Thursday, November 10, 2016

Para Pendemo adalah Pemecah Belah Bangsa?

*Para Pendemo adalah Pemecah Belah Bangsa?*

Pada awal Januari tahun 1918, surat kabar harian bernama "Djawi Hisworo" pernah muncul suatu artikel yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Artikel tersebut ditulis oleh Djojodikoro, berjudul "Pertjakapan Antara Martho dan Djojo". Artikel itu memuat kalimat bertuliskan,

"Gusti Kandjeng Nabi Rasoel minoem AVH, minoem opium, dan kadang soeka mengisep opium."

Kalimat itu secara jelas menuduh Nabi SAW adalah pemabuk dan suka mengonsumsi opium. Sontak, artikel tersebut mendapat reaksi besar dari masyarakat Muslim waktu itu. Salah satu tokoh Islam, yaitu H.O.S Tjokroaminoto bahkan segera membentuk organisasi bernama Tentara Kanjeng Nabi Muhammad (TKNM). Struktur TKNM ini terdiri dari

Ketua : HOS Cokroaminoto
Bendahara: Syekh Roebaja bin Ambarak bin Thalib
Sekretaris : Sosrokardono

Setelah dibentuk, TKNM menyeru kepada masyarakat Indonesia untuk menghadiri perkumpulan besar yang berlokasi di Kebun Raya Surabaya pada 6 Februari 1918. Perkumpulan ini diadakan sebagai sikap kaum muslim terhadap penghinaan Nabi SAW.

Tahukah berapa kaum muslim yang ikut dalam aksi tersebut? Tidak kurang dari 35.000 orang! Tuntutannya hanya 1, yaitu mendesak pemerintah Hindia Belanda dan Sunan Surakarta untuk segera mengadili Djojodikoro dan Martodarsono (pemilik surat kabar) atas kasus penistaan Nabi SAW.

Di waktu itu, media tidak seperti sekarang. Tidak ada sosial media facebook, twitter, dan tidak ada TV. Radio pun hanya segelintir orang yang punya. TNKM hanya bermodalkan pesan lisan dan media seleberan kertas untuk mengumpulkan massa sebesar itu. Dan tentunya tidak ada bayaran atau nasi bungkus untuk mengumpulkan mereka. Jadi bisa dibayangkan betapa besarnya kemarahan masyrakat Muslim Indonesia mengetahui Nabi mereka dihina.

========================

Belajarlah sejarah lebih banyak lagi jika masih bilang aksi bela Qur'an adalah upaya memecah belah bangsa. H.O.S Cokroaminoto adalah pahlawan nasional yang tidak diragukan lagi jasanya dalam perjuangan pra-kemerdekaan Indonesia.

Jadi beranikah anda bilang H.O.S Cokroaminoto adalah penebar isu sara.? Beranikah anda bilang beliau berusaha memecah belah bangsa.? Beranikah anda bilang 35.000 massa yang berkumpul di tahun 1918 itu adalah orang-orang bodoh yang tidak mengerti  makna toleransi.?

Kalau anda berani, bisa jadi justru anda yang penebar isu sara, andalah yang memecah belah bangsa dan anda mungkin termasuk orang bodoh yang tidak tahu toleransi.

~ Ahmad Ghilman
diambil dari buku "Jang Oetama : Jejak Perjuangan H.O.S Tjokroaminoto" karya A.D Mulawarman

Risalah Jogja

RISALAH JOGJA

Dalam silaturrahim ummat sebagai tindak lanjut gerakan bela Al Quran, perwakilan berbagai unsur keummatan di Yogyakarta yang berkumpul di Masjid Jogokariyan pada Kamis 10 November 2016 telah berkoordinasi dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI.

KH Bachtiar Nashir selaku Ketua GNPF MUI dari Jakarta melalui telepon menyampaikan agar kita terus menjaga semangat dan kewaspadaan. Aksi Damai Bela Islam Jilid III tetap akan kita selenggarakan dengan tema besar 'BELA AL QURAN'. Waktu pelaksanaan akan ditentukan saat habisnya tenggat waktu 2 pekan (18 November 2016) dengan terus mencermati perkembangan penanganan kasus penistaan Al Quran.

Aksi Damai ini harus terus dimurnikan sebagai pembelaan terhadap Al Quran dari berbagai isu lain yang membelokkannya, bahkan adu domba antar ummat Islam mungkin akan terjadi dengan demonstrasi lain dengan isu lain. Tapi kita akan tetap istiqamah insyaallah.

Jangan sampai euforia kesuksesan kecil setelah Aksi Bela Islam Jilid II kemarin melemahkan kita seperti terjadi pada Perang Hunain setelah Fathu Makkah. Maka risalah ini menyerukan:

1. Mari ajak seluruh ummat menjaga dan merutinkan tilawah Al Quran. Jadikan kemesraan dengan Al Quran sebagai sumber kekuatan keyakinan, fikrah, dan akhlaq perjuangan kita.

2. Mari ajak seluruh ummat menghayati kandungan makna Surat Al Maidah. Kepada para Ustadz, Guru, dan 'Alim-'Ulama agar menyampaikan kajian tafsir Surat Al Maidah di majelis-majelisnya.

3. Mari ajak seluruh ummat menyemarakkan Gerakan Shalat Berjama'ah di Masjid, sebagai sarana dasar menyatukan langkah dan hati.

4. Ke depan, akan makin banyak yang berkepentingan untuk menunggangi perjuangan kita. Jangan terpancing, jangan melawan dengan melawan, lawan dengan bertahan. Tetaplah bertahan pada syi'ar kita: "Hukum Penista Al Quran dan Pelindungnya!"

5. Teruslah menguatkan komunikasi dan sinergi antar anasir ummat, rapikan koordinasi di bawah komando GNPF MUI, jalin ukhuwah, perbanyak kawan dan sedikitkan lawan.

Dirumuskan di Masjid Jogokariyan, 10 November 2016 pukul 22.30 WIB

Wednesday, November 9, 2016

Ancaman kepada Para Pendukung Ahok

Oleh: Rokhmat S. Labib (Ketua DPP HTI)_

وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
_Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan_ (QS Hud [11]: 113).

  Dalam ayat ini ditegaskan, kaum Mukmin dilarang merasa ridha, senang, dan condong terhadap pelaku semua jenis kezhaliman itu. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, _al-Jami' li Ahkam al-Qur'an_ mengutip beberapa penjelasan para ahli tafsir tentang makna _al-rukûn_. Qatadah berkata, "Artinya, janganlah kalian mencintai dan menaati mereka." Ibnu Juraih berkata, "Janganlah condong atau cenderung kepadanya." Abu al-Aliyah berkata, "Janganlah kalian meridhai perbuatan mereka."

Ditegaskan Imam al-Quruthubi semua pengertian itu saling berdekatan satu sam alain.

Menurut Abu Hayan al-Andalusi dalam tafsirnya, _al-Bahr al-Muhîth_, makna al-rukûn adalah al-mayl _al-yasîr_ (kecenderungan ringan). Ini berarti setiap Muslim wajib membebaskan dirinya dari kezahliman. Bukan hanya dalam praktik, namun sekadar kecenderungan sedikit saja sudah tidak diperbolehkan.

Ungkapan  _al-ladzîna zhalamû_ kian mengukuhkan ketentuan tersebut. Sebab, ungkapan _al-ladzîna zhalamû_ (orang yang berbuat dzalim) lebih ringan daripada _al-zhâlimîn_ (orang yang dzalim). Jika kepada orang yang berbuat zhalim saja sudah dilarang
cenderung kepadanya, lebih-lebih kepada orang-orang yang sudah terkatagori zhalim.

Al-Zamakhsyari memaparkan beberapa perbuatan yang dapat dikatagorikan sebagai cenderung kepada pelaku perbuatan zhalim. Di antaranya adalah tunduk kepada hawa nafsu mereka, bersahabat dengan mereka, bermajelis dengan mereka, mengunjungi mereka, bermuka manis dengan mereka, ridha terhadap perbuatan mereka, menyerupai mereka, dan menyebut keagungan mereka.

Menurut al-Qurthubi larangan ini juga sejalan dengan firman Allah Swt:
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
_Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu]_ (QS al-An'am [6]: 68) 

Perbuatan zhalim itu yang tidak boleh diridhai tidak hanya berlaku terhadap kaum Musyrik, namun berlaku umum. Demikian penegasan al-Syaukani dalam tafsirnya _Fath al-Qadîr_. Termasuk pula di dalamnya terhadap tindakan dan perilaku zhalim penguasa.

Larangan cenderung kepada pelaku kezhaliman itu terkatagori haram. Sebab, orang yang mengerjakannya diancam dengan sanksi yang amat berat, yakni disentuh dengan api neraka. Allah Swt berfirman: _fatamassakum al-nâr_ (menyebabkan kamu disentuh api neraka).

Tak hanya itu, mereka diancam tidak akan mendapat penolong. Allah Swt berfirman: _Wamâlakum min dûniLlâh min awliyâ' tsumma lâ tunsharûn_ (dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan).

Bertolak dari ayat tersebut dan penjelasan para ulama, maka sikap ridha dan senang, apalagi mendukung Ahok merupakan perbuatan terlarang yang diancam dengan neraka.

Betapa tidak, dengan sangat angkuh dia menyebut orang-orang yang dibodohin pakai QS al-Maidah 51 dan macem-macem. Ini sungguh penghinaan yang luar biasa. Bagaimana mungkin al-Quran yang berasal dari Allah Swt disebut sebagai alat pembodoh!

Ketika diminta untuk maaf karena telah menghina al-Quran, dengan sombong dia menyebut bahwa yang dia maksudkan adalah orang-orang rasis dan pengecut yang membodohi orang untuk tidak memilih dirinya dengan menggunakan surat al-Maidah 51.

Sungguh ini melecehkan para ulama. Padahal para ulama hanya menyampaikan salah satu ketentuan hukum Allah Swt bahwa haram memilih dan mengangkat orang kafir sebagai pemimpin.

Perkara ini telah menajdi ijma' (kesepakatan) para ulama.

Al-Qadhi Iyadh _rahimahullah_ berkata:
أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّ الْإِمَامَةَ لَا تَنْعَقِدُ لِكَافِرٍ وَعَلَى أَنَّهُ لَوْ طَرَأَ عَلَيْهِ الْكُفْرُ انْعَزَلَ
_Para ulama telah sepakat bahwa kepemimpinan tidak sah bagi orang kafir; dan menjadi kafir  (murtad), maka diberhentikan_ (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim, vi/315).

Ibnul-Mundzir _rahimahullah_ berkata :
أجمع كل من يحفظ عنه من أهل العلم أن الكافر لا ولاية له على مسلم بحال
_"Para ulama telah bersepakat bahwa orang kafir tidak boleh diserahi kekuasaan atas muslim dalam keadaan apapun"_ (Ahkaamu Ahlidh-Dhimmah, hal. 237).

Jika mendasarkan pernyataan Ahok, berarti para ulama mu'tabar itu adalah orang-orang yang rasis dan pengecut. Sungguh penghinaan yang luar biasa!

Wahai para pendukung Ahok, tidak adakah rasa marah ketika al-Quran dihina dan dinista?

Tidakkah Anda merasa terhina ketika para ulama yang menyampaikan al-Quran dengan benar dilecehkan serta dituduh rasis dan pengecut?

Jika perasaan itu tidak ada, sebaliknya Anda tetap ridha dan terus membela pelakunya, maka bersiaplah Anda mendapatkan siksa yang amat pedih di neraka.

*_Wal-Lâh a'lam bi al-shawâb_*

Tuesday, November 8, 2016

Salutnya Siauw

Ustadz Felix Siauw
Saya Salut Pada Mereka

Terus terang, mengikuti berita akhir-akhir ini, saya sangat salut kepada orang-orang yang masih membela penista Al-Quran, atau yang cenderung pada penista Al-Quran itu

Saya salut pada pimpinan penegak hukum yang dari awal terkesan kuat sangat cenderung kepada penista Al-Quran, seolah menjadi jurubicaranya, mengarahkan opininya

Saya salut pada yang disebut-sebut cendekiawan namun tak terusik ketika Al-Quran dilecehkan, dengan berbagai argumen palsu mengalihkan ummat dari kebenaran

Saya salut pada pimpinan pemerintahan yang mencari pembenaran lari dari tugas, lari dari rakyat, lari dari kebenaran, lari dari agama, kemudian menuduhkan ini dan itu

Saya salut pada yang yang katanya "ulama", tapi sama sekali tak ada takutnya kepada Allah, dekatnya dengan pemilik uang, lisannya tak cenderung kepada Islam dan Muslim

Saya salut pada mereka yang berpeci dan berkoko, berkerudung dan berjilbab, tapi senantiasa punya fitnah untuk mereka yang mencintai Al-Quran dan As-Sunnah

Saya salut pada mereka yang selalu menyebut Al-Quran dan As-Sunnah, tapi justru melarang aksi #BelaQuran, tidak hanya itu, juga nyinyir, meleceh dan melucah pasca aksi itu

Saya salut pada reporter dan jurnalis yang turun saat aksi, tapi gagal mendapatkan kebaikan-kebaikan yang tumpah ruah, dan bisa menemukan setitik salah dan alpa

Salut! Mereka bilang, perkataan penista Al-Quran tidak ada indikasi penistaan, mereka anggap jutaan Muslim yang aksi kemarin semua salah dengar, semua bodoh akalnya

Salut! Mereka bilang semua aksi kemarin diprovokasi Buni Yani dan salah transkripnya, seolah jutaan Muslim lain tak bisa memahami video Bahasa Indonesia tanpa transkrip

Salut! Mereka bisa membohongi hati, menutup nurani, tuli terhadap nasihat, angkuh dihadapan ulama, keras didepan kebenaran. Padahal semua sudah nyata-nyata

Salut! Mereka masih menyangka semua peserta aksi 411 kemarin adalah bayaran, demi nasi bungkus, membuat banyak kerusakan, dan berniat anarkis

Selamat buat anda semua yang diatas, kini ummat bisa melihat sebab anda semua sudah menunjukkan jati diri, hingga kami tau siapa anda, dan apa yang anda banggakan....

Monday, November 7, 2016

Bung Jokowi, Jangan Terlambat! M AMIEN RAIS, Mantan Ketua MPR

Bung Jokowi, Jangan Terlambat!
M AMIEN RAIS, Mantan Ketua MPR

=================

Demo ummat Islam yang dipimpin para ulama, zuama, dan habaib Jakarta plus tokoh-tokoh berbagai kalangan (LSM, musisi, politisi, dll) 4 November lalu berlangsung damai. Memang ada kericuhan sekitar pukul 20.00 WIB, tetapi secara keseluruhan aksi itu berakhir damai. Alhamdulillah.

Saya berada di tengah massa pengunjuk rasa yang jumlahnya mungkin tiga kali lebih besar dari demo politik 20 Mei 1998 di halaman gedung DPR/MPR yang dijuluki sebagai people power Indonesia. Saya terharu melihat kehati-hatian para pemuda yang berdemo itu. Terlalu sering saya mendengar seruan para satgas: "Awas, jangan menginjak-injak rumput", "Hei, hei, jangan menginjak tanaman", juga seruan "Hati-hati, hati-hati, provokasi."

Karena itu, di pengujung demo ketika terjadi pembakaran tiga mobil polisi, saya yakin, kejadian itu mustahil dilakukan demonstran. Mereka tulus dan tampak gembira sambil saling mengingatkan bahaya provokasi dari luar. Di samping pekikan takbir, lagu-lagu perjuangan juga terus diperdengarkan.

Soal cinta mereka pada sang saka merah putih juga sangat mengesankan. Seorang Satgas bercerita pada saya, dia dan teman-temannya kecewa berat ketika pada 3 November sore mencari bendera merah putih ke Pasar Senen, ternyata sudah ludes. Bendera merah-putih dengan berbagai ukuran sudah diborong habis peserta demo.

Kita juga melihat bendera merah putih ukuran raksasa dibentangkan di atas kepala ribuan pendemo yang berkerumun di Bundaran Bank Indonesia. Allahu Akbar. Kesetiaan pada agama dan cinta Tanah Air dari lautan manusia itu membuat banyak mata berkaca-kaca. Bahkan, banyak ibu-ibu yang mengusap air mata yang mengalir di pipi mereka.

Bung Jokowi, rasanya demo 4 November lalu adalah terbesar yang pernah terjadi di persada Indonesia. Sekali-kali jangan Anda remehkan. Dari Maluku sampai Aceh, dari Medan sampai Malang, dari Solo sampai Makassar, dari semua kota besar dan mungkin semua kabupaten, masyarakat bergerak ikhlas dan spontan menuntut hal yang sama: Adili Ahok, penista Alquran dan penghina ulama, secepat mungkin.

Tidak mungkin ada seorang tokoh dengan karisma sehebat apa pun, tidak ada koodinator lapangan (korlap) dengan biaya sebanyak apa pun, dan tidak ada kekuasaan yang berasal dari mana pun dapat menggerakkan jutaan anak bangsa dengan tuntutan yang sama.

Bung Jokowi, saya yakin aksi damai 4 November itu digerakkah para malaikat. Ramalan cuaca Badan Meteorologi mengatakan 4 November akan ada hujan lebat. Ternyata? Mendung merata melingkupi Jakarta sehingga demonstran ikut sejuk hatinya, di samping memang sudah diniatkan sejak awal harus menjadi demo sejuk dan damai.

Sesuai ramalan ilmiah BMKG, harusnya Jakarta mengalami hujan dan petir di Jumat siang. Namun tidak ada gerimis, tidak terlihat kilat petir, apalagi geluduk yang sering membarengi hujan lebat. Manusia boleh meramal, tapi takdir Allah yang berjalan.

Bung Jokowi, saya dapat sepenuhnya memahami, bila ratusan ribu (ada yang memperkirakan sekitar satu juta orang) peserta aksi damai 4 November itu sangat kecewa dengan Anda. Bukankah Anda Presiden mereka juga?

Mengapa Anda memilih menghindar dan pergi ke bandara melihat-lihat hal sepele yang bisa Anda tunda kapan saja? Mengapa Anda menggunakan teknik prokrastinasi (mengulur-ulur waktu), mengabaikan hal mendesak yang harus segera diatasi dan mengalihkan perhatian ke sasaran lain yang jelas dapat ditunda?

Ketika kita kaget demo 14 Oktober di depan Balai Kota dan Kantor Bareskrim menghadirkan puluhan ribu orang, dengan tuntutan yang Anda tentu sudah mahfum, tiba-tiba Anda menggebu bicara pungli. Pungli! Teknik prokrastinasi itu ternyata kandas.

Mestinya Bung Jokowi tidak mengulangi teknik yang sama menghadapi demo 4 November, yang menurut saya, sudah sampai ke tahapan unstoppable. Tidak mungkin lagi dapat dihentikan. Dengan memakai teknik apa pun, apakah dengan ancaman, hardikan, dengan iming-iming berbagai janji yang membius, yakinlah, semuanya akan kandas.

Namun Bung Jokowi, kita mengucap alhamdulillah, setelah kita mendengar garansi Anda tentang kasus skandal Ahok yang Anda sampaikan di Istana pada dini hari 5 November. Sikap Anda yang tegas memang sudah ditunggu dalam sebulan terakhir ini.

Setelah Anda kabur menghindar, akhirnya Anda berjanji, "...bahwa proses hukum terhdap saudara Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan secara tegas, cepat, dan transparan" kemudian, Anda mengatakan sesuatu yang melegakan, "Biarkan aparat keamanan menyelesaikan proses penegakan hukum seadil-adilnya." Dus, penegakan hukum atas skandal Ahok yang tegas, cepat, transparan, dan adil.

Bung Jokowi, satu hal penting harus saya ingatkan. Dalam kehidupan orang Jawa, harga diri keluarga, dan harga diri menyangkut hak milik kita wajib kita dilindungi. Guru bahasa Jawa saya di SMP Muhammadiyah Solo menyuruh murid-muridnya menghafal di luar kepala selusinan petatah-petitih Jawa. Antara lain: sadumuk bathuk sanyari bumi, pecahing dada, wutahing ludira, ditohi pati.

Karena Anda juga lahir dan besar di Solo, guru bahasa Jawa Anda tentu juga mengajarkan hal ini. Bila satu atau dua jari lelaki lain berani sembarangan memegang dahi istri, orang Jawa akan mengambil risiko dadanya terbelah dan darahnya tumpah, bahkan nyawa pun dipertaruhkan untuk melindungi kehormatan keluarga. Demikian juga bila sejengkal tanah miliknya diserobot orang lain.

Bung Jokowi, orang beriman menempatkan Allah, Rasul, dan Kitab Suci-Nya jauh di atas sadumuk bathuk, sanyari bumi tersebut. Alquran  surat At-Taubah 24 dengan jelas menerangkan, bila kaum beriman mencintai bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga dekat, harta kekayaan mereka, perniagaan yang ditakuti ruginya, sampai rumah yang disenanginya ternyata lebih besar dari cinta pada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, maka mereka dipersilakan menunggu keputusan (palu godam) dari Allah.

Bung Jokowi, lautan manusia yang berdemo di depan Istana 4 November lalu sedang mengekspresikan kecintaan puncak pada agama mereka. Kami bukannya tidak tahu kesulitan Anda menghadapi skandal Ahok itu. Ibarat menghadapi buah simalakama, mungkin tepat sebagai analogi posisi Anda menghadapi skandal Ahok. Memang sangat dilematis.

Bila Anda dorong proses hukum yang tegas, cepat, transparan, dan adil, dan hasil logisnya Ahok terkena hukuman badan, sejumlah pemodal yang cukup digdaya yang mungkin telah banyak membiayai kampanye Anda sewaktu maju di Pilkada Jakarta dan kemudian pilpres, akan marah besar.

Karena itu, Anda jadi gamang. Ahok adalah kunci awal untuk melicinkan rencana besar mereka buat negara kita. Ini hipotesis saya.

Sebaliknya, bila Ahok lolos dari jeratan hukum karena praktik hukum Indonesia sering bisa dibengkak-bengkokkan, sebagian rakyat (sebagian besar rakyat, saya yakin), akan membuat perhitungan dengan Anda. Dengan kata lain, people power yang dikhawatirkan banyak kalangan bisa menjadi kenyataan.

Akhirnya, Bung Jokowi, saya harap dalam situasi pelik ini sisa-sisa jiwa petarung Anda dapat muncul lagi. Anda dulu, sebagai wali kota Solo berani menentang keinginan pemodal besar yang ingin membangun mal di atas lahan bangunan kuno bekas pabrik es Saripetojo.

Alasan Anda tegas: keberadaan mal bisa menggerus rezeki rakyat kecil yang sudah puluhan tahun berdagang di sekitar lokasi. Malah bangunan pabrik es itu (didirikan pada 1888) layak dijadikan cagar budaya.

Jiwa petarung Anda muncul lagi setelah jadi presiden. Anda tetap melaksanakan hukum mati 10 orang bandar narkotika, semuanya asing, kecuali satu. Tjahjo Kumolo mengatakan, Anda berprinsip sekalipun ada 1.000 negara lain dan 1.000 Sekjen PBB mengancam, hukum mati tetap dilaksanakan. We were proud of you.

Ayo, Bung Jokowi, kali ini tunjukkan jiwa petarung Anda. Jangan sampai muncul people power di Indonesia gara-gara seorang Ahok. Anda tahu, di Amerika Latin, di Timur Tengah, dan di Asia tidak ada kepala negara dapat mengalahkan people power rakyatnya. Kita sudah dua kali menyaksikan itu di Indonesia. Pada 1966 dan 1998.

Saya yakin Anda bisa. Dengarkan baik-baik masukan dari berbagai kalangan, jangan hanya mendengarkan orang sekeliling yang pasti bermental ABS. Seorang pemimpin runtuh biasanya karena masukan picik orang-orang sekeliling sang pemimpin. Orang-orang yang berpikir jangka pendek dan kehilangan wawasan jangka panjang dan buta, tuli, serta pekok terhadap kepentingan nasional bangsanya.

Bung Jokowi, hari sudah menjelang pagi. Bangun, bangun, bangun..!

Sumber:
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/11/07/oga35m385-amien-rais-bung-jokowi-jangan-terlambat-part2

Sunday, November 6, 2016

Opini Lain Tentang FPI


Salah persepsi terhadap FPI.

Jaya Suprana bukan nama asing di negeri ini.

Berbagai predikat tersemat pada dirinya. Pengusaha, presenter, penulis, kartunis, bahkan pencipta lagu.

Meski keturunan Tionghoa, Jaya Suprana besar dalam budaya Jawa.

Jaya Suprana mengaku kagum dengan sosok Habib Rizieq.
Karena itulah dia datang ke tempat Habib.

Kedatangannya ke markas FPI, kata Jaya, supaya masyarakat tahu siapa sebenarnya FPI.

"Saya punya acara tv mudah-mudahan Habib Rizieq mau mengisi acara tersebut dan menjelaskan segalanya tentang FPI," kata pembawa acara "Jaya Suprana Show" di TVRI ini.

Untuk FPI, di hadapan jamaah FPI yang mengikuti ta'lim di Petamburan, Pendiri MURI ini berpesan supaya meneruskan perjuangannya.

Menurutnya bila FPI tidak ada
kemaksiatan akan menguasai negeri ini.

"Teruskan perjuangan Anda, jika tidak ada FPI pelan-pelan maksiat akan menguasai negeri ini. Terima kasih, hidup FPI," pungkasnya.

PANDANGAN
Para Ulama
terhadap FPI

1. Buya Yahya:
Umat Islam beruntung dengan adanya FPI.

2. KH. Zainudin MZ:
Apa yang dilakukan FPI sudah tepat.
Saya makmum saja sama beliau (Habib Rizieq)

3. Habib Munzir (Ketua Majlis Rasululllah):
FPI bukan Islam garis keras, tapi lebih tepatnya Islam garis tegas.

4. Ustadz Arifin Ilham:
Siapa yang ingin membubarkan FPI? Kebebasan apa yang ingin dicari?
Saya Muhamad Arifin Ilham mendukung perjuangan Ayahanda Habib Rizieq Syihab. Terus berdakwah dan berjihad .

5. KH. Kholil Ridwan (Mantan Ketua MUI):
Masyarakat hanya melihat apa yang dilakukan FPI, tapi tidak pernah bertanya kenapa FPI melakukan demikian.

6. AA Gym ketika ditanya tentang FPI, beliau menjawab:
"Saya tidak bisa menilai hanya berdasarkan pemberitaan dari media , karena media juga sering kali ada udang di balik batu .
Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa jika kita mendapat satu kabar berita , jangan langsung percaya dan harus bertabayyun
(mengkonfirmasi) terlebih dahulu dari yang bersangkutan.
Kebetulan saya pernah bertemu dengan Habib Rizieq, sewaktu beliau sakit.

Dan Habib berpesan kepada saya:
"Aa…kita bagi tugas ya???
Aa yang menyemai padi, Habib yang membasmi hama."…..
Kurang lebih demikianlah sudut pandang Aa Gym, ulama yang dikenal dengan kelembutan, kesantunan dan Manajemen Qolbunya.

7. Ustadz Felix Siauw (mualaf):
FPI tidak seburuk yang kita pikirkan kalau berbicara tentang premanisme, pemerintah jauh lebih premanisme daripada FPI.

8. KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi'ie
(Pimpinan Umum Perguruan As-Syafi'iyah):
"Kami mengajak segenap umat Islam dan organisasi yang berbasis Islam untuk mendukung keberadaan dan perjuangan FPI, karena kami menilai FPI sangat konkrit dan konsisten dalam memperjuangkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bersimpati terhadap perjuangan FPI, terus mewaspadai dan tidak terpengaruh provokasi gerombolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang selalu mendiskreditkan dan mengadu domba FPI dengan kelompok anak bangsa lainnya."

9. KH. Hasyim Muzadi (Mantan Ketua Umum PBNU):
"FPI adalah ormas Islam terpopuler di seluruh dunia, FPI lebih jelas NKRI-nya, Saya mendukung perjuangan FPI dalam memberantas kemaksiatan dan aliran sesat di Indonesia."

10. Dr. Salim Segaf Aljufri (Menteri Sosial era Presiden SBY):
"FPI semakin diterima masyarakat, dalam perjalanannya FPI sudah semakin kokoh. In Syaa Allah FPI semakin kokoh, ibarat pohon kalau sudah 15 tahun itu sudah mengakar kemana-mana."

"FPI semakin hari semakin bagus, semakin meningkat dan semakin diterima masyarakat. Saya yakin kedepan FPI bisa melakukan yang terbaik buat bangsa dan negara,"

Ust Imam Hasan T..BorCen

Saturday, November 5, 2016

Perangkap Ahok

PERANGKAP AHOK
Dr. Ichsanuddin Noorsy B.Sc., SH., M.Si

Sukar diingkari bahwa unjuk rasa 4 Nopember 2016 adalah tekanan masyarakat Islam menolak Ahok dan menolak Presiden Joko Widodo melindungi Ahok. Penistaan terhadap Al Qur'an surat Al Maidah 51 merupakan pintu masuk penolakan yang sempurna karena memenuhi syarat filosofis, sosiologis, dan yuridis formal (hukum yang berpijak pada dogma dan kekuatan berpikir rasional dan dibukukan, hukum positif). Penolakan masyarakat ini bertentangan dengan transaksi politik yang sudah dilakukan partai politik. Pengertian transaksi ini berpijak pada teori pertukaran, apapun pertukaran itu. Boleh pertukaran cita-cita, atau kepentingan sesaat (maaf, bisa juga kepentingan sesat walau tidak disadari). Singkatnya, pertukaran dalam pengertian ada pihak-pihak yang saling memberi dan menerima. Dalam model berpikir yang saya bangun sejak pemilu 2004, politik uang di pemilu legislatif akan melahirkan keterwakilan semu (false representative) karena suara diperoleh melalui transaksi finansial. Ada transaksi modal sosial, tetapi lebih merupakan sarana untuk terjadinya pertukaran kekuasaan dengan finansial.  Produk dari keterwakilan semu atau keterwakilan palsu ini adalah perwujudan otoritas semu. Ini juga terjadi pada pemilu eksekutif. Otoritas semu ini merujuk pada rendahnya bobot keterwakilan yang diindikasikan dengan tidak menjalankan, mengubah atau menolak aspirasi masyarakat luas. Dalam proses lebih lanjut, kebijakanpubliknya membuahkan kepastaian semu. Itu tercermin pada keputusan pemerintah yang berbeda dengan kepentingan masyarakat. Atau sebagaimana banyak keputusan peradilan yang tidak mencerminkan rasa keadilan. Itu berarti kepastian hukum hanya berlaku pada pihak tertentu. Keadilan hanya milik orang kaya. Keadilan yang ada terasa hambar dan tidak menghangatkan jiwa interaksi sosial.
Pergelaran itu terjadi pada perilaku politik Presiden Joko Widodo saat demonstrasi dua juta masyarakat Islam. Sebutan pengecut, penakut, menghindar atau perilaku buruk lainnya muncul di media sosial untuk melukiskan sikap menolak Joko atas tekanan masyarakat Islam menolak Ahok. Simpulnya menjadi, sikap masyarakat menolak Ahok disambut dengan sikap Presiden menolak tekanan masyarakat. Sikap menolak masyarakat tentu mempunyai alasan panjang. Perilaku arogannya Ahok, mulutnya yang kasar, kebijakan yang tidak adil, kebijakan anggaran yang off budgeter, dan banyak lagi yang lain. Yang terpenting adalah kasus Rumah Sakit Sumber Waras, kasus Reklamasi, dan kasus penistaan Al Maidah 51. Sementara penolakan penguasa dan penegak hukum berpijak pada hukum formal dan diskresi. Sebagaimana artikel saya tentang "Negara Kekuasaan dan Provinsi Gagal", penguasa dan penegak hukum menggunakan bukan lagi standar ganda, tapi sudah memakai standar yang aman dan nyaman bagi mereka (suitability standard). Itu tercermin pada kata-kata Presiden yang memerintahkan Wapres, Menkopolhukam, Menag, Panglima TNI dan Kapolri untuk menjumpai perwakilan pengunjuk rasa. Sementara yang bersangkutan pergi memeriksa proyek kereta api cepat Kota-Bandara Cengkareng. Joko menolak bisa jadi karena menyadari demonstrasi 4 Nopember ini pun mengarah ke posisi dirinya.
Serta merta masyarakat membandingkan respon Presiden terhadap persoalan Kodok, Warteg, pungli recehan dan pembakar masjid di Tolikara, atau sebagaimana dia suka blusukan dan tanggap bahkan hingga masuk ke gorong-gorong. Kenapa ada dua juta lebih masyarakat Islam yang ingin menjumpainya, Presiden malah pergi dan mewakilkannya ? Dalam perspektif sistem pemerintahan, mendelegasikan kewenangan tidak salah. Tapi dalam perspektif interaksi sosial politik, saya menyebut Joko Widodo bukan representasi muslim, tidak menghargai keyakinan dan aspirasi muslim, tidak peduli pada penistaan Al Qur'an, tidak memahami perjalanan haji dan umrohnya, serta secara terbuka mengambil jarak psikologi dan sosial dengan muslim dan ajaran Islam. Memang Joko Widodo adalah representasi bangsa Indonesia yang 15-17 persen bukan muslim dan Indonesia bukan negara agama sepenuhnya. Jika pemegang kekuasaan dan penegak hukum bersikap arif bijaksana, sepatutnya dan sepantasnya rasa keadilan masyarakat mewujud dalam sikap politik kekuasaan. Diterima atau tidak, penolakan dari Presiden Joko Widodo berakibat dia sedang mempermalukan diri dan keluarganya, walau itu tidak dirasakan, menurunkan bobot wibawanya sebagai Presiden, dan hilangnya penghargaan dan penghormatan masyarakat terhadap lembaga kepresidenan dan pribadinya. Mestinya, Joko Widodo ingat bagaimana Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono ditolak hadir di berbagai kampus akibat kasus Bank Century. Walau mengakhiri jabatan sesuai dengan agenda ketatanegaraan, namun penolakan itu sendiri sudah bermuatan penghinaan terselubung. Itulah risiko demokrasi liberal.
Pada demonstrasi 4 Nop 2016, orang kemudian berpendapat bahwa Joko Widodo adalah Presiden pertama di dunia yang lari saat rakyat berniat baik menjumpainya. Artinya, ummat Islam yang sudah diperangkap dengan demokrasi liberal masih mematuhi suatu sistem sosial politik berbasis kebebasan individu. Dalam kepatuhan itu, tuntutan kelayakan dan kepantasan mereka ditolak.
Kalangan pembela Joko Widodo pasti menyatakan, sistem sudah berjalan. Wapres dan sejumlah menteri sudah mewakili Presiden Joko Widodo. Masyarakat kembali merespon, rupanya Presiden tidak mampu membuat skala prioritas. Memeriksa fisik pekerjaan yang bisa diwakilkan dan pantas dilaksanakan menurut sistem organisasi modern, ternyata jauh lebih penting dari pada menghargai dan menghormati masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Jelas, kilah berkilah untuk membela posisi diri pasti dilakukan. Maka saya mencoba menelusuri kenapa Ahok demikian berarti baik bagi Joko Widodo maupun bagi Parpol pendukung dan pengusungnya.
Ahok pernah menyatakan bahwa Joko Widodo menjadi Presiden berkat dukungan pengembang (developer). Pernyataan ini mengejutkan karena memberi makna bahwa Ahok mengerti mengenai transaksi ini, jika memakai kacamata teori pertukaran. Maka kemelut reklamasi menjadi seru saat Sanusi dan Ariesman menjadi terpidana sementara Aguan tercekal dan datang ke Istana. Peristiwa tindak pidana korupsi inilah yang menodorong terbitnya surat Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi SH tertanggal 19 Apr 2016 No.: 345/-071.78 yang menghentikan pembahasan Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Prov DKI dan menunggu hasil proses hukum yang sedang berlangsung. Beberapa saat setelah copotnya Rizal Ramli sebagai Menko Maritim dan ESDM yang menolak reklamasi, terbitlah surat Gubernur DKI tertanggal 3 Oktober 2016 No.: 4511/-075.61 tentang Proses Pembahasan Raperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta. Surat Gubernur Basuki T Purnama ini memohon kiranya DPRD dapat segera menjadwalkan rapat paripurna untuk dua Raperda tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sebelum dua surat ini terbit beredar foto isteri Anggota DPRD dan seorang anggota DPRD dalam pesawat jet pribadi. Dokumen yang saya posting di berbagai grup media sosial itu memunculkan pertanyaan, dalam rangka apa digunakan jet pribadi, jet pribadi milik siapa, dari mana dan mau kemana jet pribadi dengan penumpang khusus itu. Sayangnya pertanyaan ini sulit terjawab. Namun dua surat itu mengindikasikan, Ahok mempunyai posisi tawar yang kuat. Justru dengan posisi tawar ini maka Ahok telah memerangkap Joko Widodo. Mudah-mudahan bukan hal ini yang membuat Joko Widodo kehilangan peluang emas untuk membuktikan kedekatan dirinya dengan rakyat. Muslim Indonesia dan dunia mencatat, demonstrasi damai paling dahsyat itu telah melukai perasaan masyarakat Islam sekaligus membuahkan komitmen proses hukum yang sarat dengan kepentingan penguasa. Menyebut bahwa ada aktor politik dalam kerusuhan di Monas justru menunjukkan sikap yang membangun masyarakat yang terkotak-kotak (separate society) dan mencari kambing hitam sambil memainkan model playing victim. Akankan ini berlanjut ? Jawabnya ya, karena hukum demokrasi liberal adalah pertarungan bebas untuk saling menyingkirkan satu sama lain. Inilah Indonesia hasil reformasi. Padahal demokrasi tunduk pada hukum, hukum tunduk pada konstitusi. Dan berdasarkan perintah konstitusi Joko Widodo yang disumpah dengan menggunakan Al Qur'an. ##
Jakarta, 05 Nopember 2016

Tuesday, August 16, 2016

Santri dan Indonesia

INDONESIA MERDEKA

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

*JANGAN LUPAKAN SEJARAH-MARI KITA BANYAK BELAJAR DARI SEJARAH*

*PARA PEJUANG ITU ADALAH SANTRI......!*

_(Nukilan patriotik)_

Santri pondok pesantren itu ampuh. Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti (penjajah) Belanda adalah santri dan tarekat (thariqah).

Ada seorang santri yang juga penganut thariqah, namanya Abdul Hamid. Ia lahir di Dusun Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Mondok pertama kali di Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada KH. Hasan Besari. (KH Hasan Besari adalah peletakdasar pendirian Pesantren Gontor).

Abdul Hamid ngaji kitab kuning kepada Kyai Taftazani Kertosuro. Ngaji Tafsir Jalalain kepada KH Baidlowi Bagelen yang dikebumikan di Glodegan, Bantul, Jogjakarta. Terakhir Abdul Hamid ngaji ilmu hikmah kepada KH. Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang.

Di daerah eks-Karesidenan Kedu (Temanggung, Magelang, Wonosobo, Purworejo, Kebumen), nama KH. Nur Muhammad yang masyhur ada dua, yang satu KH. Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang dan satunya lagi KH. Nur Muhammad Alang-alang Ombo, Pituruh, yang banyak menurunkan kyai di Purworejo.

Abdul Hamid sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama 5 tahun, 1825-1830 M.

Abdul Hamid wafat dan dikebumikan di Makassar, dekat Pantai Losari. Abdul Hamid adalah putra Sultan Hamengkubuwono ke-III.

Abdul Hamid patungnya memakai jubah dipasang di Alun-alun kota Magelang. Menjadi nama Kodam dan Universitas di Jawa Tengah. Terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro.

Belanda resah menghadapi perang Diponegoro. Dalam kurun 5 tahun itu, uang kas Hindia Belanda habis, bahkan punya banyak hutang luar negeri.

Nama aslinya Abdul Hamid. Nama populernya Diponegoro.
Adapun nama lengkapnya adalah Kyai Haji (KH) Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu'minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong.

Maka jika Anda pergi ke Magelang dan melihat kamar Diponegoro di eks-Karesidenan Kedu, istilah sekarang di Bakorwil, ada 3 peninggalan Diponegoro: al-Quran, Tasbeh dan Taqrib (kitab Fath al-Qarib).

Kenapa Al-Quran? Diponegoro adalah seorang Muslim. Kenapa tasbih? Diponegoro seorang ahli dzikir, dan bahkan penganut thariqah.

Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan mengatakan bahwa Diponegoro seorang mursyid Thariqah Qadiriyyah. Selanjutnya yang ketiga, Taqrib matan Abu Syuja', yaitu kitab kuning yang dipakai di pesantren bermadzhab Syafi'i.

Saya sangat menghormati dan menghargai orang yang berbeda madzhab dan pendapat. Akan tetapi, tolong, sejarah sampaikan apa adanya.

Jangan ditutup-tutupi bahwa Pangeran Diponegoro bermadzhab Syafi'i. Maka 3 tinggalan Pangeran Diponegoro ini tercermin dalam pondok-pondok pesantren.

Dulu ada tokoh pendidikan nasional bernama Douwes Dekker. Siapa itu Douwes Dekker? Danudirja Setiabudi.

Mereka yang belajar sejarah, semuanya kenal. (Leluhur) Douwes Dekker itu seorang Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk merusak bangsa kita.

Namun ketika Douwes Dekker berhubungan dengan para kyai dan santri, mindset-nya berubah, yang semula ingin merusak kita justru bergabung dengan pergerakan bangsa kita.

Bahkan kadang-kadang Douwes Dekker, semangat kebangsaannya melebihi bangsa kita sendiri.

Douwes Dekker pernah berkata dalam bukunya:
"Kalau tidak ada kyai dan pondok pesantren, maka patriotisme bangsa Indonesia sudah hancur berantakan."

Siapa yang berbicara? Douwes Dekker, orang yang belum pernah nyantri di pondok pesantren.

Seumpanya yang berbicara saya, pasti ada yang berkomentar: "Hanya biar pondok pesantren laku."

Tapi kalau yang berbicara orang "luar", ini temuan apa adanya, tidak dibuat-buat. Maka, kembalilah ke pesantren.

Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) itu adalah santri.
Tidak hanya Diponegoro anak bangsa yang dididik para ulama menjadi tokoh bangsa.

Di antaranya, di Jogjakarta ada seorang kyai bernama Romo Kyai Sulaiman Zainudin di Kalasan Prambanan.
Punya santri banyak, salah satunya bernama Suwardi Suryaningrat.

Suwardi Suryaningrat ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional yang terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Jadi, Ki Hajar Dewantara itu santri, ngaji, murid seorang kyai.
Sayangnya, sejarah Ki Hajar mengaji al-Quran tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah, yang diterangkan hanya _Ing Ngarso Sun Tulodo_,
_Ing Madyo Mangun Karso_,
_Tut Wuri Handayani_.
Itu sudah baik, namun belum komplit. Belum utuh.

Maka nantinya, untuk rekan-rekan guru, mohon diterangkan bahwa Ki Hajar Dewantara selain punya ajaran Tut Wuri Handayani, juga punya ajaran al-Quran al-Karim.

Sayyid Husein al-Mutahhar adalah cucu nabi yang patriotis.v
Malah-malah, ketika Indonesia merdeka, ada sayyid warga Kauman Semarang yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.

Sang Sayyid tersebut menyusun lagu Syukur. Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan Habib Husein al-Mutahar yang menciptakan lagu Syukur.

Beliau adalah Pakdenya Habib Umar Muthahar SH Semarang. Jadi, yang menciptakan lagu Syukur yang kita semua hafal adalah seorang sayyid, cucu baginda Nabi Saw. Mari kita nyanyikan bersama-sama:

*Dari yakinku teguh*
*Hati ikhlasku penuh*
*Akan karuniaMu*
*Tanah air pusaka*
*Indonesia merdeka*
*Syukur aku sembahkan*
*Ke hadiratMu Tuhan*

Itu yang menyusun , Sayyid Husein Muthahar, warga Kauman Semarang. Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olahraga.

Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi Duta Besar di Vatikan, negara yang berpenduduk Katholik.

Di Vatikan, Habib Husein tidak larut dengan kondisi, malah justru membangun masjid. Hebat.

Malah-malah, Habib Husein Muthahar menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.

Suatu ketika Habib Husein Muthahar sedang duduk, lalu mendengar adzan shalat Dzuhur.

Sampai pada kalimat hayya 'alasshalâh, terngiang suara adzan. Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.

Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada "S"nya, "A"nya, "H"nya. Kemudian pena berjalan, tertulislah:

*17 Agustus tahun 45*
*Itulah hari kemerdekaan kita*
*Hari merdeka Nusa dan Bangsa*
*Hari lahirnya Bangsa Indonesia*
*Merdeka*
*Sekali merdeka tetap merdeka*
*Selama hayat masih di kandung badan*
*Kita tetap setia, tetap setia*
*Mempertahankan Indonesia*
*Kita tetap setia, tetap setia*
*Membela Negara kita*.

Maka peran para kyai dan para sayyid tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.

Jadi, Anda jangan ragu jika hendak mengirim anak-anaknya ke pondok pesantren.

Malahan, Bung Karno, ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, minta didampingi putra kyai.

Tampillah putra seorang kyai, dari kampung Batuampar, Mayakumbung, Sumatera Barat. Siapa beliau?

H. Mohammad Hatta putra seorang kyai. Bung Hatta adalah putra Ustadz Kiai Haji Jamil, Guru Thariqah Naqsyabandiyyah Kholidiyyah.

Sayang, sejarah Bung Hatta adalah putra kyai dan putra penganut thariqah tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya Bapak Koperasi.

Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh. Jangan sekali-kali memotong sejarah.

Jika Anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah Anda akan dipotong oleh  Allah Swt.
Akhirnya, Bung Hatta menjadi Wakil Presiden pertama.

Pesan Penting Bagi Santri, Belajar dari Mbah Mahrus Aly.

Maka, jangan berkecil hati mengirim putra-putri Anda di pondok-pesantren.

Santri-santri An-Nawawi di tempat saya, saya nasehati begini:
"Kamu mondok di sini nggak usah berpikir macam-macam, yang penting ngaji dan sekolah. Tak usah berpikir besok jadi apa, yang akan menjadikan Gusti Allah."

Ketika saya dulu nyantri di Lirboyo, tak berpikir mau jadi apa, yang penting ngaji, nderes (baca al-Quran), menghafalkan nadzaman kitab dan shalat jamaah.

Ternyata saya juga jadi manusia, malahan bisa melenggang ke gedung MPR di Senayan.
Tidak usah dipikir, yang menjadikan Gusti Allah.

Tugas kita ialah melaksanakan kewajiban dari Allah Swt. Allah mewajibkan kita untuk menuntut ilmu, kita menuntut ilmu.

Jika kewajiban dari Allah sudah dilaksanakan, maka Allah yang akan menata. Jika Allah yang menata sudah pasti sip, begitu saja. Jika yang menata kita, belum tentu sip.

Perlu putra-putri kita dalam menuntut ilmu, berpisah dengan orangtua, untuk nyantri di Pondok Pesantren.

KH. Mahrus Aly Lirboyo pernah dawuh:
"Nek ngaji kok nempel wongtuo, ora temu-temuo."
(Jika mengaji masih bersama dengan orangtua, tidak akan cepat dewasa).

Maka masukkanlah ke pesantren, biar cepat dewasa pikirannya.

*Copas dari teman, tulisan seorang tokoh.*

*Merdeka - Merdeka - Merdeka!*

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Sunday, July 17, 2016

Buya Maarif tentang Erdogan

Artikel Buya yg menarik, ditulis 27 Juli 2007...

Islam di Tangan Erdogan
Oleh : Ahmad Syafii Ma'arif

Sekalipun sekularisme Kemalis masih didukung oleh elit militer yang kaku dan keras kepala plus beberapa partai politik, sebagian besar rakyat Turki tampaknya sudah semakin muak dengan budaya politik yang serba duniawi lagi korup itu. Sekiranya rezim sekuler yang berdiri pada 29 Oktober 1923 mampu membawa Turki menjadi bangsa dan negara maju yang adil, tantangan populis terhadapnya tidak akan sehebat dan sedahsyat seperti sekarang ini. Sejarah belum tentu akan menyambut kedatangan Erdogan (Recep Tayyip Erdogan) dengan sikap penuh simpati. Di tangan Erdogan kita berharap bahwa Islam memberi solusi terhadap berbagai masalah domestik dan global dalam upaya membangun peradaban yang asri, bukan untuk menakuti dunia dengan membangun rezim primitif yang mengatasnamakan Tuhan.

Sebenarnya sudah sejak tahun 1950, 12 tahun pasca Kemal Ataturk (w। 1938), sebagian rakyat Turki yang 97% Muslim itu mulai bertanya mengapa mereka dipisahkan dengan Islam sebagai agama dan kekuatan kultural. Islam sudah mengakar dalam jiwa bangsa Turki selama rentang kurun yang panjang, sejak sekitar abad ke-10, pada saat Imperium 'Abbasiyah (749-1258) mulai melemah. Palu godam terakhir dipukulkan oleh Hulagu atas kota Baghdad pada 1258 yang menyudahi karier imperium yang sudah membusuk itu untuk selama-lamanya. Pewarisnya yang paling perkasa adalah Imperium Turki Usmani (1299-1924) yang bertahan hampir tujuh abad. Banyak catatan yang dapat direkam tentang imperium ini, baik yang mulia maupun yang keji. Yang mulia tidak akan diturunkan di sini, tetapi yang keji perlu diingat, agar kekuasaan yang dikaitkan dengan Islam harus bersikap ekstra hati-hati dengan agama ini. Erdogan dan partainya AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi/Partai Keadilan dan Pembangunan) harus bijak melangkah. Mereka harus belajar dari kelampauan secerdas mungkin.

Di antara kekejian yang mencoreng Imperium Turki Usmani adalah kelakuan Sultan Selim I (1512-1520), sultan ke-9, yang diberi julukan Yavuz (kejam dalam bahasa Turki). Demi kelangsungan dinasti Usmani, Selim tega membunuh dua saudara dan beberapa anak kandungnya sendiri untuk melapangkan jalan bagi anaknya yang lain, Sulaiman I (1520-1566) yang kemudian dikenal sebagai Sulaiman yang Agung. Di bawah Sulaiman, Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya, kemudian imperium yang sudah lelah ini redup secara berangsur tetapi pasti sampai lenyap pada 1924. Demi simpati berat saya kepada Erdogan, kekejaman Selim di atas jangan sampai hilang dari memori agar tidak sampai terulang, apa pun bentuk modernnya kekejaman itu, pada saat Islam sedang menjadi simbol politiknya. Jiwa saya akan memberontak sangat keras jika pembunuhan dan kekerasan politik terjadi lagi pada saat Islam mulai bernafas di Turki setelah sekian lama dipisahkan dari ruang publik.

Erdogan tentu menyadari bahwa perhatian dunia sedang tertuju kepadanya. Keberhasilannya membawa Islam ke panggung politik melalui proses demokrasi akan membelalakkan mata publik: ternyata Islam di tangan Erdogan adalah sebuah Islam yang ramah dan percaya diri, bukan Islam yang layak dimasukkan ke dalam museum sejarah. Saya sadar sepenuhnya dengan ungkapan yang digunakan ini. Bukan untuk apa-apa, tetapi karena saya hampir kehilangan kepercayaan pada rezim yang membawa-bawa Islam hanya sebagai tameng demi menutupi ambisi kekuasaan yang sering a-moral. Erdogan tampaknya berbeda.

Siapa Erdogan? Politisi kelahiran 1954 dan jago bola ini adalah sarjana manajemen dari Universtas Marmara, Istanbul. Tahun 1970 dalam usia belia ia sudah terjun ke dunia politik lewat MSP (Milli Selamet Partisi/Partai Orde Nasional) pimpinan Dr Necmettin Erbakan, sebuah partai yang dicurigai militer karena dianggap anti sekularisme. Kemudian terjadi kudeta militer tahun 1980. Rezim berkuasa melarang semua parpol. Saat itu Erdogan bekerja pada Otoritas Transportasi Istanbul. Aneh bin ajaib, bosnya menyuruh Erdogan mencukur kumisnya karena dikatakan berbau Islam. Erdogan menampik, lalu ia ke luar untuk kemudian memasuki dunia bisnis dan politik. Sekularisme Turki ternyata juga mengurus kumis, tetapi gagal mengurus kemakmuran rakyat.

Tahun 1983 saat angin demokrasi bertiup di Turki, Erdogan menyertai partai RP (Refah Partisi/Partai Kemakmuran), juga pimpinan Erbakan. Tahun1994 Erdogan terpilih jadi wali kota Istanbul, sebuah kota metropolitan terbesar dengan pernduduk sekitar 10 juta. Karena RP selalu dicurigai politisi sekuler, maka pemerintah membubarkan RP. Erdogan dianggap dapat menggoncangkan bangunan sekularisme setelah ia membacakan puisi yang bernuansa Islam. Dia ditangkap kemudian dihukum 10 bulan, tapi entah apa sebabnya tiba-tiba dikurangi menjadi empat bulan. Sebagai politikus berbakat dan cerdik, setelah pembebasannya Erdogan tidak menyia-nyiakan peluang politik yang semakin terbuka. Pada tahun 2001 partai baru AKP dibentuknya, sebagaimana telah sedikit disinggung di atas. Ibarat menjolok buah ranum yang hampir jatuh, dalam pemilu Nopember 2002 AKP ke luar sebagai pemenang dengan meraup 363 dari 550 kursi kursi yang tersedia di parlemen.

Dunia sekuler Turki sempoyongan.Tetapi selalu saja dicegah agar Erdogan jangan sampai menjadi perdana menteri dengan mengaitkan dosa baca puisi yang dianggap anti sekuler itu. Tetapi Erdogan tidak kehilangan akal. AKP cepat mendukung upaya amendemen konstitusi yang membuka jalan baginya untuk jadi perdana menteri, dan berhasil. Bulan Maret 2003 ia dilantik jadi perdana menteri. Popularitasnya semakin berkibar tak terbendung lagi. Dalam Pemilu Juli 2007 untuk kedua kalinya AKP meraih kemenangan dengan 341 kursi di parlemen. Harapan kita agar tokoh berkumis ini padai-pandai meniti buih agar selamat membawa Islam sampai ke seberang. Di tangan Erdogan Islam menawarkan solusi, bukan slogan formalisme seperti yang diusung oleh berbagai kelompok yang buta realitas. Selamat Erdogan, tidak mudah bagi anda menghapus citra Islam yang dituduh orang sebagai agama anti demokrasi. You are on the right track, for sure! (Diramu dari berbagai sumber)
Jogjakarta, 27 Juli 2007

Monday, June 6, 2016

Tanda Kematian

Bismillahirrohmanirrohim.

" TANDA-TANDA KEMATIAN "

ALLAH Subhanahu Wata'ala telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian..

Tanda 100 hari menjelang ajal : Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya,

Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa..

Tanda 40 hari menjelang kematian : Selepas Ashar, jantung berdenyut - denyut.. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur..

Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari..

Tanda 7 hari menjlang ajal : Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan..

Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu..

Tanda 3 hari menjelang ajal : Terasa denyutan ditengah dahi, Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang
memandikan kita nanti..

Tanda 1 hari sebelum kematian : Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun,
menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya..

Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat..

Sahabatku yang budiman, subhanALLAH, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya..
Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng- kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup..

Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya..
SubhanALLAH..

Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang- orang yang terpilih.. Dan semoga
kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada..

Dan semoga akhir hidup kita semua Husnul Khatimah,
Aamiin..

Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:

1. Biarkan info ini tetap dalam page/grup ini.
2. Share info ini ke sejumlah orang yang Anda kenal dan Insya Allah ridha
Allah akan anugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.

Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.

Saturday, May 21, 2016

Tulisan Kang Aher ttg Tiongkok

Diantara tulisan terbaik Kang Aher Gubernur JABAR

BREAKING NEWS : [Madrasah Ramadhan : BANGUN lebih awal, SADAR lebih awal]

1. Sebentar lagi Ramadhan menjelang. Allahumma bariklanaa fii Sya'ban wa balighnaa Ramadhan. #Marhaban

2. Salah satu pelajaran penting dlm Madrasah Ramadhan yg kita lalui tiap tahun adalah : BANGUN LEBIH AWAL. #sahur

3. Agar bisa bangun lebih awal, biasanya di kampung-kampung ramai org memukul kentongan. Kentongan jg seringkali digunakan sbg isyarat jika terjadi musibah dan bencana. #EarlyWarning

4. Ramadhan dan kentongan ingin mendobrak kebiasaan buruk kita, kaum muslimin, yg senantiasa telat bangun, TELAT SADAR. #kentongan

5. TELAT SADAR adalah kebiasaan buruk yg hanya mengantarkan kita pada malapetaka. Dan ketika itu terjadi, yg tersisa hanyalah penyesalan tiada guna. Kata orang 'bijak' : "penyesalan itu datangnya belakangan, kalau duluan itu namanya pendaftaran". :D

6. Tengoklah sejarah kehancuran Bani Abbasiyah ditangan bangsa Mongol. Awalnya, Khalifah al-Musta'shim memandang remeh bangsa Mongol yg dipimpin Hulagu Khan. Khalifah dan kaum muslimin baru tersentak ketika satu persatu wilayah mrk berhasil direbut dan dihancurkan. #TelatSadar

7. Selama 40 hari non-stop kaum muslimin dibantai : kota dibakar, wanita diperkosa dan dibunuh, bayi disembelih, jutaan tengkorak kaum muslimin ditumpuk menjadi piramid. Tanah memerah dgn genangan darah. Sungai Tigris menghitam akibat tinta dari ribuan kitab di perpustakaan Bait al-Hikmah yg dibuang.
#Baghdad1258

8. Sebuah Imperium besar yg menguasai hampir sepertiga bumi, hancur oleh bangsa Mongol yg nomaden. Mayoritas dibantai minoritas. Pendatang pula. #TelatSadar

9. Ya.....mayoritas "dibantai" minoritas. Dimana dan kapanpun bisa terjadi. #TelatSadar.

10. Di negeri mayoritas muslim pun hal tsb kini terjadi. Dipinggirkan secara politik, dimarginalkan secara ekonomi, dilecehkan secara budaya. #DIBANTAI

11. Saat simbol-simbol keislaman sbg identitas kita digugat dan dilecehkan, tiba-tiba kita melihat simbol identitas pihak lain di tengah-tengah kita dgn begitu vulgarnya. #PaluArit

12. Masih ingatkah kita peristiwa tahun kemarin? Utk pertama kalinya simbol 'Naga Merah' muncul dalam logo HUT 488 DKI Jakarta. Apa maksudnya? #cina-isasi.

13. Dalam perang-perang klasik, menancapkan panji-panji (simbol) di pusat kerajaan (baca : ibukota) lawan menandakan penaklukan atas wilayah tsb. #NagaMerah

14. Dalam ilmu psikologi, manusia dikenal sbg makhluk simbol, yang seringkali mengasosiasikan dirinya dengan simbol-simbol tertentu.
#PaluArit
#NagaMerah

15. Pun dalam ilmu sejarah, simbol atau lambang itu menempati perhatian khusus. Adalah bohong jika simbol dianggap tidak memiliki peran dan pesan ideologis. Seluruh aliran ideologi pasti memiliki simbol yang mewakili cita-cita mereka.

16. Kebetulankah jika kini si 'Palu-Arit' dan 'Naga Merah', yg berasal dari akar ideologi yg sama, muncul secara beriringan dan saling bersimbiosis mutualisme?
'Naga Merah' butuh pengalihan, dan 'Palu-Arit' butuh pemunculan. #Branding

17. Fakta-fakta yg berserak saat ini seharusnya membuat kita tersentak. Tapi itulah penyakit kita: hanya sekedar kaget. 'Mendusin' kata orang betawi. Utk kemudian terlelap kembali. #TelatSadar

18. Tak sampai setahun sejak simbol 'Naga Merah' ini muncul, mrk telah berhasil mengusir dan merampas tanah pribumi di pesisir ibukota. Mereka bangun dan perluas basis koloni mrk meski dgn melanggar UU di negara berdaulat(?) ini.
#reklamasi

19. Dengan jerat utang yg mrk pasang, negeri ini sudah mrk anggap sebagai provinsi sendiri. Seenaknya mrk kirim ribuan pendatang ke negeri ini tanpa bisa kita tolak. Mrk pikir ini transmigrasi kali, ya....???

20. Data di Kementerian Ketenagakerjaan menunjukan bhw sejak Januari 2014 hingga Mei 2015 telah dikeluarkan izin utk lebih dari 41.000 org tenaga kerja asal cina, dengan 13.000 lebih diantaranya sdh stand by di Indonesia. #Googling

21. Berapa lagi jumlah yg masuk sejak Juni 2015 hingga sekarang? Termasuk buruh kasar pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. #ngeri

22. Yakin semua yg datang hanyalah buruh kasar semata? Tidak adakah dari ribuan imigran itu yg merupakan infiltran yg sengaja disusupkan dgn membawa misi tertentu? #spionase

23. Tadinya kita berfikir bhw 5 org pekerja cina yg berhasil menyusup dan menggali tanah di pangkalan udara militer Halim Perdana Kusuma hanyalah murni kelalaian administrasi keimigrasian belaka.
#NoPaspor

24. Tapi kecurigaan layak muncul tatkala terbongkarnya kasus Lion Air dgn nomor penerbangan JT 161 yg kemarin menurunkan penumpang dari singapura di terminal kedatangan domestik, hingga lolos dari pengecekan imigrasi. #nyusup

25. Yang perlu dicatat dan digarisbawahi adalah: terbongkarnya kasus di Halim dan Lion Air ini terjadi dgn "tidak sengaja".
(Wamakaru Wamakarallah)

26. Di Halim krn pas ada patroli dari petugas jaga; di Lion Air krn ada netizen yg memposting kejadian "aneh" yg dialami anak sahabatnya.

27. Artinya, jika ini tidak ramai di sosial media, bisa jadi ini adalah operasi senyap utk menyelundupkan org asing ke negeri kita, dgn Singapura sbg pusat transitnya. Ingat...Singapura adalah tanah melayu yg berhasil di di-cina-kan.

28. Tanya dong....siapa sih pemilik Lion Air, dan apa posisinya di Istana Merdeka? :D

29. Bicara soal susup-menyusup, pernah dong nonton film TROY? Bagi yg blm nonton....nonton dong :p

30. Intinya, pada perang penaklukan kota Troya (Trojan War), tentara Yunani yg sudah putus asa akhirnya menemukan strategi jitu dgn meninggalkan patung kuda raksasa yg indah dan megah di depan gerbang kota Troya yg sulit mrk tembus.

31. Para pembesar Troya yg sudah merasa memenangkan peperangan tidak menyadari jebakan ini. Mereka tarik patung kuda itu hingga masuk ke benteng kota, tanpa menyadari bhw di dalam perut patung kuda raksasa itu tengah bersembunyi sekian banyak pasukan terbaik Yunani.

32. Tepat tengah malam, selepas para pembesar Troya terlelap akibat lelah setelah pesta seharian, pasukan Yunani keluar dari perut patung kuda. Satu per satu pasukan penjaga mrk bunuh. Dan gerbang kota yg 10 tahun gagal mrk tembus akhirnya berhasil dibuka.

33. Sejurus kemudian, tentara Yunani yg sdh menunggu diluar berhasil masuk utk kemudian menyerbu, membakar, dan menguasai kota. #Tragis

34. Kita patut khawatir jika investasi cina di tanah air merupakan 'Trojan War' gaya baru. Mereka siapkan proyek-proyek raksasa dgn menyusupkan ribuan pasukan naga di dalamnya yg siap menyerbu Indonesia, negeri muslim TERBESAR di dunia. #EarlyWarning

35. Apalagi kini cina lebih mudah menyusupkan org nya ke Indonesia karena dibantu oleh londo ireng.

36. BREAKING-NEWS : Mendagri menegaskan bahwa pembuatan e-KTP tidak perlu pengantar RT/RW dari kelurahan setempat.

37. NGERI!!!...krn nanti RT/RW sbg unit siskamling terkecil, tidak lagi mengenal warganya. Mrk tidak lagi memegang data dari KTP-KTP yg beredar, meski di KTP itu tercantum wilayah RT/RW yg menjadi tanggung jawab mrk.

38. Apalagi dgn pemberlakuan KTP seumur hidup, yg pastinya tidak akan ada lagi proses cross check data di tingkat kelurahan. #LOLOS!!!...

39. Semakin mudah menjadi warga Indonesia, bukan? #Pil-Pres-2019

40. So.... masih menganggap ini semua tidak terjadi "apa-apa"? #SAHUUURRR...BANGUN...ELING...SADAR...#

41. Wahai saudaraku...... Dengarkan suara "kentongan" itu. Segera BANGUN, Segera SADAR. JANGAN TELAT. Jangan sampai semua mjd penyesalan kelak. #EarlyWarning
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (QS. adz-Dzariyat: 55).

42. Yakinlah kemenangan itu milik org2 bertaqwa, karena itu adalah janji-NYA...

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah yang mendapatkan kemenangan". (Q.S. An-Naba' : 31).

43. Insya ALLAH... Ramadhan ini akan mengantarkan kita... la'allakum tattaquun. Aamiin.

**********************

...semoga kita semua "eling dan waspada", "sadar dan peduli", "tidak telat, tidak tel-mi"...semoga bermanfaat...


http://kenisah.blogspot.com

Tuesday, May 3, 2016

hutang CV. Punkala - Sugandi

list hutang cv. punkala (sugandi)
yang belum dibayar

5-mei-2012
rp. 7.000.000,-


13 juni 2012
rp 7.000.000,-

28 juni 2012
rp. 2.000.000,-


pembayaran 201?
rp. 1.500.000,-

sisa hutang :
rp. 14.500.000,-

Sunday, April 24, 2016

Taufik Ismail ttg Komunis

PUISI ANTI KOMUNIS TAUFIK ISMAIL: http://www.nbcindonesia.com/2016/04/dianggap-provokator-taufik-ismail.html

Rabu 20 April 2016 lalu, penyair nasional Taufik Ismail mengumandangkan puisinya di Seminar-Symposium di Hotel Aryaduta Jakarta tentang PKI, dan di luar dugaan pesertanya, beliau menyerang Komunisme, kekejaman pembantaian-pemberontakan oleh PKI ... DAN langsung diteriaki peserta! ... Dan diusir! ... Hanya di rezim Jokowi ini, Komunis dibiarkan bersuara, sementara sesuai Tap MPR RI, Komunis dilarang ... Dan RI dibawa semakin mesra dengan negara Komunis RRC.

Ini dia PUISINYA:

Dua orang cucuku, bertanya tentang angka-angka

Datuk-datuk, aku mau bertanya tentang angka-angka

Kata Aidan, cucuku laki-laki

Aku juga, aku juga, kata Rania cucuku yang perempuan

Aku juga mau bertanya tentang angka-angka

Rupanya mereka pernah membaca bukuku tentang angka-angka dan ini agak mengherankan
Karena mestinya mereka bertanya tentang puisi

Tetapi baiklah,
rupanya mereka di sekolahnya di SMA ada tugas menulis makalah

Mengenai puisi, dia sudah banyak bertanya ini itu, sering berdiskusi

Sekarang Aidan dan Rania datang dengan ide mereka menulis makalah tentang angka-angka

Begini datuk,
katanya ada partai di dunia itu membantai 120 juta orang, selama 74 tahun di 75 negara

Kemudian kata Aida dan Rania, ya..ya..120 juta orang yang dibantai

Setiap hari mereka membantai 4500 orang selama 74 tahun di 75 negara

Kemudian cucuku bertanya

Datuk-datuk, kok ada orang begitu ganas..?

Kemudian dia bertanya lagi,
kenapa itu datuk? Mengapa begitu banyak?

Mereka melakukan kerja paksa, merebut kekuasaan di suatu negara

Kerja paksa

Kemudian orang-orang di bangsanya sendiri berjatuhan mati

Kerja paksa

Kemudian yang ke dua

Sesudah kerja paksa,
program ekonomi diseluruh negara komunis tidak ada satupun yang berhasil

Mati kelaparan, bergelimpangan di jalan-jalan

Kemudian yang ketiga, sebab jatuhnya Puisi ini

Sebabnya adalah mereka membantai bangsanya sendiri,

Mereka membantai bangsanya sendiri

Di Indonesia

Pertamakali di bawa oleh Musso, di bawa Musso.

Di Madiun mereka mendengarkan pembantaian.

...

Terputus ... Karena Taufik Ismail diusir oleh panitia Symposium PKI Rabu 19 April 2016 di Hotel Aryaduta Jakarta.
http://kenisah.blogspot.com

Saturday, April 9, 2016

Anti Teroris Pesanan Asing

Din Syamsudin Yakin Program Deradikalisasi adalah Proyek Amerika Serikat
Sabtu, 9 April 2016 - 09:18 WIB

Hidayatullah.com – Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Din Syamsudin mengatakan, dirinya yakin bahwa program deradikalisasi yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merupakan proyek dari kepentingan asing.

"Saya sampai saat ini masih meyakini program deradikalisasi adalah proyek Amerika Serikat," ujarnya dalam pengajian bulanan Pengurus Pusat Muhammadiyah bertema "Pemberantasan Terorisme yang Pancasilais dan Komprehensif"di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jum'at malam, (08/04/2016).

Ia bercerita, beberapa waktu lalu, pihaknya pernah dipertemukan dengan pejabat dari Gedung Putih (pemerintah Amerika Serikat) di Bogor. Yang mana pada pertemuan tersebut, kata Din, mereka berusaha meyakinkan Muhammadiyah agar mau mendorong dan mendukung program deradikalisasi.

Namun, ia dan Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa deradikalisasi bukan cara yang tepat dalam memberantas terorisme.

"Tetapi deradikalisasi selama ini menempuh jalan yang keliru, bukan kemudian menghilangkan radikalisme itu, tapi deradikalisasi justru mengambil bentuk radikalisme baru," jelas Din.

Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) ini beranggapan, program deradikalisasi memandang terorisme hanya dari kacamata ideologi yang mengarah pada satu agama tertentu.

"Jika hanya menekankan fokus pada satu faktor tunggal, yakni idologi, apalagi disangkutkan pada keagamaan, saya kira dengan analisa kacamata kuda seperti ini kita akan kehilangan arah dalam pemberantasan terorisme," tukasnya.

Padahal, menurut Din, ada faktor lain yang mempengaruhi tindak terorisme. Yakni faktor non agama seperti kesenjangan, ketidakadilan sosial, ekonomi dan politik, baik tingkat global maupun regional.

Presiden ACRP: Penanganan Teroris Bermasalah Karena Justru Membentuk Terorisme Baru

Termasuk juga, lanjutnya, adanya faktor penunggangan yang memanfaatkan elemen radikal minoritas, yang membuat mereka terdorong dan tergerak melakukan aksi-aksi kekerasan.

"Dari literatur yang saya baca, ada faktor penunggangan tersebut baik tingkat global maupun nasional di banyak negara. Tentu ini adalah tujuan untuk mendeskreditkan Islam, inilah yang kita tolak," ungkap Din.

Ia menegaskan, Muhammadiyah jauh sebelum ada BNPT sudah terlibat dalam gerakan untuk menanggulangi terorisme, dengan mengutamakan Islam yang rahmatan lil alamin.

Untuk itu, Din berharap program deradikalisasi untuk direvisi agar jangan justru mengambil bentuk radikalisme baru.

Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Cholis Akbar
http://kenisah.blogspot.com

Monday, March 14, 2016

Islam dari china

Habibie:
Hadiah Terbesar Bangsa Cina ke Indonesia adalah Islam


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Presiden ketiga RI BJ Habibie menjelaskan mengenai awal kehadiran Islam di nusantara. Menurut dia, Islam datang ke Indonesia dan diperkenalkan pertama kali lewaat bangsa Cina, melalui laksamana Cheng Ho.

"Hadiah terbesar bangsa Cina ke Indonesia adalah agama Islam," kata Habibie ketika memberikan ceramahnya di Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (29/8). 

Habibie menjelaskan, Islam lahir 14 Abad silam. Saat itu, Islam memang belum sampai ke jazirah Tiongkok. Baru ketika jalur perdagangan dibuka 700 tahun kemudian Islam sampai di Cina. Kemudian, Laksamana Cheng Ho datang ke Nusantara membawa misi damai dan Islam pun dikenal masyarakat Indonesia ketika itu. 

"Ini yang sering saya katakan ketika saya bertemu siapa pun, termasuk tokoh dunia. Ketika saya ke Cina, saya diberitahu, umat Islam yang saya temui inilah orang-orang yang memperkenalkan Islam kenegara Anda," kata dia.

"Saya bilang ke pimpinan Beijing, saya bilang ke pimpinan Jerman, agama Islam datang ke Indonesia damai bukan peperangan," kata dia. 

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari jasa Walisongo (Wali Sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari Cina.

Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer itu dalam bukunya "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara", namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama).

Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal dengan Raden Patah/Fatah alias Panembahan Tan Jin Bun/Arya (Cu-Cu). Ia adalah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah.

Walisongo dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri dari sembilan orang wali; Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/ Tan Eng Hoat, dan Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho.

Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak.

Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Untuk memastikannya, pada 1928, Residen Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun sebanyak tiga pedati.

Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun.
Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi "Segundo Turco" (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya.

Kata Walisongo yang selama ini diartikan sembilan (sanga/songo) wali, ternyata masih memberikan celah untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' (dilafalkan sebagai 'songo' dalam Bahasa Jawa) berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia.

Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' dalam bahasa Jawa yang berarti tempat.

Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisongo, dipercaya berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan dari kata 'Suhu atau Saihu' yang berarti guru. Disebut guru, karena para wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan.

Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti pangggilan 'Encek'. Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China, karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal.

Sangat dimungkinkan bahwa cerita ini mengandung kebenaran ( walaupun mungkin tidak semua Walisongo dari Cina ), karena saat itu penduduk lokal Jawa adalah masih Hindu-Buddha dan tentunya apabila ada suatu kebudayaan baru yang masuk maka pastilah dibawa oleh pendatang dari luar. Mengingat bahwa saat itu Cina sudah menjelajah ke berbagai belahan dunia termasuk di tanah Jawa maka dimungkinkan salah satu dari mereka adalah pembawa syiar agama Islam tersebut. 

Sumber:
* D. A. Rinkes "De heiligen van Java"
* Jan Edel "Hikajat Hasanoeddin"
* B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang
* Utrecht: Den Boer – G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff
* De Graaf and Pigeaud "De eerste Moslimse Vorstendommen op Java"i
* "Islamic states in Java 1500 -1700?.
* Amen Budiman "Masyarakat Islam Tiongkok"
http://kenisah.blogspot.com

Thursday, March 3, 2016

Kisah Nyata (?)

AL-QUR'AN DAN SANG JENDERAL
(diangkat dari kisah nyata)

Suatu sore pada tahun 1525, penjara tempat orang tahanan terasa hening mencengkam. Jenderal Adolf Roberto, pemimpin penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah² ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yg fanatik ... itu akan mendarat di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara² Ayat Suci yang amat ia benci.
"Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan!!!" teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi? Laki² di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dg khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg luasnya tak lebih sekadar cukup untuk 1 orang.

Dg congkak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dg rokoknya yg menyala.

Sungguh ajaib ... tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan pada sang algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih, "Rabbi, wa-ana 'abduka."

Tahanan lain yg menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustadz ... Insyaa Allah tempatmu di Syurga."
Melihat kegigihan orang tua yg dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.

Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras² hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yg berhubung dg agamamu!!"

Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yg amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala ... Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yg amat bodoh."

Baru saja kata² itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki² itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dg wajah bersimbah darah.

Ketika itulah dari saku baju penjaranya yg telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat².

"Berikan buku itu, hai laki² dungu!" bentak Roberto.
"Haram bagi tanganmu yg kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!" ucap sang ustadz dg tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari² tangan sang ustadz yg telah lemah. Suara gemeretak tulang yg patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.

Laki² bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yg terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yg telah hancur.

Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yg membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yg telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini," suara hati Roberto bertanya-tanya.
Perlahan Roberto membuka lembaran pertama buku itu.

Pemuda berumur tiga puluh tahunan itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan² "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol. Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yg telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yg dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yg dialaminya sewaktu masih kanak². Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.

Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak²nya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini.
Sore itu ia melihat peristiwa yg mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia).
Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia.
Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang² besi yg terpancang tinggi.
Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yg kencang, membuat pakaian muslimah yg dikenakan berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup² pada tiang² salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang bocah laki² mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yg telah senyap. Korban² kebiadaban itu telah syahid semua.

Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yg terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi (ibu) yg sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abayanya.

Sang bocah berkata dg suara parau, "Ummi ... ummi ... mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.

Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah.
"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi," jawab sang bocah memohon belas kasih.
"Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dg agak grogi.
Tiba² "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah.
"Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu. Sekarang kuganti namamu dengan nama yg bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yg jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki² itu.

Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sadar dari renungannya yg panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yg melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Pikirannya terus bergelut dg masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yg ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yg dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.
Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusar.

Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yg amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yg sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."
Hanya sebatas kata itu yg masih terekam dalam benaknya.

Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yg membasahi wajahnya.
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yg tadi menyiksanya habis²an kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yg telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." terdengar suara Roberto memelas.

Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dg buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dg susah payah masih bisa berucap, "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dg Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu."

Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dg berbekal kalimah indah, "Asyhadu an-laa Ilaaha illalloh, wa asyhadu anna Muhammadan Rasullulloh ...'.
Beliau pergi menemui Rabbnya dg tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yg fana ini.

Kemudian..
Ahmad Izzah mendalami Islam dg sungguh² hingga akhirnya ia menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran yg di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya. Dialah ... "Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy".
http://kenisah.blogspot.com

Monday, February 29, 2016

Nasehat Jokowi

Nasehat Jokowi kepada Ridwan Kamil menjelang pencalonan Ridwan Kamil maju jadi calon gubernur DKI.
Ini bukan nasehat kepada Jokowi sendiri lho ya.....
Xixixixi

"Nasehat Bijak" Jokowi buat Ridwan Kamil.


Pesan Presiden Joko Widodo kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil terkait Pilgub DKI:

"Beliau bilang jangan semata-mata mau mengejar sesuatu yang lebih besar, namun yang di depan mata belum terselesaikan dengan baik," kata Ridwan Kamil menyampaikan soal pesan Jokowi, saat konferensi pers di Bandung, Senin (29/2). [Baca: Video Konpres Ridwan Kamil]

Dengan mengutip nasihat ini, secara halus Kang Emil membuka pandora kenaifan praktik kepemimpinan penguasa negeri ini: hilangnya rasa malu buat becermin.

Mungkin Presiden Joko Widodo sendiri lupa bahwa ada seorang pejabat tinggi negara memulai karir pemerintahannya sebagai Wali Kota. Belum menyelesaikan periodenya sebagai Wali Kota, dia malah maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dengan sebuah keyakinan "KELIHATANNYA NGGAK SULIT-SULIT AMAT ATASI MACET DAN BANJIR JAKARTA". (http://www.rmol.co/read/2011/06/28/31483/Walikota-Solo:-Kelihatannya-Nggak-Sulit-sulit-Amat-Atasi-Macet-dan-Banjir-Jakarta-)

Belum dua tahun memimpin Jakarta, dia juga maju di Pemilihan Presiden 2014. Lagi-lagi dengan sebuah keyakinan "Macet dan Banjir Lebih Mudah Diatasi jika Jadi Presiden". (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/24/1553111/Jokowi.Macet.dan.Banjir.Lebih.Mudah.Diatasi.jika.Jadi.Presiden)

Presiden Joko Widodo mungkin lupa bahwa sosok yang belum menyelesaikan amanah dengan baik itu adalah dirinya sendiri.

Begitupula dengan Ahok yang loncat sana sini tak selesaikan amanah:
- 2004 jadi anggota DPRD Beltim selama 1 tahun dari PIB
- 2005 jadi Bupati Beltim selama 15 bulan
- Desember 2006 berhenti dari pos Bupati Beltim, ikut Pilgub Babel dan kalah
- 2009 jadi anggota DPR dari Golkar
- 2012 jadi wakil gubernur DKI Jakarta dari Gerindra

Maka, sekali lagi, penuturan Ridwan Kamil yang mengutip "nasihat bijak" Jokowi justru merupakan pukulan telak buat kepemimpinan penguasa negeri ini: kutu loncat namun hilang rasa malu buat becermin.

"Jangan semata-mata mau mengejar sesuatu yang lebih besar, namun yang di depan mata belum terselesaikan dengan baik"  ....


http://kenisah.blogspot.com

Sunday, February 28, 2016

Dahlan Iskan tentang Gubernur NTB

Catatan Dahlan Iskan: Tuan Guru Dengan Masa Depan Yang Panjang

Inilah Gubernur Yang Berani Mengkritik Pers. Secara Terbuka. Di Puncak Acara Hari Pers Nasional Pula. Di Depan Hampir Semua Tokoh Pers Se Indonesia. Pun Di Depan Presiden Jokowi Segala. Di Lombok. Tanggal 9 Februari Lalu.

Inilah Gubernur Yang Kalau Mengkritik Tidak Membuat Sasarannya Terluka. Bahkan Tertawa-Tawa. Saking Mengena. Dan Lucunya.  "Yang Akan Saya Ceritakan Ini Tidak Terjadi Di Indonesia," Kata Sang Gubernur. "Ini Di Mesir."

Sang Gubernur Memang Pernah Bertahun-Tahun Sekolah Di Mesir. Di Universitas Paling Hebat Di Sana: Al Azhar. Bukan Hanya Paling Hebat, Tapi Juga Salah Satu Yang Tertua Di Dunia. Dari Al Azhar Pula Sang Gubernur Meraih Gelar Doktor. Untuk Ilmu Yang Sangat Sulit: Tafsir Al Quran. Inilah Satu-Satunya Kepala Pemerintahan Di Indonesia Yang Hafal Al Qur'an. Dengan Artinya, Dengan Maknanya Dan Dengan Tafsirnya.

Mesir Memang Mirip Indonesia. Di Bidang Politik. Dan Persnya. Pernah Lama Diperintah Secara Otoriter. Lalu Terjadi Reformasi. Bedanya: Demokrasi Di Indonesia Mengarah Ke Berhasil. Di Mesir Masih Sulit Ditafsirkan.

"Di Zaman Otoriter Dulu," Ujar Sang Gubernur Di Depan Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Itu, "Tidak Ada Orang Yang Percaya Berita Koran." Gubernur Seperti Ingin  Mengingatkan Berita Koran Di Indonesia Di Zaman Presiden Soeharto. Sama. Tidak Bisa Dipercaya. Semua Berita Harus Sesuai Dengan Kehendak Penguasa.

"Satu-Satunya Berita Yang Masih Bisa Dipercaya Hanyalah Berita Yang Dimuat Di Halaman 10," Ujar Sang Gubernur. Di Halaman 10 Itulah, Katanya, Dimuat Iklan Duka Cita.

Gerrrrrrr. Semua Hadirin Tertawa.

Termasuk Presiden Jokowi. Tepuk Tangan Pun Membahana.

Bagaimana Setelah Reformasi? Ketika Pers Menjadi Terlalu Bebas?

"Masyarakat Mesir Malah Lebih Tidak Percaya," Katanya. "Semua Berita Memihak," Tambahnya. "Halaman 10 Pun Tidak Lagi Dipercaya," Guraunya.

Meski Hadirin Terbahak Lebih Lebar, Sang Gubernur Masih Perlu Klarifikasi. "Ini Bukan Di Indonesia Lho, Ini Di Mesir," Katanya. Hadirin Pun Kian Terpingkal. Semua Mafhum. Ini Bukan Di Mesir. Ini Di Indonesia. Juga.

Saya Mengenal Banyak Gubernur Yang Amat Santun. Semua Gubernur Di Papua Termasuk Yang Sangat Santun. Yang Dulu Maupun Yang Sekarang. Tapi Gubernur Yang Baru Mengkritik Pers Ini Luar Biasa Santunnya. Itulah Gubernur Nusa Tenggara Barat: Tuan Guru Dr. KH Zainul Majdi. Lebih Akrab Disebut Tuan Guru Bajang.

Gelar Tuan Guru Di Depan Namanya Mencerminkan Dia Bukan Orang Biasa. Dia Ulama Besar. Tokoh Agama Paling Terhormat Di Lombok. Sejak Dari Kakeknya. Sang Kakek Punya Nama Selangit. Termasuk Langit Arab: Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid. Di Mekah Sang Kakek Dihormati Sebagai Ulama Besar. Buku-Bukunya Terbit Dalam Bahasa Arab. Banyak Sekali. Di Mesir. Juga Di Libanon. Jadi Pegangan Bagi Orang Yang Belajar Agama Di Mekah.

Sang Kakek Adalah Pendiri Organisasi Keagamaan Terbesar Di Lombok: Nahdlatul Wathan (NW). Setengah Penduduk Lombok Adalah Warga NW. Di Lombok Tidak Ada NU. NU-Nya Ya NW Ini.

Kini Sang Cuculah Yang Jadi Pimpinan Puncak NW. Dengan Ribuan Madrasah Di Bawahnya.

Maka Di Zaman Demokrasi Ini Dengan Mudah Tuan Guru Bajang Terpilih Jadi Anggota DPR. Semula Dari Partai Bulan Bintang. Lalu Dari Partai Demokrat. Dengan Mudah Pula Ia Terpilih Jadi Gubernur NTB. Dan Terpilih Lagi. Untuk Periode Kedua Sekarang Ini.

Dengan Karirnya Itu Ia Memiliki Track Record Yang Komplit. Ulama Sekaligus Umaro'. Ahli Agama, Intelektual, Legislator, Birokrat, Dan Santun. Tutur Bahasanya Terstruktur. Pidatonya Selalu Berisi. Jalan Pikirannya Runtut.

Kelebihan Lain: Masih Muda: 43 Tahun. Ganteng. Berkulit Jernih.

Wajah Berseri. Murah Senyum. Masa Depannya Masih Panjang.

Pemahamannya Pada Rakyat Bawah Nyaris Sempurna.

"Bapak Presiden," Katanya Di Forum Tersebut, "Saya Mendengar Pemerintah Melalui Bulog Akan Membeli Jagung Impor 300.000 Ton Dengan Harga Rp 3000/Kg." Lalu Ini Inti Pemikirannya: "Kalau Saja Pemerintah Mau Membeli Jagung Hasil Petani NTB Dengan Harga Rp 3.000/Kg, Alangkah Sejahteranya Petani NTB." Selama Ini Petani Jagung Di Pusat Produksi Jagung Dompu, Sumbawa, NTB, Hanya Rp 2.000 Sampai Rp 2.500/Kg.

Sang Gubernur Kelihatannya Menguasai Ilmu Mantiq. Pelajaran Penting Waktu Saya Sekolah Di Madrasah Dulu.

Pemahamannya Pada Pentingnya Pariwisata Juga Tidak Kalah. "Lombok Ini Memiliki Apa Yang Dimiliki Bali, Tapi Bali Tidak Memiliki Apa Yang Dimiliki Lombok," Motto Barunya. Memang Segala Adat Bali Dipraktekkan Oleh Masuarakat Hindu Yang Tinggal Di Lombok Barat.

Demikian Juga Pemahamannya Tentang Vitalnya Infrastruktur. Dia Bangun Jalan By Pass Di Lombok. Juga Di Sumbawa. Dia Rencanakan Pula By Pass Baru Jalur Selatan. Kini Sang Gubernur Lagi Merancang Berdirinya Kota Baru. Kota Internasional. Di Lombok Utara.

Sebagai Gubernur, Tuan Guru Bajang  Sangat Mampu. Dan Modern. Sebagai Ulama Tian Guru Bajang Sulit Diungguli.

Inikah Sejarah Baru? Lahirnya Ulama Dengan Pemahaman Indonesia Yang Seutuhnya?

- See More At: Http://Batampos.Co.Id/Read/2016/02/22/35777/Catatan-Dahlan-Iskan-Tuan-Guru-Dengan-Masa-Depan-Yang-Panjang#Sthash.UblgCQzO.Dpuf

Thursday, January 28, 2016

Yusril & Kereta Cepat

Selasa, 26 Januari 2016

"Cara China Menguasai BUMN Dengan Investasi Kereta Cepat" by Prof. Yusril

1. Saya ingin bertanya barangkali ada yg bisa menjelaskn apakah memang urgent membangun kereta api cepat yg menghubungkn Bandung-Jkt? #CatatanYusril

2. Apakah dg jalan tol cipularang, kereta api yg ada sekarang & pesawat yg terbang Jkt-Bdg PP masih belum cukup dan belum memuaskan? #CatatanYusril

3. Pertanyaan tentang urgensi ini perlu dijelaskn karena biaya pembangunan KA cepat itu biayanya 5,5 milyar dolar AS atau Rp 78 trilyun. #CatatanYusril

4. Biaya itu bukan berasal dari pengalihan subsidi BBM melainkan setoran equity 25% konsorsium 4 BUMN senilai hampir 19 trilyun. #CatatanYusril

5. Sementara sisanya 75 persen berasal pinjaman dari China kepada 4 BUMN tersebut yang harus dilunasi selama 60 tahun. #CatatanYusril

6. Tambahan untuk mempertajam. Ke 4 BUMN itu Adalah: 1. Wijaya Karya (Wika), 2. PT KAI, 3. PT Jasa Marga dan 4. PTPN VIII.

7. Kontraktor pembangunan kereta cepat itu adalah pihak China sendiri yg mungkin nanti akan bawa tenaga kerja dari China pula. #CatatanYusril

8. Kalau kontraktor itu lalai/wanprestasi mengerjakan proyek KA cepat itu, apa yg akan terjadi dg pinjman kepada konsorsium 4 BUMN itu? #CatatanYusril

9. Yang namanya utang ya tetap utang yang harus dicicil utang pokok plus bunganya jika telah jatuh tempo. #CatatanYusril

10. China tidak akan mau pusing dg kelalaian kontraktornya sendiri, sengaja atau tdk sengaja, yg namanya utang ya harus bayar. #CatatanYusril

11. Kalau tak mampu bayar bukan mustahil China akan akuisisi saham ke 4 konsorsium BUMN tsb. Maka China mulai kuasai BUMN kita. #CatatanYusril

12. Itulah model "investasi" China ke negara kita sekarang ini. Layakkah mereka disebut sebagai investor? #CatatanYusril

13. Tambahan, Presiden Jokowi Telah Resmikan Proyek KA Cepat Bandung-Jkt Pada Tgl 21 Januari Tahun 2016.

Sekian.. Salam Hormat.
http://kenisah.blogspot.com

Monday, January 4, 2016

amal klepek - klepek

1/4/2016 13:57: Yudhi: Opo kon pikir selama iki gak ngono?
1/4/2016 13:58: Yudhi: Persis koyok bayi... Asal mbengok... Dibantah thithik trs ndelahom ora paham...
1/4/2016 13:58: Haris Fauzi -Ahmad: Dikandani, mberot.... Dijabani, purik.... dipepe gak garing.... Diumbah gak teles
1/4/2016 13:58: Yudhi: Betul... Betul...
1/4/2016 13:58: Yudhi: Isone yo mung dhadhi jongose Arab...
1/4/2016 13:59: Yudhi: Fakta: bengak bengok Arabpati nggenah...
Takokno, lek nguripi kelurgane duite soko ndi?
1/4/2016 14:00: Haris Fauzi -Ahmad: Sakjakno Arab iku ono sing apik... Ono sing gak genah.... Gak perlu amal rasis ngono.... Coba bayangno nek ono member sing turunan Arab.... Opo ora loro ati ?
1/4/2016 14:02: Haris Fauzi -Ahmad: Trus... Opo perlune ribut2 sunni-syiah ? Gak ngerti ta nek iku isyu sing bisa menyulut dis integrasi ? Negoro iki iso bubar gara2 isyu sunni vs syiah.... Ngertio , Mal.... Lagek ngerti syiah wulan wingi ae gayane ngono....
1/4/2016 14:03: Haris Fauzi -Ahmad: Aku nanggepi isyu iku soal e aku prihatin ambek potensi disintegrasi kui.... Ngertio, Mal....
1/4/2016 14:05: Haris Fauzi -Ahmad: Ngerti gak ndik Riau wis ono sing dibacok gara2 isyu kui ?
1/4/2016 14:05: Yudhi: Benerrr... Isu Sunni-Syiah iku sakjane ra ono ndik Indonesia...
Tapi digoreng sampai mulai rame nik medsos hanya org goblok (tak ulang HANYA ORG GOBLOK) yg kemudian ikut2an meramaikannya...
1/4/2016 14:06: Haris Fauzi -Ahmad: Kelakuan e amal koyo orba.... Isyu NU vs Muhammadiyah....
1/4/2016 14:07: Yudhi: Isu iku sakjane sangat rendah dalam konteks kehidupan Islam di Indonesia...
Sik ramean Muhammadiyah-NU jaman biyen. Itupun berhasil diredam.
Justru dikalangan terpelajar, org2 yg kemaruk & goblok ae sing senengane posting isu Suni-Syiah!
1/4/2016 14:08: Haris Fauzi -Ahmad: Ngomonge Amal anti orba.... Kelakuan plek orba....
1/4/2016 14:08: Yudhi: Yo bener 'ris... Mbiyen NU-Muhammadiyah yo digoreng pisan ambek orba
1/4/2016 14:08: Haris Fauzi -Ahmad: Persis iku wis....
1/4/2016 14:08: Yudhi: Soale dee ra ngerti orba sakjane...
1/4/2016 14:08: Haris Fauzi -Ahmad: Hahaha
1/4/2016 14:08: Haris Fauzi -Ahmad: Ngertine seko film "senyap"
1/4/2016 14:16: Yudhi: Film senyap iku mung ngangkat sebagian kecil peristiwa yg bukan esensinya. Kekerasan.
Film itu tdk mengangkat konstelasi dan bangunan psikologis yg dibenturkan antara PKI & non-PKI shg menimbulkan kebencian yg mendalam.
Pengungkapan G30S itu yg terpenting adalah bagaimana keterlibatan asing dlm penggulingan pemerintahan.
Film senyap itu hanya mengangkat "akibat" dari konstelasi itu...

Ngono Anal moso' paham...
Merasa turut membongkar kejahatan PKI mari nonto' trs bangga...
Ndik ndi2 posting film senyap... Ndik fb ben grup diposting...
1/4/2016 14:17: Haris Fauzi -Ahmad: Hahaha.... Iyo.... Postingan yutub
1/4/2016 14:17: Haris Fauzi -Ahmad: Xixixi
1/4/2016 14:17: Yudhi: Film Senyap itu kan mengangkat isu kekerasan setelah isu esensinya sudah terungkap semua...
Setelah semua org paham.
Pangsa pasarnya ya org dungu yg baru paham Orba/PKI.
1/4/2016 14:18: Haris Fauzi -Ahmad: Dan lg pengambilan faktanya kurang valid
1/4/2016 14:18: Amal: 😄😄😄😄 anake orba sibuk membela diri
1/4/2016 14:19: Yudhi: Sopo anak'e orba?
1/4/2016 14:19: Tri Rachmanto: Yok opo Mal diseneni ndayak- haris ...
1/4/2016 14:19: Yudhi: Yo kon iku mal..
1/4/2016 14:19: Yudhi: Kon iku anak orba, bukti: saat orba berkuasa, meneng njegidhek
1/4/2016 14:20: Yudhi: Opo kontribusimu melawan orba?
1/4/2016 14:20: Haris Fauzi -Ahmad: Malah saiki niru2 gaya orba... Adu2 sunni - syiah
1/4/2016 14:20: Haris Fauzi -Ahmad: Jan orba tulen, awakmu, Mal
1/4/2016 14:20: Yudhi: <image omitted>
1/4/2016 14:20: Amal: meneng😄😄😄😄
1/4/2016 14:20: Yudhi: Iku bukti anak orba 'mal...
1/4/2016 14:21: Yudhi: Jelas Harto menyatakan itu kok...
1/4/2016 14:21: Amal: 😄😄😄😄
1/4/2016 14:25: Hari: rame men rek....fotone tatang sampek gak payu🙈😄
1/4/2016 14:28: Yudhi: Sing nggarai rame ndik ndi2 iku yo pancet 'drun: orba.
Negoro arep rukun sing nggarai rame orba.
Bahkan jaman Jkw pun ya masih org2 bawaan orba yg ngusruh.
Juga di grup ini: Anal si orba tulen itulah yg selalu memancing keributan.
1/4/2016 14:28: Amal: 😄😄😄😄
1/4/2016 14:29: Amal: Koyok iwak ... Gampang dipancing
1/4/2016 14:31: Yudhi: <image omitted>
1/4/2016 14:32: Haris Fauzi -Ahmad: Nek postingane nggarai ngesruh yo mending Amal left  dhisik ae...
1/4/2016 14:34: Haris Fauzi -Ahmad: Soal e nek di-remove trus purik koyo ga sadar kesalahan e.... Lekgak di remove, member liyane sing left...
1/4/2016 14:35: Tri Rachmanto: Amal mestine nggae grup dewe kumpulane wong orba haters atau pks haters, kan nanti setiap postingan pasti dpt jempol byk dan hujat menghujat bisa lancar 😄
1/4/2016 14:35: Haris Fauzi -Ahmad: Hahaha
1/4/2016 14:36: Yudhi: Harusnya begitu Tri...
Hanya masalahnya, khas orba mana mau kalau tidak mengganggu org lain.
1/4/2016 14:37: Haris Fauzi -Ahmad: Masalah kedua, kalo Amal bikin grup, ga ada yg mau ikut gabung.... Itu yg bikin Amal iri sama saya...
1/4/2016 14:37: Yudhi: Dan mereka memang bangga untuk memamerkan kemunafikannya:
Bengak-bengok ngelek2 orba, padahal dia sendiri orba tulen.
Bengak-bengok ngilokno Arab, padahal hidupnya jadi jongosnya Arab.
1/4/2016 14:38: Yudhi: Betul! & itu sudah terbukti: Tri, pernah ngerti grup milis nisem-sangar?
1/4/2016 14:39: Yudhi: Ono ris sing melok: Hadi Fathan huahahahahaha...
1/4/2016 14:39: Haris Fauzi -Ahmad: Hahahaha.....
1/4/2016 14:39: Yudhi: Sifate podho ambek Amal...
1/4/2016 14:40: Haris Fauzi -Ahmad: Hadi iku konco dulin e Amal....
1/4/2016 14:40: Haris Fauzi -Ahmad: Amal punya panggilan kesayangan buat Hadi fathan.... "Tutung".... Suit....suit.....
1/4/2016 14:41: Haris Fauzi -Ahmad: 🙈
1/4/2016 14:41: Yudhi: Iyo2 bener...
Dan selalu membanggakan Tutung kesayangannya itu dengan: arek nisem dg gaji terbesar di dunia...
Hahahahaha....
1/4/2016 14:42: Haris Fauzi -Ahmad: "Tung... Tutung...."
"Yoi, Mal...."
Ngunuuuuuu.....
1/4/2016 14:42: Haris Fauzi -Ahmad: Gajine 800jt/bln....
1/4/2016 14:42: Amal: cik senenge ngerasani
1/4/2016 14:43: Tri Rachmanto: 😄😀
1/4/2016 14:43: Yudhi: Pas rame ndik milis mbiyen iku yo 'ris...
Timbangane ngisruh grup, arek loro keroyok'an ndebat aku...
Mbiyen jaman email sik'an...
Jadi email2an aku-Amal & Tutung kesayangannya...

Tapi ngwrti dewelah, masiho wong loro, diadu debat ambek aku yo kelepek2...
1/4/2016 14:44: Amal: Debat apane .. Aku di moderat
1/4/2016 14:45: Yudhi: Ndik email, ra ndik milis
1/4/2016 14:45: Yudhi: Email2an wong telu thok
1/4/2016 14:45: Amal: Endi
1/4/2016 14:45: Yudhi: Munafik neh: ethok2 lali...
1/4/2016 14:45: Haris Fauzi -Ahmad: Amal rupane sik dendam dgn kekalahan itu
1/4/2016 14:46: Yudhi: Kon iku gak dimoderat mal ndik milis...
1/4/2016 14:46: Yudhi: Tapi dikeluarkan...
1/4/2016 14:46: Yudhi: Hahahahahaha...
1/4/2016 14:46: Haris Fauzi -Ahmad: Dendam yg mendalam.... Dirasakan berdua bareng arek nisem bergaji tertinggi sedunia.... Berdua senasib .... Uhuk.... Uhuk....
1/4/2016 14:46: Yudhi: Iyo lah...
1/4/2016 14:47: Yudhi: Makane sampe saiki kan sik kethok pingin mbales gak keturutan
1/4/2016 14:47: Haris Fauzi -Ahmad: Wis kadung remek
1/4/2016 14:48: Amal: 😄 haris sik dendam rupane gak iso debat isone remove
1/4/2016 14:48: Amal: 😄😄😄😄
1/4/2016 14:48: Haris Fauzi -Ahmad: Mosok ?
1/4/2016 14:49: Amal: Senjata utamane remove member😄😄😄😄
1/4/2016 14:49: Haris Fauzi -Ahmad: Mosok ?
1/4/2016 14:50: Haris Fauzi -Ahmad: Aku gak tau remove member.... Ngawur ae amal iki.... Aku iku ngeremove antek orba...
1/4/2016 14:50: Haris Fauzi -Ahmad: Coba takono arek2.... Sopo sing tau aku remove ?
1/4/2016 14:50: Haris Fauzi -Ahmad: Ga onoooo
1/4/2016 14:51: Amal: 😄😄😄😄
1/4/2016 14:52: Amal: Wingi aee wis ngeremove saiki ngeles
1/4/2016 14:52: Tri Rachmanto: Wis-wis Mal ... ngopi disik ben nggak salah faham. Ayolah Mal diskusi sing santai tanpa menyudutkan dan menyimpulkan kel tertentu.
1/4/2016 14:53: Amal: Iku mau guyon Tri
1/4/2016 14:53: Tri Rachmanto: Weh guyonmu serem
1/4/2016 14:53: Yudhi: Lha yo iku Tri malese ngomong ambek orba sing munafik...
1/4/2016 14:54: Yudhi: Lek wis tak debat klepek2, ngeles: guyon
1/4/2016 14:54: Yudhi: Keat pancen...
1/4/2016 14:54: Haris Fauzi -Ahmad: Aku gak tau ngeremove member.... Aku cuma ngeremove jonru orba....
1/4/2016 14:54: Haris Fauzi -Ahmad: Nek jonru orba kebetulan member juga, yo nasibmu
1/4/2016 14:54: Haris Fauzi -Ahmad: 😆
1/4/2016 14:56: Yudhi: Guyone kampungan, kacangan, bodoh, dungu, goblok gak memahami perasaan konco atau kelompok tertentu...
Bahkan saking gobloke gak paham bahwa isu yg diangkat itu berpotensi disintegrasi (Suni-Syiah)
1/4/2016 14:57: Amal: <image omitted>