mereka diliputi oleh kecintaan, perdamaian dan persatuan. Jika terjadi sengketa dan peperangan di antara mereka, itu adalah penyimpangan. Penyimpangan ini harus segera dikembalikan ke keadaan normal dengan meng-ishlâh-kan mereka yang bersengketa, yakni mengajak mereka untuk mencari solusinya pada hukum Allah dan Rasul-Nya (al-Quran dan as-Sunnah) (Lihat: Al-Qasimi, Mahâsin at-Ta'wîl, 8/529).

Artinya, sengketa itu harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah, yakni ber-tahkîm pada syariah. Dengan begitu mereka akan mendapat rahmat-Nya. 

Karena itu tentu aneh jika ajakan untuk menegakkan syariah Islam malah dituding memecah-belah. Padahal justru karena kaum Muslim jauh dari syariah—sebagaimana saat ini—mereka rawan berpecah-belah, bahkan saling bermusuhan. Karena itulah Allah SWT berfirman: 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا 

Berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah-belah… (TQS Ali Imran [3]: 103).

Menurut Imam Ibnu Katsir, tali Allah (habl Allâh) adalah al-Quran. Siapapun yang berpegang teguh pada al-Quran berarti berjalan di atas jalan lurus. Ayat tersebut merupakan perintah Allah SWT kepada mereka untuk berpegang pada al-jamâ'ah dan melarang mereka dari tafarruq (berpecah-belah) (Lihat: Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur'ân al-'Azhîm, I/477).

Dari sini terang sekali bahwa keterpecahbelahan tersebut disebabkan karena Islam tidak dijadikan sebagai pegangan dalam mengatur kehidupan. Inilah yang terjadi saat ini saat sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) dijadikan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di negeri ini.

Adapun frasa jangan berpecah-belah, menurut Imam al-Qurthubi, maksudnya adalah jangan berselisih dalam agama sebagaimana yang terjadi di kalangan kaum Yahudi dan Nasrani dalam agama mereka. Frasa tersebut juga bisa bermakna: jangan bergolong-golongan mengikuti hawa nafsu dengan berbagai macam tujuan duniawi (Al-Qurthubi, al-Jâmi' li Ahkâm al-Qur'ân, IV/159).

Kedua: Dalil as-Sunnah. Rasulullah saw. bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan satu bangunan. Sebagian menguatkan sebagian lainnya. (HR Bukhari).
  
Beliau juga bersabda:

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا 

Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai (HR Muslim). 

Ibnu Umar ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda (yang artinya): "Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh." (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Selain itu banyak hadis yang menyebut bentuk-bentuk praktis dari manifestasi ukhuwah islamiyah di antara sesama Muslim secara individual. Di antaranya adalah: larangan meng-ghîbah, memfitnah, memata-matai (tajassus), membuka aib dan menipu sesama Muslim; larangan berdusta dan kikir kepadanya; larangan menghina, mencela, melanggar kehormatan dan membunuh sesama Muslim; dll. 

Sebaliknya, banyak hadis yang justru mendorong seorang Muslim bersikap lemah-lembut terhadap sesama Muslim, bersahabat, berkasih sayang, saling mengucapkan salam dan berjabatan tangan, saling memberikan hadiah, saling mengunjungi, dll. 

Dalam tataran yang lebih luas secara sosial, banyak hadis yang melarang kaum Muslim untuk menyerukan perpecahan atas dasar 'ashabiyah. Di antaranya sabda Nabi saw. berikut: 

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ 

Tidak termasuk golongan kami orang yang menyerukan 'ashabiyah. Tidak termasuk golong kami orang yang berperang atas dasar 'ashabiyah. Juga tidak termasuk golongan kami orang yang mati di atas dasar 'ashabiyah (HR Abu Dawud).

Wajib Bersatu

Jelas, kaum Muslim bukan saja wajib memelihara ukhuwah islamiyah. Mereka pun wajib bersatu atas dasar akidah Islam dan haram berpecah-belah. Agar kaum Muslim bersatu dan tidak berpecah-belah, Allah SWT menegaskan:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yang diperintahkan ini adalah jalanku yang lurus. Karena itu, ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain karena jalan-jalan itu bakal mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian adalah diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa (TQS al-An'am [6]: 153).

Ayat di atas dengan terang menunjukkan bahwa jika umat Islam tidak benar-benar mengikuti jalan Islam (baca: syariah Islam), malah mengikuti jalan-jalan yang bertolak belakang dengan Islam, niscaya mereka akan tercerai-berai dari jalan Allah SWT. Itulah sebetulnya yang—disadari atau tidak—dialami kaum Muslim saat ini saat mereka meninggalkan dan mencampakkan syariah Islam. 

Karena itu mari kita rekatkan kembali ukhuwah (persaudaraan), kuatkan kembali wihdah (persatuan) dan eratkan kembali mahabbah (saling cinta). Dengan itu niscaya akan lahir al-quwwah (kekuatan). Dengan itu kita secara bersama-sama akan mampu meraih 'izzah (kemuliaan) di dunia dan akhirat. 

Alhasil, saatnya kita hidup di bawah naungan Panji Lâ ilâha ilalLâh Muhammad RasululLâh saw. Bukan di bawah naungan panji-panji 'ashabiyah.

WalLâhu a'lam bi ash-shawâb. []

---*---

Hikmah: 

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (TQS Ali Imran [3]: 105). []

Monday, November 14, 2022

'RASA' ISLAM DALAM POLITIK catatan: Bustami Rachman.

 'RASA' ISLAM DALAM POLITIK


catatan: Bustami Rachman.

(Guru Besar Sosiologi Universitas Negeri Jember & Mantan Rektor Universitas Bangka Belitung) 

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02KjU1UZk3K3nfA5GJWUy5CSA4bzqE11pErh5Dj6GvaFR88BmPgDNRUpKeSPAmU1u7l&id=100006575741316


Orang Islam itu mayoritas, tetapi mengapa mereka selalu kalah dalam Pemilu? Pertanyaan yang sederhana. Apa jawabnya? 


Jawaban yang pendek dan juga sederhana: karena mayoritas orang Islam mengabaikan 'rasa' Islam dalam berpolitik.  


Maaf, uraian yang agak panjangnya seperti ini. 


Clifford Geertz antropolog Inggris terkenal itu lama bermukim di pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Geertz menemukan tipologi orang Jawa dalam tiga kategori. Abangan, Santri, dan Priyayi. 


Dalam kaitan dengan Islam, kategori Priyayi dalam analisis keagamaannya kemudian diabaikan. Tinggallah kemudian dua kategori, yakni Abangan dan Santri. 


Dua penamaan kategori ini bukanlah ciptaan Geertz. Konsep Abangan dan Santri adalah temuan fakta di lapangan. Murni di lapangan. 


Temuan Geertz itu ditulis di penghujung tahun 50an dan menjadi sangat terkenal di tahun 60an sampai kini, khususnya di kalangan antropolog dan sosiolog. 


Geertz menemukan kenyataan bahwa banyak sekali orang Jawa yang mengaku dirinya Islam, tetapi tidak mempraktikkan syariat Islam. Kelompok yang mayoritas ini tidaklah segan untuk menamakan diri mereka sebagai Abangan. 


Di pihak lain, yang jumlahnya tidak sebanyak Abangan, mengaku diri mereka sebagai Santri. Kelompok ini mengerjakan syariat dengan tertib. Sholat, puasa, dan sebagian yang mampu berhaji adalah sebagian syariat utama yang mereka lakukan. 


Di awal tahun 1990an, saya melakukan penelitian di pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur di bawah bimbingan Prof. Umar Kayam, Prof. Nasikun, dan Prof. Kuntowijoyo dari UGM. Di samping itu saya memiliki Pembimbing luar Prof. Hans Dieter Evers di Universitat Bielefeld Jerman, Prof. Frans Husken di Universiteit Amsterdam Belanda. Terakhir saya memperoleh bimbingan langsung dari Clifford Geertz sendiri. 


Hasil penelitian saya itu memperoleh pengakuan Prof. Geertz sebagai perolehan data yang lebih rinci. Mampu mengungkapkan diferensiasi tiap kategori dan mampu menangkap 'rasa' kaum Abangan dan kaum Santri. 


Saya hanya ingin mengungkapkan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang Abangan terhadap saudara-saudaranya yang Santri itu. Karena hal ini yang mungkin membuat rasa yang tidak cocok sehingga Islam dan Politik kurang berjodoh. 


Orang Jawa sulit untuk berterus terang. Mereka diajari turun temurun untuk tidak mengumbar rasa. Mereka diajari untuk sabar, eling, dan waspodo. Mereka juga mendalami rasa teposaliro dan andap asor. 


Dengan penelitian yang cukup lama di lapangan dan dengan teknik berhati-hati sebagaimana yang diajari oleh guru-guru saya itu, rasa sosial dan budaya dapat sedikit diungkap. 


Beberapa yang terkait dengan judul di atas adalah sebagai berikut. 


1. Orang Islam Abangan (orang Abangan) merasa risih dengan simbol yang kearab-araban. Termasuk antara lain: pakaian, penggunaan simbol, kata dan istilah dalam bahasa Arab. 


2. Orang Jawa (dalam hal ini juga orang Abangan) merasa lebih awal hidup di Pulau Jawa. Dengan itu menurut mereka, budaya Jawa lebih dulu unggul. 


3. Orang Abangan merasa agama Islam yang dianggap ke arab-araban itu tadi telah berkembang sedemikian rupa sehingga ada kekhawatiran mengungguli budaya Jawa. 


4. Orang Abangan merasa 'ribet' dengan syariat Islam. Terasa memberatkan hidup sehari-hari. 


5. Orang Abangan merasa bahwa perilaku mereka sehari-hari dan adat leluhur adalah syariat. Sehingga tidak memerlukan tambahan yang lain. 


Dengan contoh 'rasa' orang Abangan yang notabene orang Islam itu, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Dalam hidup sehari-hari, tidak terjadi distorsi atau ketegangan antara orang Santri dan orang Abangan. Karena orang Jawa terbiasa dan terlatih untuk hidup harmoni. 


2. Dalam pilihan politik, distorsi akan terjadi. Karena kekhawatiran orang Abangan itu terakumulasi melalui partai politik. 


3. 'Rasa' Islam yang berbeda ini terus dimanfaatkan oleh pihak yang phobia terhadap Islam. 


4. Terpilahnya 'rasa' Islam ini akan terus menerus mengkotakkan orang Santri di dalam Partai minoritas dan mengkotakkan orang Abangan dalam Partai nasionalis yg lebih mayoritas. 


5. Itulah sebab mengapa orang Islam yang 'mayoritas' (dalam statistik) selama ini tidak pernah diwakili oleh orang santri. Orang Santri selalu berada dalam posisi underdog.


6. Tulisan ini tidak membuat rekomendasi politik. Namun, dapat menjadi isyarat politik dan bacaan politik bagi kalangan Islam nasionalis ke depan. 


Salam, 

Bustami Rahman..

Monday, February 28, 2022

Alasan Rusia menyerang Ukraina

Rusia mengambil langkah cepat dan tepat untuk Mengantisipasi pengalaman kejatuhan Republik UNI SOVIET oleh profokasi dan serangan dunia Barat. 


Pidato Putin, Alasan Lengkap Mengapa Rusia Serang Ukraina

25 February 2022 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin membongkar alasannya dalam menyerang Ukraina. Hal ini ia sampaikan saat mendeklarasikan operasi militer ke negara tetangganya itu, Kamis (24/2/2022).

Berikut pidato lengkap Putin mengenai alasan penyerangannya itu sebagaimana dikutip AFP:

Warga Rusia, teman-teman,

Saya menganggap perlu hari ini untuk berbicara lagi tentang peristiwa tragis di Donbass dan aspek kunci untuk memastikan keamanan Rusia.

Saya akan mulai dengan apa yang saya katakan dalam pidato saya pada 21 Februari 2022. Saya berbicara tentang keprihatinan dan kekhawatiran terbesar kami, dan tentang ancaman mendasar yang diciptakan oleh politisi Barat yang tidak bertanggung jawab untuk Rusia secara konsisten, kasar dan tidak sopan dari tahun ke tahun. Saya mengacu pada ekspansi NATO ke arah timur, yang memindahkan infrastruktur militernya semakin dekat ke perbatasan Rusia.

Adalah fakta bahwa selama 30 tahun terakhir kami telah dengan sabar berusaha mencapai kesepakatan dengan negara-negara NATO terkemuka mengenai prinsip-prinsip keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eropa. Menanggapi proposal kami, kami selalu menghadapi penipuan dan kebohongan sinis atau upaya tekanan dan pemerasan, sementara aliansi Atlantik Utara terus berkembang meskipun ada protes dan kekhawatiran kami. Mesin militernya bergerak dan, seperti yang saya katakan, mendekati perbatasan kita.

Mengapa ini terjadi? Dari mana datangnya cara bicara yang kurang ajar dari ketinggian eksepsionalisme, infalibilitas, dan segala tindakan permisif mereka? Apa penjelasan dari sikap menghina dan menghina ini terhadap kepentingan kita dan tuntutan yang benar-benar sah?

Jawabannya sederhana. Semuanya jelas dan jelas. Pada akhir 1980-an, Uni Soviet semakin lemah dan kemudian pecah. Pengalaman itu harus menjadi pelajaran yang baik bagi kita, karena telah menunjukkan kepada kita bahwa kelumpuhan kekuatan dan kemauan adalah langkah pertama menuju degradasi dan pengacuhan total. Kami kehilangan kepercayaan diri hanya untuk satu saat, tetapi itu cukup untuk mengganggu keseimbangan kekuatan di dunia.

Akibatnya, perjanjian dan kesepakatan lama tidak berlaku lagi. Permohonan dan permintaan tidak membantu. Apa pun yang tidak sesuai dengan negara dominan, kekuatan yang ada, dikecam sebagai hal yang kuno, usang dan tidak berguna. Pada saat yang sama, segala sesuatu yang dianggap bermanfaat disajikan sebagai kebenaran tertinggi dan dipaksakan kepada orang lain tanpa memandang biayanya, dengan cara yang kasar dan dengan cara apa pun yang tersedia. Mereka yang menolak untuk mematuhi akan dikenakan taktik senjata yang kuat.

Apa yang saya katakan sekarang tidak hanya menyangkut Rusia, dan Rusia bukan satu-satunya negara yang mengkhawatirkan hal ini. Ini ada hubungannya dengan seluruh sistem hubungan internasional, dan kadang-kadang bahkan sekutu Amerika Serikat (AS). Runtuhnya Uni Soviet menyebabkan pembagian kembali dunia, dan norma-norma hukum internasional yang berkembang pada saat itu dan norma-norma dasar yang diadopsi setelah Perang Dunia II dan sebagian besar memformalkan hasilnya datang di jalan mereka yang menyatakan diri sebagai pemenang Perang Dingin.

Tentu saja, praktik, hubungan internasional, dan aturan yang mengaturnya harus memperhitungkan perubahan yang terjadi di dunia dan keseimbangan kekuatan global.

Namun, hal ini seharusnya dilakukan secara profesional, lancar, sabar, dan dengan memperhatikan dan menghormati kepentingan semua negara dan tanggung jawab sendiri. Sebaliknya, kita melihat keadaan euforia yang diciptakan oleh perasaan superioritas mutlak, semacam absolutisme modern, ditambah dengan standar budaya yang rendah dan arogansi dari mereka yang merumuskan dan mendorong melalui keputusan yang hanya cocok untuk diri mereka sendiri. Situasi berubah menjadi berbeda.

Ada banyak contoh tentang ini. Pertama operasi militer berdarah dilancarkan terhadap Beograd, dimana tanpa sanksi Dewan Keamanan PBB namun pesawat tempur dan rudal tetap digunakan di jantung Eropa. Pemboman kota-kota damai dan infrastruktur vital berlangsung selama beberapa minggu. Saya harus mengingat fakta-fakta ini, karena beberapa rekan Barat lebih suka melupakannya, dan ketika kami menyebutkan peristiwa itu, mereka lebih suka menghindari berbicara tentang hukum internasional, daripada menekankan keadaan yang mereka anggap perlu.

Kemudian datang giliran Irak, Libya dan Suriah. Penggunaan kekuatan militer secara ilegal terhadap Libya dan distorsi dari semua keputusan Dewan Keamanan PBB di Libya menghancurkan negara, menciptakan kursi besar terorisme internasional, dan mendorong negara itu menuju bencana kemanusiaan, ke dalam pusaran perang saudara, yang telah berlanjut di sana selama bertahun-tahun. Tragedi yang terjadi pada ratusan ribu bahkan jutaan orang tidak hanya di Libya tetapi di seluruh wilayah, telah menyebabkan eksodus besar-besaran dari Timur Tengah dan Afrika Utara ke Eropa.

Nasib serupa juga disiapkan untuk Suriah. Operasi tempur yang dilakukan oleh koalisi Barat di negara itu tanpa persetujuan pemerintah Suriah atau sanksi Dewan Keamanan PBB hanya dapat didefinisikan sebagai agresi dan intervensi.

Namun contoh yang berdiri terpisah dari peristiwa di atas, tentu saja, invasi ke Irak tanpa dasar hukum. Mereka menggunakan dalih informasi yang diduga dapat dipercaya yang tersedia di AS tentang keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Untuk membuktikan tuduhan itu, Menteri Luar Negeri AS mengangkat botol dengan kekuatan putih, di depan umum, untuk dilihat seluruh dunia, meyakinkan komunitas internasional bahwa itu adalah agen perang kimia yang dibuat di Irak.

Belakangan ternyata semua itu palsu dan palsu, dan Irak tidak memiliki senjata kimia. Luar biasa dan mengejutkan tapi benar. Kami menyaksikan kebohongan yang dibuat di tingkat negara bagian tertinggi dan disuarakan dari mimbar tinggi PBB. Akibatnya kita melihat kerugian yang luar biasa dalam kehidupan manusia, kerusakan, kehancuran, dan kebangkitan terorisme yang sangat besar.

Secara keseluruhan, tampaknya hampir di mana-mana, di banyak wilayah di dunia di mana AS menegakkan hukum dan ketertibannya, hal ini menciptakan luka berdarah yang tidak dapat disembuhkan serta kutukan terorisme dan ekstremisme internasional. Saya hanya menyebutkan yang paling mencolok tetapi jauh dari contoh pengabaian terhadap hukum internasional.

Susunan ini mencakup janji untuk tidak memperluas NATO ke arah timur bahkan satu inci pun. Untuk mengulangi: mereka telah menipu kita, atau, sederhananya, mereka telah mempermainkan kita. Tentu, orang sering mendengar bahwa politik adalah bisnis yang kotor. Bisa jadi, tapi tidak boleh kotor seperti sekarang, tidak sampai sedemikian rupa. Jenis perilaku penipu ini tidak hanya bertentangan dengan prinsip-prinsip hubungan internasional tetapi juga dan terutama norma-norma moralitas dan etika yang diterima secara umum. Dimana keadilan dan kebenaran disini? Hanya kebohongan dan kemunafikan di sekitar.

Monday, December 27, 2021

Whatta Matta



*STRATEGI GLOBAL PENGHANCURAN AJARAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI ISLAM NUSANTARA*

Pada tahun 2004, Daniel Pipes, pendiri Middle East Forum yang juga dikenal sebagai dalang gerakan Islamophobia menulis sebuah artikel berjudul :
"Rand Corporation and Fixing Islam". 

Dalam tulisannya tersebut, Pipes mengaku senang. Harapannya untuk memodifikasi Islam berhasil diterjemahkan dalam sebuah strategi oleh peneliti Rand Corporation, Cheryl Benard.

Oleh Benard, misi ini ia sebut dengan istilah *Religious Building*, upaya untuk membangun agama Islam alternatif. 
Benard mengakui bahwa misi ini sangat berbahaya dan kompleks, jauh lebih menakutkan dibanding misi nation building. 

Sedangkan Pipes, meng analogikan misi ini sebagai upaya untuk masuk ke dalam wilayah yang belum terpetakan. 
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya," tulisnya.

Sebelumnya, Cheryl Benard, yang berdarah Yahudi ini pernah mencetuskan *ide untuk mengubah Islam menjadi agama yang pasif dan tunduk kepada Pemerintah AS*. 

Serangkaian strategi pun dirancang dan dituliskan. 
Ia memaparkan konsepnya itu dalam buku berjudul 
*"Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies."*

Mereka ingin mengubah Islam, karena ajarannya yang murni tidak akan mengizinkan non-Muslim mengendalikan umat Islam, sumber daya mereka, tanah mereka, atau kekayaan mereka. 
Bagi mereka ini adalah masalah besar.
Gayung bersambut. Presiden George W. Bush Jr menyambut strategi tersebut. 
Khilafah menjadi salah satu ajaran dalam Islam yang mereka hantam. 
Dalam sebuah pidatonya pada bulan September 2006, Bush mengungkap kan:
"Mereka berharap untuk membangun utopia politik kekerasan di Timur Tengah, yang mereka sebut Khilafah.. Khilafah ini akan menjadi kekaisaran Islam totaliter yang mencakup semua wilayah Muslim, baik saat ini maupun di masa lalu, membentang dari Eropa ke Afrika Utara, Timur Tengah, hingga Asia Tenggara…"

Tak hanya itu, dalam pidato yang sama, Bush pun bersumpah, tak akan membiarkan khilafah tegak.
 "Saya tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Dan tidak ada seorangpun Presiden Amerika di masa depan yang akan membiarkannya juga."

Jika AS mampu mencegah pembentukan kekhalifahan, mengontrol minyak dan sumber daya energi lainnya di dunia Islam, maka, akibatnya, mereka akan memiliki kekuatan untuk memaksakan kebijakannya di seluruh dunia yang bergantung pada minyak tersebut.

Misi yang dicanangkan oleh Benard adalah bagian dari program perang melawan teror, sebuah perang yang menurut Presiden George W. Bush dan Menteri Luar Negeri saat itu, Colin Powell, identik dengan Perang Salib.
"Perang salib ini, perang melawan terorisme ini akan memakan waktu cukup lama. 
Dan rakyat Amerika harus bersabar. Saya akan bersabar," kata Bush dalam pidatonya tahun 2001.

Pada tahun 2004, dalam percakapannya dengan presiden Pakistan saat itu, Pervez Musharraf, Powell mengatakan, "Saya memanggil Presiden Musharraf dan berkata: 'Kami butuh jawaban Anda sekarang. Kami membutuhkan Anda sebagai bagian dari kampanye ini, perang salib ini.'"
Islam ala Rand Corp
Pertanyaannya, bisakah Amerika meyakinkan kaum Muslimin di seluruh dunia untuk menerima "Islam ala Rand" ini? Tidak. Rand  Corporation pun telah mengakui hal ini. 

Mereka meyakini bahwa umat Islam telah kehilangan kepercayaan kepada Amerika. AS kalah dalam perang gagasan di dunia Islam, gagal mempromosikan kebijakannya kepada umat Islam yang waspada terhadap niat dan kemunafikan Amerika, menurut penasehat Pentagon.

Maka dari itu, Rand Corp menyatakan bahwa dalam program ini tangan Amerika harus disembunyikan. Sementara, boneka Muslim yang dipilih dengan hati-hati harus berada di garis depan untuk mengantarkan Islam versi baru ini.

Lantas siapa yang akan menjadi boneka dalam Islam ala Rand Corp?
Bagi mereka, mitra ideal untuk menjalankan pekerjaan ini adalah Muslim dari 'dalam' komunitas umat Islam yang akan bekerja untuk kepentingan Amerika. Rand melabeli mereka sebagai kaum 'modernis/moderat'. 
Ciri dari kelompok modernis ini, menurut Benard, adalah keinginan untuk "memodernkan dan mereformasi Islam, agar sejalan dengan zaman."

Lalu, bagaimana mereka mampu menjalankan misi dari pemerintah AS tersebut?
Pertama, Rand merekomendasikan *agar Muslim yang memahami Islam sejati dan ingin menerapkan Syariat Islam disingkirkan, dengan me-labeli nya sebagai fundamentalis dan ekstremis, pengecut dan pengacau.* 

Rand memberi saran kepada Amerika untuk mendiskreditkan dan menghina para pengikut Islam sejati.

Setelah menyingkirkan kelompok "fundamentalis", AS akan mengangkat kaum modernis sebagai role model dan pemimpin Islam. Mereka memberikan dukungan kepada kaum modernis, apapun yang mereka minta, antara lain dengan mengontrol sistem pendidikan, pendanaan, liputan media, sehingga kaum modernis bisa menyingkirkan halangan yang menghambat dominasi Amerika. 

RAND menyarankan:
*Buat role model dan para pemimpin (dari kalangan modernis)*
Mereka harus dipelihara dan ditampilkan secara publik sebagai wajah Islam kontemporer … 
Modernis yang berisiko menghadapi persekusi (karena penodaan dan pengkhianatan mereka) harus dibangun (citranya) sebagai pemimpin hak-hak sipil yang pemberani. Publikasikan dan distribusikan karya mereka dengan dukungan biaya. Dorong mereka menulis untuk masyarakat dan para pemuda. 

*Perkenalkan pandangan mereka ke dalam kurikulum pendidikan Islam*
*Beri mereka panggung di publik. Buat pendapat dan penilaian mereka tentang pertanyaan mendasar dari penafsiran agama tersedia bagi masyarakat, dalam persaingan dengan para fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki website, penerbitan, sekolah, institut, dan banyak kendaraan lain untuk menyebarkan pandangan mereka."*

Untuk strategi jangka panjang, Rand menyarankan agar para boneka modernis ini mampu membuat para pemuda Islam memeluk sekularisme, bangga dengan sejarah non-Islam dan pra-Islam, melalui kurikulum sekolah dan media lainnya. 

*Dengan demikian, konsep mengenai Syariat, jihad, dan khilafah yang benar akan rusak dalam pikiran para pemuda Islam, bahkan membuat mereka benci dan menjauhinya.* 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Rand juga menyarankan *agar pemerintah AS mendukung pengembangan ormas yang bisa dimanfaatkan.*

Generasi Muslim berikutnya dapat dipengaruhi jika pesan Islam demokratis bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan media publik di negara-negara yang bersangkutan …
Posisikan sekularisme dan modernisme sebagai pilihan "tandingan" untuk para pemuda Islam yang tidak puas. 
*Fasilitasi dan dorong kesadaran akan sejarah dan budaya pra-Islam dan non-Islam mereka, di media dan kurikulum negara-negara terkait. Bantu pengembangan organisasi kemasyarakatan yang independen, untuk mempromosikan budaya sipil.*

*Islam Nusantara?*
Jika kita lihat di Indonesia, semua strategi tersebut sudah dan sedang diterapkan. 

Tapi, apakah masih ada strategi lain? Ya, tentu ada. Rand juga merekomendasikan perpecahan di dunia Islam dengan menciptakan Islam versi nasionalistik negara tertentu.

*"Kembangkan Islam Barat, Islam Jerman, Islam AS, dan lainnya*. 
Hal ini membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang komposisi, praktek dan pemikiran yang berkembang di dalam komunitas-komunitas ini. Bantu dalam memunculkan, mengekspresikan, dan "mengkodifikasi" pandangan mereka."

*Tiga belas tahun berikutnya, tepatnya bulan Maret 2016, strategi penerapannya di Asia Tenggara kembali digodok di Semarang.* Beberapa pakar diundang untuk merumuskannya. Pesertanya dari Indonesia, Australia, Singapura, Vietnam, Malaysia, Thailand, hingga Filipina. Dari Indonesia, hadir *Wahid Institute dan Ma'arif Institute*

Rekomendasi dari forum tersebut dituangkan dalam sebuah laporan berjudul *"Counter-Narratives for Countering Violent Extremism (CVE) in South East Asia"yang dirilis oleh Hedayah Center, lembaga think tank yang berbasis di Uni Emirat Arab yang lahir atas inisiatif sebuah forum global pimpinan Inggris*. Laporan tersebut merekomendasikan *tiga ajaran dalam Islam yang harus dimodifikasi, yaitu khilafah, jihad, dan al-wala' wal-bara'*.

Modifikasi ajaran Islam tidak hanya dilakukan dengan mengubah definisi. AS juga menyarankan agar penggunaan beberapa istilah-istilah Islami mulai dihindari, seperti *jihad*, *syariah*, dan *ummah*, sebagaimana yang ditulis dalam laporan yang
dirilis Dewan Penasihat Keamanan Dalam Negeri AS pada tahun 2016.

Selain itu, rekomendasi lainnya adalah dengan mengembangkan Islam dalam konteks lokal. *Islam Indonesia, bukan Islam di Indonesia*. 

*Narasi yang lebih dikedepankan adalah narasi toleransi dan pluralisme, dan bahwa Islam juga sama dengan agama-agama yang lain.* 

Untuk membangun identitas Islam lokal tersebut, antara lain dengan mengembangkan materi khutbah dengan konteks lokal yang mengedepankan tema-tema toleransi, perdamaian, hak perempuan, dan seterusnya.
*Rekomendasi lebih detail dirilis pada bulan Agustus 2016 dengan judul "Undermining Violent Extremist Narratives in South East Asia: A How To Guide"*.  Laporan tersebut berisi panduan yang lebih praktis dalam mengimplementasikan strategi di atas. *Sasaran utama dari proyek ini adalah pemuda dan wanita.*

Agar pesan-pesan dan narasi tersebar lebih efektif, mereka menyarankan penggunaan tokoh agama yang bisa digalang untuk menyebarkan Islam alternatif ini. Untuk medianya penyebarannya, dilakukan mulai dengan menggunakan media sosial, televisi, film, radio, media cetak, komik, buku, hingga kegiatan-kegiatan diskusi.

*Skenario Islamofobia*
Terakhir, sebagai tambahan informasi, dalam bukunya yang berjudul "Islamophobia and the Politics of Empire", Prof. Deepa Kumar menjelaskan tentang dua skenario Islamofobia yang, menurutnya, berakar dari narasi Paus Urbanus pada saat Perang Salib. 
Saat itu, Paus membangun narasi yang menggambarkan Islam dan Nabi Muhammad SAW dengan begitu buruk. Hal ini dilakukan untuk memobilisir warga Eropa agar mau melakukan perang Salib dan untuk mencegah  mereka dari masuk Islam.

Kumar menjelaskannya dengan istilah *Islamophobia konservatif dan Islamophobia liberal.* 

Istilah Islamophobia konservatif mungkin cukup familiar bagi kita. Ialah mereka yang memandang bahwa Islam secara instrinsik adalah agama yang buruk, musuh bagi kemodernan, kebebasan, dan semacamnya.
Sementara Islamophobia liberal, jelas Kumar, dilabelkan kepada mereka yang muncul dalam retorika lebih lembut. Meski sebenarnya tidak kalah jahat. *Mereka membagi adanya "Good Muslims" dan "Bad Muslims". "Good Muslims" adalah umat Islam yang mau bekerja untuk Barat.* 

Kumar menganalogikan pendekatan *Islamofobia liberal sebagai "penjajahan berbulu domba"*.

Jadi, jika hari ini kita mendapati begitu banyak fenomena industri kebencian pada Islam dan ajarannya, dengan berbagai tingkatannya, tidak perlu heran. *Ada sebuah skenario global yang sangat besar dengan dana milyaran dollar yang saat ini sedang dijalankan, sebagai tindak lanjut dari kebencian ratusan tahun yang bermula dari Perang Salib di masa lalu*.


Wednesday, January 20, 2021

Kisah Rasulullah 151 - tammat

[10/01, 05:02] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 151*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Periode Ketiga*

_periode pertama:_ perjuangan dan peperangan
_periode kedua_: bangsa dan qabilah-qabilah arab berlomba lomba masuk islam.

Ini merupakan periode terakhir dalam perjalanan hidup Rasululloh ﷺ yang 
mempertunjukkan pencapaian-pencapaian hasil usaha dakwahnya. 
Setelah melalui waktu perjuangan jihad selama 20 tahun, kelelahan, kesengsaraan, peperangan dan pertarungan yang telah menumpahkan darah, semua ini telah Rasululloh ﷺ tempuh. 

Pembukaan kota Mekah merupakan kemenangan yang sangat berarti yang telah dicapai oleh kaum muslimin di sepanjang tahun perjuangan mereka, suatu kemenangan yang telah mengubah peta dan urusan perjalanan hidup selanjutnya, serta merubah suasana dan kebiasaan bangsa Arab itu sendiri. 

Pembukaan itu merupakan garis pemisah antara era lama dan era yang akan datang, di mana sebelumnya bangsa Arab-lah yang menjadi panutan mereka. Penundukkan kaum quraisy di bawah bendera islam dianggap sebagai penghapusan total terhadap pengaruh dan penyembahan berhala di semenanjung Arab. 

Periode ini dapat dibagi menjadi dua fasa: 

*PEPERANGAN HUNAIN*

Penaklukan kota Mekah terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan satu pukulan yang menyentak, telah membingungkan seluruh bangsa Arab dan menjadikan seluruh qabilah yang berdekatan terkejut, mereka tidak berdaya untuk menghalanginya. Oleh karena itu mereka menyerah, tidak ada jalan lain selain menerima apa yang terjadi, 

Akan tetapi beberapa qabilah yang merasa lebih kuat, ganas dan congkak, seperti suku Hawazin dan Thaqif, dan kemudian beberapa qabilah lain juga mengikutinya, seperti, qabilah Nasr, Jasyam, Saad bin Bakar dan beberapa individu dari Bani Hilal. 
Mereka ini dari kelompok Qais Ailan, qabilah qabilah ini tidak rela menerima kemenangan Islam. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk bersekutu dengan Malik bin Auf Nasri dan membuat keputusan untuk melawan kaum Muslimin. 

*Pergerakan Musuh dan Persinggahan Autas* 

Malik bin Auf sebagai pembesar negerinya, memimpin pergerakan untuk memerangi kaum Muslimin, dia membuat keputusan dengan membawa serta semua harta-harta, kaum wanita dan anak-anak mereka. 
Kemudian mereka bergerak sampai di Autas, lembah yang terletak di daerah perkampungan Hawazin berdekatan "Hunain". Tetapi lembah Autas bukanlah lembah Hunain, lembah Hunain terletak berdekatan Zi Majaz. Jarak lembah Autas ke Mekah adalah sepuluh batu lebih ke arah Arafah. 

*Duraid bin Sammah* 

Ketika Malik bin Auf turun bersama orang banyak di Autas, di antara mereka adalah Duraid bin Sammah, seorang yang usianya sudah lanjut dan buta, akan tetapi memiliki pengetahuan tentang peperangan, berani dan berpengalaman. 

Tanya Duraid: 
_"Di lembah  kamu sekarang?"_ 

Jawab yang hadir: 
_"Kita sekarang di Autas,"_ 

maka kata dia: _"Itu adalah tempat baik untuk kuda-kuda"_, dia berpikir bahwa _"tidak ada peristiwa yang menyedihkan dan tanah lapang tidak diserang, tetapi apa itu? aku mendengar suara-suara unta dan teriakan keledai, bahkan kedengaran tangisan anak-anak dan suara kambing"_ 

Jawab mereka: _"Sebenarnya Malik bin Auf telah mengerahkan habis-habisan, bersama sama prajurit adalah kaum wanita, harta-harta dan anak-anak mereka,"_

kemudian dia menemui Malik bin Auf dan menanyakan kenapa semua dibawa. 

Jawab Malik: _"Aku akan menempatkan semua ini di belakang agar setiap tentara tetap bersemangat untuk mempertahankan haknya"._ 

Kata Duraid:  _"Demi Alloh, ini adalah tindakan seorang penggembala kambing, bukan tindakan seorang pemimpin bangsa. Apakah orang kalah dapat membawa pulang sesuatu?_ 
_Walaupun semuanya itu milik kau, tetapi tidak memberi faedah apa pun kepada seorang pahlawan selain dari pedang dan tombaknya. Seandai kau kalah berarti kau telah berbuat sia-sia terhadap keluargamu dan hartamu"._ 

Kemudian dia bertanya kepada qabilah-qabilah lain dan pemimpin pemimpinnya. 
Dan katanya lagi: _"Wahai Malik bin Auf, sebenarnya kau belum menyediakan perisai "Huwazin" ke leher leher kuda-kuda mereka, Ayo letakkan mereka di dalam benteng-benteng negara mereka, kemudian majulah menghadapi pengikut Muhammad itu dengan kudamu, bila kemenangan berpihak kepadamu maka orang orangmu akan mengikuti di belakangmu, tapi seandainya kau kalah maka keluargamu dan hartamu masih selamat"_. 

Namun Malik bin Auf enggan mengikuti permintaan Duraid bin Sammah dengan menegaskan: _"Demi Allah aku tidak akan lakukan, kau sudah lanjut usia, pemikiranmu pun sudah seperti anak-anak. Demi Alloh, Hawazin mesti mengikuti perintahku, atau aku tusukkan pedangku ini ke perutmu hingga keluar dari belakangmu"._

Sebenarnya Malik bin Auf tidak suka Duraid memainkan peranan, yang kelak akan disanjung namanya. 

Maka jawab seluruh Hawazin: _"Ya kami semua mengikut arahanmu"_. 

Sekali lagi Duraid berkata: _"Inilah hari yang belum pernah aku saksikan, sepertinya, aku tidak mau melepas peluang untuk melihat kesudahannya"_. 

Kemudian dia bersyair: 

_Seandainya aku masih muda_
_Di medan perang aku maju_
_Medan pertempuran aku bakar_
_Tentara aku pimpin_ 
_Air mata aku usap_
_Kini peperangan bagaikan binatang_ 
_Ke ruang penyembelihan dituntun_
 
*Pengintai Malik bin Auf*

Beberapa orang pengintai yang dikirim oleh Malik bin Auf datang kembali kepadanya memberi laporan dalam keadaan suara menggeletar.5
Kata Malik bin Auf: _"Apa ceritanya?"_
Jawab mereka; _"Kami dapati tentara serba putih di atas belakang kuda kuda merah dan putih, kami ketakutan dan inilah laporan kami"._ 

*Pengintai Rasululloh ﷺ**

Rasululloh ﷺ telah mendapat pemberitahuan tentang pergerakan musuh, sebagai tindakan maka Rasululloh ﷺ mengutus Abi Hadad Aslami, agar dia menyusup masuk ke tengah-tengah musuh dan tinggal di sana untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai mereka. Abu Hadad pun berangkat. 

*In Syaa Alloh bersambung*
[12/01, 05:26] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 152*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Rasululloh ﷺ Bergerak Meninggalkan Mekah Menuju ke Hunain*

Tanggal enam (6) bulan Syawal tahun kedelapan (8) Hijriah bertepatan dengan hari Sabtu, Rasululloh ﷺ pun bergerak keluar dari Mekah. 
Hari itu genap sembilan belas hari Rasululloh ﷺ memasuki dan berada di Mekah. 
Rasululloh ﷺ bergerak dengan kekuatan sebanyak 12.000 tentara Islam, sepuluh ribu adalah mereka yang berangkat bersama Rasululloh ﷺ ketika pembukaan Mekah, selebihnya adalah penduduk Mekah, kebanyakan mereka masih baru menganut agama Islam. 

Rasululloh ﷺ telah meminjamkan seratus pasang baju besi dengan kelengkapannya. Sebagai pemegang kendali tanggung jawab Mekah, Rasululloh ﷺ menunjuk Utab bin Usaiyed sebagai amirnya. 

Menjelang petang seorang prajurit berkuda telah datang menemui Rasululloh ﷺ dan berkata:
_"Saya telah naik ke bukit itu dan bukit ini, dan saya telah melihat qabilah Hawazin, yang telah bergerak keluar dengan seisi rumah mereka, wanita-wanitanya, unta-unta dan harta-hartanya._ 

Rasululloh ﷺ tersenyum mendengar laporan itu sambil berkata: 
_"Itu adalah harta rampasan untuk kaum muslimin besok"._
In syaa Alloh, di malam itu secara sukarela Anas bin Abi Mirthad Ghanuwi telah menawarkan dirinya untuk mengawal Rasululloh ﷺ. 

Dalam perjalanan mereka ke "Hunain" tentara Islam melihat pohon besar menghijau yang dikenal dengan sebutan "Zat Anwat". Sudah menjadi adat orang Arab menggantungkan peralatan senjata mereka di situ. 

Maka kata seorang tentara kepada Rasululloh ﷺ: 
_"Wahai Rasululloh ﷺ, buatkan untuk kita Zat Anwat, seperti mereka juga mempunyai Zat Anwat. "_ 

Jawab Rasululloh ﷺ: 
_"Allohu Akbar, Maha Besar Alloh, mengapa kamu berkata begitu. Demi Alloh yang nyawa Muhammad ﷺ di tangan-Nya, kata-katamu itu serupa dengan kata kata kaum Musa di masa lalu_. 
_Jadikanlah untuk kami tuhan, sebagaimana mereka mempunyai tuhan dan Musa berkata: Sesungguhnya kamu ini kaum yang jahil, sebetulnya inilah tasyabuh, dan sebenarnya kamu akan mengikuti jalan-jalan orang yang musyrik jahiliyah terdahulu"_ 

Ada juga di antara mereka yang berkata congkak, setelah melihat jumlah tentara yang banyak: 
_"Di hari ini kita tidak bisa dikalahkan lagi."_ 
Kata-kata ini tidak disukai oleh Rasululloh ﷺ. 

*Tentara Islam diserang*

Tibalah Tentara Islam di Hunain pada malam Selasa sepuluh hari terakhir bulan Syawal. Malik bin Auf telah sampai di Hunain terlebih dahulu, dia telah menyusun taktik tentaranya di lembah Hunain, dengan meletakkan kelompok penyerang di sepanjang jalan dan pintu masuk, bahkan di seluruh lereng-lereng bukit Hunain dan lorong lorongnya, dia memberi petunjuk agar mereka memanah tentara Islam apabila mereka muncul di situ. 

Di penghujung malam Rasululloh ﷺ menyusun strategi tentaranya, Rasululloh ﷺ membagi tentaranya menjadi pasukan-pasukan dan unit-unit, di awal subuh mereka berjalan menuju ke lembah Hunain. 

Ketika tentara Islam turun ke lembah, tiba-tiba mereka dihujani anak panah oleh tentara Malik yang telah lama menunggu di situ, serentak unit-unit tentara musuh menyerbu mereka, tentara Islam pun kalang-kabut mundur ke belakang lari tunggang langgang. 

Abu Sufyan berkata; _"Kekalahan mereka ini tidak akan berhenti, kecuali mereka mundur hingga pesisir Laut Laut Merah._ 
Dalam keadaan kelam Kabul Jibillah atau Kildah bin Junaid berteriak: _"Hari ini sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi"._ 

Rasululloh ﷺ mengelak ke sebelah kanan sambil berteriak: _"Wahai kalian semua ayo ke sini, aku adalah Rasululloh ﷺ, aku Muhammad Ibni Abdullah"_. Yang tetap bersama Rasululloh ﷺ dalam keadaan kritis ini hanya beberapa orang dari kaum Muhajirin dan keluarga Rasululloh ﷺ.
Dalam situasi yang sangat ktitis ini muncullah keberanian Rasululloh ﷺ yang tidak ada bandingnya. Rasulullah tampil ke depan kaum kafirin dengan menyambuk keledainya sambil berteriak: 
_"Aku adalah nabi yang benar, tidak berdusta, Akulah putera Abdul Muttalib"_ 

Abu Sufyan bin Harith kemudian memegang tali keledainya dan Abbas pun dengan kendaraannya, keduanya membantu Rasululloh ﷺ agar keledai tetap terkendali. Kemudian Rasululloh ﷺ turun dari keledai dengan tangan memohon kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sambil berdoa: 
"Ya Alloh Ya Tuhanku turunkanlah pertolongan Mu". 


*Tentara Islam Maju Kembali Meneruskan Peperangan*

Rasululloh ﷺ meminta pamannya Abbas yang memiliki suara lantang untuk berteriak kepada semua para sahabat dan tentara Islam yang mundur. Kata Abbas: 
_"Mana dia para sahabat setia?"_

Demi Alloh, Ketika mereka mendengar teriakan itu, mereka balik ke depan bagaikan kembalinya seekor lembu yang marah.
Jawab mereka semua: _"Ya Rasululloh, Ya Rasululloh"_
Ada juga orang yang mencoba balik menuju Rasululloh ﷺ dengan untanya, namun untanya sudah tidak berdaya karena sesak, maka ditinggalkan saja tunggangan itu, dengan mengambil pedang, dan perisai, kemudian melesat menuju ke arah teriakan suara". 

Setelah terkumpul seratus orang, kemudian mulailah mereka maju untuk menghadapi perlawanan musuh dan terjun dalam peperangan dengan semangat bergelora.
Kemudian terdengar teriakan membahana khusus ditujukan kepada golongan Anshor, lebih khusus lagi kepada golongan Bani Harith bin Khazraj, dengan demikian kelompok-kelompok Islam mulai tampil ke medan pertempuran lagi, sampai situasi medan pertempuran pulih kembali. 
Kini kedua-dua belah pihak saling menyerang pihak lawannya. 

Rasululloh ﷺ melihat ke arah medan pertempuran, nampak begitu sengit dan dasyat, masing-masing pihak ingin segera memenangkan pertempuran.
Rasululloh ﷺ bersabda: _"Kini peperangan memuncak"_. Kemudian Rasululloh ﷺ mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah musuh sambil bersabda: _"Buta mata kalian"_. 
Dengan izin Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى setiap mata tentara musuh terkena lontaran pasir Rasululloh ﷺ sehingga membuat mereka kalang kabut dan mundur. 

Kekuatan Musuh Terpecah
Tidak berapa lama, setelah Rasululloh ﷺ melemparkan pasir ke muka tentara musuh, tampaklah kekalahan mereka, dari pihak Thaqif tujuh puluh (70) orang tentara terbunuh, dengan demikian kaum muslimin memenangkan peperangan dan memperoleh harta rampasan dan peralatan senjata musuh termasuk kaum wanitanya menjadi tawanan. 

Firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan: 

*لَقَدۡ نَصَرَکُمُ اللّٰہُ فِیۡ مَوَاطِنَ کَثِیۡرَۃٍ ۙ وَّ یَوۡمَ حُنَیۡنٍ ۙ اِذۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ کَثۡرَتُکُمۡ فَلَمۡ تُغۡنِ عَنۡکُمۡ شَیۡئًا وَّ ضَاقَتۡ عَلَیۡکُمُ الۡاَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ ثُمَّ وَلَّیۡتُمۡ مُّدۡبِرِیۡنَ*

*_Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai._*
{At-Taubah (التوبة) /QS. 9:25}

*ثُمَّ اَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلٰی رَسُوۡلِہٖ وَ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ اَنۡزَلَ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ عَذَّبَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ وَ ذٰلِکَ جَزَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ*

*_Kemudian Alloh menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Alloh menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Alloh menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir._*
{At-Taubah (التوبة) /QS. 9:26}

*Pengejaran Musuh*

Sebagian musuh yang kalah melarikan diri ke Taif, kelompok lain lari ke Nakhlah, sebagian lagi lari ke Autas.        
Rasululloh ﷺ segera mengirim satu unit pemburu yang dipimpin oleh Abu Amir Asya'ari, di sana terjadi pertempuran seru di antara mereka, di sekitar perkemahan mereka, akhirnya suku musyrikin harus mengakui keunggulan pasukan Islam. Akan tetapi dalam pertempuran ini Abu Amir Asya'ari harus mengalami syahid. 

Kelompok tentara Islam yang lain memburu kelompok musyrikin yang lari ke Nakhlah dan pertempuran seru tejadi secara sporadis, tentara Islam akhirnya memenangkan setiap pertempuran. 
Duraid bin Sammah akhirnya juga terbunuh, dibunuh oleh Rabiah bin Rafi'e.
Sedang kelompok yang lari ke Taif, Rasululloh ﷺ sendiri yang memburunya dan di akhir pengejarannya memperoleh rampasan rampasan perang yang sangat banyak. 

*In Syaa Alloh bersambung*
[12/01, 05:26] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 153*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Rampasan Perang*

Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas: 

Enam ribu (6,000) orang tawanan, 
dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta, 
lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan 
empat ribu (4,000) uqiyah emas. 

Rasululloh ﷺ memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if".

Setelah invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu waktu sebelumnya. 

*HAJJAH WADA*
   Haji Terakhir 

Tugas dakwah Rasululloh ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan tidak ada tuhan selain Allah berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan. 

Rasululloh ﷺ seakan akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasululloh ﷺ di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan. 

Hal ini nampak ketika Rasululloh ﷺ mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah. 

Rasululloh ﷺ bersabda kepada Muaz: 

_"Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku"._ 
Muaz menangis tersedu sedu karena akan berpisah dengan Rasululloh ﷺ. 

Dengan izin Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Rasululloh ﷺ berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih.
Di ujung bandar Mekah, Rasululloh ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam. Rasululloh ﷺ minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat.

Pada hari itu Rasululloh ﷺ mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji yang terakhir. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasululloh ﷺ dalam ibadah hajinya.
Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasululloh ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya. 

Setelah sholat dzuhur, Rasululloh ﷺ  bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar. Di sana Rasululloh ﷺ menunaikan sholat sunat dua rakaat dan bermalam. 

Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasululloh ﷺ memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir: 
_"Tadi Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyabdakan: Sholatlah kamu di lembah yang penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama Haji"_. 

Sebelum Rasululloh ﷺ menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasululloh ﷺ bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululloh ﷺ. 
Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasululloh ﷺ membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat.
Setelah selesai sholat, Rasululloh ﷺ kemudian bertahlil di tempat sholatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran.
Setelah itu barulah Rasululloh ﷺ bergerak dengan menunggangi untanya yang bernama Quswa', di situ Rasululloh ﷺ bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak. 

Rasululloh ﷺ meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasululloh ﷺ bermalam di Tawa. 
Keesokkan harinya Rasululloh ﷺ  memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh (10) Hijriah.
Selama delapan malam Rasululloh ﷺ menghabiskan waktu untuk perjalanannya yang sederhana itu dan apabila Rasululloh ﷺ memasuki Masjid Haram, kemudian Rasululloh ﷺ berthawaf mengelilingi Ka'bah dan melakukan Sa'i di antara Safa dan Marwah, tanpa merubah pakaian ihramnya, karena Rasululloh ﷺ dalam mengerjakan haji kali ini secara qiran berserta dengan binatang sembelihannya. 

Kemudian Rasululloh ﷺ singgah di Hajjun tanpa mengulangi thowaf melainkan thowaf rukun haji. 
Rasululloh ﷺ menyuruh para sahabat yang tidak mempunyai binatang sembelihan agar menjadikan ihram mereka itu sebagai umrah, dengan berthawaf mengelilingi Ka'bah, dan bersa'i di antara Safa dan Marwah, kemudian mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. 
Tetapi para sahabat ragu ragu untuk melakukan perintah Rasululloh ﷺ itu.
Kemudian Rasululloh ﷺ menegaskan: _"Bila maju untuk berbuat sesuatu, aku tidak akan kembali atau menarik kembali qurbanku ini. Dan bila aku tidak mempunyai binatang qurban pasti aku mengganti pakaian ihramku ini. Ayo! Kamu yang tidak memiliki binatang sembelihan, pakaian ihram segera diganti "_. Kemudian mereka mematuhi petunjuk Rasululloh ﷺ. 

Pada hari kedelapan Dzulhijjah yang dikenali juga sebagai hari Tarwiyah, Rasululloh ﷺ bergerak menuju Mina. Di Mina Rasululloh ﷺ telah menunaikan  Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh. 

Rasululloh ﷺ berhenti di Mina beberapa saat hingga matahari naik barulah Rasululloh ﷺ berjalan menuju Arafah. 

*In Syaa Alloh bersambung**
[13/01, 05:26] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 154*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Khotbah Rasululloh ﷺ*

Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasululloh ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasululloh ﷺ pun singgah sampai matahari terbenam di ufuk barat.

Rasululloh ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasululloh ﷺ pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang.
Rasululloh ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khotbahnya:
_"Wahai umatku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu apakah aku masih bisa menemui kalian setelah tahun ini_. 
_Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan tanah ini._
_Ketahuilah bahwa semua urusan jahiliah sudah tertanam di bawah kakiku ini, darah-darah jahiliah telah tertanam._ 
_Darah jahiliah yang pertama kali aku hapuskan adalah darah Ibn Rabiah bin Harith, kejadiannya dia ini dibunuh, ketika sedang mengambil susuan dari ibu susuannya Bani Saad_. 
_Riba jahiliah juga sudah dihapuskan, dan riba pertama yang aku hapuskan adalah riba Abbas bin Abdul Mutalib, bahkan semuanya telah dihapuskan sama sekali._
_Bertaqwalah kamu kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  demi untuk melaksanakan hak kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka sebagai isteri dalam bentuk amanah Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kamu halal jima' dengan mereka dengan menyebut nama Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan kaum wanita juga berkewajiban menjaga agar tidak ada seorang pun masuk ke kamarmu_.
_Sekiranya mereka berbuat demikian maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak parah, kepada mereka, kamu berkewajipan memberi rezeki dan pakaian dengan baik._
_Sesungguhnya telah aku tinggalkan kepadamu agar kamu tidak sesat setelah ini, berpeganglah kamu dengannya, yaitu kitab Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى._
_Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada nabi setelah aku, dan tidak ada umat lain selain kamu, ingatlah agar kamu menyembah Robbmu, tunaikanlah fardu sholat lima waktu, berpuasalah kamu di bulan Ramadhan, tunaikan zakat hartamu dengan ikhlas, tunaikan haji ke baitullah, dan taatilah pemerintahmu niscaya kamu masuk ke dalam syurga Robb-mu._
_Besok kamu semua akan ditanya mengenai diriku, apa yang akan kamu katakan?_
Maka kata mereka semua: 
_"Kami menyaksikan bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami"_.
Dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah langit kemudian berkata lagi:
_"Ya Alloh Ya Robbku, saksikanlah." (sebanyak tiga kali)._
Adapun orang yang berteriak (sebagaiman pengeras suara) meneruskan ucapan Rasululloh ﷺ kepada orang banyak di padang Arafah adalah Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf.

Setelah selesai menyampaikan khotbah, turunlah firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :
Al-Ma'idah (المائدة) /QS. 5:3
*حُرِّمَتۡ عَلَیۡکُمُ الۡمَیۡتَۃُ وَ الدَّمُ وَ لَحۡمُ الۡخِنۡزِیۡرِ وَ مَاۤ اُہِلَّ لِغَیۡرِ اللّٰہِ بِہٖ وَ الۡمُنۡخَنِقَۃُ وَ الۡمَوۡقُوۡذَۃُ وَ الۡمُتَرَدِّیَۃُ وَ النَّطِیۡحَۃُ وَ مَاۤ اَکَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَکَّیۡتُمۡ ۟ وَ مَا ذُبِحَ عَلَی النُّصُبِ وَ اَنۡ تَسۡتَقۡسِمُوۡا بِالۡاَزۡلَامِ ؕ ذٰلِکُمۡ فِسۡقٌ ؕ اَلۡیَوۡمَ یَئِسَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ دِیۡنِکُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡہُمۡ وَ اخۡشَوۡنِ ؕ اَلۡیَوۡمَ اَکۡمَلۡتُ لَکُمۡ دِیۡنَکُمۡ وَ اَتۡمَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ نِعۡمَتِیۡ وَ رَضِیۡتُ لَکُمُ الۡاِسۡلَامَ دِیۡنًا ؕ فَمَنِ اضۡطُرَّ فِیۡ مَخۡمَصَۃٍ غَیۡرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثۡمٍ ۙ فَاِنَّ اللّٰہَ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ*

*_Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Alloh, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku._* 
*_Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu._* *_Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang._*

Ketika Umar mendengar firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu dia kemudian menangis dan ketika ditanya, mengapa dia menangis?
Jawab dia: _"Karena setelah kesempurnaan akan menyusul pula kekurangan"._*

Setelah khotbah Rasululloh ﷺ itu Bilal pun melantunkan azan dan iqamah untuk sholat dzuhur. Kemudian dia iqamah pula untuk sholat Ashar tanpa melakukan sholat lain di antara kedua-duanya.
Sesudah itu Rasululloh ﷺ  menaiki untanya dan bergerak hingga sampai ke suatu tempat perhentian dengan membiarkan perut untanya Quswa' menyentuh bongkahan batu di situ, sedang barisan pejalan-pejalan kaki berjalan tidak melebihi sejauh pandangan ke depan. Di situ Rasululloh ﷺ menghadap ke arah qiblat,
Rasululloh ﷺ kemudian berdiri sampai matahari terbenam di ufuk langit sebelah barat dan cahaya kuning berangsur-angsur hilang. Usamah pun mengendalikan unta Rasululloh ﷺ sampai ke Muzdalifah, di sana Rasululloh ﷺ menunaikan sholat Maghrib dan sholat Isya' dengan satu azan dan dua iqamah tanpa membaca apa-apa, tasbih sekali pun di antara kedua sholat itu.
Rasululloh ﷺ beristirahat, dan tidur hingga Subuh. Rasululloh ﷺ pun menunaikan sholat Subuh, kemudian Rasululloh ﷺ menaiki unta Quswa' dan berjalan sampai ke kawasan Haram (masyh'ar Haram), muka Rasululloh ﷺ menghadap ke arah kiblat sambil berdoa, bertakbir, bertahlil dan bertahmid. Rasululloh ﷺ berdiri di situ sampai waktu pagi.

Kemudian Rasululloh ﷺ bergerak lagi dari Muzdalifah ke Mina sebelum matahari naik. Di sini Fadhil bin Abbas mengikuti dari belakang unta Rasululloh ﷺ sampai ke Batan Mahsar, dengan melalui jalan tengah yang menuju ke Jumrah Kubra.
Sampai di sana ada sebuah pohon yang dikenal dengan nama Jumrah Aqabah. Kemudian Rasululloh ﷺ melontar tujuh batu sambil bertakbir di setiap lontarannya dari Batan Wadi.

Setelah itu Rasululloh ﷺ menuju ke tempat pemotongan hewan. Sebanyak enam puluh tiga (63) ekor unta Rasululloh ﷺ berkurban, kemudian diserahkannya kepada Ali bin Abi Talib tiga puluh tujuh (37) ekor unta untuk dipotong dan membagikannya, jadi jumlah semuanya ada sebanyak seratus ekor unta.
Setelah selesai penyembelihan Rasululloh ﷺ menyuruh agar mengambil sebagian daging dari setiap sembelihan dan dimasaknya. Setelah masak Rasululloh ﷺ dan Ali pun memakan sedikit dari masakan daging itu dan mencicipi kuahnya.

Kemudian Rasululoh ﷺ mengendarai untanya dan bergerak sampai ke Ka'bah, di sana Rasululloh ﷺ sholat dzuhur, setelah itu mengunjungi orang-orang Bani Abdul Muttalib yang menjaga air zam-zam dan memberi minum kepada para pengunjung.
Melihat situasi itu Rasululloh ﷺ berkata: 
_"Ayo! Rebut Bani Abdul Muttalib, kalau tidak mengganggu orang banyak, pasti aku ikut serta merebutnya bersama-sama dengan kamu,_ hadirin pun mengulurkan air kepada Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ pun meminumnya dengan senang hati.

*In Syaa Alloh bersambung*
[14/01, 05:22] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 155*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمد

*Khotbah di Hari Nahr*

Di hari penyembelihan yaitu hari kesepuluh Dzulhijjah, setelah waktu Dhuha Rasululloh ﷺ menyampaikan khotbah dari atas kendaraannya, "Syahba" (jelaskan) sedang Ali bin Abi Talib menyuarakan dengan lantang kepada orang banyak. 
Sidang hadirin ada yang duduk dan ada yang berdiri.

Di dalam khutbahnya Rasululloh ﷺ mengulangi beberapa hal yang telah disampaikan kemarin.
Syaikhan (dua orang Syeikh Hadits: Bukhari dan Muslim) telah meriwayatkan dari Abi Bakarah dengan katanya:
Bahwa Rasululloh ﷺ telah menyampaikan kepada kami di hari Nahr (penyembelihan) dengan sabdanya:
*_"Sesungguhnya peredaran waktu sudah berjalan pada sumbunya yang asal dan menepati putaran sesuai pada hari penciptaan langit dan bumi.  Setahun dua belas bulan, empat darinya adalah bulan haram, tiga bulan berturut-turut yaitu Zulkaedah, Dzulhijjah dan Muharam. sedang sebulan lagi ialah bulan Rajab, yang ada di antara Jamadilakhir dan Syaaban "_*
Sabdanyanya lagi: *_Ini bulan apa ?_*
Jawab hadirin: _"Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui,_" Rasululloh ﷺ pun diam sesaat, sampai kami mengira Rasululloh ﷺ akan menamakannya dengan satu nama lain.
*_"Tidaklah, ini bulan Dzulhijjah?"_*
Jawab kami: _"Benar."_
Tanya Rasululloh ﷺ lagi: *_"Negeri ini, negeri apa?"_*
Jawab kami: _"Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui."_
Sabda Rasululloh ﷺ: *_"Tidakkah, negeri ini dikenali sebagai "Baldah" ?_*
Kata kami semua: _"Benar._
Tanya Rasululloh ﷺ lagi. *_"Kita ini di hari apa?"_*
Kata kami; _"Alloh dan Rasulnya lebih mengetahui."_
Rasululloh ﷺ berdiam sejenak hingga kami menyangka Rasulullah akan menukar dengan nama baru. 
Kemudian sabda Rasululloh ﷺ: *_"Tidakkah hari ini hari Nahr hari sembelihan qurban?."_*
Jawab kami: _Benar_"

Selanjutnya Rasululloh ﷺ bersabda:
*_"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan harga dirimu adalah haram di atas kamu sekalian, sama seperti haramnya harimu ini, di bumimu ini dan di bulanmu ini." "Dan kamu akan menemui Robbmu dan Robbmu akan bertanya kepadamu mengenai amal-amalmu, ingatlah agar jangan sekali-kali kamu menjadi sesat setelah kepergianku nanti di seuntukan kamu saling bunuh sendiri kepada sesama"_*
*_Tidakkah telah aku sampaikan?_*
Jawab mereka: _Ya!._
Kata Rasululloh ﷺ: *_"Ya Alloh Ya Robbku saksikanlah, akankah yang hadir di antara kamu ini akan menyampaikan kepada yang tidak hadir. Karena bisa jadi yang menyampaikan itu lebih memahami dari pada yang mendengar"_*

Rasululloh ﷺ tinggal di Mina selama hari-hari tasyrik, mengerjakan ibadah dan mengajarkan hukum-hukum syariat, memberikan tazkirah, membetulkan ajaran ajaran hidayah dari ajaran Ibrahim, menghapuskan syirik dan kesan kesannya. 
Rasululloh ﷺ juga menyampaikannya di tengah hari-hari tasyrik, 
Dari  Abu Daud dengan sanad hadits hasan, riwayat Sarra' binti Nubhan telah berkata: *_"Rasululloh ﷺ telah menyampaikan sabdanya di hari tasyrik itu dengan: Tidakkah hari ini, hari tengah di antara hari-hari tasyrik. _*
Sabda Rasululloh ﷺ itu seperti sabdanya di hari "Nahr" sabda ini disampaikan setelah diturunkan surah Nasr. 

*اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰہِ وَ الۡفَتۡحُ*
*وَ رَاَیۡتَ النَّاسَ یَدۡخُلُوۡنَ فِیۡ دِیۡنِ اللّٰہِ اَفۡوَاجًا*
*فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّکَ وَ اسۡتَغۡفِرۡہُ ؕؔ اِنَّہٗ کَانَ تَوَّابًا*

*Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan,* 
*dan kamu lihat manusia masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong,*
*maka bertasbihlah dengan memuji Robbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.*
{An-Nasr (النصر) /QS. 110:1 s/d 3}

Di hari Nafar Thani yaitu hari ketiga belas Dzulhijjah, Rasululloh ﷺ keluar dari Mina bergerak menuju ke dataran tinggi Bani Kinanah di suatu kawasan tanah lapang. Rasululloh ﷺ menghabiskan sisa hari di situ hingga ke malamnya, Rasululloh ﷺ telah menunaikan sholat dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya'. Setelah itu Rasululloh ﷺ berbaring, kemudian berdiri dan berjalan menuju ke Ka'bah, di sana Rasulullah melakukan thawaf wada'.

Setelah selesai mengerjakan ibadah hajinya, Rasululloh ﷺ dengan tergesa menaiki untanya dan pulang ke Madinah Mutahharah. Ini dilakukan karena akan memberi kesempatan kepada mereka untuk beristirahat, karena akan meneruskan kembali berjuang di jalan Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. 

*Unit terakhir Pengiriman*

Sikap keangkuhan kerajaan Roma yang tidak mau menerima kehadiran Islam di negaranya inilah yang membawa Roma membunuh rakyatnya yang memeluk agama Islam, sebagaimana tindakannya kepada Farwah bin Juzami Gubernur yang dilantik oleh Roma untuk daerah Maan, dibunuh karena memeluk Islam. 

Rasululloh ﷺ melihat peristiwa ini dengan sungguh-sungguh, sikap Roma yang sombong dan keras kepala itu membuat Rasululloh ﷺ segera mempersiapkan satu angkatan yang besar pada bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah.
Usamah bin Zaid telah diberi tanggungjawab untuk memimpin angkatan ini. Rasululloh ﷺ memerintah agar Usamah memasuki perbatasan Balqa' dan Darom di bumi Palestina dengan tujuan untuk menggertak Roma dan mengembalikan kepercayaan bangsa Arab yang berbatasan dengan Roma, agar mereka mengetahui bahwa kebiadapan Roma itu tidak bisa dibiarkan  terjadi begitu saja, di samping untuk menghapus sindrom, yang konon katanya memeluk Islam hanya akan membawa kematian. 

masyarakat menyebut nyebut tentang Usamah bin Zaid karena dia merupakan pemimpin tentara Islam yang masih muda, bahkan mereka mengharapkan agar ditunda keberangkatannya. 

Di sini Rasululloh ﷺ mengulas dengan sabdanya yang bermaksud:
_"Sekiranya kamu mempersoalkan kepimpinannya berarti kamu mempersoalkan kepimpinan bapaknya yang terdahulu, demi Alloh, meskipun kepimpinanya dipertikaikan namun dia adalah layak untuk tugas, bapaknya yang terdahulu adalah orang kesayanganku, dan dia juga di antara orang kesayanganku setelah bapaknya yang terdahulu"._ 

Oleh sebab itu, masyarakat pun mulai berkumpul di sekeliling Usamah yang sedang menyertai barisan tentaranya, akhirnya mereka semua bergerak hingga sampai di persinggahan  Jaraf satu Farsakh jaraknya ke Madinah. 

Ketika tentara Islam ada di sana, mereka menerima berita tentang Rasululloh ﷺ  jatuh sakit, berita ini telah membuat mereka ragu untuk meneruskan perjalanan ke Roma, agar mereka dapat mengetahui ketetapan Alloh itu.
Dengan izin dan takdir Alloh, tentara pimpinan Usamah ini merupakan pengiriman pasukan pertama kemudian, pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq.

*In Syaa Alloh bersambung*
[15/01, 05:35] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(Bagian 156*)

‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
‎وَ عَلَى ٱل سيدنا مُحَمد

*Firasat Perpisahan*

Setelah Dakwah Islamiah sempurna dan Islam menguasai keadaan maka tanda-tanda dan bahasa-bahasa pengucapan selamat tinggal kepada dunia dan kepada manusia mulai nampak di dalam ungkapan ungkapan dan ucapan-ucapan Rasululloh ﷺ melalui perkataan dan perbuatannya. 

Di dalam bulan Ramadhan tahun ke sepuluh Hijriah, Rasululloh ﷺ beriktikaf di masjid selama dua puluh hari, sedang sebelumnya hanya sepuluh hari. 
Di waktu itu Jibril عليه السلم mendatangi Rasululloh ﷺ untuk mengulang tadarus Alquran sebanyak dua kali. 

Di dalam Hajji Wada' Rasululloh ﷺ telah menyebut: 
_"Sebenarnya kemungkinan aku tidak akan bertemu kamu lagi setelah pertemuan kita di tahun ini"._ 

Ketika di Jamrah Aqabah Rasululloh ﷺ berkata: _"Ambillah ibadah haji ini dariku, bisa jadi aku tidak akan mengerjakan haji lagi setelah tahun ini"._ 

Surah Nasr turun di pertengahan hari-hari tasyrik, dari surat tersebut Rasululloh ﷺ mengetahui bahwa itu adalah ucapan selamat tinggal dan pemberitahuan tentang kematiannya.

*_Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,_*
*_dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong bondong,_*
*_maka bertasbihlah dengan memuji Robbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya_*. *_Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat._*
{An-Nasr (النصر) /QS. 110:1 s/d 3}

Di permulaan Safar tahun sebelas (11) Hijriah Rasululloh ﷺ keluar menuju ke Uhud, Rasululloh ﷺ sholat untuk para syuhada' sebagai ucapan selamat tinggal kepada semua yang hidup dan yang mati, dari Uhud Rasulullah kembali ke masjid naik ke atas mimbar dan bersabda: 

_"Sesungguhnya aku telah berbuat keras kepadamu, sesungguhnya aku adalah melihat kamu semua, demi Allah waktu ini aku sedang menyaksikan kolam airku (kurnia Rasulullah di hari perkiraan), aku telah diberi kunci khazanah kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi, dan sesungguhnya aku tidak takut kamu menyekutukan Allah setelah kematianku, tetapi aku takut kamu berlomba-lomba karena dunia"_. 

Di suatu malam Rasululloh ﷺ keluar menuju ke pemakaman Baqi', di sana Rasululloh ﷺ memohon ampunan untuk penghuni di kubur dengan doanya: 

_"Assalamulaikum wahai penghuni kubur, tenanglah kamu, pada apa yang terjadi padamu, dengan apa yang terjadi pada orang lain, kini fitnah telah mulai tiba, bagai malam yang gelap pekat, ujungnnya menyusul permulaannya, ujungnya lebih buruk dari permulaannya"_. 
Di sini Rasululloh ﷺ menyampaikan berita gembira kepada mereka, dengan sabdanya: 
_"Sesungguhnya aku menyusul datang setelah kamu"_ 

*Permulaan Sakit*

Di hari kedua puluh sembilan (29) bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah, pada hari Senin, Rasululloh ﷺ berkesempatan menghadiri pemakaman jenazah di Baqi'. Di pertengahan jalan sekembalinya dari Baqi', Rasululloh ﷺ merasa sakit kepala, panasnya terlalu tinggi, orang di sekitar Rasululloh ﷺ ikut merasakan panasnya, terutama di atas kain balutan di kepala Rasululloh  ﷺ yang mulia itu. 

Namun demikian Rasululloh ﷺ kemudian sholat dengan para kaum muslimin dalam keadaan Rasululloh ﷺ mengalami kesakitan untuk selama sebelas hari, sedang keseluruhan hari sakit Rasululloh ﷺ tiga belas (13) hari.

*Pekan Terakhir*

Sakit Rasululloh ﷺ semakin berat, isteri-isterinya berkata; 
_"giliranku besok? giliranku besok?"._
Akhirnya, semuanya memahami keadaan Rasululloh ﷺ, karena itu Rasululloh ﷺ dipersilakan untuk duduk saja.
Kemudian Rasululloh ﷺ minta berpindah ke rumah Aisyah, Rasululloh ﷺ berjalan di papah antara Fadlu bin Abbas dan Ali bin Abi Talib, sedang kepala Rasululloh ﷺ masih tertutup dengan kain, menapakkan kakinya selangkah demi selangkah sampai Rasululloh ﷺ memasuki rumah Aisyah, di situ Rasululloh ﷺ menghabiskan sisa umurnya yang sepekan itu. 

Aisyah رضي الله عنه kemudian membaca surah-surah Muawwizah, dan doa-doa lain yang dia terima dari Rasululloh ﷺ. Dia meniupkannya ke badan Rasululloh ﷺ dan mengusap dengan tangan Rasululloh ﷺ untuk mendapatkan keberkatan. 

*Lima hari sebelum meniggal*

Pada hari Rabu yaitu lima hari sebelum meninggal, panas badan Rasululloh ﷺ semakin meningkat,  Rasululloh ﷺ semakin bertambah sakit dan pening, menyebabkan Rasululloh ﷺ meminta dengan sabdanya: 

_"Siramkan kepadaku tujuh gayung air dari berbagai telaga agar aku dapat keluar menemui orang banyak dan aku bisa bertemu dengan mereka"._ 

Sahabat-sahabat yang hadir di situ membiarkan Rasuiulloh ﷺ duduk di atas tikar kemudian mereka mencucuri air ke seluruh badan Rasuiulloh ﷺ, hingga Rasuiulloh ﷺ berkata: _"cukup, cukup"._ 

Pada saat itu Rasuiulloh ﷺ merasa sakitnya berkurang, kemudian Rasululloh ﷺ memasuki Masjid sedang kepalanya masih terbalut dengan kain, lalu Rasululloh ﷺ duduk di atas mimbar dan menyampaikan kata-kata kepada orang banyak. 
Ketika itu para sahabat dan khalayak pun mengerumuni, kemudian Rasululloh ﷺ bersabda: 
_"Laknat Alloh kepada kaum Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kubur-kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah"_
Dalam riwayat yang lain _"Alloh mengutuk bangsa Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kubur kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah"_ 
dan sabdanya: 
_"Jangan sekali-kali kamu menjadikan kuburku sebagai berhala yang disembah"_
Tidak lupa Rasululloh ﷺ menawarkan kepada khalayak untuk menuntut bela kepada dirinya dengan berkata: 
_"Siapa di antara kamu yang telah aku pukul belakangnya, ini belakangku siap untuk menerima balas pemukulan, dan siapa pun yang telah aku caci maki harga dirinya, nah ini dia harga diriku siap, untuk yang menuntut balas"._
Kemudian Rasululloh ﷺ turun dari minbar dan menunaikan sholat Dzuhur dan kembali duduk di atas mimbar mengulangi soal pembalasan dan yang lain-lain hingga salah seorang yang hadir berkata: 
_"Rasululloh ﷺ telah berhutang dari aku sebanyak tiga dirham yang belum jelas"_ 
Maka kata Rasululloh ﷺ: _"Fadhl! Jelaskan kepadanya"._
Kemudian Rasululloh ﷺ mewasiatkan dan berpesan kepada orang-orang Anshor dengan sabdanya: 
_"Aku berpesan kepada kamu sekalian, bersikap baiklah terhadap Anshor, mereka itu adalah perut dan bekal untukku, mereka telah melaksanakan kewajiban mereka, yang belum terlaksana adalah hak mereka. Untuk itu balaslah kebaikan mereka dan beri maaf kesalahan mereka"_ 

Katanya pula: _"Sesungguhnya aku ini seorang hamba Allah yang telah diberi pilihan untuk menerima kemewahan dunia secukupnya atau memilih kedudukan di sisi-Nya, di sini aku telah memilih kedudukan di sisi-Nya"_ 

Kemudian Rasululloh ﷺ pun berkata pula: 
Sesungguhnya orang yang paling selamat dalam bersahabat dan juga merupakan hartaku adalah Abu Bakar, seandainya aku harus mengambil teman selain dari Allah niscaya aku memilih Abu Bakar. tetapi dia adalah saudara, dan mempunyai hubungan dekat di dalam Islam, karena itu semua pintu rumah ke masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar. 

*In Syaa Alloh bersambung*
[16/01, 05:31] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 157*)

‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
‎ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Sebelum Meninggal*

Di hari Khamis yaitu empat hari sebelum meninggal, sakit Rasululloh ﷺ semakin berat, Rasululloh ﷺ meminta: 

_"Tolong bawa ke mari alat tulis, aku akan menulis untukmu wasiat, dengan wasiat itu kamu tidak akan sesat setelah itu"._
Di dalam rumah ketika itu ada beberapa sahabat di antara mereka adalah Umar Ibn Khattab, dan dia berkata:
_"Kini Rasululloh ﷺ mengalami kesakitan yang dahsyat, bukankah sudah ada Alquran, sudah cukup dengan kita kitab Alloh itu"._
Ahli keluarga Rasululloh ﷺ berselisih pendapat, di antara mereka mengatakan: 
_"Ayo berikan sesuatu untuk Rasulullah tulis"_. 
Dan di antara mereka ada juga mengatakan sebagaimana pendapat Umar. Hingga terjadi silang pendapat di antara mereka, kemudian Rasululloh ﷺ berkata:
_"Ayo! Kamu semua keluar dari sini"._
Di hari itu Rasululloh ﷺ membuat tiga wasiat yaitu: 
~ Rasululloh ﷺ berpesan agar kaum Yahudi, Nasrani dan Musyrikin di keluarkan dari Semenanjung Tanah Arab, selanjutnya 
~ Rasululloh ﷺ berpesan agar membenarkan kedatangan para perwakilan sebagaimana yang pernah Rasululloh ﷺ lakukan. 
~ Adapun wasiat yang ketiga agar berpegang dengan kitab Alloh dan sunnah Rasululloh ﷺ,  meneruskan pengiriman tentara Islam pimpinan Usamah,  dan perintah untuk sholat dan membuat hubungan baik dengan sesama umat. 

Walaupun nabi dalam keadaan sakit namun Rasululloh ﷺ kemudian sholat, menjadi imam sholat berjamaah, Di hari itu Rasululloh ﷺ sholat maghrib dengan membaca surah "Mursalat". 

Ketika waktu sholat Isya' sakit Rasululloh ﷺ bertambah berat, menyebabkan Rasulullah tidak berdaya untuk keluar ke masjid, kata Aisyah:
Rasululloh ﷺ bersabda: _"Apakah orang-orang sudah sholat?"_. Kata kami: _"Tidak wahai Rasululloh ﷺ, mereka semua sedang menunggu paduka"._ 
Kata Rasululloh ﷺ lagi: _"Sediakan air di dalam panci itu"_. Kami pun melakukan apa yang diperintahkan Rasululloh ﷺ, dengan air itu Rasululloh ﷺ pun bersuci, dan berdiri namun Rasulullah kemudian setengah pingsan kemudian masih bertanya pula: 
_"Apakah orang-orang sudah sholat."_ Kejadian pingsan ini berulang kali terjadi seperti yang pertama yaitu setelah Rasululloh ﷺ bersuci, akhirnya Rasululloh ﷺ menyuruh Abu Bakar mengimami sholat orang banyak. 
Abu Bakar pun melaksanakan perintah Rasululloh ﷺ mengimami orang banyak untuk hari-hari itu sebanyak tujuh belas (17) waktu sholat, ketika Rasululloh ﷺ masih hidup. 

Aisyah telah meminta Rasululloh ﷺ memberikan petunjuknya, agar imam masjid bisa dilakukan orang lain, agar orang banyak tidak mempunyai anggapan tidak baik, namun Rasululloh ﷺ tetap menolak dan berkata:
_"Kamu semua adalah wanita-wanita pencinta Yusuf, banyak berdalih, ayo suruh Abu Bakar sholat menjadi imam."_

*Sehari Sebelum Wafat*

Di hari Ahad nabi ﷺ merasa dirinya ringan sedikit, kemudian Rasululloh ﷺ keluar dengan dibantu oleh dua orang untuk sholat Dzuhur, sedang Abu Bakar menjadi imam sholat untuk orang banyak. Ketika Abu Bakar menjadi imam, terlihat Rasululloh ﷺ mundur ke belakang, tetapi Rasululloh ﷺ memberi isyarat agar dia jangan mundur, Rasululloh ﷺ menyuruh dua orang yang membantu Rasululloh ﷺ agar mendudukkan Rasulullah sebelah Abu Bakar, mereka berdua pun mendudukkan Rasululloh ﷺ di sebelah kiri Abu Bakar, dan Abu Bakar mengikuti (beriqtida') dengan Rasululloh ﷺ di dalam sholatnya, di samping memperdengarkan takbir takbir kepada para jamaah. 

Pada hari Ahad yaitu sehari sebelum wafat, Rasululloh ﷺ memerdekakan semua hamba sahaya, bersedekah dengan tujuh dinar yang Rasululloh ﷺ miliki pada saat itu, semua senjata senjatanya diberikan kepada kaum muslimin. Pada malam hari Aisyah meminjam minyak untuk menghidupkan lampu dari tetangganya, baju besi Rasululloh ﷺ tergadai pada seorang Yahudi sebesar tiga puluh (30) cupak. 

*Hari Terakhir dalam Hayat Rasululloh ﷺ*

Anas bin Malik meriwayatkan: 
Semua kaum muslimin yang sedang sholat Subuh di belakang Abu Bakar di hari Senin itu dikejut oleh kemunculan Rasululloh ﷺ dari sebelah tabir kamar Aisyah Rasululloh ﷺ melihat dan memberi senyumannya, Abu Bakar pun mundur ke belakang untuk menyertai barisan di belakang, karena dia menyangka Rasululloh ﷺ akan keluar sholat.
Kata Anas lagi: 
Hampir-hampir para jamaah sholat terpesona, mereka gembira melihat Rasululloh ﷺ, namun Rasululloh ﷺ memberi isyarat kepada mereka agar meneruskan sholat. Setelah itu Rasululloh ﷺ melepaskan tabir dan masuk ke dalam. Kemudian Rasululloh ﷺ tidak memiliki kesempatan lagi untuk sholat lima waktu yang lain. 

Ketika siang semakin cerah Rasululloh ﷺ menjemput Fatimah dan berbisik kepadanya,  yang menyebabkan Fatimah menangis, setelah itu Rasululloh ﷺ memanggil Fatimah lagi dan membisikkan sesuatu lagi kepadanya, bisikan yang kedua menyebabkan Fatimah tersenyum, 
kemudian Aisyah berkata: Kami pun bertanya apa ceritanya?. 
Jawab Fatimah: 
_"Rasululloh ﷺ membisikkan bahwa Alloh akan menjemputnya melalui sakit yang Rasululloh ﷺ alami ini, itulah yang membawa aku menangis, pada kali kedua Rasululloh ﷺ membisikkan bahwa aku ahli keluarganya yang diwafatkan Alloh setelah Rasululloh ﷺ, itulah yang menyebabkan aku tersenyum"_. 

Selain itu Rasululloh ﷺ juga memberi kabar gembira (tabsyir) kepada Fatimah bahwa dia adalah Nisa' 'Alamin (Penghulu Wanita Dunia).
Fatimah melihat beban kesakitan dialami oleh Rasululloh ﷺ terlalu berat. Dia berkata: _"Alangkah berat cobaan bapak"_. Jawab Rasululloh ﷺ: _"Tidak ada cobaan lagi untuk bapakmu setelah hari ini"_. 

Di saat ini Rasululloh ﷺ memanggil Hasan dan Husain dan Rasululloh ﷺ mencium keduanya sambil berwasiat kepada mereka berdua dengan kebaikan, kemudian Rasululloh ﷺ menjemput isteri isterinya, menasihati dan memperingatkan mereka. 

Kesakitan semakin bertambah, dan kesan racun sebagaimana yang dirasakan Rasululloh ﷺ sebagaimana di hari Khaibar, menyebabkan Rasululloh ﷺ berkata: _"Wahai Aisyah kini aku masih terasa sakit seperti makanan di hari Khaibar dahulu, inilah waktunya aku merasakan nafasku sesak terputus putus karena kesan racun itu"._
Rasululloh ﷺ mewasiatkan orang banyak dengan sabdanya: _"Sholat, sholat dan berbuat baiklah kepada hamba sahaya milik kamu"._ Rasululloh ﷺ mengulangi ungkapan ini berkali-kali. 

*In Syaa Alloh bersambung*
[18/01, 05:48] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 158*)

‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
‎ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Nazak (sakaratul maut) سكرة الموت*

Saat nazak mendatangi Rasululloh ﷺ,  Aisyah membiarkan Rasululloh ﷺ bersandar di dadanya. Hal ini diceritakan olehnya: 

_"Sebenarnya di antara nikmat anugerah Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepadaku pada saat  Rasululloh ﷺ meninggal di rumahku, di hari giliranku, di antara dada dan leherku, dan menautkan antara liurku dan liur  Rasululloh ﷺ Ketika Rasululloh meninggal ﷺ_. 

_Sebelum itu Abdul Rahman bin Abu Bakar telah masuk ke kamar dengan memegang kayu suginya, dan aku membiarkan Rasululloh ﷺ bersandar, kulihat Rasululloh ﷺ memperhatikan ke arahnya, aku sadar bahwa Rasululloh ﷺ suka akan siwak (sugi) tersebut._ 
Maka aku bertanya: _"Maukah aku ambil untukmu Rasululloh?"_ Rasulullah ﷺ pun mengangguk, kemudian aku berikan siwak kepada Rasululloh ﷺ, tetapi siwaknya agar keras dan aku berkata: _"Biarkan aku melunakkannya?"_

Rasululloh ﷺ menganguk, kemudian aku pun melembutkannya, kemudian Rasululloh ﷺ pun bersugi dengannya". 

Dalam satu riwayat lain diriwayatkan, Rasululloh ﷺ bersugi dengan sepuas-puasnya, pada waktu itu ada sebuah bejana berisi air di depan Rasululloh ﷺ, Rasululloh ﷺ memasukkan tangannya kemudian menyapukan air ke mukanya sambil berkata: _"Sebenarnya kematian ini ada sakaratnya_" - hadits.

Tidak berapa lama setelah Rasululloh ﷺ selesai menyugi giginya, Rasululloh ﷺ pun mengangkat tangannya dan jarinya menunjuk ke langit diikuti dengan renungan mata yang sayu, disusuli dengan gerakan bibirnya. 
Aisyah mendengar ungkapan terakhir yang dilafazkan oleh Rasululloh ﷺ seperti berikut:

_"Bersama-sama dengan mereka yang telah Engkau karuniai dan golongan para nabi, siddiqin, syuhada' dan salihin, Ya Alloh Ya Robbku ampunilah aku dan kasihanilah aku, letakkanlah aku dengan Kekasih yang Tertinggi, Ya Alloh Ya Robbku Kekasih yang Tertinggi._
"

Rasululloh ﷺ mengulangi lafaz yang terakhir sebanyak tiga kali dan tangan Rasululloh ﷺ pun layu turun ke bawah, maka Rasululloh ﷺ pun kemudian bersama Kekasih Yang Tertinggi.

‎انا لله وانا اليه راجعون

inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun

*_"Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Alloh dan kepada Alloh jugalah kita kembali"._*
QS.Al-Baqarah 156

Peristiwa meninggalnya Rasululloh ﷺ ini terjadi pada saat pagi matahari sudah mulai naik, pada hari Senin dua belas (12) Rabiulawwal tahun kesebelas (11) Hijriah di waktu usia Rasululloh ﷺ genap enam puluh tiga (63) tahun lebih empat (4) hari.

*Kepiluan Menyelubungi Para Sahabat*

Kini berita meninggalnya Rasululloh ﷺ yang memilukan itu tersebar luas, suasana muram
menyelubungi tanah Madinah, kata Anas: 

_"Tidak pernah aku melihat satu hari lebih ceria dan bercahaya dari hari kedatangan Rasululloh ﷺ ke Madinah dan tidak pernah pula aku lihat satu hari yang lebih buruk dan muram dari hari meninggal Rasululloh ﷺ"._

Setelah wafatnya Rasululloh ﷺ puteri Rasululloh, Fatimah رضي الله عنه telah mengucapkan suatu ungkapan: 
_"Duhai ayahku, kau menyahut seruan Tuhanmu, duhai ayahku, syurga Firdaus akhirmu, duhai ayahku, kepada Jibril jua kami bertakziah mengenai kewafatanmu"_

*Sikap Umar*

Di hari itu Umar telah berdiri di depan khalayak dan menurut riwayat menceritakan bahwa dia telah mengigau dengan berkata: 

_"Sebenarnya ada beberapa orang munafiqin telah menyebut bahwa Rasululloh ﷺ telah wafat, sesungguhnya Rasululloh ﷺ tidak wafat, cuma dia pergi menemui Tuhannya seperti Musa bin Amran pergi menemui Robbnya, Musa menghilang diri untuk selama empat puluh malam, kemudian Musa pulang kembali setelah orang berkata, ya Musa telah mati. Demi Alloh, Rasululloh ﷺ pasti akan pulang kembali, siapa pun yang menyangka bahwa Rasululloh ﷺ telah wafat mesti dipotong tangan dan kaki-kaki mereka._

*Pendirian Abu Bakar*

Abu Bakar menyambuk kudanya, berlari dari rumahnya di Sanh, sesampainya di perkarangan masjid dia kemudian masuk ke dalam masjid. Tanpa bicara sepatah kata pun dengan orang banyak, dia memasuki kamar Aisyah menuju ke tempat Rasulullah yang sedang berbaring ditutup dengan kain. Dia membuka tutup muka Rasululloh ﷺ, kemudian memeluk dan mencium muka Rasululloh s ﷺ ambil menangis dan berkata: 

_"Demi dikaulah ibu ayahku, Allah tidak akan mengenakan kau dua kematian, adapun kematian yang telah ditentukan kepada mu ini sudah kau hadapinya"._

Setelah itu Abu Bakar dan Umar keluar menemui orang banyak, Abu Bakar berkata:
_"Wahai Umar silakan duduk"_ Namun Umar enggan untuk duduk. Orang banyak pun mengerumuni Abu Bakar dan membiarkan Umar di situ. Abu Bakar berkata kepada semua yang hadir: 

_"Setelah mengucap tahmid dan syukur maka ingin aku sampaikan di sini, siapa pun di antara kamu yang menyembah Muhammad sesungguhnya Muhammad telah meninggal dan siapa pun yang menyembah Alloh maka sesungguhnya Alloh itu hidup dan tidak akan mati "._

Kemudian dia membaca ayat Alloh:

‎*وَ مَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوۡلٌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِ الرُّسُلُ ؕ اَفَا۠ئِنۡ مَّاتَ اَوۡ قُتِلَ انۡقَلَبۡتُمۡ عَلٰۤی اَعۡقَابِکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یَّنۡقَلِبۡ عَلٰی عَقِبَیۡہِ فَلَنۡ یَّضُرَّ اللّٰہَ شَیۡئًا ؕ وَ سَیَجۡزِی اللّٰه الشّٰکِرِیۡنَ*

*_Muhammad ﷺ itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Alloh akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur._*
{Ali 'Imran (آل عمران) / QS.3:144}


Kata Ibn Abas: Demi Alloh, pada waktu itu manusia banyak yang tidak mengetahui bahwa Alloh telah menurunkan ayat ini kecuali setelah Abu Bakar membacanya, dengan itu orang banyak pun menerima dan membacanya.

Kata Ibn Musaiyab: Umar telah menyebut: 
_"Demi Alloh, setelah aku mendengar apa yang disampaikan oleh Abu Bakar, kakiku merasa tidak berdaya lagi untuk berdiri, kemudian aku terkulai ke tanah, karena apa yang disampaikan oleh Abu Bakar itu, telah memastikan bahwa Rasululloh ﷺ meninggal"_.

*In Syaa Alloh bersambung*
[19/01, 05:20] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 159*)

‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
‎ وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمد

*Kafan dan Persemayaman Tubuh Mulia ke Pembaringan Terakhir*

Telah timbul selisih pendapat di antara para sahabat sebelum mengafani, mengenai siapa yang akan ditunjuk menjadi khalifah. Pembahasan dan perdebatan terjadi di antara kaum Muhajirin dan Anshor di halaman rumah Bani Sa'adah, yang akhirnya mereka semua setuju melantik Abu Bakar sebagai khalifah Rasululloh ﷺ. Pembahasan dan perdebatan ini memakan waktu hingga petang di hari Senin, bahkan sampai masuk ke malam berikutnya, menyebabkan semua orang sibuk. 

Pemakaman tubuh Rasululloh ﷺ tertunda hingga ke malam Selasa bahkan hingga menjelang subuh hari berikut,  tubuh Rasululloh ﷺ yang penuh berkah itu terletak di tempat tidurnya, tertutup dengan kain menyebabkan ahli keluarga Rasululloh ﷺ menutup pintu rumahnya.
Pada hari Selasa barulah tubuh Rasululloh ﷺ dimandikan, tanpa membuka bajunya, mereka yang bertugas memandikan Rasululloh ﷺ adalah Abbas, Ali, Fadhl dan Qatham (anak Abbas), Syaqran (hamba Rasululloh ﷺ), Usamah bin Zaid dan Aus bin Khawli. 

Abbas, Fadhl dan Qatham membalikkan badan Rasululloh ﷺ, Usamah dan Syaqran menyiramkan air, Ali menggosoknya sedang Aus menyandarkan Rasululloh ﷺ ke dadanya. 
Kemudian mereka semua mengafani tubuh Rasululloh ﷺ dengan tiga lapis kain kafan berwarna putih tenunan dari Yaman, tidak berbaju atau berserban. Pengafanannya dilakukan dengan cermat dan hemat. 

Terjadi perbedaan pendapat lagi mengenai tempat pemakaman jenazah Rasululloh ﷺ.
Abu Bakar berdiri dan berkata: "Sesungguhnya aku telah mendengar Rasululloh ﷺ pernah berkata: Tidak dimatikan - nabi kecuali di tempat itulah ia disemayamkan". 
Karena itu maka Abu Talhah pun mengangkat tempat tidur Rasululloh ﷺ dan menggalinya untuk liang lahad sebagai tempat penguburan.

Sebelum penggalian, kaum muslimin datang masuk membanjiri ke kamar Rasululloh ﷺ dengan bergantian sepuluh, sepuluh, untuk menunaikan sholat jenazah, masing-masing tanpa imam. Sebelumnya, keluarga Rasululloh ﷺ telah menyolati almarhum, kemudian Muhajirin lalu diikuti oleh Anshor. 
Kaum wanita sholat setelah kaum lelaki selesai, dan diakhiri oleh remaja dan anak-anak. 
Kesemuanya ini diselenggarakan pada hari selasa sehari penuh, bahkan hingga ke malam Rabu. 

Kata Aisyah: _"Kami tidak menyadari akan pemakamannya, kecuali setelah kami mendengar suara cangkul menggali tanah di tengah malam yakni malam Rabu._ 

*Muhammad ﷺ Nabi Yang Terakhir*

Nabi Muhammad ﷺ adalah Nabi yang ter-akhir dan tidak akan ada Nabi setelahnya. Ini adalah kesepakatan umat Islam (ijma'). Di dalam agama pun merupakan hal harus dipercayai ('Aqidah). 

Hadits Nabi: 
_"Aku dan Para nabi sebelumku 'ibarat satu bangunan yang dibangun oleh seorang laki-laki. Lalu ia memeliharanya dengan baik dan terus disempurnakan kecuali tempat sekeping batu bata pada suatu sudut. Maka orang banyak datang mengelilinginya dan kagum melihat dan berkata mengapa tidak diletakkan sepotong batu-bata di tempat yang kosong itu, maka akulah batu-bata itu dan akulah yang paling akhir dari segala Nabi"_. 

Ada kesinambungan dakwah Nabi Muhammad ﷺ dengan dakwah para Para nabi sebelumnya, Muhammad sebagai nabi terakhir melengkapi dakwah yang dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya, sebagaimana Hadits di atas. Ini jelas sekali bila melihat dakwah para nabi.

Semua Para nabi menyandarkan dua asas penting ini: 
1. 'Aqidah kepercayaan. 
2. Hukum dan akhlaq. 

Dari segi aqidah kepercayaan tidak berubah sejak Nabi Adam 'Alaihi Sallam sampai ke zaman Nabi Muhammad ﷺ, Nabi yang terakhir, yaitu kepercayaan kepada Alloh Yang Esa. Mensucikan Alloh dan percaya akan hari akhirat, hisab amalan manusia, syurga dan neraka.
Setiap Nabi menyeru kaumnya pada kepercayaan tersebut dan tiap Nabi juga membantu dan menegaskan apa yang dibawa oleh Nabi yang terdahulu. 

Seluruh rangkaian utusan para nabi, semuanya menunjukkan kepada kita bahwa semua nabi di utus agar menyeru manusia kepada keimanan dengan Allah عز وجل Yang Esa, seperti yang dinyatakan dalam kitabnya:

‎*شَرَعَ لَکُمۡ مِّنَ الدِّیۡنِ مَا وَصّٰی بِہٖ نُوۡحًا وَّ الَّذِیۡۤ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلَیۡکَ وَ مَا وَصَّیۡنَا بِہٖۤ اِبۡرٰہِیۡمَ وَ مُوۡسٰی وَ عِیۡسٰۤی اَنۡ اَقِیۡمُوا الدِّیۡنَ وَ لَا تَتَفَرَّقُوۡا فِیۡہِ ؕ کَبُرَ عَلَی الۡمُشۡرِکِیۡنَ مَا تَدۡعُوۡہُمۡ اِلَیۡہِ ؕ اَللّٰہُ یَجۡتَبِیۡۤ اِلَیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ وَ یَہۡدِیۡۤ اِلَیۡہِ مَنۡ یُّنِیۡبُ*

*_Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)._*
{Asy-Syura (الشورى) / QS.42:13}

Sehingga tergambar kepada kita bahwa para nabi itu tidak akan menyampaikan aqidah yang berlainan di antara satu dengan yang lain. Karena soal aqidah adalah soal wahyu.
Hukum (ahkam) bertujuan mengatur kehidupan manusia di dalam masyarakat. serta berguna bagi manusia. untuk kehidupan dunia dan akhirat. 

Utusan Alloh yang terdahulu hanya diperuntukkan kaumnya saja, bukan utusan untuk seluruh manusia.

Apa yang dibawa oleh Nabi 'Isa Alaihi Salam lebih sederhana dari apa yang dibawa oleh Nabi Musa. Hal ini ditegaskan oleh Alloh dalam kitab Alquran:

‎*وَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیَّ مِنَ التَّوۡرٰىۃِ وَ لِاُحِلَّ لَکُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ حُرِّمَ عَلَیۡکُمۡ وَ جِئۡتُکُمۡ بِاٰیَۃٍ مِّنۡ رَّبِّکُمۡ ۟ فَاتَّقُوا اللّٰہَ وَ اَطِیۡعُوۡنِ*

*_Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Robbmu. Karena itu bertakwalah kepada Alloh dan taatlah kepadaku._*
{QS. Ali 'Imran: 3: 50}

*In Syaa Alloh bersambung*
[20/01, 06:51] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 160 - terakhir*)

‎اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
‎ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Rasululloh ﷺ Nabi Terakhir*

Apa yang dibawa oleh Nabi 'Isa adalah membenarkan dan menegaskan apa yang tedapat pada Taurat mengenai soal aqidah dan kepercayaan, dan yang bersangkut paut dengan hukum ada sedikit perubahan yaitu kelonggaran dari yang dahulu. 

Kepercayaan dan aqidah yang dibawa oleh seorang Nabi berfungsi menguatkan dan mendukung aqidah para nabi yang terdahulu. 
Sedangkan syari'at fungsinya membatalkan dan mengganti syari'at para nabi sebelumnya dan kadang kalanya mendukung yang lama.
Karenanya agama dan aqidah Ilahi hanya satu, sebaliknya ada berbagai syari'at Ilahi yang kemudian menggantikan syari'at yang dahulu (yang baru membatalkan yang lama), dengan syari'at terakhir yang diakhiri oleh Nabi yang terakhir. 

'Aqidah dan agama yang benar itu hanya satu. Tiap Nabi dan Rasul yang diutus mulai dari Adam عليه السلم hingga ke Nabi Muhammad ﷺ semuanya menyeru manusia kepada agama yang satu yaitu agama Islam.
Karena Islam, maka diutus Ibrahim, Isma'il dan Ya'qub عليه السلم seperti firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:

‎*وَ مَنۡ یَّرۡغَبُ عَنۡ مِّلَّۃِ اِبۡرٰهمَ اِلَّا مَنۡ سَفِہَ نَفۡسَہٗ ؕ وَ لَقَدِ اصۡطَفَیۡنٰہُ فِی الدُّنۡیَا ۚ وَ اِنَّہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ لَمِنَ الصّٰلِحِیۡنَ*

*_Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh._*
{Al-Baqarah (البقرة) /QS. 2:130}

‎*اِذۡ قَالَ لَہٗ رَبُّہٗۤ اَسۡلِمۡ ۙ قَالَ اَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ*

*_Ketika Robbnya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Robb semesta alam"._*
{Al-Baqarah (البقرة) /QS. 2:131}

‎*وَ وَصّٰی بِہَاۤ اِبۡرٰهم بَنِیۡہِ وَ یَعۡقُوۡبُ ؕ یٰبَنِیَّ اِنَّ اللّٰہَ اصۡطَفٰی لَکُمُ الدِّیۡنَ فَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ*

*_Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Alloh telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"._*
{Al-Baqarah (البقرة) /QS. 2:132}

Dengan aqidah inilah juga Allah mengutus Nabi Musa kepada keturunan Israel di mana Allah telah menceritakan tentang ahli sihir Fir'aun yang telah beriman dengan Nabi Musa. 

Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
‎*قَالُوۡۤا اِنَّاۤ اِلٰی رَبِّنَا مُنۡقَلِبُوۡنَ*

*_Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali._*
{Al-A'raf (الأعراف) / QS.7:125}

‎*وَ مَا تَنۡقِمُ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنۡ اٰمَنَّا بِاٰیٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتۡنَا ؕ رَبَّنَاۤ اَفۡرِغۡ عَلَیۡنَا صَبۡرًا وَّ تَوَفَّنَا مُسۡلِمِیۡنَ*

*_Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Robb kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Robb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam (kepada-Mu)"._*
{Al-A'raf (الأعراف) /QS.7:126}

Dengan aqidah ini jugalah Robb mengutus 'Isa 'Alaihi sallam, Tuhan telah menceritakan tentang kaumnya yang telah beriman dengan ajaran yang dibawanya. 

Firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
‎*فَلَمَّاۤ اَحَسَّ عِیۡسٰی مِنۡہُمُ الۡکُفۡرَ قَالَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰهِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَ اشۡہَدۡ بِاَنَّا مُسۡلِمُوۡنَ*

*_Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Alloh?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Alloh, kami beriman kepada Alloh; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Muslim._*
{Ali 'Imran (آل عمران) / QS.3:52}

‎*اِنَّ الدِّیۡنَ عِنۡدَ اللّٰہِ الۡاِسۡلَامُ ۟ وَ مَا اخۡتَلَفَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهم الۡعِلۡمُ بَغۡیًۢا بَیۡنَہُمۡ ؕ وَ مَنۡ یَّکۡفُرۡ بِاٰیٰتِ اللّٰہِ فَاِنَّ اللّٰہَ سَرِیۡعُ الۡحِسَابِ*

*_Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Alloh hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Alloh sangat cepat hisab-Nya._*
{Ali 'Imran (آل عمران) /QS.3:19}

Dan tegas Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  dalam surah Syura:

‎*شَرَعَ لَکُمۡ مِّنَ الدِّیۡنِ مَا وَصّٰی بِہٖ نُوۡحًا وَّ الَّذِیۡۤ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلَیۡکَ*

*_Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu_*
{Asy-Syura (الشورى) /QS. 42:13}

‎*وَ مَا تَفَرَّقُوۡۤا اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهمُ الۡعِلۡمُ بَغۡیًۢا بَیۡنَہُمۡ ؕ وَ لَوۡ لَا کَلِمَۃٌ سَبَقَتۡ مِنۡ رَّبِّکَ اِلٰۤی اَجَلٍ مُّسَمًّی لَّقُضِیَ بَیۡنَہُمۡ ؕ وَ اِنَّ الَّذِیۡنَ اُوۡرِثُوا الۡکِتٰبَ مِنۡۢ بَعۡدِهمۡ لَفِیۡ شَکٍّ مِّنۡہُ مُرِیۡبٍ*

*_Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan, karena kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu._*
{Asy-Syura (الشورى) /QS. 42:14}

Para nabi diutus bersama-sama mereka yang Islam, agama yang diakui oleh Alloh. Ahli Kitab mengetahui bahwa agama itu satu dan diutus nabi-nabi untuk memberi dukungan kepada nabi-nabi yang terdahulu. 
Demikian Kisah Rasululloh ﷺ, semoga dapat bermanfaat untuk mendapatkan wawasan mengenai perjalanan dari lahir hingga wafatnya. 

*Akhir kata jika benar datangnya dari Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata dan jika salah dari pribadi saya untuk itu saya mohon ampun kepada Allah Swt dan mohon maaf kepada anda sekalian* 
_Disebar ulang oleh_
‎                 عمر الفتح
‎               كارطنا  ساني 

*SELESAI*
*Wallahu a'lam bish shawabb*