Tuesday, May 5, 2015

Catatan tentang restrukturisasi yang bertendensi

Jadi ini bermula ketika seorang staff safety dipindahkan dari proyek ke kantor. Saya yang melakukan mutasi tersebut. Tujuannya adalah untuk menjadi koordinator. Melakukan visit ke proyek2, meninjau urusan safety. Posisi safety berada dibawah MR direct. MR membawahi safety dan quality.

Semenjak berposisi di HO, koordinator safety saya berharap bekerja sesuai job nya. Beberapa tidak selesai, lumrah. Namun, terdapat beberapa kejanggalan. Kejanggalan pertama adalah ketika ditanya mengenai pekerjaan yang belum selesai, dia selalu menghindar. Seakan pekerjaan yang diberikan MR itu tidak prioritas, atau tidak mampu mengerjakan. Kejanggalan kedua adalah, dokumen2 bikinannya selalu pengesahan jump to director, tidak melalui MR sbg atasan langsung. Saya tidak mempermasalahkan, tapi saya juga tidak menutup mata.

Krn selalu merasa didesak oleh MR mengenai outstanding pekerjaan, koordinator safety ini akhirnya gerah dan menghadap direktur, memberi opsi petakompli : diberi otonomi sbg safety departement spy terbebas dari outstanding, atau memilih resign. Direktur lebih memilih opsi pertama demi mempertahankan karyawan.

Saya ketika dipanggil direksi ihwal hal ini, sebagai MR juga tidak keberatan. Malah ini meringankan kerjaan saya. Untuk itu, saya membebaskan kreasi dia, padahal ini menyongsong audit eksternal. Walau di akhir audit, ternyata cukup banyak kebobolan. Ya sudahlah.

Setelah masa audit lewat, sang koordinator safety ini memulai pekerjaan rutin. Dalam visit ke proyek2, mengajak dokumen kontrol (DC) untuk menemaninya. Dokumen kontrol diiming-imingi gaji tambahan dan kata2 manis," nanti kamu di bawah abang .... ". Dokumen kontrol, yang memang masih euphoria, akhirnya memilih menemani visit dibanding mengerjakan task dari MR. Padahal sejatinya DC direct dibawah MR.

Ketika DC saya tegur krn kasus diatas, safety koordinator tsb ber-solider sambil merancang sebuah meeting, mengundang direksi bertujuan pengukuhannya sebagai tiga hal ; menjadi manajer safety, memutasi DC untuk jadi sekretarisnya, dan meminta kendaraan dinas.

Jalannya meeting memang seperti itu. Pertama, soal posisi otoritas safety yg lepas dari MR. Direktur menanyakan pendapat saya, dan saya tidak keberatan. Silakan saja.

Kedua, saya diminta berpendapat soal mutasi DC jadi sekretaris safety. Tentang ini saya serahkan kepada DC, mau ikut siapa. Saya sbg MR tidak keberatan DC memilih kemana pun. Bukan hal krusial bagi saya. Saya menduga DC lebih memilih jadi sekretaris krn iming2 "dibawah abang" tadi.

Namun ternyata direksi yang berkeberatan. Direksi menentukan bahwa posisi DC lebih strategis ketimbang sektretaris safety. "Safety tidak butuh sekretaris", gitu kata direksi.

Ketiga, soal mobil, bukan urusan saya, tetapi direksi tidak mengabulkan.


-------------
So, blog ini bertujuan mencatat hal-hal yang riskan dipelintir. Jadi, tidak ada tendensi apa-apa.


http://kenisah.blogspot.com

No comments:

Post a Comment