Friday, June 19, 2015

yang saya ingat

.
... saya ingat,

"dibanding manajemen sebelumnya ..."

Pertama memagang bisnis pulsa milik teman, saya on hand start Februari 2011. Bisnis ini semula dipegang oleh manajer lain, manajer sebelum saya rerata mencapai 400 poin, maksimum 1000, dan bisnis itu selalu minus sehingga untuk overhead di-supply oleh induk perusahaan. Saya menggantikan selama lebih kurang setahun. Start posisi minus. Pelan - pelan dengan logika up-capacity pabrik, saya mendongkrak penjualan,hingga rerata pencapaian saya diangka 3500. Maksimum 4000 poin lebih, ingat saya sekitar 4200. Dan dengan poin seperti itu mampu membiayai overhead. Lantas saya hand over ke salah seorang famili dari owner, dan entah kenapa kemudian posisi sedikit - sedikit menurun.

"proyek aplikasi LKB verso TTN..."

Lantas, lepas dari bisnis pulsa, tahun 2012 saya mulai berinisiatif merintis bisnis aplikasi, disitu juga. Tahun sebelumnya bisnis aplikasi ini pernah dijalankan oleh seorang rekan owner, kode proyeknya TTN. Namun 'katanya' selalu tekor. Saya tidak faham, tapi katanya gitu.

Dalam perintisan ini saya berjalan sendiri dan secara kebetulan menemukan peluang bisnis lewat rekan di sebuah institusi. Kemudian saya sendiri yang memasarkan proyek aplikasi ini,--kodenya KLB-- ke penjuru Sukabumi, Bogor, bahkan Tangerang. Berkelahi dengan perusahaan software raksasa, saya memilih segmen software tailor made tapi murah meriah. Dagang software murah meriah, dalam dua tahun, total omset jualan pada kisaran 600 juta, mungkin lebih, karena ter-install di lebih dari dua puluh klien. Memang harganya berkisar 25-35 juta per-install. Tidak banyak overhead dan material yang dibutuhkan. Cukup berjalan dengan 4 orang. Programmer dikontrak by case, kebetulan teman saya sendiri, dan di mau.

Tahun 2013, setelah terkait dengan sekitar 20 klien, mulailah rencana menjajakan perawatan, back up, dan up-grade. Bisnis ini memungut laba yang cukup untuk membiayai overhead. Pertengahan tahun 2014, tepatnya agustus 2014, bisnis ini diserahkan kepada anak perusahaan. Saya sendiri dilepas dari bisnis tersebut. Omzet tersisa sekitar seratus juta saya closed di Mei 2015.

".... antara tower B dan tower A"

September tahun 2014 lalu pindah lagi. Disuruh membantu proyek yang seret di Bintaro. Saya berangkat tanpa persiapan yang matang, bahkan surat mutasi dan allowance-pun tidak. Babak belur disitu. Proyeknya 2 tower plus 2 building, instalasi mechanical electrical. Saya semula memegang kendali mutu, lantas diserahi pemasangan instalasi lampu untuk belasan lantai di dua tower, ada ribuan lampu yang harus dipasang dengan benar, berikut adu otot dengan kontraktor plafon. Ini kerja lapangan bergelut debu dan kotor.

Kelar urusan instalasi lampu di dua tower, lantas diserahi tanggung jawab untuk memberesi (total closing) all item satu tower. Namanya all item, tentunya tidak cuma lampu, termasuk semua sistem fire fighting, alarm, data, bahkan finishing. Saya memegang tower 7 lantai. Sebutannya tower B. Yang tower A setinggi 11 lantai dipegang sendiri oleh project manager. Entah kenapa, saya selesai duluan, dan karena itu kemudian malah saya disuruh menyelesaikan tower yang 11 lantai, sementara project manajer-nya berkutat dengan administrasi, dan malah berencana re-sign.

Ada berita kurang menyenangkan menjelang akhir penyelesaian, saya dikabari secara informal ihwal pencabutan peran saya sebagai wakil owner di divisi telekomunikasi. Mungkin saya sudah tidak dibutuhkan lagi. Agak bingung juga dengan hal ini, karena pada awal pembentukan divisi ini, malah saya yang kurang setuju karena beberapa handy-cap, namun owner yang memutuskan go a-head dan memberikan jaminan diri saya sebagai pengawas disitu. Namun problem divisi telekomunikasi ini bisa saya kesampingkan. Toh lebih baik begitu, mengurangi beban kerja saya, saya bisa fokus menyelesaikan sisa tower yang ada. Masalah yang masih mengganjal dalam hal 'pencabutan peran' ini adalah tidak adanya official statement. Juga mirip dengan ketika ditempatkan di proyek. No letter, no problem. Mengganjal bagi saya, karena saya terbiasa bekerja secara prosedural, mungkin salah satu yang menyisa hasil didikan perusahaan besar.

"Ihwal wakil komisaris"

Seperti saya tulis di paragraf di atas, saya sempat ditunjuk menjadi wakil komisaris untuk bisnis telekomunikasi, semenjak 2011.. atau 2012, saya lupa. Alhamdulillah, pencapaian divisi telekomunikasi lumayan, konon sempat menyumbangkan pinjaman sebesar kira - kira satu milyar kepada induk perusahaan. Pada februari 2015, posisi saya sebagai komisaris dicopot. Alhamdulillah juga, karena semenjak itu bisnis divisi telekomunikasi mengalami kemerosotan. Mungkin bisa diperbandingkan, bisnis divisi telekomunikasi ketika saya menjabat sebagai komisaris dan paska pencopotan saya. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas saya merasa beruntung, tidak terbebani turunnya bisnis telekomunikasi. Monggo kerso, Gusti Allah punya suratan.

"Surveillance"

Total enam bulan saya berjibaku di Bintaro, setelah itu saya balik ke kantor dalam keadaan capek dan babak belur. Saya faham, kini saatnya harus menyelesaikan persiapan surveillance sertifikat yang direncanakan auditnya jatuh di bulan April 2015.

Survaillance berjalan dengan baik, namun koordinasi-nya sangat bermasalah. Mungkin karena saya tinggal enam bulan, waktu selama itu tidak terkendali oleh saya, terutama sektor safety dimana engineer-nya berinisiatif untuk mendirikan bagian terpisah secara bagan. Walhasil setelah audit maka hanya sektor ISO bisa saya selesaikan lumayan bagus, namun OHSAS meninggalkan banyak temuan. Untungnya, temuan OHSAS tidak directly menjadi responsibility saya, itu jadi tanggung jawab bagian safety yang sudah memisahkan diri.

Catatannya adalah, mungkin baru kali ini persiapan surveillance yang nyaris tidak membutuhkan waktu lembur. Biasanya, bisa berlembur - lembur, dan dua periode surveillance yang saya handle tidak menggunakan banyak waktu lembur, terutama surveillance tahun ini, amat minim nilai lemburnya. Hasilnya ? Untuk yang ISO9000 nyaris tidak ada temuan.

"Sekedar membantu ke Gunung Putri"

Tahun ini, sehubungan tahun kemarin banyak waktu tersita di proyek, maka sepertinya kerjaan saya banyak yang sudah handled by others. Ada yang permit, ada yang saya tidak dikabari sama sekali. Biarlah. Saya memilih peran jadi pembantu. Maksudnya jadi membantu sana-sini, termasuk membantu dalam skup pemasaran. Salah satu penjajagan proyek kecil yang saya ikuti, disodorkan oleh pabrik berlokasi di gunung putri,  ternyata membuahkan negoisasi akhir. Tinggal masalah harga.

Awalnya, saya menggantikan direksi untuk ikut asesmen pre-kualifikasi, dan lolos. Kemudian saya membantu beberapa kali rapat klarifikasi spesifikasi, dan lagi - lagi berakhir dengan baik : lolos. Hingga rapat terakhir saya mendampingi boss dalam negoisasi harga. Ketika blog ini ditulis, 20 juni 2015, keputusan tinggal masalah harga. Wallahu'alam. []




No comments:

Post a Comment