Saturday, January 9, 2021

Kisah Rasulullah 126 - 150 (miss 3 episode)

[10/12/2020, 06:03] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 126)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Surat kepada Kisra, Raja Persia*

Jika surat Rasulullah ﷺ dibaca dan diterima dengan hormat oleh orang Romawi, tidak demikian halnya dengan orang-orang Persia. Surat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Kisra raja Persia itu berbunyi

 _"Bismillahirrohmanirrohim._

_Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra pemimpin Persia. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan utusan-Nya, bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah semata yang tiada sekutu baginya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya._ 

_Aku menyeru tuan dengan seruan Islam. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup dan orang yang membenarkan perkataan atas orang orang kafir. Masuklah Islam niscaya tuan akan selamat. Namun jika tuan menolak, maka dosa orang orang Majusi ada di pundak tuan."_

Setelah membaca surat itu, Kisra merobek-robek surat Rasulullah ﷺ sambil berkata, 

_"Seorang budak yang hina dina dari rakyatku pernah menulis namanya sebelum aku berkuasa,"_ 

Setelah mendengar apa yang dikatakan Kisra, Rasulullah ﷺ bersabda, _"Allah akan mencabik-cabik kerajaannya."_

Setelah itu Kisra menulis surat kepada Badzan, Gubernur di Yaman. Isinya,  _"Utuslah dua orang yang gagah perkasa untuk menemui orang dari Hijaz ini (maksudnya Rasulullah ﷺ) dan setelah itu, hendaklah mereka berdua membawanya untuk menemuiku._

_Ketika dua orang suruhan itu tiba di hadapan Rasulullah ﷺ, beliau menyuruh mereka menemuinya lagi besok. Ternyata pada saat yang sama, Kisra dibunuh oleh Syiruyyah, putranya sendiri._

Terbuktilah sabda Rasulullah ﷺ bahwa kerajaan Kisra akan tercabik-cabik. Rasulullah ﷺ mengetahui hal ini dari wahyu dan meneruskannya kepada kedua utusan itu. 
Rasulullah ﷺ meminta kedua utusan itu pulang dan menyampaikan surat yang mengajak Badzan memeluk Islam. 

Penghujung surat berbunyi, 
_"Apabila tuan mau masuk Islam, kuberikan apa yang menjadi milik tuan dan mengangkat tuan sebagai pemimpin kaum tuan."_

Syiruyyah sendiri melarang Badzan menyerang Rasulullah ﷺ jika tidak ada perintah darinya. Hal inilah yang membuat Badzan dan seluruh rakyat Yaman  memeluk Islam.


*Surat kepada Muqauqis, Raja Mesir*

Selain kepada kedua kerajaan besar itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada para penguasa yang lain. Hatib bin Abi  Balta'ah diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk menyampaikan surat beliau kepada Juraij bin Mata, penguasa Mesir dengan gelar Muqauqis. Surat beliau berbunyi,

_Bismillahirrohmanirrohim,_ 

_Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Muqauqis, Raja Qibti (Mesir)._ _Keselamatan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Amma Ba'd_.  

_Aku menyeru tuan dengan seruan Islam, niscaya Allah akan memberikan pahala kepada tuan dua kali lipat. Namun jika tuan berpaling maka tuan akan menanggung dosa seluruh penduduk Qibti."_

Surat Rasulullah ﷺ itu kemudian ditutup dengan ayat ke 64 Surat Ali Imron, seperti yang juga disampaikan kepada Heraklius.

*قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ*

*_Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)._*
Surah Ali 'Imran (3:64)

Hathib menambahkan, 

_"Kami mengajakmu kepada Islam yang Allah telah mencukupkannya dari agama yang lain. Sesungguhnya nabi Ini menyuruh semua manusia yang paling ditekan Quraisy, yang paling dimusuhi Yahudi, dan yang paling dekat dengan orang Nasrani (Muqauqis dan rakyatnya adalah pemeluk Nasrani) Setiap nabi yang sudah mengenal suatu kaum, maka kaum itu adalah umatnya yang pasti mereka harus menaati nya. Tuan termasuk orang yang sudah mengenal nabi ini."_

Muqauqiss menjawab, 

_"Memang aku telah memperhatikan agama nabi ini dan kutahu bahwa dia tidak memerintahkan untuk menghindari agama Almasih, tidak pula seperti tukang sihir yang sesat atau dukun yang suka berdusta. Kulihat dia membawa tanda kenabian dengan mengeluarkan yang tersembunyi dan mengabarkan yang rahasia. Aku akan mempertimbangkannya."_

Kemudian, Muqauqis menulis surat yang isinya,

_Bismillahirrohmanirrohim,_

_Kepada Muhammad bin Abdullah dari Muqauqis, pemimpin Qibti. Kesejahteraan bagi Tuan. Amma Ba'd._ 
_Saya telah membaca surat tuan dan bisa memahami isinya, serta apa yang tuan serukan. Saya sudah tahu bahwa ada seorang nabi yang masih tersisa. Menurut perkiraan saya dia akan muncul dari Syam. Saya hormati utusan tuan dan kini kukirim 2 yang mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat Qibti, dan beberapa lembar kain. Saya hadiahkan pula seekor baghal agar dapat tuan pergunakan sebagai tunggangan. Salam sejahtera bagi tuan._


*_(Bersambung)_*
[12/12/2020, 05:02] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 127)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Surat kepada Najasyi, Raja Habasyah*

Selain itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada Najasyi, raja Habasyah yang menerima kaum muslimin yang mengungsi ke negerinya. Amir bin Umayyah adh Dhamri menyampaikan surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi,

 _Bismillahirohmanirohim,_

_Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi pemimpin Habasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba'd_. 
_Aku memuji bagi tuan kepada Allah yang tiada ilah selain Nya. Dialah penguasa yang Maha Suci, yang memberi kesejahteraan memberi perlindungan dan yang berkuasa._ 
_Aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah roh Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, dan menjaga kehormatan diri lalu dia mengandung Isa dari roh-Nya dan tiupan-Nya sebagaimana Dia menciptakan Adam dengan tangan-Nya._ 
_Aku menyeru kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya dan senantiasa mentaati-Nya, dan hendaklah tuan mengikuti aku, beriman kepada apa yang diberikan kepadaku_. _Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku menyeru tuan dan pasukan tuan kepada Allah Azza wa Jalla. Aku sudah mengajak dan memberi nasihat maka terimalah nasihatku. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk._

Begitu Najasyi menerima surat Rasulullah ﷺ ia langsung mengangkat surat itu dan meletakkannya di depan matanya. Ia turun ke lantai dari singgasananya, lalu masuk Islam di hadapan Ja'far bin Abu Thalib yang masih berada di sana bersama para pengungsi Muslim.

Najasyi membalas surat Rasulullah ﷺ yang menyetujui bahwa Nabi Isa memang benar seorang utusan Allah yang lahir dari Maryam yang suci. Najasyi juga menyatakan bahwa ia memeluk Islam dan menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah ﷺ.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga meminta Najasyi agar mengirim pulang Ja'far bin Abi Tholib ke Madinah.  Najasyi pun menyediakan dua perahu. Turut pula dalam rombongan itu Amir bin Umayyah sang pembawa surat.

Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun ketujuh Hijriyah. Rasulullah ﷺ  bersedih hati atas kematiannya dan menyelenggarakan shalat ghaib. Rasulullah ﷺ pun mengirim surat yang sama isinya kepada pengganti Najasyi. Akan tetapi sejarah tidak mencatat apakah penggantinya juga memeluk Islam atau tidak.


*Perang Khaibar*

Setelah orang Quraisy setuju untuk berdamai, kini ada satu musuh yang tidak kalah berbahaya. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang kini berkumpul di Khaibar, Kota Benteng yang sangat kuat. 

Para penghuni Khaibar inilah yang dulu menghasut pasukan Quraisy untuk menyerang Madinah dalam Perang Khandaq.

Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa jika dibiarkan mereka akan menempuh cara yang lebih berbahaya untuk membasmi kaum muslimin. Maka Rasulullah ﷺ pun menyiapkan pasukannya, namun beliau paham bahwa pertempuran yang mereka hadapi akan sangat berat. 
Karena itu yang boleh bergabung hanya orang-orang yang benar-benar siap berjihad. Maka berkumpulah orang-orang yang gagah berani yang terdiri atas 1400 pasukan berjalan kaki dan 100 penunggang kuda.

Diam-diam Abdullah bin Ubay mengirim pesan kepada orang-orang Khaibar, _"Muhammad hendak mendatangi kalian. Bersiap siagalah dan kalian tak perlu takut. Jumlah dan kekuatan kalian sangat banyak sementara kaum Muhammad hanya sedikit dengan persenjataan terbatas"_.

Rasulullah ﷺ meminta dua petunjuk jalan. Keduanya menunjukkan empat jalan yang dapat ditempuh kaum muslimin agar kedatangan mereka tidak diketahui orang orang Yahudi di Khaibar. 
Jalan-jalan itu bernama Syasy (kacau), Hathib (sial), Huzn (kesedihan), Marhab (selamat datang). Maka Rasulullah ﷺ pun memilih melewati jalan Marhab.

Setelah shalat ashar Rasulullah ﷺ meminta bekal makanan. Karena hanya sedikit, beliau disuguhi tepung gandum yang tidak seberapa banyak. Rasulullah ﷺ kemudian mengolah tepung itu sehingga menjadi cukup buat beliau dan semua orang. 

Seorang penyair bernama Amir bin Akwa melantunkan karyanya,

_Kalau bukan karena engkau ya Allah,_
_Kami tidak akan mendapatkan hidayah._ _Tidak pula sholat dan bersedekah._ 
_Ampunilah dosa kami sebagai tebusan selagi kami tegar dalam ketakwaan,_
_Teguhkanlah pendirian kami dalam peperangan. Berikanlah kepada kami ketentraman hati._
_Kami tidak ingin hidup jika musuh mengalahkan kami._

Mendengar syair itu Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Allah merahmatinya."_

Para sahabat hafal bahwa jika Rasulullah ﷺ memohon ampunan bagi seseorang, orang itu akan mati syahid demikianlah yang terjadi pada Amir bin al Akwa dalam pertempuran ini.


*_(Bersambung)_*
[14/12/2020, 06:31] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

Bagian 128

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Jalannya Pertempuran*

Orang-orang Yahudi Khaibar yang hendak berangkat ke kebun sangat terkejut melihat kedatangan Rasulullah ﷺ dan pasukannya pagi-pagi sekali. 

"Itu Muhammad, demi Allah, Muhammad dan pasukannya!"

Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Allahu Akbar! Runtuhlah Khaibar! Allahu Akbar! Runtuhlah Khaibar!  Jika kita tiba di pelataran suatu kaum, maka amat buruklah bagi orang-orang yang layak mendapat peringatan!"

Setelah mendirikan markas, Rasulullah ﷺ mengajak seluruh pasukannya berdoa, 

"Ya Allah, Rabb langit yang tujuh serta apa-apa yang dipayunginya.  Rabb bumi yang tujuh dan apa-apa yang dikandungnya, Rabb setan-setan dan apa yang disesatkannya. Sesungguhnya kami mohon kepada Mu kebaikan dusun ini, kebaikan penduduknya, dan  kebaikan apa pun yang ada di dalamnya.   Kami berlindung kepadaMu dari kejahatan dusun ini, kejahatan penduduknya, dan kejahatan apapun yang ada di dalamnya. Majulah Dengan nama Allah."

Pada malam menjelang penyerbuan, Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Besok aku benar-benar akan menyerahkan bendera kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya juga dicintai Allah dan rasul-Nya." 

Para sahabat sangat berharap bahwa merekalah yang terpilih esok harinya. Rasulullah ﷺ memanggil Ali bin Abi Thalib, saat itu Ali sedang sakit mata namun Rasulullah ﷺ mengusap dan berdoa agar Allah menyembuhkan mata menantunya itu. Mata Ali pun sembuh dan ia memimpin pasukan hebat yang terdiri atas rangkaian banteng-banteng yang kuat.

Pertempuran seru meletus berhari-hari. Pemimpin Yahudi khaibar maju sambil bersyair, 

"Khaibar sudah mengenal, akulah Marhab, memanggul senjata tajam pahlawan berpengalaman."

Amir bin Akwa  maju menghadapinya sambil bersyair,  

"Khaibar sudah mengenal,  Akulah Amir, memanggul senjata tajam pahlawan petualang."

Dalam duel seru, Marhab menebas tempurung Amir  sehingga ia gugur dan syahid. 

Rasulullah ﷺ bersabda tentang Amir, 

"Sesungguhnya dia memperoleh dua pahala, dia telah berusaha dan telah berjuang. Tidak banyak orang Arab yang berjalan seperti dia."

Kini Ali bin Abi Thalib maju dan membalas syair Marhab dengan garang. Dalam duel Ali berhasil membunuh Marhab.

Perang khaibar terjadi pada bulan Muharram tahun ke tujuh Hijriyah. Sekitar 1500 pasukan nabi menghadapi 10.000 orang pasukan Khaibar, akan tetapi Rasulullah ﷺ berhasil mengalahkan lawan yang begitu besar itu. Kaum muslim kehilangan 18 jiwa sedangkan pihak musuh kehilangan 93 jiwa.


*Kemenangan*

Setelah itu satu persatu pemimpin Yahudi jatuh dalam pertempuran dahsyat. Benteng Naim takluk setelah Marhab terbunuh.  Benteng Ash Sha'ab bin Muadz direbut dengan cara dikepung selama tiga hari. Ketika itu persediaan makanan kaum muslimin sudah sangat tipis, hingga mereka kelaparan. Rasulullah ﷺ pun berdoa dan akhirnya pasukannya bangkit  sehingga berhasil menaklukkan benteng itu. Di dalamnya, banyak terdapat ternak ternak gemuk untuk dimakan.

Benteng Az Zubair dikepung selama 3 hari. Namun mereka bisa bertahan karena mempunyai mata air sendiri. Rasulullah ﷺ memerintahkan serangan untuk merebut mata air. Setelah mata air dapat direbut, Benteng Az Zubair pun takluk. 

Orang-orang Yahudi di benteng Ubay menantang duel satu lawan satu. Semua pahlawan Yahudi yang maju berduel berhasil ditaklukkan oleh para pahlawan Islam. Kemudian Abu Dujanah yang kepalanya diikat kain merah jika sudah bertekad mati, memimpin pasukan komando masuk dan menyusup ke dalam benteng. Setelah bertempur seru, benteng Ubay pun  takluk.

Benteng An Nizar adalah benteng yang sangat kuat karena letaknya tinggi dan susah diserang. Rasulullah ﷺ memerintahkan penggunaan manjaniq atau pelontar batu besar. Maka dinding-dinding benteng jebol dan pasukan muslim pun akhirnya membanjir masuk untuk menaklukkan musuh.

Ketiga benteng yang tersisa dikepung selama 14 hari. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa sempat terjadi pertempuran di benteng Al Qamush. Namun kedua benteng yang lain: Al Wathih dan As Sulalim menyerahkan diri lewat perundingan.

Orang Yahudi meminta mereka yang di benteng tidak dibunuh, anak-anak tidak ditawan dan mereka siap meninggalkan Khaibar dengan segenap keluarga, menyerahkan semua harta kekayaan Khaibar yang berupa tanah, emas, perak, kuda, keledai dan baju-baju perang.

Rasulullah ﷺ pun menyetujui hal itu seraya bersabda, 
_"Aku juga membebaskan kalian dengan perlindungan Allah dan rasulNya apabila kalian tidak menyembunyikan sesuatu pun dariku."_

Mereka setuju. Namun orang Yahudi memang licik.  Beberapa dari mereka ketahuan menyembunyikan harta di balik reruntuhan. Maka mereka pun dibunuh, karena melanggar perjanjian, sebagai pembalasan atas terbunuhnya beberapa sahabat atas tindakan mereka. Selesailah sudah penaklukan Khaibar. Allahu Akbar!


*_(Bersambung)_*

[19/12/2020, 06:10] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 130)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Rasulullah Melarang Hidup Meminta-minta*

Ketika kaum muslimin yang hijrah ke Habasyah tiba kembali ke Madinah, sekali lagi Rasulullah ﷺ melihat beberapa dari mereka biasa hidup enak tanpa bekerja. Maklum selama di Habasyah, mereka hidup dari pemberian-pemberian Najashi yang baik budi. Di Madinah, sebagian mereka bahkan hidup dari zakat. Maka Rasulullah ﷺ pun menganjurkan agar mereka mau bekerja.

_"Orang miskin itu bukanlah orang yang tidak mendapatkan satu atau dua suap makanan, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta kekayaan dan merasa malu meminta-minta kepada orang lain secara paksa,"_ demikian nasihat Rasulullah ﷺ kepada orang-orang  itu.

Ajaran yang dibawa Rasulullah ﷺ adalah ajaran kebesaran jiwa. Tidak boleh ada orang hidup dari jerih payah orang lain, walaupun hidupnya sendiri dihabiskan untuk beribadah di masjid. Alasannya tidak ada orang yang lebih utama dibandingkan orang lain selain karena amal dan pekerjaannya.

Sebaliknya Rasulullah ﷺ juga melihat ada orang yang menghimpun harta kekayaan dari rampasan perang dengan perasaan khawatir hartanya itu akan habis jika disedekahkan. Maka Rasulullah ﷺ melarang melakukan penimbunan harta dan mengharuskan mereka bersedekah kepada orang yang miskin dan sengsara.

_"Tidaklah benar-benar beriman kepada Allah orang yang mati dalam keadaan kenyang, sementara itu tetangganya kelaparan,"_ demikian sabda beliau. 

_"Barangsiapa yang mempunyai kelebihan belanja maka ia harus menyisihkan bagi orang yang tidak cukup belanjanya. Barang siapa yang mempunyai kelebihan harta maka sisihkanlah kepada orang yang kekurangan. Barangsiapa yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang-orang Islam maka ia bukan dari golongan mereka."_

Ajaran ini mengguncangkan hati para hartawan, bahkan ada yang mau menyerahkan seluruh hartanya. Namun Rasulullah ﷺ juga mencegah tindakan berlebihan seperti itu dengan bersabda,  

_"Simpanlah sebagian hartamu karena sebaik-baik sedekah adalah pemberian orang kaya"._

*Muru'ah* adalah harga diri. Salah satu yang termasuk muru'ah adalah menjaga diri agar jangan memberatkan orang lain, harus belajar cukup dengan apa yang ada, belajar menahan susah dan derita, jangan menggantungkan harapan selain kepada Allah. Seperti disebut dalam pepatah Arab _"anjing kurap yang mencari makan lebih mulia dari singa besar dalam kandang"._


*Kekuatan Keyakinan Rasulullah*

Rintangan demi rintangan terus diatasi Rasulullah ﷺ. Beliau terus berusaha memperbaiki kehidupan islami yang sedang dibangun bersama pengikutnya. Salah satu rahasia besar kesuksesan beliau adalah keyakinan yang amat kuat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .

Suatu ketika dalam *_perang Dzatur riqa_* di tengah perjalanan yang begitu melelahkan, pasukan muslimin menemukan sebuah pohon rindang. Para sahabat meminta Rasulullah ﷺ beristirahat di bawah pohon itu, sementara mereka sendiri berpencar mencari tempat berlindung dari sengatan matahari. Rasulullah ﷺ menggantungkan pedangnya di pohon tersebut dan tertidur. Tiba-tiba muncullah seorang musyrik. Dengan cerdik ia berjalan tenang seolah-olah dirinya merupakan bagian dari pasukan muslim. Ditujunya tempat Rasulullah ﷺ berteduh, lalu dengan cepat ia mengambil pedang Rasulullah ﷺ dan menodongkannya ke dada beliau.

_"Apakah engkau takut kepadaku?"_ seringai orang itu.

_"Tidak,"_ jawab Rasulullah ﷺ tegas dan tenang.

Orang itu merasa heran karena sudah pasti sesaat lagi ia akan menusukkan pedangnya ke dada Rasulullah, 
_"Lalu siapa yang bisa menghalangi dari tindakanku?"_

_"Allah!"_

Seketika itu juga, orang musyrik itu gemetar, pedangnya terlepas dan tanpa daya ia duduk di hadapan Rasulullah ﷺ. Dengan tangkas, beliau segera mengambil kembali pedangnya dan mengacungkannya ke dada orang itu.

_"Sekarang siapa yang bisa menghalangi dari diriku?"_ tanya Rasulullah ﷺ.

Orang itu menjawab, 
_"Jadilah sebaik-baik orang yang menjatuhkan hukuman."_

Beliau bersabda, 
_"Kalau begitu bersaksilah bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa aku adalah Rasulullah."_

_"Aku berjanji kepadamu untuk tidak memusuhimu dan tidak akan bergabung bersama orang-orang yang memusuhimu,"_ kata orang itu.

Beliau memanggil para sahabatnya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Beliau sama sekali tidak memarahi orang itu. Bahkan beliau melepaskan orang itu yang kemudian pulang dan berkata kepada kaumnya,  
_"Aku baru saja menemui orang yang paling baik."_

Keyakinan Rasulullah ﷺ berasal dari kekuatan cinta kepada Allah. Beliau berdoa, 

_"Ya Allah aku memohon dan meminta agar aku selamanya mencintai-Mu, dan mencintai orang yang cinta kepada-Mu serta mencintai pekerjaan yang dapat membawa aku untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta kepadaMu itu lebih daripada aku mencintai diriku dan keluargaku dan lebih dari rinduku pada air yang tawar pada kala panas._


*_(Bersambung)_*
[20/12/2020, 06:43] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 131)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Umroh Qadha*

Tidak terasa setahun sudah berlalu sejak perjanjian Hudaibyah disepakati. Rasulullah ﷺ segera memanggil para sahabat agar siap-siap berangkat melakukan umratul qadha atau umroh pengganti.

Seruan itu disambut dengan penuh semangat. Kali ini 2000 sahabat berangkat dengan mengenakan pakaian ihram. Mereka tidak membawa senjata kecuali pedang yang disarungkan. Namun Rasulullah ﷺ tetap waspada terhadap penghianatan, karena itu beliau memerintahkan Muhammad bin Maslamah memimpin 100 pasukan berkuda untuk berangkat mendahului rombongan haji.

Kaum muslimin berangkat ke Mekah dengan hati penuh rindu untuk berthawaf di sekeliling Ka'bah.

Kaum Muhajirin sudah terlalu lama menunggu untuk melihat lagi tempat mereka dilahirkan. Mereka ingin lagi menghirup udara tanah suci yang harum dengan penuh rasa hormat dan syahdu.  Mereka ingin menyentuh bumi suci yang penuh berkah tempat Rasulullah ﷺ dilahirkan dan tempat Wahyu pertama diturunkan.

Sesuai dengan perjanjian Hudaibyah, ketika orang orang Quraisy mengetahui kedatangan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya mereka segera keluar dari Mekah. Penduduk Mekah mendirikan tenda tenda di bukit-bukit sekitar Mekah dari bukit Abu Qubais atau dari Hiro. Mereka melihat dengan penuh rasa ingin tahu bekas kawan-kawan mereka yang dulu pernah mereka usir.


*Umroh Qadha*

Begitu Ka'bah terlihat kaum muslimin serentak berseru,  _"Labaik, Labaik!"_

Di depan Ka'bah Rasulullah ﷺ membiarkan lengan kanan atasnya terbuka sambil mengucapkan, 

_"Ya Allah berikanlah rahmat kepada orang yang hari ini telah memperlihatkan kemampuan dirinya."_

Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad (batu hitam) dan berlari lari kecil. Setelah menyentuh Rukun Yamani di sudut selatan, beliau melakukan perjalanan biasa sampai kembali menyentuh Hajar Aswad, kemudian berlari lari lagi berkeliling sampai tiga kali dan selebihnya berjalan biasa. Setiap kali beliau berlari, 2000 sahabat ikut berlari-lari, setiap kali Rasulullah ﷺ berjalan mereka pun serentak ikut berjalan.

Semua ini sangat mempesona orang-orang Quraisy, hilanglah anggapan mereka bahwa Rasulullah ﷺ dan sahabatnya  adalah orang orang yang lemah dan dalam keadaan sulit.

Gerak kaum muslimin di umrah Qadha itu menunjukkan siapa golongan yang mulia. Bukanlah disebut mulia orang yang berumah besar dan bermobil mewah.  

Orang yang mulia adalah orang yang membangun umat, membuka selubung kebodohan,  memberi peringatan,  menuntut hak yang terampas, memberi ingat dari lalai. Itulah orang yang mulia, meski tempat tinggalnya hanya gubuk buruk dan pakaiannya hanya baju bertambal.

Setelah selesai thawaf, beliau melakukan Sa'i antara Safa dan Marwah. Setelah selesai melakukan Sa'i, sementara hewan-hewan kurban berada di Marwah, beliau berkata, 

_"Di sinilah tempat menyembelih hewan qurban dan setiap tempat di Mekah dapat dijadikan tempat untuk menyembelih hewan qurban."_

Kemudian beliau menyembelih hewan qurban dan mencukur rambut di Marwah. Demikian pula kaum muslimin, mereka melakukan seperti apa yang beliau lakukan. Setelah itu, beliau  mengutus orang-orang agar pergi ke Ya'jaj untuk menggantikan orang orang yang telah diberi tugas menjaga persenjataan, agar mereka dapat melaksanakan manasik umroh. 
Mereka kemudian datang dan melaksanakan manasik.

Rasulullah ﷺ tinggal di Mekah selama tiga hari. Pagi-pagi pada hari keempat orang-orang musyrik mendatangi Ali dan berkata, 

_"Katakanlah kepada sahabatmu agar meninggalkan tempat kami, karena waktunya sudah habis."_ 

Maka Nabi ﷺ pun keluar meninggalkan Mekah dan singgah di Saraf.

Ketika hendak keluar meninggalkan Mekah  mereka diikuti oleh putri dari Hamzah yang berjalan sambil memanggil, 

_"Paman ......!  Paman ......!"_

Kemudian ia dihampiri dan diambil oleh Ali.

*(sesampai di Madinah)* Ali, Ja'far dan Zaid berebut untuk mengurusnya. Namun Nabi ﷺ memutuskan bahwa yang berhak untuk mengurusnya adalah Ja'far, karena istri Ja'far adalah saudara dari ibu putri Hamzah tersebut (saudara perempuan ibu sama kedudukannya dengan ibu)


*Islamnya Khalid bin Walid*

Dalam masa 3 hari di Mekkah, Rasulullah ﷺ menerima lamaran seorang wanita bernama Maimunah. Usianya 26 tahun. la adalah Bibi Khalid bin Walid. Rasulullah ﷺ ingin sekali mengundang orang orang Quraisy dalam pesta pernikahannya. Namun orang-orang itu menolak dan meminta beliau bersama para sahabatnya keluar dari Mekah karena waktu yang disepakati telah habis. Maka, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya pun berangkat pulang.

Perbuatan kaum muslimin yang menjauhi minuman keras, tidak berbuat maksiat dan tidak rakus dalam hal makan minum membuat hati Khalid bin Walid sangat tertarik. Ditambah lagi bibinya sendiri telah menikah dengan Rasulullah ﷺ. Khalid berkata kepada kawan kawannya, 

_"Sekarang sudah nyata bagi orang yang berpikiran sehat bahwa Muhammad bukan tukang sihir, juga bukan seorang penyair. Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan alam semesta ini. Setiap orang yang mempunyai hati nurani berkewajiban menjadi pengikutnya."_

Ikrimah bin Abu Jahal ngeri mendengarnya. Dia langsung berkata, 

_"Khalid, bukankah para pengikut Muhammad telah melukai ayahmu, juga membunuh paman dan sepupumu? Demi Allah, aku tidak akan masuk Islam dan berkata kata seperti itu!"_


*_(Bersambung)_*
[22/12/2020, 05:23] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 132)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


_"Itu hanya semangat jahiliyah. Tetapi sekarang, setelah kebenaran itu bagiku sudah jelas, demi Allah, aku mengikut agama Islam!"_

Abu Sufyan kemudian memanggil Khalid, 

_"Benarkah apa yang kudengar tentang engkau?"_

Ketika Khalid membenarkan, Abu Sufyan memerah wajahnya, 

_"Demi Latta dan Uzza,  kalau itu benar, niscaya engkaulah yang akan kuhadapi sebelum Muhammad!"_

_"Dan memang itulah yang benar, dan apa pun yang akan terjadi,"_

Kemarahan Abu Sufyan meledak. Ia maju hendak menyerang Khalid. Namun lkrimah menahannya seraya berkata, 

_"Sabar Abu Sufyan, seperti engkau, aku juga khawatir kelak akan mengatakan sesuatu seperti kata-kata Khalid itu dan ikut ke dalam agamanya.  Kamu akan membunuh Khalid karena pandangan hidupnya itu,  padahal mungkin kelak seluruh Quraisy sependapat dengan dia. Sungguh aku khawatir jangan-jangan sebelum bertemu Muhammad lagi tahun depan, seluruh Mekkah sudah menjadi pengikutnya!"_

Sejak menjadi seorang muslim, sejarah hampir tidak pernah mencatat kekalahan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Ketika menghadapi 240.000 pasukan Romawi, pasukan muslim yang lebih jauh lebih kecil jumlahnya menjadi ragu. 

Khalifah Abu Bakar berkata, 

_"Demi Allah, semua kekhawatiran keraguan mereka akan hilang dengan kedatangan Khalid!"_


*Perang Mu'tah*

Khalid bin Walid segera pergi ke Madinah dan menggabungkan diri dengan kaum muslimin. Tidak lama kemudian menyusul pula dua orang pembesar Quraisy Amru bin Ash dan Utsman bin Tolkhah, mereka diikuti juga oleh banyak penduduk Mekah.

Kemenangan Rasulullah ﷺ terhadap Mekah tampaknya tinggal menunggu waktu. Namun sebelum itu terjadi, 15 orang yang dikirim ke perbatasan Syam dibunuh oleh pihak Romawi.

Maka pada bulan Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriyah atau 629 masehi Rasulullah ﷺ memanggil tiga ribu prajurit pilihan. Beliau menyerahkan tampuk kepemimpinan pasukan kepada Zaid bin Haritsah sambil bersabda, 

_"Kalau Zaid gugur maka Ja'far bin Abu Tholib yang memegang tampuk kepemimpinan, dan jika Ja'far gugur maka Abdullah bin Rawahah yang memegang tampuk kepemimpinan._

Pasukan berangkat diiringi doa dan ucapan selamat dari masyarakat ramai. Rasulullah ﷺ turut mengantar sampai ke luar kota dan berpesan, 

_"Jangan membunuh wanita, bayi, orang-orang buta, dan anak-anak. Jangan menghancurkan rumah-rumah atau menebangi pepohonan. Allah menyertai dan melindungi kalian. Semoga kalian kembali dengan selamat."_ 

Zaid bin Haritsah merencanakan untuk menyergap musuh dengan tiba-tiba. Namun ketika tiba di Ma'an mereka amat terkejut.

Syuhrabil gubernur Heraklius  telah menghimpun pasukan yang terdiri atas orang orang Yunani dan orang orang Arab. Heraklius sendiri mengerahkan pasukan Romawi untuk membantu pasukan lawan, yang tengah menanti pasukan muslimin, yang berjumlah 200.000 orang!"

Para pemimpin tentara muslimin agak ragu. Apakah mereka harus maju atau meminta bala bantuan dari Madinah. Namun,  Abdullah bin Rawahah yang terkenal sebagai seorang ksatria dan pemberani berkata, 

_"Saudara-saudara apa yang tidak kita sukai justru itu yang kita cari sekarang ini yaitu mati syahid._
_Kita memerangi musuh itu bukan karena perlengkapan, bukan karena kekuatan juga bukan karena jumlah orang yang banyak, melainkan kita_ _memerangi mereka hanyalah karena agama, juga yang dengan itu Allah telah memuliakan kita. Oleh karena itu marilah kita maju. Kita akan memperoleh satu dari dua pahala ini menang atau mati syahid."_

Kata-kata Abdullah bin Rawahah ini melambungkan semangat pasukan. 

_"Ibnu Rawahah memang benar!"_

Abdullah bin Rawahah ini adalah seorang penulis dan penyair yang untaian syair-syairnya meluncur dari lidah yang kuat dan indah didengar. Semenjak memeluk Islam dibuktikannya kemampuan bersyair itu untuk Islam. 

Rasulullah ﷺ menyukai dan menikmati syair syairnya dan sering beliau minta Abdullah untuk lebih tekun lagi membuat syair.


*Gugurnya Tiga Pahlawan*

Di desa Masyarief kedua pasukan bertemu. Namun dengan cerdik, pasukan muslim membelok ke Mu'tah. Tempat itu dianggap jauh lebih baik sebagai tempat bertahan. Di mu'tah inilah terjadi pertempuran dahsyat yang jarang disaksikan sejarah karena jumlah kedua pasukan berbeda begitu jauh.

Zaid bin Haritsah bertempur dengan gagah berani. Saat itu hampir tidak ada satu pahlawan pun yang bisa menyaingi kehebatannya. Ia bertempur dan bertempur sampai akhirnya sepucuk tombak menghantamnya dengan telak. Zaid bin Haritsah jatuh ke tanah dan gugur sebagai syuhada.

Sesuai dengan pesan Rasulullah ﷺ, Ja'far bin Abu Tholib mengambil bendera Zaid dan maju memimpin pasukan. Usia Kakak Ali bin Abi Tholib ini baru 33 tahun. Ja'far benar-benar pemuda tampan cerdas dan berani. Ia maju dan bertempur dengan semangat menyala bagai api yang mengamuk. Ketika tangan kanannya ditebas hingga putus Ja'far meraih bendera dengan tangan kiri namun tidak lama kemudian tangan kiri ini juga lepas karena sabetan pedang. Dengan kekuatan yang tersisa Ja'far mempertahankan bendera dengan kedua pangkal lengannya sampai seorang prajurit Romawi membelah tubuh Ja'far. Pemuda tampan ini gugur. Ibnu Umar yang saat itu bertempur di sampingnya mengatakan, 

_"Kuhitung ada 50 luka di tubuhnya, namun tidak satu pun yang terdapat di bagian punggung."_

Kedua lengan Ja'far yang putus diganti Allah dengan sepasang sayap sehingga Ja'far dapat terbang kemana pun ia mau. Karena itulah Ja'far dijuluki Ath Thayar atau penerbang atau Dzuljanahain atau orang yang memiliki dua sayap.

Kini giliran Abdullah bin Rawahah yang menjadi panglima. Ia yang mengibarkan bendera, tetapi hatinya ragu sejenak sambil berkata, 

_"Oh diriku! Mengapa engkau masih ragu atau terpaksa? Jika pertempuran telah dimulai dan genderang bertalu-talu, mengapa kulihat engkau masih membenci surga?"_

Kemudian Abdullah bin Rawahah maju dengan gagah sampai akhirnya juga gugur.


*_(Bersambung)_*
[23/12/2020, 06:03] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 133)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Rasulullah ﷺ bersabda,

_"Zaid dan Ja'far telah diangkat kepadaku di surga di atas ranjang emas. Aku juga melihat ranjang Abdullah,  tetapi agak miring dibanding ranjang kedua temannya."_

_"Mengapa Ya Rasulullah?"_ tanya para sahabat keheranan.

_"Sebab yang dua orang itu terus maju,  tapi Abdullah sempat agak ragu walau ia terus maju juga."_

Rasulullah ﷺ tahu benar betapa penting dan berbahayanya perang kali ini. Karena itu beliau sengaja memilih 3 panglima perang yang pada waktu malam bertaqorrub mendekatkan diri kepada Allah,  sedang pada siang hari menjadi pendekar pejuang agama. Tiga orang ini tidak berkeinginan kembali karena mereka bercita cita mati syahid dalam perjuangan.


*Khalid bin Walid Menjadi Komandan*

Di Madinah kaum muslimin mendapat gambaran jalannya pertempuran dari wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda, 

_"Zaid mengambil bendera lalu dia gugur.  Kemudian Ja'far mengambilnya dan dia pun gugur. Selanjutnya Abu Rawahah mengambilnya dan dia pun gugur..."_

Air mata menetes menuruni kedua pipi Rasulullah ﷺ. Setelah itu beliau bersabda lagi,  Salah satu dari Pedang Allah mengambil bendera itu dan akhirnya Allah memberikan kemenangan kepada mereka. Siapakah Pedang Allah yang dimaksud Rasulullah ﷺ.

Di Mu'tah, Tsabit bin Akram meraih bendera sambil berseru, 

_"Saudara-saudara kaum muslimin! Mari kita mencalonkan salah seorang dari kita!"_

_"Engkau sajalah."_
_"Tidak saya tidak akan mampu."_

Kaum muslimin kemudian menunjuk Khalid bin Walid yang baru saja memeluk Islam. 

Khalid mengubah taktik dengan menimbulkan berbagai pertempuran kecil. Ia mengulur ulur waktu sampai tibanya perang.

Sementara itu Khalid bertempur dengan gagah sampai sembilan pedangnya patah dan yang tersisa hanya sebatang pedang lebar model Yaman.

Malam hari pun tiba, Khalid bin Walid segera menyusun pasukannya untuk menjalankan strategi baru. Keesokan harinya rencana Khalid itu membuat musuh gentar. Mereka melihat debu bertebangan tanda adanya pergerakan pasukan besar yang datang dari mana-mana di belakang pasukan muslim. 

_"Mereka mendapat bantuan besar!"_ seru orang-orang Romawi.

Padahal yang tampak sebagai gerakan pasukan besar itu adalah akibat strategi Khalid yang menarik pasukan depan ke belakang dan menaruh pasukan belakang ke depan pasukan yang berada di belakang. Mereka berpencar dan melakukan gerakan seolah-olah datang pasukan besar dari Madinah. Setelah bertempur dengan saling mengintip kekuatan, pelan-pelan Khalid bin Walid menarik mundur pasukannya dengan tetap mempertahankan susunan tempur.

Pasukan Romawi pun mengundurkan diri dengan perasaan lega. Kalau 3.000 orang saja sudah sedemikian tangguh, apalagi jika pasukan bantuannya datang, demikian pikir mereka.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Dampak Pertempuran Mu'tah*

Sementara itu rasa haru memenuhi hati Rasulullah ﷺ karena gugurnya ketiga panglima muslim.

Mereka pergi ke rumah Ja'far dan melihat istrinya Asma bin Umair sedang membuat adonan roti sementara itu anak anaknya sudah dimandikan diminyaki dan dibersihkan. Saat itu Asma belum tahu nasib yang menimpa suaminya. Rasulullah ﷺ memeluk dan mencium anak-anak Ja'far dengan air mata berlinang.

_"Ya Rasulullah demi ayah bundaku,"_ tanya Asma gelisah. 
_"Mengapa anda menangis? Apakah ada hal-hal yang menimpa Ja'far dan kawan-kawannya?"_

_"Ya hari ini mereka gugur,"_ jawab Rasulullah ﷺ dengan air mata yang terus bergulir membasahi pipinya.

Maka menangislah Asma, begitu sedih sehingga para wanita berdatangan menghiburnya.

Rasulullah ﷺ pulang dan berkata kepada para istrinya, _"Keluarga Ja'far jangan dilupakan buatkan makanan untuk mereka. Mereka sekarang dalam kesusahan"._ 

Kemudian ketika dilihatnya putri Zaid bin Haritsah datang, beliau membelainya sampai menangis. Ketika para sahabat bertanya, 

_"Mengapa Rasulullah ﷺ menangisi para syuhada yang masuk surga?"_ Rasulullah menjawab bahwa itu adalah air mata seseorang yang kehilangan sahabatnya.

Di Madinah orang-orang tidak menyetujui penarikan mundur itu. Pasukan Khalid pun dicemooh, 

_"Hai orang-orang pelarian! Kamu lari dari jalan Allah!"_

Namun Rasulullah  ﷺ bersabda, 

_"Mereka bukan pelarian melainkan orang-orang yang akan tampil kembali, Insyaallah."_

Sementara itu pertempuran Mu'tah telah menimbulkan rasa kagum yang luar biasa di kalangan suku-suku Arab kepada kaum muslimin. Selama ini, mereka menganggap siapa pun yang berniat memusuhi Romawi sama saja dengan mencari mati.

Namun melihat pasukan kecil muslim mampu bertempur dan bisa mengundurkan diri tanpa kerugian besar membuat mereka yakin bahwa pasukan muslim pasti mendapat pertolongan Allah dan pemimpin mereka benar-benar utusan Allah. 
Maka berbondong bondonglah Bani Sulaim, Asyja, Ghafatan, Fazarah,  dan lainnya masuk Islam. Padahal sebelumnya mereka sangat keras memusuhi Islam.

Rasulullah ﷺ amat prihatin dengan anak-anak Ja'far karena beliau penyayang anak anak dan sering memberi mereka nasehat.

Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ pernah menasehati seorang anak yang sedang berjalan dengan ayahnya, 

_"Ingatlah kamu jangan berjalan di depannya, dan kamu jangan melakukan perbuatan yang dapat membuatnya mengumpatmu karena marah, dan kamu jangan duduk sebelum ia duduk, dan kamu jangan panggil ia dengan namanya."_


*_(Bersambung)_*
[24/12/2020, 06:03] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 134)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Quraisy Melanggar Perjanjian Hudaibyah*

Mendadak terjadilah peristiwa menggemparkan. Pada suatu malam, Bani Bakr yang merupakan sekutu orang Quraisy menyerang musuh lamanya, Bani Khuza'ah. Pada saat itu,  Bani Khuza'ah tengah tertidur lelap di pangkalan air milik mereka sendiri yang bernama Al Watir. 
Setelah perjanjian Hudaibyah, Bani Bakr memihak Quraisy, sedangkan Bani Khuza'ah menggabungkan diri dengan Rasulullah ﷺ. 

Serangan mendadak itu membuat Bani Khuza'ah terdesak dan kewalahan. Dalam pertempuran itu, diam-diam pihak Quraisy membantu Bani Bakr. Padahal itu merupakan pelanggaran besar terhadap perjanjian Hudaibyah. Rupanya orang Quraisy sudah tidak takut lagi kepada kaum muslimin. Mereka mengira, kaum muslimin sudah hancur dalam pertempuran Mu'tah.

Bani Khuza'ah lari berlindung di sekitar Ka'bah. Di tempat itu orang-orang Bani Bakr sendiri mengingatkan pemimpin mereka untuk tidak perang di tanah suci Kabah,

_"Wahai Naufal, kita sudah memasuki tanah suci. Ingat Tuhanmu, Tuhan mu!"_ 

Namun Naufal bin Muawiyah Ad Diali, pencetus serbuan ini, menjawab dengan kasar,

_"Tidak ada Tuhan pada hari ini wahai Bani Bakr!  Lampiaskan dendam kalian. Demi Allah, kalau perlu kalian boleh mencuri di tanah suci. Apakah kalian tidak ingin melampiaskan dendam di tanah suci?"_

Akhirnya Bani khuza'ah baru benar-benar bisa menyelamatkan diri dari pembantaian setelah mereka mundur dan meminta perlindungan di rumah keluarga Budail bin Warqa Al khuza'i. 
Setelah itu tanpa menunggu lebih lama lagi, Amr bin Salim Al khuza'i cepat-cepat pergi ke Madinah menemui Rasulullah ﷺ.

Ia bertemu dengan Rasulullah ﷺ dan beberapa sahabat di dalam masjid. Di tempat itu ia membacakan syairnya.

_"Ya Robbi, aku mengingatkan Muhammad tentang persahabatan ayah kami dan ayahnya pada masa lalu......_
_Quraisy telah menghianatimu dalam perjanjian....._
_Mereka mendesak hingga ke Ka'bah dan membunuh kami saat sedang ruku dan sujud kepada Ilahi."_ 

Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Engkau pasti akan dibela wahai Amir bin Salim."_ 

Saat itu muncul awan mendung di langit, beliau bersabda, 

_"Mendung ini akan memudahkan pertolongan bagi bani Kaab (sebutan lain untuk bani Khuza'ah)"_

Dalam *Al Quran surat Al Anfal ayat 55-56, Allah berfirman,*

*إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ*

*_Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang kafir, karena mereka itu tidak beriman._*
Surah Al-Anfal (8:55)

*الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ*

*_(Yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu, Kemudian setiap kali berjanji, mereka menghianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah)._*
Surah Al-Anfal (8:56)


*Quraisy Mengutus Abu Sufyan*

Tindakan para pemuda Quraisy membantu Bani Bakr sangat disesali oleh pemimpin mereka. Karena itu, mereka mengutus Abu Sufyan sendiri pergi ke Madinah untuk menguatkan kembali perjanjian dan memperpanjang waktunya. Sampai di tujuan, Abu Sufyan tidak langsung menemui Rasulullah ﷺ, tetapi menemui putrinya, ummu Habibah, yang sudah menjadi isteri Rasulullah ﷺ. 

Di rumah ummu Habibah, Abu Sufyan masuk dan ingin duduk di tikar tempat biasa Rasulullah ﷺ duduk. Ummu Habibah segera melipat tikar itu sebelum diduduki ayahnya. 

_"Hai putriku, apakah engkau lebih sayang pada tikar itu dari pada aku?"_ keluh abu Sufyan. 

_"Ini tikar Rasulullah ﷺ, padahal ayah adalah orang musyrik yang kotor. Saya tidak ingin ayah duduk di atasnya."_

_"Demi Allah, rupanya ada yang tidak beres denganmu setelah berpisah denganku."_

Setelah itu, Abu Sufyan langsung menemui Rasulullah ﷺ. Ia bicara panjang lebar membujuk Rasulullah ﷺ agar memperpanjang perjanjian. Namun Rasulullah ﷺ sama sekali tidak menanggapinya. 

Abu Sufyan belum putus asa, ia pergi ke Abu Bakar dan meminta agar Abu Bakar membujuk Rasulullah ﷺ. Namun Abu Bakar berkata, 

_"Aku tidak sudi melakukannya."_

Kemudian giliran Umar bin Khattab yang diminta Abu Sufyan agar mau membujuk Rasulullah ﷺ. Umar menjawab, 

_"Layakkah aku meminta pertolongan bagi kalian kepada Rasulullah ﷺ ? Demi Allah, walau hanya pasir yang ada di tanganku, tentu pasir itu akan kupergunakan untuk melawan kalian!"_

Untuk terakhir kalinya, Abu Sufyan mencoba meminta tolong kepada Ali bin Abi Thalib yang saat itu sedang bermain dengan Hasan dan Husain bersama Fathimah Az Zahra istrinya. 
Namun, dengan lembut Ali menjawab,

_"Jika Rasulullah ﷺ sudah mengambil keputusan, tidak seorang pun dari kami yang bisa menarik keputusan beliau."_

Gelaplah rasanya dunia ini bagi Abu Sufyan. Ia telah meminta-minta kepada orang-orang yang dulu pernah disiksanya sampai akhirnya terusir dari Mekah. Ia kembali pulang dengan membawa kabar buruk itu bagi kawan kawannya.


*_(Bersambung)_*
[25/12/2020, 07:28] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 135)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Surat Hathib bin Abi Balta'ah*

Rasulullah  ﷺ memerintahkan semua orang untuk mengadakan persiapan.  Beliau memberi tahu bahwa sasaran mereka kali ini adalah Mekah. Beliau pun berdoa, 

_"Ya Allah buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba."_ 

Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat kepada Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa oleh Sarah, salah seorang budak wanita yang diberi uang oleh Hathib. Setelah menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat. 

Kemudian Rasulullah ﷺ diberi wahyu tentang hal tersebut sehingga beliau cepat menyuruh  Ali Bin Abi Thalib dan Al Miqdad menyusul pembawa surat itu. Keduanya pun memacu kudanya kencang-kencang. Mereka berhasil menyusul Sarah dan berkata, 

_"Serahkan surat yang kau bawa!"_

_"Aku tidak membawa sepucuk surat pun."_

Ali dan  Al Miqdad meggeledah hewan tunggangan dan barang bawaan wanita itu dengan teliti.  Ketika tidak juga menemukan apa yang dicari, Ali Bin Abi Thalib berkata, 

_"Aku bersumpah bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah berbohong, jika engkau tidak menyerahkan surat itu, kami benar-benar akan memeriksa dirimu!"_

Mengetahui kesungguhan Ali, wanita itu pun menyerahkan suratnya. Setelah surat itu sampai di tangannya, Rasulullah ﷺ memanggil Hathib, 

_"Apa ini wahai Hathib?"_

_"Rasulullah,"_ jawab Hathib, 
_"demi Allah, saya tetap beriman kepada Allah dan Rasulullah. Sedikit pun tidak ada perubahan pada diri saya. Namun, saya mempunyai seorang anak dan keluarga di tengah-tengah Quraisy. ltu sebabnya saya hendak memberitahu mereka."_

Umar bin Khatab maju dan berkata, 

_"Rasullulah, serahkan kepada saya, akan saya penggal lehernya. Orang ini bermuka dua."_

Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Wahai Umar, sesungguhnya ia pernah ikut dalam Perang Badar. Apakah kau tahu kalau Allah meninggikan martabat orang yang turut dalam Perang Badar, lalu Allah menitahkan, "Berbuatlah sekehendak kalian, kalian Ku ampuni?"_

Umar pun menangis sambil berkata, 

_"Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."_

Saat berhadapan dengan musuh, kemampuan menyimpan rahasia menjadi sangat penting. Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda, 

_"Manusia lebih banyak tergelincir karena mulutnya daripada karena kakinya."_

Kerahasiaan dalam gerakan ke Mekah ini diperlukan agar pasukan muslimin mampu memberikan kejutan, sehingga Mekah bisa takluk tanpa pertumpahan darah.


*Pasukan Muslim Berangkat*

Akhirnya berangkatlah pasukan muslim. Saat itu adalah tahun ke-8 Hijriyah. Di tengah perjalanan, suku demi suku datang bergabung. Karena itu ketika tiba di Marr Az Zhahran,  jumlah mereka mencapai 10.000 orang! Jumlah yang belum pernah disaksikan dalam sejarah Madinah.

Pihak Quraisy yang sampai saat itu belum tahu adanya bahaya akhirnya mulai curiga. Mereka mengutus Abu Sufyan untuk mengetahui apa yang terjadi. 

Suatu malam ketika Abu Sufyan sedang mengintai, dipergoki Abbas paman Rasulullah ﷺ. Abbas membawa Abu Sufyan ke perkemahan kaum muslimin. Keesokan harinya Ia diterima Rasulullah ﷺ di dalam Tenda beliau.

_"Kasihan engkau Abu Sufyan,"_ sabda Rasulullah ﷺ. 
_"Bukankah sudah saatnya bagimu mengetahui, bahwa tiada Tuhan selain Allah?"_ 

_"Demi ayah dan ibuku,"_ jawab Abu Sufyan.  
_"Engkau Sungguh orang yang murah hati, mulia dan menjaga hubungan kekeluargaan. Aku memang sudah menduga bahwa tiada Tuhan selain Allah itu sudah mencukupi segalanya."_ 

_"Kasihan engkau wahai Abu Sufyan,"_ demikian sabda Rasulullah ﷺ lagi. 
_"Bukankah tiba waktunya engkau harus mengetahui bahwa aku Rasulullah?"_

_"Demi Ayah Ibuku engkau sungguh bijaksana, pemurah dan suka menjaga hubungan kekeluargaan, namun untuk mengakui engkau adalah utusan Allah masih ada ganjalan di hatiku._

Akhirnya, Abbas pun turun bicara, 

_"Celaka engkau Abu Sufyan bersaksilah bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, sebelum beliau menghukum mati engkau karena permusuhan keras yang telah engkau lancarkan pada Islam!"_

Abu Sufyan pun memeluk Islam. Kemudian Abbas  berbisik, 

_"Wahai Rasulullah Abu Sufyan adalah orang yang suka membanggakan diri, maka berilah dia sedikit kebanggaan."_

_"Baiklah,"_ sabda Rasulullah ﷺ,  
_"Barangsiapa yang berlindung di rumah Abu Sufyan, dirinya akan aman. Barangsiapa yang memasuki Masjidil Haram, juga akan aman."_ 

Setelah itu Rasulullah ﷺ meminta Abbas memperlihatkan keagungan pasukan muslim.

Dari atas bukit, Abbas dan Abu Sufyan melihat pasukan lewat barisan demi barisan. Begitu melihat bahwa Rasulullah ﷺ dikelilingi pasukan Muhajirin dan Anshar, Abu Sufyan berkata,

_"Tidak seorang pun sanggup menghadapi mereka Abbas, kerajaan keponakanmu akan menjadi besar!"_

_"Wahai Abu Sufyan, ini bukan kerajaan melainkan kenabian,"_

_"Kalau begitu akan lebih bagus lagi."_

Untuk mengelabui musuh, Rasulullah ﷺ mengirim patroli kecil di bawah pimpinan Abu Qatadah ke arah Batan ldam 30 mil dari Madinah ke arah Syria.  Tujuan ekspedisi ini untuk memberi kesan kepada orang Quraisy bahwa Rasulullah ﷺ akan mengadakan serangan ke sana, bukan ke Mekah.


*_(Bersambung)_*
[26/12/2020, 07:28] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 136)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Fathu Mekkah*

Setelah pasukan Islam lewat, Abbas berkata kepada Abu Sufyan, 

_"Selamatkanlah kaummu."_ 

Maka cepat-cepat Abu Sufyan juga memacu tunggangannya memasuki Mekah sambil berseru, 

_"Wahai orang-orang Quraisy, Muhammad telah datang membawa pasukan yang tidak mungkin dapat kalian lawan. Barang siapa yang masuk rumahku, akan selamat! Barangsiapa yang menutup pintu rumahnya, akan selamat! Barang siapa yang memasuki Masjidil Haram, juga selamat!"_

Namun tidak semuanya menuruti  Abu Sofyan, lkrimah bin Abu Jahal memimpin sepasukan Quraisy untuk melawan.

Saat itu Rasulullah ﷺ sudah membagi pasukannya untuk memasuki Mekah dari tiga jurusan. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sayap kiri dipimpin Zubair bin Awwam, sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memimpin pasukan dari dataran tinggi Kida.
 
Sa'ad bin Ubadah berseru, 

_"Hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini diperbolehkan melakukan segala hal yang dilarang di Kabah."_

Rasulullah ﷺ berulang-ulang membaca surat al-Fath dengan suara sangat merdu. Beliau tidak memasuki Mekah seperti seorang penakluk namun jutru menundukkan kepala tanda syukur kepada Allah.

Karena itu, beliau menunjukkan wajah tidak suka ketika dilihatnya pasukan Khalid bin Walid bertempur karena diserang oleh pasukan Ikrimah. Namun akhirnya Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Ketentuan Allah selalu lebih baik."_

Pasukan Quraisy terkalahkan dan lkrimah melarikan diri. Tiba di depan Ka'bah, Rasulullah ﷺ menghampiri Hajar Aswad, menciumnya dan berthawaf keliling Ka'bah. Beliau menunjuk dengan busur ke arah 360 buah berhala di sekeliling rumah Suci sambil membacakan ayat Alquran, 

*وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا*

*_Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap._*
Surah Al-Isra' (17:81)

Maka berhala-berhala itu pun dirobohkan. Rasulullah ﷺ masuk ke dalam Ka'bah dan bertakbir di ke empat sudutnya. Beliau melihat di dalam Ka'bah ada gambar nabi Ibrahim  عليه ااسلام dan Nabi Ismail  عليه ااسلام sedang bermain undian anak panah. Beliau mengutuk orang yang membuat gambar itu.
Setelah itu Bilal naik ke atas Ka'bah dan beradzan karena waktu sholat Dhuhur telah tiba.

Sebelumnya Rasulullah ﷺ hanya mempunyai 3.000 tentara dalam Perang Khandaq menghadapi 10.000 pasukan Quraisy dan sekutunya. Kini mendadak beliau muncul di depan Mekah dengan 10.000 prajurit. Quraisy begitu terkejut dan ketakutan sehingga tidak mampu memberi perlawanan kecuali menyerah.

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد*


*Quraisy Berbondong bondong Masuk Islam*

Rasulullah ﷺ kemudian mengucapkan khotbah di hadapan orang-orang Mekah. 

_"Tiada ilah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia-lah Allah yang telah menepati janji-Nya memenangkan hambanya Muhammad dan mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan diri-Nya sendiri."_

_"Sesungguhnya segala macam balas dendam, harta, dan darah semuanya berada di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Ka'bah dan pemberi air minum kepada jamaah haji."_

_"Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya Allah telah mencabut dari kalian kesombongan jahiliyah dan mengagungkan keturunan. Semua orang berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah."_

_"Wahai kaum Quraisy menurut pendapat kalian, tindakan apakah yang hendak ku ambil terhadap kalian?"_

Orang-orang Quraisy menjawab, 

_"Tentu yang baik-baik, wahai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia."_

Beliau pun bersabda, _"Pergilah kalian semua! Kalian semua bebas!"_

Setelah itu berbondong-bondonglah penduduk Mekah masuk Islam. Kemudian Rasulullah ﷺ membaiat kaum laki-laki Quraisy untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rasulullah. 

Setelah itu giliran kaum wanita di antara mereka. Di antara mereka, hadir Hindun bin Uthbah, istri  Abu Sufyan. Ia menyamar karena dulu telah bertindak kejam terhadap Hamzah pada perang Uhud.

Tanpa memegang tangan para wanita itu, Rasulullah ﷺ membaiat mereka agar tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak,  dan tidak berbohong.

Di tengah-tengah Baiat itu, Hindun menyela, 

_"Demi Allah aku terlalu sering mengambil uang Abu Sufyan, aku tidak tahu apakah hal itu di halalkan atau tidak?"_

Abu Sufyan yang saat itu hadir berkata, 

_"Aku halalkan semua hartaku yang pernah kau ambil."_

_"Apakah engkau Hindun binti Utbah?"_ tanya Rasulullah ﷺ.

_"Ya aku adalah Hindun binti Utbah."_ jawab Hindun.

Rasulullah ﷺ menoleh kepada Abu Sufyan, _"Maafkan ia atas perbuatannya yang lalu, semoga Allah memaafkanmu."_

Rasulullah  ﷺ adalah seorang pemaaf, tidak akan pernah ada dalam sejarah seseorang yang mampu memberi maaf seperti yang dilakukan Rasulullah ﷺ kepada orang-orang Quraisy.  

Padahal orang-orang Quraisy inilah yang dulu membunuh para pengikut Rasulullah ﷺ, menghina, mencaci, melukai, memboikot, mengusir, dan memerangi Rasulullah ﷺ, tetapi ketika justru Rasulullah ﷺ mempunyai kekuatan untuk membalas, beliau bersabda, 

_"Kamu semua bebas..."_


*_(Bersambung)_**
[27/12/2020, 05:23] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 137)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Fadhalah*

Hari ketika Makkah ditaklukkan Allah melalui tentara Islam dikenal dalam sejarah dengan nama Fathu Mekah. Pada hari itu amarah dan kebencian meledak di hati Fadhalah bin Umair. Ia  tidak menerima Mekah takluk begitu saja. Diam-diam, ia pergi mencari Rasulullah ﷺ. Ketika dilihatnya beliau sedang berthawaf, Fadhalah segera mengikuti dari belakang.  Di balik bajunya tersembunyi sebilah pisau mengkilat siap dihunus dan dihunjamkan. Fadhalah semakin dekat semakin dekat kepada Rasulullah ﷺ. Tangan Fadhalah masuk ke balik bajunya untuk mencabut pisau. Pikirannya  dipenuhi hasrat membara untuk membunuh Rasulullah  ﷺ.

Tetapi tepat saat itu juga, Rasulullah ﷺ langsung menoleh kepadanya dan menegur, 

_"Apakah ini Fadhalah?"_

Agak terkejut, Fadhalah menjawab, _"Ya, Saya Fadhalah, wahai Rasulullah."_

_"Apa yang kamu pikirkan?"_  tanya Rasulullah ﷺ.

_"Tidak memikirkan apa-apa. Aku hanya memikirkan Allah."_

Rasulullah ﷺ tersenyum. Beliau meletakkan tangannya yang sejuk di atas dada Fadhalah sambil bersabda, 

_"Mohon ampun kepada Allah.... "_

Perlahan-lahan hati Fadhalah menjadi tenang. Ia kemudian berkata, 

_"Begitu beliau melepaskan tangannya dari dadaku, aku merasa tidak seorang pun yang lebih aku cintai daripada beliau."_

Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, Fadhalah dipanggil seorang wanita cantik. Wanita itu dulu pernah disukai oleh Fadhalah.  Wanita itu ingin mengajak Fadhalah bicara, namun Fadhalah berkata, 

_"Tidak, Allah dan Islam telah melarangku bicara bebas dengan wanita yang belum halal bagiku. Aku baru saja melihat Rasulullah ﷺ menghancurkan semua berhala.  Agama Allah itu sangat jelas dan nyata, sedangkan kemusyrikan adalah kegelapan."_

Sejak hari itu,  Rasulullah ﷺ melarang orang berperang di tanah suci Mekah. Beliau bersabda, 

_"Sesungguhnya Mekah telah diharamkan oleh Allah, bukan oleh manusia. Tidak boleh bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menumpahkan darah dan mencabut pohon di Mekah."_

Fadhalah bisa merasakan kasih sayang Rasulullah ﷺ yang begitu besar. Kasih sayang betul-betul membanjiri hati beliau yang amat lapang itu. Karena itu, tampak pada mulut beliau berupa keramahan, pada mata beliau berupa air mata, dan pada tangan beliau berupa kedermawanan. Kasih sayang adalah sifat Rasulullah ﷺ yang paling menonjol dan tak seorang pahlawan pun berhasil menyamainya.


*Shalat Kemenangan*

Rasulullah ﷺ bertamu ke rumah sepupunya Ummu Hani binti Abu Thalib. Beliau mandi dan sholat kemenangan sebanyak 8 rokaat. Saat itu, dua orang musyrik cepat cepat meminta perlindungan kepada Ummu Hani.  Ali bin Abu Tholib berkeras ingin  membunuh  dua orang itu. Namun Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Kami melindungi siapa pun yang engkau lindungi, wahai Ummu Hani."_

Setelah itu beberapa penjahat besar yang paling keras memusuhi Islam diadili. Sebagian diampuni dan sebagian dihukum mati. Istri Ikrimah bin Abu Jahal menghadap Rasulullah ﷺ dan meminta agar suaminya diampuni. Rasulullah ﷺ mengabulkannya. Istri Ikrimah pun menjemput suaminya yang lari ke Yaman. Ikrimah kembali ke Mekah dan masuk Islam.

Miqyas bin Subabah dihukum mati. Miqyas pernah masuk Islam, namun ia kemudian membunuh seorang Anshor dan kembali murtad setelah bergabung dengan orang-orang musyrik.

Al Haris bin Nufail dihukum mati karena ia dulu sering kali menyiksa dan mengganggu Rasulullah ﷺ.

Habbar bin Al Aswad diampuni. Ia dulu yang mengguncang unta Zainab, putri Rasulullah ﷺ. Zainab yang saat itu sedang hamil, jatuh dan keguguran. Setelah masuk Islam,  Habbar menjadi seorang muslim yang taat.

Saat itu, muncullah kekhawatiran di kalangan orang Anshor. Salah seorang di antara mereka bertanya kepada saudara Anshornya, 

_"Apakah menurut kalian Rasulullah ﷺ akan menetap di Mekah setelah Allah memberi kemenangan?"_

Orang-orang yang ditanya saling bertatapan sedih. Mereka sungguh tak ingin hal itu terjadi. Ketika itu, Rasulullah ﷺ sedang berdoa di Shafa sambil mengangkat kedua tangan. Begitu selesai, beliau segera menghampiri kerumunan Anshor dan bertanya, 

_"Apa yang kalian bicarakan?"_

_"Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah."_

Namun, karena kekhawatiran yang terus mebesar, akhirnya mereka menyampaikannya kepada Rasulullah ﷺ. Beliau pun bersabda, 

_"Aku berlindung kepada Allah. Tempat hidupku adalah tempat hidup kalian dan tempat matiku adalah tempat mati kalian."_


*_(Bersambung)_*
[27/12/2020, 05:23] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 138)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Menghancurkan Berhala-berhala lain*

Penaklukan Mekah terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Allah memberikan kemenangan besar kepada kaum muslimin justru  pada saat mereka tengah menunaikan ibadah shaum. Lima hari sebelum Ramadhan berakhir.

Rasulullah ﷺ mengirim  Khalid bin Walid beserta 30 penunggang kuda untuk menghancurkan berhala-berhala Uzza di Nakhlah. Berhala ini milik Quraisy dan Bani Kinanah.

Khalid merobohkannya, kemudian kembali. Namun Rasulullah ﷺ bertanya, 

_"Apakah engkau melihat sesuatu?"_

_"Tidak,"_ jawab Khalid

_"Kalau begitu, engkau belum benar-benar merobohkannya. Kembali lagi ke sana dan robohkan!"_  demikian sabda Rasulullah ﷺ.

Dengan perasaan bergejolak, Khalid kembali sambil menghunus pedang. Namun, ketika sampai di tujuan, Khalid dihadang seorang wanita berkulit hitam tanpa baju yang menggeraikan rambut. Orang-orang menjerit melihat tingkah wanita tsb. Khalid segera menebasnya sampai mati. Ketika ia kembali ke Mekkah, Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Dulu aku mengira kalau-kalau Uzza akan disembah selama lamanya di negeri kalian ini."_

Selain itu Amr bin Ash juga diutus untuk menghancurkan berhala Suwa' milik Bani Hudhail di Ruhath.

Ketika Amir bin Ash tiba di sana, penjaga Suwa' bertanya, 

_"Apa maumu?"_

_"Aku diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk menghancurkan Suwa"_

_"Engkau tidak akan sanggup!"_ jawab penjaga sambil melotot.

_"Mengapa?"_ tanya Amr bin Ash geram.

_"Karena engkau akan dihalangi!"_ seru penjaga dengan yakin.

_"Hingga detik ini, engkau masih juga berada dalam kebatilan!"_ seru Amr bin Ash gemas.
_"Celakalah engkau. Apakah engkau pikir berhala itu bisa mendengar dan melihat?"_

Kemudian Amr bin Ash menghancurkan Suwa' sampai berkeping-keping. Setelah itu, ia bertanya kepada penjaga,

_"Bagaimana menurut pendapatmu?"_

_"Kalau begitu, aku pasrah kepada Allah"_, jawab penjaga.

Sa'ad bin Zaid beserta duapuluh pasukan diutus Rasulullah ﷺ untuk menghancurkan Manat. Berhala itu dulunya milik suku Aus, Khazraj, Ghassan, dan lainnya. Di tempat itu juga muncul dukun wanita berkulit hitam yang bertelanjang sambil mengutuk Sa'ad. Sa'ad membunuhnya dan menghancurkan berhalanya. 

Sungguh tak layak berhala disembah, karena Allah Maha Kaya. Dialah yang memiliki kerajaan bumi dan langit beserta bintang-bintang, bulan bulan, asteroid-asteroid, komet-komet, dan segala yang ada di alam semesta ini


*Ancaman Hawazin dan Tsaqif*

Kini kaum Muhajirin sudah tenang. Mereka dapat kembali ke rumah mereka dan dapat berhubungan lagi dengan keluarga mereka di Mekah yang sekarang telah memeluk islam. Hati semua orang sudah yakin bahwa islam telah meraih kemenangan.

Namun setelah limabelas hari fathu mekah, tiba tiba tersiar berita yang membuyarkan semua harapan perdamaian.

Kabilah Hawazin dan Tsaqif yang tinggal di pegunungan tidak jauh dari Mekah sudah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kaum Muslimin. 

Pasukan Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf. Ia membawa serta semua harta, wanita, dan anak-anak. Seorang tua bijaksana yang sudah buta, Duraid bin Ash Shima bertanya, 

_"Mengapa sampai harus membawa wanita, harta, dan anak-anak?"_

_"Aku ingin setiap prajurit menjadi bersemangat karena tak ingin istri, anak, dan hartanya dirampas jika mereka kalah,"_ jawab Malik bin Auf.

_"Wahai Malik, tidak pantas engkau membawa penduduk Hawazin ini ke tengah pasukan. Bawalah mereka pulang dan bertahanlah di tempat kita tinggal yang aman dan terlindung. Setelah itu hadapilah orang-orang Muslim dengan pasukan inti. Jika engkau menang, keluarga dan hartamu tetap aman. Jika engkau kalah, setidaknya harta dan keluargamu tetap terlindung."_

Namun Malik tidak mau mendengar suara bijak ini. Ia bahkan mengusir Duraid dan berkata, 

_Aku tidak mau lagi nama Duraid bin Ash Shima disebut-sebut!"_

Tanggal enam Syawal tahun 8 Hijriyah Rasulullah ﷺ meninggalkan Mekah dengan 12 ribu pasukan termasuk 2 ribu orang Mekah yang memeluk Islam. Menjelang petang muncul seorang penunggang kuda ia melaporkan bahwa Hawazin membawa seluruh harta dan ternak mereka.

Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda, 

_"Itu adalah harta rampasan milik orang-orang muslim besok hari, jika Allah menghendaki._

Jumlah pasukan yang besar itu membuat sebagaian prajurit muslim berkata dengan bangga, 

_"Kali ini kita tidak mungkin bisa dikalahkan."_
Sebuah pernyataan yang keliru dan mengakibatkan bencana.

Ketika Rasulullah ﷺ mendengar gerakan musuh di Thaif,  beliau mengirim mata-mata yaitu seorang sahabat bernama Abdullah Bin Abu Hadrod al Aslamy.  

Abdullah melakukan pengintaian dan membenarkan persiapan musuh.  Sebagai persiapan, Rosulullah ﷺ meminjam 100 baju perang dan perangkat senjata kepada Sufyan bin Umayyah yang saat itu belum masuk Islam


*_(Bersambung)_*
[28/12/2020, 07:36] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 139*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Perang Hunain*

Malam Rabu tanggal 10 Syawal pasukan muslim tiba di lembah Hunain. Namun diam-diam Malik bin Auf dan pasukannya sudah tiba lebih dulu di sana. Malik menyusupkan pasukannya di tengah kegelapan malam. Ia menyebarkan mereka di setiap jalan masuk ceruk tersembunyi dan celah celah bukit. 

Selepas sholat subuh Rasululloh ﷺ menyerahkan bendera dan membagi-bagikan tugas kepada setiap komandan. Setelah itu beliau memerintahkan agar pasukan muslim berangkat.  

Tiba-tiba saja di dalam keremangan subuh, serangan panah yang gencar dan serentak datang seperti hujan. Pasukan musuh membuka serangan, mereka menyerbu turun didahului oleh seorang laki-laki yang menunggang unta merah. Ia membawa Bendera Hitam di ujung tombak. Setiap kali menemui seorang muslim tombak itu dihantamkannya kuat-kuat.

Maka tanpa terkendalikan lagi pasukan muslim lari kocar-kacir. Perasaan takut dan gentar begitu kuat menghantui perasaan mereka, sehingga mereka lari tanpa menghiraukan teman-temannya lagi. 

Abu Sufyan yang baru saja dikalahkan saat Fathu Makah, tersenyum sambil berkata, 

_"Mereka tidak berhenti lari sebelum sampai ke laut."_

Beberapa orang Mekah yang baru masuk Islam seperti Suaiba bin Usman berkata, 

_"Sekarang aku dapat membalas Muhammad, dulu ia yang membunuh ayahku pada perang Uhud."_

Kalada bin Hanbal berkata, 
_"Sekarang sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi."_

Rasululloh ﷺ yang saat itu duduk di atas keledai putihnya menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Ketika semua pengikutnya berlarian mundur,  beliau ﷺ tetap di tempat ditemani beberapa sahabatnya. Beliau ﷺ memanggil manggil orang yang berlarian. 

_"Hai orang-orang, kamu mau kemana?  Mau kemana? aku adalah Rasululloh ﷺ! Aku adalah Muhammad bin Abdullah."_

Namun orang-orang tidak peduli, sebab yang mereka pikirkan hanya menyelamatkan diri sendiri. Saat itu Abu Sufyan memegang tali kekang keledai dari Rasululloh ﷺ dan Abbas memegangi pelananya agar keledai Rasulullohﷺ itu tidak melarikan diri karena ketakutan.

Rasululloh ﷺ turun dari keledainya dan berdoa, 

_"Ya Allah turunkanlah Pertolonganmu."_

*Kemenangan*

Selesai berdoa Rasululloh ﷺ memerintahkan pamannya, Abbas, untuk memanggil para prajurit. Abbas adalah laki-laki bersuara lantang. Kemudian ia menyeru,  

_"Manakah saudara saudara Anshar yang telah memberi tempat dan pertolongan? Manakah saudara saudara Muhajirin yang telah berikrar di bawah pohon? Kemarilah saudara saudara. Rasululloh ﷺ masih hidup!"_

Di kemudian hari Abbas menuturkan pengalamannya itu, 

_"Demi Alloh seakan-akan perasaan mereka saat mendengar teriakanku ini seperti perasaan seekor induk sapi terhadap anaknya."_

Suara Abbas menggema berulang-ulang ke seluruh lembah. Terjadilah mukjizat Alloh. Orang-orang Anshor yang diingatkan akan baiat Aqobah segera teringat pada sosok Rasululloh ﷺ dan janji mereka untuk melindungi beliau ﷺ. 

Mendengar nama Rasululloh ﷺ, orang orang Muhajirin teringat bahwa mereka telah berjuang begitu bersusah payah bersama beliau. Kehormatan mereka tersentuh sehingga dengan penuh semangat orang-orang Muhajirin dan Anshar berseru dari segala penjuru,

_"Labbaik! Labbaik! Kami datang! Kami datang!"_

Sekelompok pasukan muslim berdatangan ke tempat Rasululloh ﷺ berada dan bertempur dengan dahsyat. Alangkah beratnya menahan serbuan musuh yang sudah di ambang kemenangan. Melihat para sahabatnya memberikan perlawanan sengit, dengan semangat yang makin melambung  Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Sekarang pertempuran benar-benar berkobar. Alloh tidak menyalahi janji kepada Rasul-Nya"_

Rasululloh ﷺ menyebarkan segenggam kerikil pada musuh sambil bersabda,

_"Wajah-wajah buruk!"_

Tidak lama kemudian pasukan musuh terpukul berantakan. Mereka lari meninggalkan semua istri, anak, dan harta mereka. 70 musuh terbunuh. Sebanyak 6.000 tawanan, 22.000 unta, 40.000 kambing dan 4.000 uqiyah perak direbut kaum Muslimin.

Pasukan Muslim terus mengejar musuh sampai ke atas. Di tempat ini Hawazin dihancurkan sama sekali. Duraid si buta juga terbunuh. Malik bin Auf lari ke dalam kota Tha'if dan berlindung di sana.

Dalam perang Hunain ini Abu Sufyan sedang memegang tali kekang kuda Rasululloh ﷺ. Ketika pasukan muslim kocar-kacir Abu Sufyan bersiap untuk syahid dengan tangan kanan menangkis serangan lawan dan tangan kiri memegang tali kekang. 

Setelah pasukan muslim balik memukul, Rasululloh ﷺ menatap Abu Sufyan berlama lama seraya berkata, 

_"Oh saudaraku Abu Sufyan bin Harits..."_ 

Mendengar Rasululloh ﷺ mengatakan itu, Abu Sofyan menangis haru dan air matanya membasahi kaki Rasululloh ﷺ.

*In Syaa Alloh bersambung**
[29/12/2020, 06:08] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 140*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Perang Thaif*

Saat itu turunlah Firman Allah

*لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ*

*_Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai._*
QS. At-Taubah (9:25)

*ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ*

*_Kemudian Alloh menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Alloh menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Alloh menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir._*
QS. At-Taubah (9:26)

Pasukan muslim mengepung kota Tha'if. Mereka kemudian menyerang dengan manjaniq dan "thank". Thank ini berbentuk seperti rumah kura-kura yang besar. Para prajurit maju dan dengan sengaja berlindung di bawahnya untuk mengebor dinding. Namun musuh yang cerdik menuangkan besi panas hingga "thank" itu terbakar.

Pertempuran keras merebut benteng tidak berhasil. Rasululloh ﷺ memakai cara lain. Beliau  memerintahkan agar kebun kurma dan anggur Thaif yang terkenal itu dibakar dan ditebang. Namun, karena pihak musuh memohon agar beliau tidak melakukan itu. Rasululloh ﷺ pun membatalkan perintahnya.

Beliau juga berkata kepada musuh, 

_"Siapa pun yang turun dari benteng dan datang ke sini maka dia bebas."_

Maka 20 orang pun turun dan bergabung dengan pasukan muslimin. Dari merekalah Rasululloh ﷺ mengetahui bahwa musuh mempunyai persediaan makanan yang cukup untuk bertempur berbulan bulan. Karena itu beliau memutuskan untuk menarik mundur pasukannya.

Salah seorang sahabat berkata, 
_"Ya Rasululloh ﷺ berdoalah bagi kemalangan orang-orang Bani Tsaqif di Thoif."_

Namun Rasululloh ﷺ yang bijak dan penyayang malah berdoa, 
_"Ya Alloh berikanlah petunjuk kepada penduduk Tsaqif dan berkahilah mereka."_

Karena pengepungan akan berlangsung lama, Naufal bin Muawiyah memberi saran kepada Rasululloh ﷺ,  
_"Wahai Rasululloh ﷺ, mereka itu seperti serigala di dalam lubangnya. Apabila engkau terus menungguinya tentu akhirnya engkau dapat mengambilnya. Namun ia pun tidak seberapa berbahaya jika engkau tinggalkan.."_

*Mengembalikan Tawanan Thaif*

Rasululloh ﷺ dan para sahabatnya meninggalkan kota Thaif.
Di Ji'rona, mereka berhenti untuk membagikan harta rampasan dan para tawanan perang. Di antara para tawanan ada seorang wanita tua yang berkata kepada para sahabat, 

_"Kamu tahu bahwa aku masih saudara sesusuan dengan pemimpin kamu itu?"_ Setengah tidak percaya mereka membawa wanita itu ke hadapan Rasululloh ﷺ.

Ternyata Rasululloh ﷺ segera mengenalinya walau pun sudah begitu lama tidak bertemu dengan wanita itu. Dia adalah Syaimah binti Al Harist, Putri Halimah as-Sa'diyah, ibu susuan Rasululloh ﷺ.

Rasululloh segera menghamparkan jubahnya, dan mempersilahkan Syaimah duduk di situ. Ketika beliau ﷺ bertanya apakah dia ingin tinggal bersama beliau, Syaimah lebih memilih pulang kembali ke kabilahnya. Maka Rasululloh ﷺ pun membebaskan Syaimah.

Setelah itu datanglah para Utusan dari Bani Hawazin. Mereka meminta agar Rasululloh ﷺ memulangkan harta, wanita, dan anak-anak yang tertawan. 

_"Rasululloh ﷺ, di antara para tawanan itu terdapat juga bibi-bibimu dari pihak ayah dan ibu-ibu yang dulu pernah memeliharamu. Jika sekiranya kami menyusui Haris bin Abi Syimr atau Nu'man bin Al Mundzir, kemudian ia datang melihat keadaan kami seperti yang kami alami sekarang ini, tentu kami manfaatkan dan kami mintai  belas kasihnya. Konon pula engkau yang sudah mendapat pengasuhan yang terbaik...."_

Para utusan ini mengingatkan bahwa ketika kecil dulu Rasululloh ﷺ pernah dirawat di lingkungan mereka. Hati Rasululloh ﷺ yang penyayang amat terharu mendengarnya. Tahu berterimakasih dan mengingat budi orang lain sudah menjadi bawaan sifat Rasululloh ﷺ.  Beliau pun bertanya, 

_"Anak-anak dan istri-istri kamu ataukah harta kamu yang lebih kamu sukai."_ 

_"Rasululloh ﷺ kami disuruh memilih antara harta dan sanak keluarga kami?"_  
_"Mengembalikan istri-istri dan anak-anak kami tentu lebih kami sukai."_

Di hadapan pasukannya Rasululloh ﷺ mengumumkan bahwa beliau dan keluarganya melepaskan anak-anak dan kaum wanita Hawazin. Melihat itu,  serentak para sahabat pun segera melepaskan para tawanan dengan berkata, 

_"Apa yang ada pada kami, kami serahkan kepada Rasululloh ﷺ."_

Rasululloh ﷺ akhirnya menaklukkan Tha'if dengan cara sederhana. Beliau ﷺ menawarkan kepada Malik bin Auf untuk masuk Islam dan seluruh keluarga serta hartanya akan dikembalikan, ditambah 100 ekor unta. Akhirnya pemimpin pasukan musuh di Perang Hunain itu memeluk Islam di ikuti kaumnya.

*In Syaa Alloh bersambung*
[30/12/2020, 05:35] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 141*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Pembagian Harta Rampasan*

Rasululloh ﷺ mendahulukan mereka yang baru masuk islam dalam pembagian harta rampasan perang. Hati mereka masih lemah dan perlu diikat lebih erat ke dalam Islam dengan cara yang cerdik dan bijaksana. 

Seratus ekor unta diberikan kepada Abu Sufyan yang masih juga bertanya,  

_"Bagaimana dengan anakku Yazid? Bagaimana pula dengan anakku Muawiyah?"_

Maka, Rasululloh ﷺ memberikan kepada Yazid dan Muawiyah masing-masing 100 ekor unta.

Demikianlah, begitu murah hatinya beliau, sampai orang-orang yang baru memeluk Islam itu mengerumuni beliau untuk meminta harta hingga Rasulullah ﷺ terdesak ke sebuah pohon dan mantelnya yang terlepas pun diambil orang.

_"Wahai saudara-saudara, kembalikan mantelku!"_ Sabda Rasululloh ﷺ. 
_"Demi diriku yang ada di tangan-Nya. Andaikan aku memiliki semua tanaman di Tihamah, tentu aku akan memberikannya kepada kalian hingga kalian tidak menyebut aku sebagai orang yang kikir, takut, dan dusta."_

Kemudian beliau berdiri disamping unta milik beliau dengan sebelah tangan memegang punuk unta. Beliau mengangkat sebiji gandum dan bersabda,  

_"Wahai semua orang, demi Allah aku tidak lagi menyisakan harta rampasan kalian, termasuk pula sebiji gandum ini kecuali seperlimanya, dan seperlimanya itu pun sudah ku serahkan kepada kalian."_

Keputusan Rasululloh ﷺ untuk memberikan sejumlah besar harta kepada yang baru memeluk Islam sangatlah tepat. Karena tidak semua orang memeluk Islam dengan akalnya. Banyak orang di dunia ini perlu ditarik kepada kebenaran dengan perut dan nafsunya. 

Setelah itu barulah beliau memanggil Zaid bin Tsabit yang bertugas membagi-bagikan sisa harta rampasan kepada para sahabat Muhajirin dan Anshor. Masing-masing mendapat 4 ekor unta dan 40 domba. Sedangkan para penunggang kuda masing masing mendapat 12 ekor unta dan 120 domba.

Jumlahnya tentu tidak seberapa dibanding dengan yang lain. Kebijakan Rasulullah ﷺ ini pun, mulanya tidak dipahami, sehingga ada segolongan sahabat yang kecewa.

Kemenangan Rasululloh ﷺ dan kaum muslimin bersumber dari ketakwaan. Inilah janji Allah untuk orang bertaqwa 

 1. Hidup berkah
 2. Furqonan atau mampu memisahkan baik dan buruk
 3. Albusyro yaitu kegembiraan 
 4. Bersama Alloh 
 5. Dicintai Alloh 
 6. Yusra atau diberi kemudahan
 7. Merajan atau diberikan jalan keluar dari kesulitan 
 8. Tidak sulit rezeki 
 9. Mendapat ampunan Alloh
10. Hasanah Khoiron yang mendapat kebaikan.

*Orang-orang Anshar*

Rasululloh ﷺ mendengar para sahabat Anshar berbisik-bisik tentang kebijakannya. 
Bukankah Ansharlah yang bertempur gigih sehingga mereka membalikkan keadaan menjadi kemenangan pada perang Hunain? Kemudian, mengapa orang lain yang justru melarikan diri dalam pertempuran yang menikmati hasilnya?

_"Rasululloh ﷺ telah bertemu dengan masyarakatnya sendiri,"_ demikian kata mereka.

Maka Rasululloh ﷺ Alaihi Wasallam datang ke tempat Anshor berkumpul dan bertanya, 

_"Saudara-saudara Anshor aku mendengar bahwa ada perasaan kalian yang mengganjal terhadap aku. Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat, atau Alloh memberi petunjuk kepada kalian? Bukankah kalian dulu miskin, lalu Allah membuat kalian kaya, lalu juga menyatukan hati kalian?"_

Anshar menjawab, _"Memang Alloh dan Rasululloh ﷺ juga yang lebih bermurah hati."_

Rasululloh ﷺ bersabda, 
_"Saudara-saudara Anshar mengapa kalian tidak menjawab kata-kataku"?_

_"Dengan apa harus kami Jawab ya Rasululloh ﷺ?_ _Segala kemurahan hati dan kebaikan itu ada pada Alloh dan Rasul-Nya juga."_

Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Ya sungguh, demi Alloh, kalau kamu mau tentu kamu masih dapat mengatakan: engkau datang kepada kami dalam keadaan didustakan orang, kamilah mempercayaimu, engkau ditinggalkan orang, kamilah yang menolongmu, engkau diusir kamilah yang memberimu tempat, engkau dalam kesengsaraan, kamilah yang menghiburmu._ 
_Saudara-saudara Anshar masih adakah sekelumit juga rasa keduniaan itu dalam hatimu terhadap harta itu? Aku telah mengambil hati satu golongan kaum supaya mereka sudi menerima Islam, sedang terhadap keislamanmu aku sudah percaya_. _Tidakkah kamu rela saudara saudara Anshar apabila orang orang itu pergi membawa kambing membawa unta, dan kamu pulang membawa Rasululloh ﷺ ke tempat kamu?_ 
_Demi Dia yang memegang hidup Muhammad! Kalau tidak karena hijrah, tentu aku termasuk orang Anshar. Jika orang menempuh suatu jalan di celah gunung dan Anshar menempuh jalan yang lain, niscaya aku akan menempuh jalan Anshar. Allahumma Ya Alloh rahmatilah, orang-orang Anshar, anak-anak dan cucu-cucu Anshar."_

Dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Sebenarnya perumpamaan sahabat yang baik dan buruk itu bagaikan pembawa parfum dan peniup api. Maka pembawa parfum adakalanya memberi engkau atau engkau memberinya atau engkau mendapat bau harum darinya. Adapun yang membawa api jika tidak membakar pakaianmu maka engkau akan mendapat bau busuknya."_

*In Syaa Alloh bersambung*
[30/12/2020, 05:35] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 142*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Zainab Wafat*

Kata-kata itu diucapkan Rasululloh ﷺ dengan penuh harap, penuh cinta, dan penuh sayang kepada mereka yang pernah memberi janji setia kepada beliau. Rasa haru menyesak di dalam dada semuanya sehingga seluruh orang Anshar menangis sambil berkata, 

_"Kami rela dengan Rasululloh ﷺ sebagai bagian kami."_

Setelah itu Rasululloh ﷺ kembali ke Mekah untuk berumrah. Selesai umroh Rasulullah ﷺ menunjuk 'Attab bin Asid dan Muadz bin Jabal untuk mengajar orang-orang untuk memperdalam Al Quran dan menjalankan ajaran agama. 

Kemudian Rasululloh ﷺ pun kembali ke Madinah. Kini di seluruh Jazirah Arab tidak ada lagi yang berani mengganggu atau mencela Islam. Gembira sekali kaum Anshor dan Muhajirin. Semua merasa bahwa Alloh telah membuka jalan kepada Rasululloh ﷺ dengan membebaskan tanah suci. 

Mereka gembira karena penduduk Mekah telah mendapatkan hidayah dengan memeluk Islam termasuk beragam kabilah Arab yang telah tunduk dan taat kepada agama Islam ini.

Apalagi kemudian berbagai utusan kabilah kabilah Arab yang lain berdatangan dan menyatakan memeluk Islam di hadapan Rasululloh ﷺ. 

Namun segala ketentraman di dunia ini pasti ada kurangnya. Saat itulah, Zainab putri Rasululloh ﷺ wafat.  Sejak jatuh dari unta dan mengalami keguguran kandungan, Zaenab memang tidak pernah sembuh. Kini keturunan Rasululloh ﷺ yang masih hidup tinggal Fatimah az-Zahra, karena Ummu Kultsum dan Rukayah juga telah lebih dulu meninggalkan dunia.

Rasululloh ﷺ teringat betapa lembutnya Zainab dan betapa indah kesetiaannya kepada suaminya Abul Ash bin Ar-Rabi'. Hati Rasululloh ﷺ  sedih sekali. Namun dalam keadaan sedih pun Rasululloh ﷺ tidak pernah lupa dengan kebiasaan beliau selalu pergi ke pelosok-pelosok sampai ke ujung kota. Beliau tengok orang yang sakit dan beliau hibur orang yang menderita.

Alloh pun menurunkan rahmat dan kasih sayang untuk menghibur hati Rasululloh ﷺ yang sedang berduka.

Kemudian lahirlah putra Rasululloh ﷺ dari rahim Mariah seorang budak Mesir yang dihadiahkan Mauqauqis kepada Rasululloh ﷺ. Saat itu Rasululloh ﷺ sudah lewat 60 tahun. Alangkah bahagianya hati beliau, putra laki-laki itu beliau beri nama Ibrahim.

Umamah adalah Putri Zaenab. Diriwayatkan oleh  Abu Daud dari Abu 
Qotadah, ketika kami sedang menunggu Rasululloh ﷺ pada waktu Dhuhur dan Ashar, keluarlah Rasululloh ﷺ bersama Umamah di atas bahunya. Kemudian kami sholat di belakangnya jika Rasul sujud Umamah dilepaskan dan jika bangkit dari sujudnya Umamah dipangku, sedang waktu kepalanya diangkat dari sujud,  Umamah diambil lagi.

*Kelahiran Ibrahim*
Rasululloh ﷺ memberi sedekah uang untuk setiap helai rambut Ibrahim kepada para fakir miskin. Seorang wanita bernama Ummu Saif diangkat menjadi ibu susu Ibrahim. Kemudian Rasululloh ﷺ menyediakan pula 7 ekor kambing yang setiap hari diperah susunya untuk keperluan Ibrahim.

Hampir setiap hari Rasululloh ﷺ mengunjungi Ibrahim. Beliau sangat senang melihat Ibrahim tumbuh sehat. Senyum bayi itu seperti cahaya pelita yang  menghangatkan hati Rasululloh ﷺ. Suatu hari dengan penuh perasaan gembira  Rasululloh ﷺ menggendong Ibrahim dan memanggil Aisyah. 

Rasululloh ﷺ bertanya _"Bukankah besar sekali persamaan Ibrahim dengan diriku?"_
Namun Aisyah tidak mengiyakannya, demikian pula dengan istri-istri Rasululloh ﷺ yang lain. Aisyah dan istri2 Rasululloh ﷺ sangat sedih karena tidak bisa memberi beliau seorang keturunan. Padahal mereka sangat menyayangi beliau. Karena itu,  begitu melihat kegembiraan Rasululloh ﷺ menggendong Ibrahim, mereka menunjukkan wajah kurang suka.

Apa yang terjadi pada istri-istri Rasululloh ﷺ sangatlah wajar karena pada zaman itu belum pernah kaum wanita diperlakukan sedemikian baik. Begitu sayangnya mereka kepada Rasululloh ﷺ sampai sampai mereka menganggap beliau lebih menyayangi istri yang satu dibandingkan yang lain. Pertentangan Ini akhirnya meresahkan hati Rasululloh ﷺ. Beliau memisahkan diri dari para istrinya.

Karena sudah lebih dari sebulan Rasululloh ﷺ hidup menyendiri, kaum muslimin menjadi gelisah. Mereka takut kalau ternyata Rasululloh ﷺ menceraikan istri istrinya. Umar Bin Khattab datang menengok Rasululloh ﷺ di tempat pengasingannya. Umar menangis melihat punggung Rasululloh ﷺ yang berbekas tikar kasar.  Rasululloh ﷺ menghibur sahabatnya itu dengan mengatakan bahwa kehidupan akhirat jauh lebih berharga daripada harta seluruh bumi beserta isinya.
Setelah itu giliran Umar yang menghibur beliau. Umar terus bicara dengan Rasululloh ﷺ sampai beliau merasa terhibur dan tertawa. Kemudian, Rasululloh ﷺ menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa beliau tidak menceraikan istri-istri beliau.
Kemudian turunlah firman Alloh yang menegur istri-istri Rasululloh ﷺ. Kalau saja Rasululloh ﷺ sampai menceraikan mereka, karena mereka sudah begitu menyusahkan, niscaya Alloh akan menggantikan mereka dengan wanita-wanita lain yang lebih baik. Akhirnya para ibu kaum muslimin itu pun sadar dan hidup rukun seperti sedia kala.  

Tidak ada laki-laki yang memperlakukan istri istrinya sebaik Rasululloh ﷺ. Beliau ﷺ senang bergurau dan senang melihat mereka bergurau. 

Dari hadis riwayat Bukhari, dari Aisyah berkata, 
_"Saya pernah melumurkan adonan tepung ke wajah Saudah dan ia pun membalas melumurkan adonan tepung di wajah saya sehingga membuat Rasululloh ﷺ tertawa."_

*In Syaa Alloh bersambung*
[30/12/2020, 05:35] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 143*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Perang Tabuk*

Setelah bertempur dengan kaum muslimin di perang Mu'tah, Kaisar Romawi tahu bahwa seluruh penduduk Jazirah Arab sudah sangat terpesona dengan kaum muslimin. Buktinya akhir-akhir ini semakin banyak kabilah Arab yang memeluk Islam.

_"Jika ini dibiarkan, pengaruh Romawi di wilayah-wilayah Arab yang ku kuasai akan hancur,"_ demikian pikir Kaisar Romawi. 
_"Tidak ada jalan lain selain menghancurkan agama baru itu sampai ke akarnya."_ 

Maka orang Romawi segera menyiapkan sebuah pasukan sebanyak 40.000 orang. Termasuk di dalamnya adalah kabilah-kabilah Arab yang menganut agama Nasrani. Mereka akan memusnahkan tentara muslim dengan membuat orang lupa akan pengunduran diri tentara muslim yang sangat cerdik pada perang Mu'tah.

Keadaan di Madinah pun menjadi genting. Orang-orang munafik memperparahnya dengan menyebarkan desas desus tentang kedatangan pasukan Romawi. Begitu gawatnya keadaan sampai sampai ketika orang Anshar mengetuk pintu rumahnya, Umar Bin Khattab keluar sambil bertanya, _"Apakah orang-orang Romawi sudah tiba?"_
Situasi tambah mengkhawatirkan karena saat itu adalah musim panas menjelang musim gugur yang dikenal sebagai musim maut yang sangat mencekam di padang pasir. Panas telah mencapai derajat tertinggi. Semua orang lebih suka berdiam diri di rumah atau di kebun daripada bepergian sehingga jalan-jalan di Madinah tampak lebih sepi daripada hari-hari biasanya.
Namun tidak ada jalan lain bagi Rasululloh ﷺ selain mengumumkan keberangkatan perang. Beliau memberitahu kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam agar bersiap dengan pasukan sebesar mungkin. Keputusan Rasululloh ﷺ ini sangat cermat dan bijaksana sebab jika beliau menunggu musim panas berlalu orang Romawi akan masuk lebih jauh ke dalam wilayah Islam.

Akan tetapi ketika itu buah-buahan sudah mulai masak dan siap dipanen. Perjalanan jauh di bawah panas matahari yang luar biasa ke perbatasan Romawi akan merupakan perjalanan yang sangat sulit. Apalagi Rasululloh ﷺ juga mengharapkan bahwa setiap orang memberikan hartanya untuk pasukan yang memerlukan biaya besar. Maka ketika seruan jihad berkumandang, bagaimanakah sikap kaum muslimin?

Ketika mendengar ada bahaya Rasululloh ﷺ selalu berusaha untuk menyerang lebih dahulu. Menyerang punya beberapa kelebihan yaitu:  leluasa menentukan sasaran, dapat menarik mundur pasukan jika situasi tidak menguntungkan, prajurit penyerang biasanya lebih siap dan lebih bersemangat dibandingkan dengan prajurit yang bertahan.

*Persiapan Rasululloh ﷺ*

Begitu sulit dan beratnya perjalanan yang akan ditempuh kaum muslimin,  membuat sikap orang terbagi dua golongan: kaum munafik yang menolak pergi dan kaum beriman yang menyambut seruan Rasululloh ﷺ tanpa ragu lagi.

Para sahabat yang berharta bahkan berlomba-lomba untuk bersedekah. Utsman bin Affan yang sebelum itu telah menyiapkan kafilah ke Syam sebanyak 200 ekor unta lengkap dengan barang dagangan ditambah uang 200 uqiyah, memberikan 100 ekor unta beserta seluruh barang yang diangkutnya. Jumlah itu masih ditambah dengan uang seribu dinar yang diletakkan dalam bilik Rasululloh ﷺ.  Beliau menerimanya dan bersabda, 
_"Tidak ada yang membahayakan Utsman karena apa yang dilakukannya setelah hari ini."_
Akan tetapi Usman tidak berhenti sampai disitu. Ia mengeluarkan sedekah lagi, lagi, dan lagi sampai seluruhnya berjumlah 900 ekor unta, 100 kuda dan sejumlah besar uang tunai. Abdurrahman bin Auf datang menyerahkan 200 uqiyah perak. 

Abu Bakar adalah orang yang pertama menyerahkan sedekahnya ke tangan Rasululloh ﷺ. Abu Bakar menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya sejumlah 4.000 dirham.
_"Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?"_ tanya Rasululloh ﷺ.
_"Aku tinggalkan bagi mereka Alloh dan Rasul-Nya,"_ demikian jawab Abu Bakar.
Umar bin Khattab yang melihat hal itu dan hendak menyerahkan separuh hartanya, berkata, 
_"Aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar dalam perlombaan kebaikan untuk selama-lamanya."_

Orang-orang berdatangan menyerahkan apa saja yang mereka miliki, banyak atau sedikit. Ada yang menyerahkan 70 wasaq kurma atau hanya satu atau dua mud kurma karena hanya itu saja yang mereka miliki. Kaum wanita berbondong bondong menyerahkan perhiasan mereka tidak ada satupun orang beriman yang merasa sayang pada hartanya demi perjuangan di jalan Allah.

Bahkan orang-orang yang paling miskin pun berdatangan bukan untuk menyerahkan sesuatu namun minta agar disertakan dalam pasukan. 
Dengan terharu, Rasululloh ﷺ terpaksa menolak mereka dengan bersabda, 
_"Aku sudah tidak punya lagi kendaraan untuk kalian."_

Maka orang-orang itu pun pulang sambil menangis.
Jadi nyatalah bawa harta benda itu perlu. Perlu sangat. Orang Islam harus berupaya menjadi kaya raya karena dengan kekayaan itulah dia akan mempertinggi kemuliaan budi, budaya, dan agamanya. Namun harta benda itu adalah alat bukan tujuan. Tujuan sebenarnya ialah ingat pada Allah menuju Ridho Allah dan menegakkan jalan Allah fi Sabilillah.

*In Syaa Alloh bersambung*
[01/01, 08:09] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 144*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ 
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Orang-orang Munafik*

Sementara orang-orang Mukmin dari berbagai kabilah berdatangan untuk bergabung bersama sambil berlomba membawa sedekah ke Madinah,  orang-orang munafik malah berbisik-bisik. Mereka mencari-cari alasan untuk tidak ikut di antara sesama mereka, terdengarlah cemoohan kepada ajakan Rasululloh .
_"Jangan kalian berangkat dalam keadaan udara panas ini,"_ demikian ajak mereka kepada yang lain.
Tentang perkataan ini turunlah firman Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

*وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ یَّقُوۡلُ ائۡذَنۡ لِّیۡ وَ لَا تَفۡتِنِّیۡ ؕ اَلَا فِی الۡفِتۡنَۃِ سَقَطُوۡا ؕ وَ اِنَّ جَہَنَّمَ لَمُحِیۡطَۃٌۢ بِالۡکٰفِرِیۡنَ*

*_Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar benar meliputi orang-orang yang kafir._*
{At-Taubah (التوبة) / 9:49}

_"Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasululloh ﷺ dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Alloh dan mereka berkata janganlah kamu berangkat atau pergi berperang dalam panas terik ini."_ Katakanlah, 
_"Api neraka jahanam itu lebih sangat panas, jika mereka mengetahui."_

Abdullah bin Ubay bin Salul ketika itu berkemah di sebuah tempat bersama sekelompok pengikutnya. Mereka menolak berangkat bersama Rasululloh ﷺ ke medan perang. 

Orang-orang yang hatinya terpendam kebencian terhadap Islam mengambil kesempatan ini. Mereka menghasut banyak orang, menghalang halangi dan menanamkan rasa enggan mereka untuk pergi. Banyak orang yang telah munafik semakin menjadi lebih munafik. Mereka berkumpul di rumah Sulaim, orang Yahudi. Jika dibiarkan orang-orang ini pasti akan merajalela menebar kerusakan.

Karena itulah Rasululloh ﷺ mengutus Thalhah bin Ubaidillah untuk membubarkan mereka. Thalhah datang dan membakar rumah sulaim. Orang-orang di dalam rumah kalang kabut melarikan diri, salah seorang patah kakinya karena terjatuh. Sementara itu yang lain memaksa menerobos api dan melarikan diri ke sana kemari. 
Tindakan keras Rasululloh ﷺ itu berhasil mencegah mereka untuk tidak lagi mengulangi perbuatan semacam itu.
Kemudian pasukan muslim berangkat. Rasululloh ﷺ memimpin 30000 orang ke perbatasan Romawi nun jauh di utara. Namun masih ada yang tertinggal. Padahal mereka adalah orang orang yang tidak diragukan lagi keislamannya. Siapa dan mengapa?

Orang-orang munafik menghindar dari satu bahaya pertempuran, tetapi akan menanggung kehinaan akibat tindakan pengecutnya. Mereka tidak punya Iffah.
*_Iffah adalah kemampuan menahan diri_*. Gunanya untuk mengekang diri jangan sampai suka menempuh kepuasan sesaat yang akhirnya akan membawa kemelaratan.

*Abu Khaitsamah*

Ketika pasukan berangkat, kaum wanita dan anak-anak melepas mereka dengan penuh semangat. Bahkan banyak yang naik ke loteng agar dapat melihat dengan lebih leluasa. Debu halus mengepul ke udara disertai ringkikan kuda. Inilah pasukan dahsyat yang siap menembus padang pasir dengan tidak lagi mempedulikan udara panas, rasa haus dan lapar. Semua itu demi mendapat kecintaan Allah dan Rasulullah ﷺ.

Namun beberapa orang belum tergerak hatinya untuk ikut padahal mereka bukanlah kaum munafik. Di antaranya adalah abu Khaitsamah,  Kaab bin Malik,  Murarah bin Ar Rabi, Hilal bin Umayyah. 

Setelah Rasululloh ﷺ dan pasukannya telah berjalan beberapa hari. Abu Khaitsamah tiba di rumah. Hari itu benar benar sangat panas sampai hampir tak tertahankan. Kedua istri Abu Khaitsamah bangkit dan menyambutnya dengan penuh cinta.

Abu Khaitsamah berbaring di atas alas empuk yang telah disediakan istri-istrinya. Tenda yang sudah terbuka membuat angin mengalir masuk segar, apalagi tidak lama kemudian kedua istrinya itu masuk sambil membawa apa yang dia inginkan. Yang satu kendi sejuk yang telah ditaruh lama di tempat teduh, yang lain adalah makanan segar untuk memuaskan perut yang lapar.  Namun begitu merasakan semua kenikmatan ini pikiran Abu Khaitsamah melayang kepada Rasululloh ﷺ dan pasukannya.

Ia berkata dalam hati, _"Rasululloh ﷺ sekarang tengah terpanggang terik matahari dan diterpa angin panas, sedangkan Abu khaitsamah bersantai santai di kemah yang sejuk, menikmati makanan yang tersedia dan bersenang ria ditemani para wanita cantik ini? Ini  benar benar tidak pantas dan tidak adil!"_
Seketika itu Abu Khaitsamah bangkit dan berkata kepada kedua istrinya, 
_"Demi Alloh, aku tidak akan masuk ke tenda kalian sebelum aku menyusul Rasululloh ﷺ. Tolong siapkan perbekalanku, aku akan pergi mengejar beliau."_

Ketika Rasululloh ﷺ tiba di daerah Tabuk, seseorang berkata,
_"Ada pengendara datang!"_  
_"Ia adalah Abu Khaitsamah,"_ Sabda Rasululloh ﷺ.
Abu Khaitsamah menemui Rasululloh ﷺ, beliau memaafkan dan mendoakan Abu Khaitsamah.
Untuk menghindarkan bahaya yang sangat besar, seseorang harus menghindarkan kenikmatan yang sebentar saja, itulah gunanya iffah dan untuk mencapai kepuasan besar serta abadi, seseorang perlu teguh, tahan menyebrangi kesakitan dan penderitaan yang sebentar. 

Itulah gunanya *_syajaah atau keberanian_*. Abu Khaitsamah adalah contoh orang yang memiliki dua hal ini. Iffah dan syajaah tidak bisa dipisahkan seperti dua sayap burung.

*In Syaa Alloh bersambung*
[03/01, 08:22] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 145*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Perjalanan Pasukan Usro*

Pasukan ini dinamakan pasukan Usro artinya pasukan yang berangkat dalam keadaan penuh kesulitan. Dalam perjalanan, pasukan melewati Al Hijr. Dahulu tempat ini merupakan kediaman kaum Tsamud yang durhaka. Di lembah itu orang-orang mengambil air untuk persediaan minum mengingat jalan masih sangat jauh. 
Namun, Rasululloh ﷺ bersabda, 
_"Janganlah kalian minum air di sini dan jangan pula dipergunakan untuk berwudhu. Adonan gandum yang telah kalian campurkan dengan air tadi berikan saja kepada unta, jangan kalian makan sedikit pun. Jangan kalian memasuki tempat-tempat yang dahulu dipergunakan kaum Tsamud untuk menganiaya diri mereka sendiri, nanti kalian akan tertimpa musibah seperti yang menimpa mereka, kecuali jika kalian adalah orang-orang yang suka menangis jika mengingat dosa."_

Rasululloh ﷺ segera mempercepat jalannya melewati lembah tersebut sambil menundukkan kepala. 
Di suatu tempat, pasukan berkemah dan Rasululloh ﷺ berpesan, 
_"Malam ini janganlah kalian keluar jika tidak disertai seorang teman."_
Pesan itu disampaikan karena Rasululloh ﷺ tahu bahwa tempat itu tidak pernah dilalui orang, dan hembusan pasir yang ganas sering mengubur orang maupun binatang. 
Akan tetapi malam itu ada dua orang yang melanggar pesan Rasululloh ﷺ. Salah seorang menghilang dibawa angin dan yang satu lagi tewas tertimbun pasir.

Perjalanan kembali dilanjutkan, tetapi para sahabat sangat khawatir karena persediaan air mereka kini tidak cukup. Maka Rasululloh ﷺ pun berdoa. Dengan izin Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, awan hitam datang bergulung-gulung dan turunlah hujan lebat yang memenuhi kebutuhan semua orang.

Pada lain saat, dalam perjalanan itu persediaan makanan menipis dan para sahabat menderita kelaparan. Mereka meminta izin kepada Rasululloh ﷺ agar diperbolehkan menyembelih unta-unta. Namun Rasululloh ﷺ memerintahkan agar semuanya mengumpulkan makanan yang tersisa. 

Setelah terkumpul Rasululloh ﷺ berdoa. Setelah itu Beliau berkata,  
_"Ambillah dan penuhilah kantong-kantong kalian."_
Maka para sahabat memenuhi kantong kantong mereka sampai penuh. Kemudian mereka makan sampai kenyang, namun makanan itu masih tersisa.

 Rasululloh ﷺ pun mengucapkan kalimat syahadat dan bersabda, 
_"Tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkan kalimat itu tanpa ragu, maka kelak ketika berhadapan dengan Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, ia pasti akan masuk surga."_

Keberanian Rasululloh ﷺ dan para sahabatnya menantang kekuatan yang jauh lebih besar, bersumber pada rasa percaya diri. Orang Islam adalah kaum yang sepatutnya percaya kepada diri sendiri. Sebab kekuatan yang ada pada dirinya digantungkannya kepada kekuatan yang mengatur alam, yaitu Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

*Pasukan Romawi Mundur*

Akhirnya Rasululloh ﷺ tiba di Tabuk.  Mereka segera menyiapkan diri untuk bertempur. Di hadapan pasukannya, Rasululloh ﷺ berpidato dengan penuh semangat. Beliau mengingatkan akan kebaikan dunia dan akhirat yang bisa dicapai dengan berjuang sungguh sungguh. Beliau juga memberi kabar gembira dan kabar kemenangan pasukan yang tadinya begitu letih, kini berubah menjadi pasukan berhati baja yang siap mati membela Islam.

Kebulatan tekad pasukan Rasululloh ﷺ ini terdengar oleh musuh. Keberanian Romawi ciut mendengar kehebatan pasukan Muslim menyeberangi gurun tandus dan cuaca yang sangat panas dan ganas dengan bekal seadanya. 

Tidak akan ada satu pun kekuatan yang mampu menahan pasukan setangguh itu. Dihantui rasa takut, pasukan Romawi yang tersohor itu pun bergerak mundur sebelum lawannya terlihat. Mereka berpencar dan kembali ke daerah masing-masing.

Kemenangan tanpa bertempur ini melambungkan nama pasukan Islam. Berduyun-duyun, para pembesar di daerah daerah perbatasan Romawi mendatangi Rasululloh ﷺ untuk berdamai. 
Para penduduk Jarba, Adzruh dan Aila menyatakan tunduk di bawah pemerintahan Muslim. 
Penduduk suatu daerah yang tunduk kepada pemerintah muslim namun tetap mempertahankan agama mereka, wajib membawa jizyah berupa sejumlah uang. Dengan demikian pasukan muslim akan datang membela apabila suatu saat musuh menyerang daerah itu.
       
Penduduk Aila yang beragama Nasrani adalah termasuk di antara mereka yang membayar jizyah. Yuhanah bin Ru'bah pemimpin Aila datang dengan salib emas di dadanya. Ia membawa hadiah dan menandatangani perjanjian damai. 
Rasulullah ﷺ pun memberinya mantel tenunan Yaman dan menerima Yuhanah dengan santun.

Namun Ukaidir bin Abdul Malik Al Kindi, orang Nasrani yang memimpin penduduk Dumatul Jandal, malah meminta bantuan pasukan Romawi untuk melawan tentara muslim. Maka, Rasululloh ﷺ memerintahkan Khalid bin Walid beserta 500 pasukan berkuda untuk melawannya. 

Dengan diam-diam tapi sangat cepat Khalid bin Walid menyerang pada waktu malam. Ia berhasil menawan Ukaidir yang tengah berburu lembu liar. Maka Dumatul Jandal pun takluk. Mereka menyerahkan 2.000 unta, 800 kambing, 400 wasaq gandum, dan 400 baju besi.  
Ukaidir pun masuk Islam di hadapan Rasululloh ﷺ dan menjadi sekutu kaum muslimin.
Keperkasaan pasukan muslim bersumber dari rasa percaya kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Siapa saja yang percaya kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى maka dia tidak akan merasa takut mengarungi lautan kehidupan. Dia tidak percaya bahwa akan ada kekuatan di alam ini yang sanggup merintanginya kalau tidak diizinkan oleh Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dia tidak percaya bahwa dia akan ditimpa bahaya, kalau tidak telah tertulis lebih dahulu dalam ilmu Allah. Dia selalu berbaik sangka kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

*In Syaa Alloh bersambung*
[04/01, 05:05] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 146*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Tiba di Madinah*

Duapuluh hari lamanya Rasululloh ﷺ tinggal di Tabuk. Setelah itu beliau pulang bersama ribuan pasukan muslim. Mereka berhasil meraih kemenangan tanpa mengalami serangan sedikit pun. Namun bahaya sebenarnya belum berakhir. Khususnya bagi Rasululloh ﷺ sendiri.

Dalam perjalanan pulang ini Rasululloh ﷺ melewati jalan di sebuah bukit. Saat itu beliau ditemani oleh Ammar bin Yasir yang memegang tali kekang unta Rasululloh ﷺ dan  Hudzaifah bin Al-Yaman yang berjalan di depan. 

Diam-diam 12 orang munafik yang ikut pasukan muslim datang mengendap-endap. Mereka berniat membunuh Rasululloh ﷺ. Ini adalah kesempatan baik yang telah lama mereka tunggu dari sejak berangkat. Ketika itu pasukan muslim justru sedang berada di lembah jauh di bawah mereka.

Namun Rasululloh ﷺ dan kedua sahabatnya mendengar gerakan 12 orang itu. Mereka bertiga menoleh ke belakang. Orang-orang munafik itu terkejut dan melarikan diri. 

Rasululloh ﷺ memerintahkan Hudzaifah untuk mengejar. Pengejaran itu sampai hampir berhasil karena Hudzaifah sudah bisa menjangkau unta unta mereka dengan pukulan tongkatnya. Namun orang-orang itu berhasil berbaur di tengah pasukan muslim sehingga tidak terlihat lagi.  

Walaupun mereka berusaha menutupi wajah, Hudzaifah berhasil mengetahui nama-nama mereka dan memberitahukannya hanya kepada Rasululloh ﷺ saja. Sejak itu Hudzaifah dijuluki sebagai orang yang dapat memegang rahasia Rasululloh ﷺ.

Setelah 55 hari meninggalkan Madinah, pasukan muslim kembali. Dari jauh terlihat samar samar sebuah gundukan gunung. Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Itu adalah gunung Uhud, ia mencintai kami dan kami pun mencintainya."_

Orang-orang di Madinah mendengar kedatangan pasukan dari kejauhan. Maka para wanita dan anak-anak keluar rumah untuk menyongsong  pasukan dengan gembira. Mereka mengucapkan syair seperti yang dulu pernah dikumandangkan ketika Rasululloh ﷺ berhijrah dan tiba di Madinah.

Rasululloh ﷺ berangkat ke Tabuk pada bulan Rajab dan tiba pada bulan Ramadan. Ini merupakan peperangan terakhir bagi beliau.

Apa yang kemudian terjadi pada orang yang meninggalkan perang? Tidakkah mereka malu berhadapan dengan pasukan yang kembali dengan kemenangan ini?

Keempat macam sifat hati itu adalah:

- Hati yang bersih di dalamnya ada pelita yang bersinar itulah hati orang mukmin.
- Hati yang tertutup, adalah hati orang kufur
- Hati yang terbalik, adalah hati orang munafik dia mengetahui kemudian mengingkari dia melihat kemudian buta.
- Hati yang didalamnya terkandung iman dan nifaq.

*Orang-orang yang Tidak Ikut Berperang*

Begitu tiba di Madinah, Rasululloh ﷺ langsung masuk ke masjid dan sholat dua rakaat. Orang-orang munafik menjadi gelisah. Maka berduyun-duyunlah mereka menghadap Rasululloh ﷺ dan mengemukakan berbagai alasan, bahkan sampai bersumpah. Jumlah mereka mencapai 80 orang lebih. Meskipun tahu bahwa semua alasan itu dibuat-buat, Rasululloh ﷺ menerimanya, tetapi beliau serahkan apa yang ada di hati mereka kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Sedangkan Kaab bin Malik,  Murarah bin Ar Rabi dan Hilal bin Umayyah berterus terang bahwa mereka lalai. Sebenarnya mereka dalam keadaan kuat dan mampu, namun mereka memutuskan untuk tidak berangkat. Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Apa yang kalian katakan memang tidak bohong. Pergilah sampai Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menentukan sendiri persoalanmu."_

Kemudian Rasululloh ﷺ melarang kaum muslimin bercakap-cakap dengan ketiganya. Kaab menuturkan semua orang menjauhkan diri dari kami dan mereka berubah sikap terhadap kami sehingga aku merasa seolah-olah bumi yang kupijak ini bukanlah bumi yang kukenal!"

Sementara Murarah bin Ar Robi dan Hilal bin Umayyah menghabiskan hari-hari mereka dengan berdiam diri di dalam rumah dan terus menangis penuh rasa sesal, Kaab yang masih muda dan berwatak keras tetap keluar rumah. 

Puluhan hari sudah ketiganya terasing entah sampai kapan, bahkan istri-istri mereka pun diperintahkan menjauh. Ketika itu datanglah sepucuk surat dari Raja Ghassan kepada Kaab bin Malik, 

_"Kudengar Muhammad telah mengucilkan dirimu. Tuhan tidak akan membuat dirimu hina dan nista. Datanglah kepadaku engkau pasti kuterima dengan baik."_

Kaab berkata pada dirinya sendiri, 
_"Ini juga termasuk cobaan!"_

Setelah itu,  dilemparkannya surat itu ke dalam api. Berbeda dengan kedua temannya, Kaab masih terus datang ke masjid untuk sholat berjamaah. Dia bahkan memberi salam kepada Rasululloh ﷺ. Namun Kaab tidak bisa mendengar apakah Rasululloh ﷺ membalas salamnya atau tidak.  Kaab menuturkan, 

_"Kemudian aku sholat di dekat Rasululloh ﷺ sambil melirik kearah beliau. Ternyata pada saat aku masih sholat beliau memandangku, namun setelah selesai sholat dan aku menoleh kepadanya beliau yang memalingkan muka"_

Baru setelah 50 hari kemudian turunlah firman Allah yang memberi ketiganya ampunan. Bagi Kaab bin Malik,  Murarah Bin Ar-Rabi' dan Hilal bin Umayyah hari itu adalah hari paling membahagiakan sejak mereka dilahirkan kedunia!

Rasululloh ﷺ bersabda, 
_"Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengulurkan tangannya pada waktu malam supaya orang-orang yang berbuat salah pada waktu siang bertobat, dan dia mengulurkan tangannya waktu siang agar orang-orang yang berdoa pada waktu malam bertobat sampai terbit matahari dari tenggelamnya._ 
(hadits riwayat muslim dari Anas)

*In Syaa Alloh bersambung*
[05/01, 05:41] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 147*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Masjid Dhirar*

Sejak sebelum kaum muslimin hijrah, di Madinah ada seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir. Ia adalah orang terpandang di suku Kha'raj. Setelah Islam menyebar luas Abu Amir pun menunjukkan kebencian kepada Rasululloh ﷺ dan para pengikutnya. Bahkan diam-diam Abu Amir telah menghasut Quraisy agar memerangi Rasululloh ﷺ. Namun ketika akhirnya Mekah ditaklukan, Abu Amir berpaling ke Romawi. 

Kaisar Heraklius mengizinkan Abu Amir tinggal di wilayah Romawi agar bisa bersama-sama menyusun rencana jahat terhadap Rasululloh ﷺ.

Dari tempat yang baru itulah Abu Amir menulis surat kepada orang-orang munafik Madinah. Ia menceritakan bahwa Heraklius siap membantu. Namun lebih dahulu harus dibangun sebuah markas agar orang-orang dapat berkumpul untuk melaksanakan rencana jahat terhadap Rasululloh ﷺ. 

Maka dengan cerdik orang-orang munafik Madinah membangun sebuah markas. Markas tersebut bukan berbentuk rumah atau benteng melainkan sebuah masjid. Padahal di dekat situ sudah ada masjid Quba yang didirikan Rasululloh ﷺ. Jika orang-orang menanyakan hal ini, kaum munafik itu beralasan supaya pada malam-malam yang sangat dingin orang di sekitar sini bisa mendapat tempat shalat yang lebih dekat.
Masjid ini telah selesai dibangun sebelum Rasululloh ﷺ berangkat ke Tabuk. Orang-orang munafik mendatangi Rasululloh  ﷺ meminta agar beliau sudi kiranya shalat di sana. Tujuan utama mereka adalah, jika Rasululloh ﷺ mau sholat di sana maka masjid itu tidak akan lagi dicurigai. 

Namun ketika itu Rasululloh ﷺ bersabda, 
_"Kami sekarang mau berangkat, insya Alloh nanti setelah pulang."_

Sebelum Rasululloh ﷺ tiba di Madinah dari Tabuk, Jibril turun membawa berita tentang masjid Dhirar yang dibangun untuk memecah belah dan membuat orang kembali kafir. 

Maka begitu tiba di Madinah beliau memerintahkan kepada beberapa sahabat untuk menghancurkan Masjid itu sampai rata dengan tanah.

Setelah gembira karena meraih kemenangan dari Romawi dan orang munafik, kembali kesedihan menimpa Rasululloh Shallallahu Alaihi Wasallam. 

*Ibrahim Wafat*

Khadijah melahirkan dua anak laki-laki untuk Rasululloh ﷺ yaitu Qosim dan Thahir, namun keduanya meninggal ketika masih bayi di pangkuan ibunya. 

Setelah Khadijah wafat berturut-turut ketiga putri Rasululloh ﷺ meninggal hingga yang tersisa hanyalah Fatimah Az-Zahra. Karena itu kita dapat memahami betapa besarnya rasa sayang Rasululloh ﷺ kepada Ibrahim anaknya yang lahir dari Mariyah. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ibrahim si bayi mungil jatuh sakit yang sangat menghawatirkan.

Tatkala ajal Ibrahim sudah dekat Rasululloh ﷺ diberitahu. Karena begitu sedih Rasululloh ﷺ berjalan sambil memegang dan bertumpu pada tangan Abdurrahman bin Auf. 

Rasululloh ﷺ mengambil bayi itu dari pangkuan ibunya ke pangkuannya sendiri. Hati beliau seolah remuk redam, tangan beliau menggigil saat memeluk Ibrahim. Dengan rasa pilu yang begitu mencekam sanubari Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Ibrahim kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Alloh."_

Air mata Rasululloh ﷺ mengalir melihat bayinya sedang menarik nafas terakhir. Mariyah dan adiknya Shirin menangis menjerit-jerit. Namun Rasululloh ﷺ membiarkan mereka begitu. Setelah itu tubuh Ibrahim tidak bergerak lagi, nyawanya telah kembali kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.

Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Oh Ibrahim kalau bukan karena soal kenyataan dan janji yang tidak dapat dibantah lagi bahwa kami akan segera menyusul orang yang mendahului kami, tentu kesedihan kami akan lebih dalam daripada ini."_

Beliau ﷺ diam sejenak kemudian bersabda lagi,

_"Air mata boleh bercucuran, hati dapat merasa duka tapi kami hanya dapat berkata apa yang telah menjadi kehendak Allah dan bahwa kami, sungguh sedih terhadapmu wahai Ibrahim."_

Beliau ﷺ memandang Mariyah dan Shirin dengan penuh kasih. Beliau ﷺ meminta keduanya lebih tenang dan berkata, 

_"Ia akan mendapatkan inang pengasuh dari surga. "_

Pada saat itu terjadilah gerhana matahari, para sahabat berkata bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim, namun Rasululloh ﷺ bersabda, 

_"Matahari dan bulan adalah tanda kebesaran Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang tidak akan terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang, kalau kamu melihat hal itu, berlindunglah dan berdzikirlah kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan melakukan shalat."_

*In Syaa Alloh bersambung*
[06/01, 06:34] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 148*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Rasululloh ﷺ Sholat di dalam Ka'bah*

Rasululloh ﷺ masuk ke dalam Ka'bah bersama Usamah dan Bilal. Setelah Rasululloh ﷺ menutup pintu Ka'bah, Rasululloh ﷺ berdiri membelakangi pintu Ka'bah, Rasululloh ﷺ melangkah ke depan tiga hasta kemudian Rasululloh ﷺ berhenti, sehingga dua tiang berada sebelah kirinya dan satu tiang berada di sebelah kanan Rasululloh ﷺ. Di belakang Rasulullah ada tiga tiang, karena al-Haram pada waktu itu didirikan atas enam batang tiang. Kemudian Rasululloh ﷺ sholat di situ.

Setelah selesai sholat Rasululloh ﷺ berjalan-jalan di dalam Ka'bah, bertakbir di setiap sudutnya, lalu menyebut kalimah Tauhid, kemudian Rasululloh ﷺ membuka pintu, ketika itu masyarakat Quraisy sudah memenuhi ruang masjid bersaf-saf, menunggu apa yang akan disampaikan oleh Rasululloh ﷺ kepada mereka.
Rasululloh ﷺ memegang pintu Ka'bah, sedang masyarakat Quraisy menunggu di bawah, Rasululloh ﷺ bersabda:
_"Tiada Tuhan melainkan Alloh, tidak ada sekutu bagi-Nya, benar janji-Nya, membantu hamba-Nya, mengalahkan golongan Ahzab, ingatlah setiap warisan lama, setiap warisan Jahiliah serta harta benda atau darah, semuanya di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Baitullah dan pemberi minum para Jemaah Haji._ 
_Ingatlah, pembunuhan secara sengaja dengan menggunakan cemeti dan rotan dendanya terlalu berat, yaitu seratus ekor unta, empat puluh darinya dalam keadaan sedang mengandung._
_Wahai masyarakat Quraisy, sesungguhnya Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah melenyapkan kesombongan jahiliah, sikap bermegahan dengan membanggakan keturunan, sebenarnya manusia itu adalah keturunan Adam sedang Adam diciptakan dari tanah._ 
Kemudian Rasululloh ﷺ membaca ayat Alquran:

*یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ ذَکَرٍ وَّ اُنۡثٰی وَ جَعَلۡنٰکُمۡ شُعُوۡبًا وَّ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۡا ؕ اِنَّ اَکۡرَمَکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ اَتۡقٰکُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلِیۡمٌ خَبِیۡرٌ*

*_Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal_*.
{Al-Hujurat (الحجرات) / QS.49:13}

Kemudian Rasululloh ﷺ menyambung sabdanya:
_"Wahai kaum Quraisy, apa yang kamu fikirkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kamu semua?"_

Jawab mereka: 
_"Tentulah baik, karena saudara orang yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia"_.

Maka jawab Rasululloh ﷺ: 
_"Sesungguhnya aku berkata kepada kalian seperti Yusuf telah berkata kepada saudara-saudaranya:_
_Tidak ada cela atas kamu di hari ini, Ayo berjalanlah, kamu semua bebas."_

Kunci Ka'bah dikembalikan kepada penjaganya
Setelah semuanya itu, Rasululloh صلى الله عليه وسلم duduk kembali di dalam Masjid, Ali bin Abi Talib (r.a) berdiri dan menemui Rasululloh ﷺ sambil memegang kunci pintu Ka'bah, dan berkata:
_"Wahai Rasululloh, berilah tugas menjaga Ka'bah dan tugas memberi minum kepada kami, semoga Alloh memberi sholawat kepada engkau"_. 
(dalam riwayat yang lain yang mengajukan permohonan Abbas)
Rasululloh ﷺ bersabda:
_"Untuk Utsman bin Talhah"_ Karena itu dijemput dan dibawalah Utsman bin Talhal ke depan Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ berkata:
_"Ini kunci untuk engkau, hari ini adalah hari kebaikan dan menunaikan janji"_.
Menurut riwayat Ibn Sa'ad dalam kitabnya al-Tabaqat, Rasululloh ﷺ telah berkata kepada Utsman Ketika penyerahan kunci itu dengan sabdanya:
_"Ambillah kunci ini untuk selama-lamanya, ia tidak akan dirampas kecuali oleh orang yang zalim, sesungguhnya Allah telah meletakkan amanatnya kepada kamu, dan makanlah segala sesuatu rezeki yang sampai kepadamu dari rumah Allah ini dengan ma'ruf"._

*Bilal berazan di atas Ka'bah*

Ketika masuk waktu sholat Rasululloh ﷺ pun menyuruh Bilal (r.a) memanjat ke atas Ka'bah untuk menyuarakan azan dari atas Ka'bah.
Sholat pembukaan Ka'bah atau sholat syukur
Pada hari itu Rasululloh ﷺ masuk ke dalam rumah Ummu Hani binti Abi Talib, untuk bersuci
kemudian sholat delapan rakaat di dalam rumahnya, ketika itu adalah waktu dhuha, adaorang menyangka Rasululloh ﷺ sholat dhuha, yang sebenarnya Rasululloh ﷺ sholat kemenangan atas pembukaan kota Mekah.

Pada waktu itu Ummu Hani pun memberi perlindungan kepada dua orang mertuanya, maka kata Rasululloh ﷺ:
_"Kami melindungi orang yang dilindungi oleh Ummu Hani"_. Sebelumnya saudaranya Ali bin Abi Talib menuntut untuk membunuh mereka berdua, namun Ummu Hani telah menutup pintu rumahnya, karena itulah maka Ummu Hani bertanya kepada Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ pun memberi penegasan kepada*KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 148*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Rasululloh ﷺ Sholat di dalam Ka'bah*

Rasululloh ﷺ masuk ke dalam Ka'bah bersama Usamah dan Bilal. Setelah Rasululloh ﷺ menutup pintu Ka'bah, Rasululloh ﷺ berdiri membelakangi pintu Ka'bah, Rasululloh ﷺ melangkah ke depan tiga hasta kemudian Rasululloh ﷺ berhenti, sehingga dua tiang berada sebelah kirinya dan satu tiang berada di sebelah kanan Rasululloh ﷺ. Di belakang Rasulullah ada tiga tiang, karena al-Haram pada waktu itu didirikan atas enam batang tiang. Kemudian Rasululloh ﷺ sholat di situ.

Setelah selesai sholat Rasululloh ﷺ berjalan-jalan di dalam Ka'bah, bertakbir di setiap sudutnya, lalu menyebut kalimah Tauhid, kemudian Rasululloh ﷺ membuka pintu, ketika itu masyarakat Quraisy sudah memenuhi ruang masjid bersaf-saf, menunggu apa yang akan disampaikan oleh Rasululloh ﷺ kepada mereka.
Rasululloh ﷺ memegang pintu Ka'bah, sedang masyarakat Quraisy menunggu di bawah, Rasululloh ﷺ bersabda:
_"Tiada Tuhan melainkan Alloh, tidak ada sekutu bagi-Nya, benar janji-Nya, membantu hamba-Nya, mengalahkan golongan Ahzab, ingatlah setiap warisan lama, setiap warisan Jahiliah serta harta benda atau darah, semuanya di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Baitullah dan pemberi minum para Jemaah Haji._ 
_Ingatlah, pembunuhan secara sengaja dengan menggunakan cemeti dan rotan dendanya terlalu berat, yaitu seratus ekor unta, empat puluh darinya dalam keadaan sedang mengandung._
_Wahai masyarakat Quraisy, sesungguhnya Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah melenyapkan kesombongan jahiliah, sikap bermegahan dengan membanggakan keturunan, sebenarnya manusia itu adalah keturunan Adam sedang Adam diciptakan dari tanah._ 
Kemudian Rasululloh ﷺ membaca ayat Alquran:

*یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ ذَکَرٍ وَّ اُنۡثٰی وَ جَعَلۡنٰکُمۡ شُعُوۡبًا وَّ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۡا ؕ اِنَّ اَکۡرَمَکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ اَتۡقٰکُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلِیۡمٌ خَبِیۡرٌ*

*_Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal_*.
{Al-Hujurat (الحجرات) / QS.49:13}

Kemudian Rasululloh ﷺ menyambung sabdanya:
_"Wahai kaum Quraisy, apa yang kamu fikirkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kamu semua?"_

Jawab mereka: 
_"Tentulah baik, karena saudara orang yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia"_.

Maka jawab Rasululloh ﷺ: 
_"Sesungguhnya aku berkata kepada kalian seperti Yusuf telah berkata kepada saudara-saudaranya:_
_Tidak ada cela atas kamu di hari ini, Ayo berjalanlah, kamu semua bebas."_

Kunci Ka'bah dikembalikan kepada penjaganya
Setelah semuanya itu, Rasululloh صلى الله عليه وسلم duduk kembali di dalam Masjid, Ali bin Abi Talib (r.a) berdiri dan menemui Rasululloh ﷺ sambil memegang kunci pintu Ka'bah, dan berkata:
_"Wahai Rasululloh, berilah tugas menjaga Ka'bah dan tugas memberi minum kepada kami, semoga Alloh memberi sholawat kepada engkau"_. 
(dalam riwayat yang lain yang mengajukan permohonan Abbas)
Rasululloh ﷺ bersabda:
_"Untuk Utsman bin Talhah"_ Karena itu dijemput dan dibawalah Utsman bin Talhal ke depan Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ berkata:
_"Ini kunci untuk engkau, hari ini adalah hari kebaikan dan menunaikan janji"_.
Menurut riwayat Ibn Sa'ad dalam kitabnya al-Tabaqat, Rasululloh ﷺ telah berkata kepada Utsman Ketika penyerahan kunci itu dengan sabdanya:
_"Ambillah kunci ini untuk selama-lamanya, ia tidak akan dirampas kecuali oleh orang yang zalim, sesungguhnya Allah telah meletakkan amanatnya kepada kamu, dan makanlah segala sesuatu rezeki yang sampai kepadamu dari rumah Allah ini dengan ma'ruf"._

*Bilal berazan di atas Ka'bah*

Ketika masuk waktu sholat Rasululloh ﷺ pun menyuruh Bilal (r.a) memanjat ke atas Ka'bah untuk menyuarakan azan dari atas Ka'bah.
Sholat pembukaan Ka'bah atau sholat syukur
Pada hari itu Rasululloh ﷺ masuk ke dalam rumah Ummu Hani binti Abi Talib, untuk bersuci
kemudian sholat delapan rakaat di dalam rumahnya, ketika itu adalah waktu dhuha, adaorang menyangka Rasululloh ﷺ sholat dhuha, yang sebenarnya Rasululloh ﷺ sholat kemenangan atas pembukaan kota Mekah.

Pada waktu itu Ummu Hani pun memberi perlindungan kepada dua orang mertuanya, maka kata Rasululloh ﷺ:
_"Kami melindungi orang yang dilindungi oleh Ummu Hani"_. Sebelumnya saudaranya Ali bin Abi Talib menuntut untuk membunuh mereka berdua, namun Ummu Hani telah menutup pintu rumahnya, karena itulah maka Ummu Hani bertanya kepada Rasululloh ﷺ dan Rasululloh ﷺ pun memberi penegasan kepada Ummu Hani.

*In Syaa Alloh bersambung**
[07/01, 05:34] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLOH ﷺ*
(*Bagian 150*)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ
 وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد

*Hari Kedua Pembukaan Mekah*

Pada keesokan hari Rasululloh ﷺ tampil kembali di depan masyarakat Quraisy di Mekah, setelah memuji dan bertahmid kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Rasululloh ﷺ bersabda: 

_"Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengharamkan bumi Mekah sejak langit dan bumi ini diciptakan, maka Mekah menjadi haram. Pengharaman Allah itu, sampai dengan tiba hari qiamat. Tidak halal orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menumpahkan darah, atau menebang pohon"._ 

Kemudian apabila ada orang yang mempermasalahkan peperangan yang dilakukan oleh Rasululloh ﷺ, di Mekah, maka jawab kepada mereka: 

_"Sebenarnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengizinkan kepada Rasulnya saja dan tidak kepada yang lainnya, itu pun hanya untuk saat tertentu saja, nah kini pengharaman berlaku kembali seperti pada hari kemarin, oleh karena itu kepada semua yang hadir di antara kamu berkewajiban menyampaikan perihal ini kepada yang tidak hadir"._ 

Dalam riwayat lain disebutkan: 
_"Tidak mematahkan durinya, tidak membuang buruannya, tidak mengambil barang yang tercecer kecuali orang yang mengenalinya, dan tanah lapangnya tidak bisa untuk buang air (air kecil atau air besar)."_ 

Abbas menyela: 
_"Wahai Rasululloh ﷺ kecuali batang Izkhir, karena itu untuk hamba hamba dan rumah mereka"._ 

Jawab Rasululloh ﷺ: 
_"Ya kecuali batang Izkhir"._

Peristiwa sebelumnya, Khuza'ah telah membunuh seorang lelaki dari Bani Laith untuk membalas dendam atas pembunuhan seorang anggota qabilah mereka. Sehubungan dengan perkara ini maka,

Rasululloh ﷺ bersabda: 

_"Wahai kalian Khuza'ah, hindarkan tanganmu dari pembunuhan, sebenarnya pembunuhan terlalu banyak, walaupun itu bisa memberi manfaat._ 
_Sebelumnya kamu telah membunuh mangsa kamu dan kini biarlah aku yang membayar ganti rugi (pampasan)nya, akan tetapi siapa pun yang membunuh setelah pemberitahuanku ini, maka keluarganya harus memilih di antara dua pilihan, bila mereka mau darah maka darah pembunuhan, atau bila mereka mau tebusan ganti rugi maka pampasanlah yang harus dibayar"._ 

Dalam riwayat lain; 
Maka berdirilah seorang berketurunan Yaman yang dikenali sebagai Abu Syah menyeru: 
_"Wahai Rasululloh! Tuliskanlah itu untukku"_,
maka kata Rasululloh ﷺ: _"Ayo tuliskanlah untuk Abu Syah"._ 

*Kecurigaan Kaum Anshor*

Setelah selesai semua urusan mengenai pembukaan Mekah yang merupakan tanah air dan tanah tumpah darah Rasululloh ﷺ, maka beberapa orang Anshor mencurigai sesuatu, dan mereka berbisik-bisik di antara mereka: 

_"Apakah engkau berpendapat, bahwa setelah membantu Rasulullah hingga kembali di tanah airnya ini, akankah Rasululloh ﷺ kemudian menetap di sini?"._ 

Pada saat itu Rasululloh ﷺ sedang menadah tangannya, berdoa di atas bukit Safa', setelah selesai dari doanya itu kemudian Rasululloh ﷺ bertanya: 
_"Apa yang kamu bicarakan tadi?"._ 

Jawab mereka: 
_"Tidak ada apa-apa, wahai Rasululloh"._ 

Rasululloh ﷺ kemudian mendesak, mengenai apa yang mereka bisikkan itu, sampai kemudian mereka bercerita yang sebenarnya, maka Rasululloh ﷺ menegaskan: 

_"Aku berlindung kepada Alloh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sebenarnya penghidupanku adalah di penghidupanmu dan kematianku adalah di persada kematianmu"._ 

*Baiat*

Setelah selesai pembukaan Mekah, berkat pertolongan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, maka tampaklah kebenaran Islam di mata penduduk Mekah dan mereka sudah memastikan, bahwa tidak ada jalan lain menuju kejayaan kecuali dengan Islam, karenanya mereka semua tunduk dan patuh kepada ajaran-ajaran Islam, mereka semua berkumpul untuk membuat pengakuan taat dan setia dalam baiat. 

Rasululloh ﷺ duduk di Bukit Safa dengan semua yang hadir sedang Umar Ibnu Khattab di samping agak ke bawah dari Rasululloh ﷺ memperhatikan siapa pun yang hadir di situ, semua yang datang membuat baiat dengan Rasululloh ﷺ. 

Di dalam kitab "Madarik Tafizil" disebutkan: 
Diriwayatkan bahwa setelah Rasululloh ﷺ selesai menerima baiat kaum lelaki, Rasululloh ﷺ meneruskan baiat untuk kaum wanita. 

Rasululloh ﷺ duduk di bukit Safa' sedang Umar bin Khattab duduk di samping Rasululloh ﷺ membaiat mereka dengan perintah Rasululloh ﷺ, juga menyampaikan kepada mereka segala sesuatu dari Rasululloh ﷺ. 

Hindun bin Utbah, isteri Abu Sufyan pun datang ke hadapan Rasululloh ﷺ dengan cara menyamar diri, karena takut Rasululloh ﷺ akan mengenali dia, karena Hindun bin Utbah masih ingat tindakan kejamnya terhadap Hamzah.
Maka Rasululloh ﷺ berkata: 
_"Aku membaiatmu untuk tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu pun"._ Tugas ini dilakukan oleh Umar, dan kata Rasululloh ﷺ: 
_"Dan jangan kamu mencuri"_. 

Maka jawab Hindun: 
_"Sebenarnya Abu Sufyan seorang yang bakhil, bila aku ambil sedikit hartanya dia tidak suka",_ 
menyahut Abu Sufyan: _"Apa yang engkau ambil itu halal"_. 

Lalu Rasululloh ﷺ pun tersenyum karena Rasululloh ﷺ telah mengenali dia katanya: _"Engkau Hindun?"._ 

_"Ya wahai Rasululloh"_. 
Katanya lagi: _"Maafkanlah aku wahai nabi Allah",_ 

maka Rasululloh ﷺ pun memaafkan dia. Kata Rasululloh ﷺ: 
_"Dan tidak berzina"_. 

Kata Hindun: _"Apakah seorang wanita yang merdeka wajar berzina?"._ 

Jawab Rasululloh ﷺ: _"Dan tidak sekali-kali membunuh anak-anak mereka"._ 

Kata Hindun pula: 
_"Kami yang memeliharakan mereka sejak kecil lagi, dan Engkaulah yang membunuh mereka setelah dewasa, dan merekalah yang lebih mengetahui hal ini"_. 
Karena anaknya, Hanzalah bin Abi Sufyan telah terbunuh dalam peperangan Badar, Umar ketawa hingga dia terduduk, sedang Rasululloh ﷺ tersenyum saja. 

Kata Rasululloh ﷺ lagi: _"Dan tidak juga melakukan perkara perkara maksiat"_. 

Jawab Hindun: _"Demi Allah kerja maksiat itu suatu yang bodoh dan jelek, sebetulnya apa yang Rasululloh ﷺ sampaikan itu adalah perintah yang wajar untuk menjadikan akhlak-akhlak mulia"_. 

Selanjutnya kata Rasululloh ﷺ : 
_"Dan sekali-kali tidak membantah untuk kerja-kerja makruf (kebaikan)"._ 

Kata Hindun: _"Demi Allah kami menghadiri majlis dan di dalam hati kami tidak ada sedikit pun rasa durhaka"_.
Ketika dia pulang ke rumahnya kemudian dia memecahkan berhala berhalanya sambil berkata: 
_"Kami tertipu oleh engkau"._
 
*In Syaa Alloh bersambung*

No comments:

Post a Comment