Saturday, January 9, 2021

Jisah Rasulullah 71 - 100

[14/10/2020, 05:01] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 71)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Kesederhanaan Rasulullah*

Kesederhanaan Rasulullah dalam berpakaian sama dengan kesederhanaan beliau dalam hal makanan. Suatu hari, ada seorang wanita memberikan sehelai pakaian kepada beliau. Kebetulan saat itu beliau memang memerlukan pakaian. Namun, kemudian datang seorang laki-laki yang meminta pakaian itu. Tanpa berpikir panjang lagi, Rasulullah pun memberikan pakaian itu.

Pakaian beliau biasanya terdiri atas sebuah baju dalam dan baju luar yang terbuat dari wol, katun, atau sebangsa serat. Sesekali, beliau tidak menolak pakaian agak mewah yang dibuat dari tenunan Yaman jika ada acara yang menghendaki demikian. Alas kaki yang digunakan Rasulullah juga amat sederhana. Tidak pernah beliau menggunakan sepatu kecuali hadiah dari Najasy.

Sungguh pun begitu, bukan berarti beliau menyiksa diri dengan semua kesederhanaan itu. Beliau hanya mengendalikan dan menjaga diri agar tidak berlebih-lebihan. 

*Allah berfirman,*

*وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ*

*_Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri._*
Surah Al-Baqarah (2:57)

*وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ*

*_Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan._*
Surah Al-Qasas (28:77)

Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib bertanya tentang sunnah Rasulullah. Rasulullah pun menjawab, 

_"Makrifat (mendekatkan diri kepada Allah) adalah modalku, akal pikiran adalah sumber agamaku, cinta adalah dasar hidupku, rindu adalah kendaraanku, berzikir kepada Allah adalah kawan dekatku, keteguhan adalah perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan adalah sasaranku, fakir adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan adalah makananku, kejujuran adalah perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad adalah perangaiku, dan hiburanku adalah shalat."_

*Rantai Emas*

Suatu ketika Rasulullah melihat Fathimah Az-Zahra, putrinya, sedang memakai rantai emas. Rasulullah bersabda, 

_"Fathimah, gembirakah jika orang berkata, Di tangan putri Rasulullah ada seikat rantai dari api neraka?"_  

Fathimah kemudian menjual rantai itu dan uangnya digunakan untuk membebaskan seorang budak. Rasulullah pun berkata, 

_"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan Fathimah dari api neraka."_

*Rasulullah Belajar Bertani*

Rasulullah tidak menempatkan dirinya sebagai seorang raja, meskipun banyak orang Anshar menginginkannnya. Seorang raja biasanya tinggal menikmati uang dan makanan. Tidak demikian dengan Rasulullah. Beliau mewajibkan bagi dirinya sendiri bekerja agar bisa makan. Beliau ikut belajar bertani, padahal saat itu usianya sudah di atas 53 tahun. Apalagi seperti kebanyakan orang Mekah, bertani adalah suatu pekerjaan baru yang masih asing bagi beliau.

Rasulullah juga menganjurkan agar kaum pria meringankan beban pekerjaan kaum wanita. Demikian pula sebaliknya, beliau juga mempersilahkan kaum wanita yang tidak sedang sibuk dengan urusan rumah tangga, untuk turut membantu pria bekerja. Maka, banyaklah kaum wanita yang bekerja, termasuk mereka yang di Mekah dulu terbiasa hidup berkecukupan di balik dinding rumahnya. 

Asma binti Abu Bakar adalah contoh Muslimah yang bekerja dengan tangannya sendiri. Ia tidak peduli meski ayahnya adalah saudagar kaya yang sukses. Abu Bakar membawa seluruh kekayaannya saat berhijrah, tetapi beliau infakkan semuanya untuk memberikan santunan kepada mereka yang tidak mampu bekerja. 

Rasulullah segera menghimbau sahabat sahabatnya yang mampu untuk mengikuti jejak Abu Bakar. Tidak pantas rasanya jika ada Muslim berpakaian mewah, sedangkan saudaranya keluar rumah dengan bajunya compang camping. Malu rasanya jika ada Muslim kenyang memakan daging dan roti, sedangkan saudara saudaranya hanya mampu memakan kurma basah.

Kesejahteraan kaum Muslimin pun meningkat dengan pasti. Apalagi setelah Rasulullah meminta para saudagar kaya dari Muhajirin dan Anshar membeli tanah tanah kosong untuk dijadikan lahan pertanian. Maka, sejumlah besar kaum Muhajirin pun mendapat lahan pekerjaan. Akibatnya, hasil panen meningkat dan membanjiri pasar pasar Madinah. Dengan cepat kaum Muhajirin sudah tidak lagi menjadi beban saudara-saudara Anshar mereka. 

Namun, ada kalangan yang tidak menyukai perubahan ini.

"Jika dibiarkan begini, orang-orang miskin itu akan meremehkan kita! Bayangkan, Muhammad mengajarkan bahwa dalam tiap harta orang kaya ada hak orang miskin! Enak betul mereka!"_ demikian kata salah seorang yang tidak suka itu.


*_(Bersambung)_*
[15/10/2020, 05:17] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 72)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Orang Yahudi Khawatir*

Mereka yang tidak suka itu adalah orang-orang Yahudi. Padahal, suasana damai di Madinah sejak Rasulullah datang sangatlah menguntungkan perdagangan kaum Yahudi. Namun, orang orang Yahudi tidak rela melihat kaum Muslimin bertambah sejahtera dan Islam semakin menguat. Dakwah Islam sulit sekali menembus kalangan Yahudi karena kaum Yahudi tidak mengakui adanya seorang nabi yang bukan dari bangsa mereka. Itulah ajaran mereka.

Begitu pun, seandainya saja para pemimpin Yahudi tidak menghalangi dakwah Rasulullah, tentu banyak umat mereka yang memeluk Islam. Di antara segelintir yang berislam itu adalah seorang rabbi (pendeta Yahudi) yang bernama *_Abdullah bin Salam._*

Setelah memeluk Islam, Abdullah bin Salam pun mengajak keluarganya untuk turut serta. Usahanya berhasil. Seluruh keluarga Abdullah bin Salam bersama sama memeluk Islam. Namun, Abdullah bin Salam masih merahasiakan keislamannya kepada teman teman Yahudinya.

_"Ya Rasulullah, saya khawatir kaumku akan menghinaku dan merendahkan aku jika mereka tahu aku masuk Islam,"_ demikian kata Abdullah kepada Rasulullah, 
_"sudikah kiranya Anda menanyakan tentang saya kepada kaum saya."_

Rasulullah pun mengabulkan permintaan itu. Beliau menanyakan kepada orang Yahudi mengenai pendapat mereka tentang Abdullah bin Salam.

Ternyata orang-orang Yahudi berkata yang baik baik tentang Abdullah bin Salam. 
_"Dia pemimpin kami, pendeta kami, dan cendekiawan kami."_

Mendengar hal itu, Abdullah bin Salam pun keluar menemui kaumnya dan berkata, 
_"Aku telah memeluk Islam. Kalau kalian menganggapku sebagai pemimpin, pendeta, dan cendekiawan, kalian bisa memercayaiku bahwa sungguh agama yang dibawa Rasulullah adalah agama yang benar."_

Namun, apa yang terjadi? Wajah orang-orang Yahudi pucat kehilangan darah karena begitu terkejut. Sesaat, tidak seorang pun yang bicara. Kemudian, bukannya berpikir jernih, mereka menanggapi Abdullah bin Salam dengan marah, 
_"Kamu pasti sudah dihinggapi kegilaan dengan meninggalkan agama kita."_

Setelah itu, kata-kata kotor dan tidak baik mulai mereka lontarkan. Abdullah bin Salam dicaci dengan berbagai fitnah dan diumpat dengan kata kata yang amat kasar.

Demikianlah, sejak saat itu, kaum Yahudi mulai bersepakat untuk menghancurkan Islam.

*Orang Yahudi Kecewa*

Sebelum Rasulullah diutus, orang-orang Yahudi sudah mengetahui dari Taurat bahwa dalam waktu dekat akan ada seorang nabi yang diangkat Allah. Namun, mereka menduga bahwa nabi itu akan lahir dari kalangan Yahudi. Mereka suka membanggakan diri terhadap orang-orang Arab, 

_"Sesungguhnya hampir datang seorang nabi yang akan segera dibangkitkan. Kami akan mengikutinya dan membantunya memerangi kalian, sebagaimana dulu kami memerangi kaum 'Ad dan 'Iram."_

Namun, justru ketika nabi yang diharapkan itu datang, mereka malah ingkar, tidak mau percaya, dan mendustakan segala apa yang telah mereka katakan dan mereka ketahui sendiri. Para pendeta Yahudi mengejek dan menggunakan segala tipu daya untuk menghalangi seruan Rasulullah.

Beberapa ketua Yahudi mendatangi Rasulullah dan bertanya congkak, 

_"Hai Muhammad! Allah yang telah menciptakan segenap makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah?"_

Mendengar pertanyaan sekeji itu, wajah Rasulullah berubah karena menahan marah. Seketika, turunlah Malaikat Jibril menenangkan Rasulullah seraya menyampaikan firman Allah yang pernah diturunkan di Mekah untuk menjawab,

*قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ*

*_Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa._*
Surah Al-Ikhlas (112:1)

*اللَّهُ الصَّمَدُ*

*_Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu._*
Surah Al-Ikhlas (112:2)

*لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ*

*_Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,_*
Surah Al-Ikhlas (112:3)

*وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ*

*_dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia._*
Surah Al-Ikhlas (112:4)

Sesudah Rasulullah membaca ayat tersebut, para ketua Yahudi terdiam dan saling mengejek, ia berkata, 

_"Muhammad, coba engkau sifatkan kepada kami, bagaimana Allah itu. Berapa hasta tinggi-Nya, bagaimana lengan-Nya, bagaimana...."_

Sudah tentu Rasulullah menjadi sangat marah, lebih marah daripada yang pertama. Namun, Jibril kembali turun memadamkan rasa marah Rasulullah sambil menyampaikan firman Allah untuk menjawab pertanyaan lancang itu, 

*وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ*

*Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan._*
Surah Az-Zumar (39:67)

Ajaran Yahudi tidak pernah menarik hati orang Arab karena orang Yahudi kurang mengajarkan nilai-nilai kesatriaan yang dijunjung tinggi orang Arab. Mereka juga sering menyembunyikan Taurat dan tidak mau mengajarkannya kepada orang lain.

*Bani Israil*

Dalam Al Qur'an, orang Yahudi disebut Bani Israil, artinya keturunan Israil. Israil adalah panggilan orang untuk Nabi Ya'qub. Nabi Ya'qub-lah yang menurunkan bangsa Yahudi.


*_(Bersambung)_*
[16/10/2020, 05:00] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 73)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Orang-orang Yahudi Mengejek Rasulullah*

Suatu saat, Rasulullah berdakwah kepada orang Yahudi. Saat itu, beliau diiringi oleh beberapa orang sahabat. Setelah Rasulullah berseru dengan panjang lebar, orang-orang Yahudi menyangkal dan tidak mempercayai beliau. Maka dari itu, para sahabat maju dan berkata, 

_"Hai kaum Yahudi, hendaklah kamu sekalian takut kepada Allah! Demi Allah, sesungguhnya beliau adalah utusan Allah. Kamu dulu pernah menyebut-nyebut nama beliau kepada kami dan kamu dulu pernah juga menerangkan sifat-sifat beliau ini kepada kami, tetapi mengapa sekarang kamu ingkar?"_

Saat itu, seorang Yahudi bernama Wahab bin Yahudi menyahut, 

_"Kami sekali-kali belum pernah berkata begitu kepada kamu. Dan Allah tidak akan menurunkan kitab lagi sesudah kitab Taurat dan tidak pula akan membangkitkan seorang utusan dan nabi lagi sesudah nabi Musa. Perkataanmu seluruhnya bohong! Begitu juga dengan seluruh perbuatan kamu, dan sahabatmu yang mengaku rasul itu?"_

Seketika itu juga, Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah yang berbunyi: 

*يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ ۖ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ*

*_Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari´at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu._*
Surah Al-Ma'idah (5:19)

Masih sangat banyak ejekan dan bantahan orang Yahudi  terhadap dakwah Rasulullah beserta para sahabatnya. Orang Yahudi mengatakan bahwa Allah itu fakir, sedangkan mereka kaya. Ada yang meminta agar Allah menurunkan Al Qur'an dalam bentuk catatan dari langit dan minta agar Allah memancarkan beberapa sungai di tanah Arab untuk orang Yahudi.

Dengan mengejek dan menghina, mereka menyangka bisa merendahkan Islam dan utusan-Nya. Mereka bahkan berharap kepercayaan kaum Muslimin kepada Rasulullah dan firman Allah bisa digoyah. Namun, Rasulullah dan para pengikutnya tetap tegar.

Kedengkian orang-orang Yahudi tidak berhenti sampai di situ. Mereka bahkan berani melakukan perbuatan yang sangat berbahaya bagi kaum Muslimin.

*Merasa Lebih Tinggi*

Keangkuhan orang Yahudi berasal dari kepercayaan mereka kepada Allah menjadikan mereka bangsa pilihan, bangsa yang lebih tinggi dari semua bangsa lain. Sikap ini membuat orang Yahudi sangat sulit menyatu dengan masyarakat di setiap negeri yang mereka tinggali.

*Yahudi Menghasut*

Syas bin Qais adalah salah satu pemimpin Yahudi yang paling keras memusuhi Rasulullah. Suatu hari, ia melewati tempat berkumpul kaum Muslimin. Hatinya panas melihat para pemuda Anshar dari suku Aus dan Khazraj duduk bersama dalam persaudaraan yang erat. Padahal, dahulu kedua suku itu bermusuhan.

Syas bin Qais berkata kepada kawan kawannya , 

_"Orang-orang Bani Qaila (Aus dan Khazraj) sudah bersatu. Demi Allah, kita tidak berarti apa-apa kalau para pemuka Aus dan Khazraj telah terikat persatuan."_

Kemudian Syas mengirim seorang pemuda Yahudi yang berkawan karib dengan para pemuda Anshar. Dengan halus dan licik, pemuda Yahudi itu menyinggung nyinggung kembali Perang Buath yang dahsyat di masa saat itu, pihak Aus dapat mengalahkan Khazraj. Ternyata, hal itu memang membangkitkan ingatan masa lampau yang pahit. Para pemuda Anshar dan Aus dan Khazraj lalu bersitegang, saling membanggakan diri, dan hanyut dalam pertengkaran.

_"Demi Allah! Kalau kamu mau, mari kita hidupkan kembali peperangan hebat itu!"_ sahut salah satu pihak berteriak marah.

_"Marilah kita lakukan! Marilah kita lakukan! Perjanjian kamu di Adh Dhahirah! Senjata! Senjata!"_ sahut yang lain panas.

Dengan cepat peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah. Segera saja beliau pergi menemui kedua kelompok itu bersama beberapa orang sahabat.

_"Wahai kaum Muslimin! ALLAH! ALLAH!"_ demikian seru beliau.
*_"Apakah kamu menyerukan kembali ke masa jahiliah sedang saya masih ada di hadapan kamu? Setelah Allah memberi petunjuk Islam kepadamu? Dan setelah Allah memuliakan kamu dengan Agama ini? Dan Ia telah memutuskan dari kamu urusan-urusan jahiliah? Dan Ia telah menyelamatkan kamu dari kekafiran? Dan Ia telah mempersatukan dan menjinakkan hati-hati kamu dengan Islam?"_*

Rasulullah mengingatkan mereka bahwa Islam telah mempersatukan dan membuat mereka benar-benar bersaudara, membuat semua saling mencintai. 
Lalu, luruhlah segala kemarahan. Di depan Rasulullah, mereka berpelukan sambil menangis. Semuanya lalu beristighfar dan memohon semoga kiranya Allah mengampuni mereka.

*Wujud Ukhuwah*

Ukhuwah adalah persaudaraan. Salah satu wujudnya dalam Islam adalah mengucapkan salam kepada sesama Muslim, menengok yang sakit, menghibur orang yang tertimpa musibah, bersama menolak kejahatan, berbagi kegembiraan, memaafkan orang yang bersalah, dan menghentikan gosip tentang tetangga, entah gosip itu baik atau buruk. 


*_(Bersambung)_*

-
[17/10/2020, 05:15] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 74)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Mengalihkan Kiblat ke Ka'bah*

Orang-orang Yahudi pun mendatangi Rasulullah dan berkata, _"Muhammad, tentu sudah engkau ketahui bahwa semua nabi dan rasul sebelummu pergi ke Baitul Maqdis. Di sanalah sebetulnya tempat tinggal mereka. Jika engkau benar-benar seorang rasul, engkau pasti akan pergi ke sana, bukan? Anggap saja Madinah ini sebagai perantara hijrah kamu dan umatmu dari Mekah ke Baitul Maqdis!"_

Namun, saat itu juga Rasulullah tahu bahwa mereka berusaha melakukan tipu daya kepada beliau. Apalagi saat itu kiblat shalat kaum Muslimin adalah Baitul Maqdis, bukan Ka'bah di Mekah.

Namun, sekali lagi, pendapat orang-orang Yahudi tadi dipecahkan oleh firman Allah yang memerintahkan Rasulullah dan kaum Muslimin menghadap Ka'bah saat sedang shalat. Saat itu, genap tujuh belas bulan Rasulullah berhijrah ke Madinah. Allah berfirman,

*قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ*

*_Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan._*
Surah Al-Baqarah (2:144)

Kaum Muslimin menyambut gembira peralihan kiblat ini. Sementara itu, orang orang Yahudi sangat menyesalkan keputusan ini. Sekali lagi, mereka berusaha melakukan tipu daya dengan mengatakan, 

_"Kami akan menjadi pengikutmu Muhammad, apabila kamu berada kembali mengubah kiblat ke arah Baitul Maqdis!"_

Kembali *firman Allah* turun membalas kata-kata berbisa ini:

*سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ*

*_Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya? Katakanlah: Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus._*
Surah Al-Baqarah (2:142)

*وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ*

*_Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia._*
Surah Al-Baqarah (2:143)


*Yahudi Mengejek Firman Allah*

Di tengah pertentangan yang seru antara kaum Muslimin dan Yahudi di Madinah, datanglah delegasi Nasrani dari Najran. Mereka mengendarai enam puluh buah kendaraan. Dengan pakaian dari Yaman yang indah, memakai cincin emas dan selendang sutera, orang-orang Nasrani itu langsung menuju ke masjid dan mengerjakan shalat dengan menghadap ke Timur. Beberapa sahabat hendak menegur, tetapi Rasulullah mengisyaratkan agar mereka dibiarkan.

Setelah shalat, orang orang Nasrani menghadap Rasulullah dan memberi hadiah berupa permadani indah yang bergambar dan beberapa buah tikar dari bulu. Rasulullah menolak permadani bergambar dan menerima tikar dari bulu.

Sebenarnya, tujuan orang orang Nasrani ini adalah untuk menambah keributan antara kaum Muslimin dan orang Yahudi sehingga orang orang Nasrani dapat diuntungkan. Begitu bertemu Rasulullah, orang-orang Nasrani berusaha menjelaskan mengapa mereka menganggap Nabi Isa adalah anak Allah dan mengapa mereka menyembah tiga tuhan. Satu per satu alasan itu dipatahkan Rasulullah. Bahkan, Rasulullah berbalik mengajak mereka menyembah Allah Yang Maha Esa dan menjelaskan kerasulannya. 

Namun, walau sudah demikian jelas Rasulullah menyampaikan kebenaran, para pendeta Nasrani itu terus bersikeras mendustakan beliau. Mereka tetap mengatakan bahwa Nabi Isa adalah putra Allah dan Allah itu hanya salah satu dari tiga tuhan.

Akhirnya, atas perintah Allah, Rasulullah mengajak mereka ber-mubahalah dengan bersabda, 

_"Marilah, kami ajak anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu bersama sungguh-sungguh berdoa, lalu kita jadikan laknat Allah menimpa kepada siapa di antara kita yang berdusta."_

Orang-orang Nasrani itu hendak menerima, namun Al Aqib, penasihat tertinggi mereka berkata, 

_"Sesungguhnya, Muhammad itu adalah nabi yang diutus dan kamu telah mengetahui itu dengan pasti. Tidak ada suatu kaum yang ber-mubahalah dengan seorang nabi kecuali ia pasti hancur binasa."_

Mendengar itu, orang orang Nasrani memutuskan untuk menolak usul Rasulullah. Mereka memilih untuk kembali ke Najran dengan tetap memeluk agama mereka.


*Sepupu*

Orang Arab dan Yahudi (Ibrani) bisa dikatakan merupakan sepupu. Nenek moyang mereka adalah Nabi Ibrahim. Putra sulung Nabi Ibrahim, yaitu Nabi Ismail ditempatkan di Mekah dan menjadi leluhur orang Arab. Sementara itu, putra Nabi Ibrahim yang lain, yaitu Nabi Ishaq, menurunkan bangsa Yahudi.


*_(Bersambung)_*
[18/10/2020, 05:57] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 75)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Merindukan Mekah*

Dapatkah kita bayangkan perasaan kaum Muhajirin yang terusir paksa dari Mekah, tanah kelahiran mereka sendiri. Rasa rindu akan Mekah semakin lama semakin besar. Banyak sekali hal yang membuat kaum Muhajirin merasa demikian sebab Mekah bukan sekedar tempat lahir, melainkan juga merupakan kota yang luar biasa.

Di Mekah terdapat Ka'bah, rumah Allah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim, tempat para penduduk dan bahkan seluruh orang Arab berziarah. Kewajiban berziarah ke Ka'bah sudah begitu mendarah daging dalam diri orang Arab, baik itu Muslim maupun bukan. Kewajiban suci itu tidak bisa dilepaskan begitu saja, meski orang Quraisy pasti akan mencegah kedatangan setiap Muslim. 

Selain itu, di Mekah masih tertinggal keluarga yang mereka cintai walaupun masih dalam kehidupan syirik karena menyembah berhala. Keluarga inilah yang sudah sangat ingin mereka ajak ke dalam kehidupan Islam. Di Mekah pula masih tertinggal harta benda dan barang perdagangan yang disita Quraisy tatkala mereka berhijrah.

Rasa rindu kaum Muhajirin pada Mekah semakin besar karena mereka telah keluar dari kota itu akibat tindakan keras Quraisy. Bukan menjadi adat orang-orang Mekah untuk menyerah terhadap ketidakadilan tanpa melakukan pembalasan.

Bahkan Rasulullah sendiri tidak kuasa melupakan Mekah. Di Mekah sana terkubur jasad Khadijah, kekasih yang sangat beliau cintai. Tidak ada negeri yang lebih beliau sayangi melebihi Mekah, tanah tumpah darah yang menimbulkan begitu banyak kenangan.

Suatu hari, seorang lelaki datang berhijrah dari Mekah. Ia menemui Rasulullah dan Aisyah. 

_"Bagaimana situasi Mekah saat kau tinggalkan?"_ tanya Aisyah.

Laki-laki itu menggambarkan keadaan rumah-rumah, padang-padang tandus, jalan, pasar-pasar yang hiruk pikuk, serta bunga bunga yang tumbuh di tepi jalan menuju perbukitan. Suaranya penuh pilu dan sedih. Kerinduan Rasulullah begitu memuncak sehingga kedua mata beliau berkaca-kaca penuh linangan air mata.

_"Cukuplah, jangan kau bangkitkan kerinduanku,"_ demikian ucap Rasulullah.
Namun, di tengah kerinduan dan beban berat mengurus umat, Rasulullah juga dibahagiakan dengan pernikahan putri bungsunya, Fathimah Az Zahra.

*Orang-orang Munafik*

Salah satu tokoh paling berpengaruh yang ada di Madinah adalah Abdullah bin Ubay bin Salul Al-Aufi, salah seorang dari Bani Al-Hubla. Sebelum dan sesudahnya orang-orang Al-Aus dan Al-Khazraj tidak pernah menjadikan Pemimpin lain selain Abdullah bin Ubay bin Salul, sampai akhirnya Islam datang.

Selain itu di Al-Aus terdapat tokoh berpengaruh lainnya yg ditaati dan dihormati kaumnya yaitu Abu Amir Abdu Ann Bin Shaifi bin An Nu'man, beliau adalah orangtua dari sahabat Rasulullah ﷺ yang bernama Hanzhalar Al-Ghasil. Abu Amir Bin Shaifi biasa dipanggil sebagai Pendeta oleh kaumnya. 

Adapun Abdullah bin Ubay bin Salul kaumnya telah mempersiapkan mutiara sebagai mahkota untuk disematkan padanya dan menjadikan dia Raja mereka. Maka ketika kaumnya berpaling kepada Islam, dia menaruh dendam permusuhan kepada Rasulullah ﷺ dan menuduh Rasul telah mengambil mahkota kepemimpinannya.

Tatkala kaumnya masuk Islam, Abdullah bin Ubay bin Salul ikut masuk Islam namun tetap menyimpan kemunafikan dan dendam kesumat.

Sementara Abu Amir Bin Shaifi memilih tetap pada kekafirannya, ia pergi bersama belasan kaumnya ke Mekah dengan meninggalkan Islam dan Rasulullah ﷺ. 
Rasul bersabda 

_"Janganlah kalian memanggil dia Rahib (Pendeta), tetapi panggilah dia Fasiq."_ 

Sebelum berangkat ke Mekah Abu Amir menemui Rasulullah dan bertanya, 

_"Agama apa yang engkau bawa?"_ 

Rasulullah bersabda, 
_"Aku datang dengan agama yang lurus (hanifiyah). Agama Ibrahim."_ 

Abu Amir berkata, 
_"Aku juga menganut agama Ibrahim."_

Rasulullah bersabda, 
_"Engkau tidak menganut agama Ibrahim."_

Abu Amir menjawab, 
_"Betul, aku menganut agama Ibrahim!"_ 
_"Wahai Muhammad, Engkau telah memasukkan hal-hal baru ke dalam agama yang lurus (hanifiyah) yang bukan merupakan bagian darinya."_ 

Rasulullah bersabda, 
_"Aku tidak pernah melakukan itu semua. Aku datang dengan agama Ibrahim dalam keadaan putih suci."_ 

Abu Amir berkata, 
_"Seorang pendusta akan Allah matikan dalam keadaan terusir, terasing, dan sendirian."_

Rasulullah bersabda, 
_"Benar! Barangsiapa berdusta, Allah akan lakukan itu."_

Demikianlah yang dilakukan musuh Allah, Abu Amir, ia beranjak ke Mekah. 

*Abdullah Bin Ubay*

Abdullah Bin Ubay Bin Salul tetap terhormat pada pandangan kaumnya. Hanya saja dia selalu ragu-ragu hingga ia dikalahkan Islam. Dan dia masuk Islam secara terpaksa. 

Suatu hari, Rasulullah ﷺ pergi menunggang keledai bersama Usamah bin Zaid bin Haritsah, di atas keledainya ada kain pelana yang di atasnya terdapat selimut asal Fadak yang diikat dengan serat palem. 
Rasulullah berjalan melewati Abdullah Bin Ubay Bin Salul yang sedang bernaung di bawah benteng kecil yang bernama Muzahim.

Abdullah Bin Ubay Bin Salul sedang bersama beberapa orang dari kaumnya. Tatkala Rasulullah melihat Abdullah Bin Ubay Bin Salul, Beliau ﷺ merasa malu melewatinya dengan mengendarai keledai, maka Rasulullah turun dari keledainya, dan mengucapkan salam lalu duduk sejenak. 

Rasulullah membacakan Al Quran kepada Abdullah Bin Ubay Bin Salul, dan mengajaknya kepada agama Allah, mengingatkannya tentang Allah, memberi peringatan keras, memberi kabar gembira, dan ancaman padanya. 

Abdullah Bin Ubay Bin Salul diam seribu bahasa. Setelah Rasulullah selesai berbicara, Abdullah Bin Ubay Bin Salul berkata, 

_"Wahai Muhammad sesungguhnya tidak ada orang yang lebih baik perkatannya dari perkataanmu. Apabila yang engkau katakan itu benar, duduk sajalah di rumahmu. Siapa pun yang datang menemuimu, bicaralah engkau kepadanya. Sedangkan orang yang tidak datang menemuimu, tidak usahlah engkau bersusah payah datang kepadanya dan mengatakan sesuatu yang orang itu tidak menyukainya."_ 

Abdullah bin Rawahah yang sedang berada bersama beberapa dari kaum Muslimin berkata, 

_"Benar sekali, biarkan kami yang mengajaknya ke majelis-majelis, kampung dan rumah-rumah kami. Demi Allah, inilah suatu hal yang kami sukai, sesuatu yang dengannya Allah jadikan kami mulia. Dan Dia memberi petunjuk bagi kami padanya."_

Ketika Abdullah Bin Ubay Bin Salul mendengar kaumnya menentang pendapatnya, ia bersyair:

_"Kala tuanmu menjadi musuhmu._
_Kau akan senantiasa hina dan lawanmu akan menjatuhkanmu._
_Biasakah burung elang harus terbang tanpa sayapnya._
_Jika suatu hari bulunya dicabut, ia kan jatuh."_

Rasulullah beranjak dari tempat tersebut lalu pergi ke rumah Sa'ad Bin Ubadah. Ucapan Abdullah Bin Ubay Bin Salul masih terbersit di wajah Rasulullah. Sa'ad Bin Ubadah berkata, 

_"Wahai Rasulullah, aku melihat sesuatu terbersit di wajahmu, apakah Engkau baru mendengar hal yang tidak engkau sukai?"_

Rasulullah bersabda, 

_"Betul sekali."_

Sa'ad Bin Ubadah berkata, 

_"Wahai Rasulullah, bersikap lemah lembutlah kepada Abdullah Bin Ubay Bin Salul. Demi Allah ketika engkau datang kepada kami, kami telah mempersiapkan mahkota yang akan kami berikan padanya sebagai pemimpin. Ia beranggapan Engkau telah merampas mahkota kepemimpinan itu darinya."_


*_(Bersambung)_*
[19/10/2020, 05:24] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 76)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Sahabat-sahabat Rasul yang sakit*

Aisyah رضي الله عنهما mengisahkan saat Rasulullah sampai di Madinah, Madinah kala itu merupakan bumi Allah yang paling potensial untuk wabah penyakit demam. Dampaknya banyak sahabat Rasulullah yang terjangkit sakit demam.

Allah menjaga Rasulullah ﷺ sehingga beliau tidak terjangkit wabah demam.
Abu bakar, Amir bin Fuhairah, dan Bilal tinggal satu rumah. Mereka semua terjangkit wabah demam. Lalu Aisyah menjenguk mereka. 

Peristiwa ini terjadi saat hijab belum diwajibkan.
Mereka bertiga diserang demam tinggi yang hanya Allah saja yang tahu. 

Aisyah mendekat kepada Abu Bakar dan bertanya, 
_"Bagaimana kabar ayahanda?"_ 

Abu bakar menjawab:
_Semua manusia disambut ria oleh keluarganya di pagi hari._
_Sementara maut lebih dekat padanya daripada tali sandalnya sendiri._

Aisyah berkata, 
_"Demi Allah, ayah tidak sadar akan apa yang ia katakan."_

Aisyah mendekat kepada Amir bin Fuhairah, dan bertanya, 
_"Bagaimana kabarmu wahai Amir?"_ 

Amir Bin Fuhairah menjawab:
_Telah aku jumpai kematian sebelum mencicipinya._
_Sesungguhnya kematian datang pada para pengecut dari atasnya_
_Setiap orang itu berjuang dengan kekuatannya_
_Sebagaimana sapi jantan menjaga kulitnya dengan tanduknya._

Aisyah berkata, 
_"Demi Allah, Amir tidak menyadari apa yang dikatakannya."_

Adapun Bilal, bila demam menyerangnya, ia berbaring di emperan rumah, dengan mengangkat suaranya sambil berkata:
_Wahai, bisakah aku kembali bermalam di Fakh (tempat di luar Mekah),_
_Sementara di sekitarku terdapat Idzkhir (nama pohon beraroma wangi) dan Jalil (nama tumbuh-tumbuhan),_
_Mampukah suatu saat aku berada di mata air Majannah?_
_Adakah Gunung Syamah dan Gunung Thafil terlihat olehku?_

Aisyah lalu menceritakan apa yang ia dengar kepada Rasulullah.

*Doa untuk Para Sahabat*

Aisyah ra berkata kepada Rasulullah, 

_"Mereka bertiga bicara asal-asalan dan tidak sadar dengan apa yang mereka ucapkan akibat serangan demam tinggi."_ 

Rasulullah SAW berdoa, 

_"Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana telah Engkau jadikan kami mencintai Mekah, atau kokohkanlah rasa cinta kami kepada Madinah. Berilah kami keberkahan di dalam mud, dan sha' Madinah (yakni makanannya). Alihkan serangan wabahnya ke Mahyaa'h."_ 

Mahyaa'h adalah Al-Juhfah. 

Akibat serangan demam ini banyak sahabat yang mengerjakan shalat dengan cara duduk. 

Rasulullah SAW keluar menemui mereka yang kala itu menunaikan shalat dengan cara duduk dan berkata, 

_"Ketahuilah wahai sahabat-sahabatku bahwa shalat orang yang duduk itu pahalanya setengah shalat orang yang berdiri."_ 

Maka para sahabat berupaya untuk berdiri sekuat mungkin walaupun mereka demikian lemah dan sedang sakit dengan harapan mendapatkan pahala.

*Penanggalan Hijrah*

Rasulullah sampai di Madinah pada hari senin 12 Rabiul Awwal. Pada saat waktu Dhuha berakhir, saat matahari tidak begitu panas. 
Rasulullah sampai di Madinah saat usia beliau 53 tahun, 13 tahun setelah beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul. 
Rasulullah tinggal di Madinah pada akhir Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Jumadil Ula, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qa'dah, dan Dzul Hijjah. 
Pada bulan-bulan inilah dan bulan Muharram tahun berikutnya Rasulullah tidak berperang melawan kaum musyrikin.

Pada bulan Shafar, tepat setahun setelah kedatangan Rasulullah ke Madinah, beliau keluar untuk berperang dan berjihad untuk melawan musuhnya sesuai yang Allah perintahkan, serta memerangi orang-orang musyrik.
Rasulullah menunjuk Sa'ad Bin Ubadah sebagai penggantinya di Madinah selama beliau berada di medan jihad.

*Diijinkan Berperang*

Dalam situasi genting yang dapat mengancam eksistensi kaum muslimin di Madinah di mana kaum Quraisy tidak sadar dari kesesatannya dan sama sekali tidak mau menghentikan kejahatannya, Allah mengizinkan kaum muslim untuk berperang. Allah berfirman,

*أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ*

*_Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,_*
Surah Al-Hajj (22:39)

Ayat tersebut turun dalam rangkaian ayat yang menunjukkan kepada mereka bahwa izin tersebut hanyalah untuk menyingkirkan kebatilan dan menegakkan syiar-syiar Allah. 

*الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ*

*_(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan._*
Surah Al-Hajj (22:41)

Pendapat yang benar dan tidak ada pilihan lain bahwa izin tersebut diturunkan di Madinah, setelah hijrah tidak di Mekah. 

Sikap bijak harus diambil untuk menghadapi kondisi saat itu di mana sumber utamanya adalah kekuatan dan kesewenang-wenangan kaum Quraisy. 

Kaum muslimin harus membentangkan kekuasaan mereka pada jalur perdagangan dari Mekkah ke Syam. Dalam hal ini Rasulullah ﷺ menempuh dua langkah yaitu:

*Pertama* mengadakan perjanjian persekutuan atau perjanjian untuk tidak melakukan permusuhan dengan kabilah-kabilah yang berdekatan dengan jalur perdagangan itu. 
Di samping itu mengadakan perjanjian persekutuan atau tidak mengadakan permusuhan dengan kabilah Juhairah, sebelum melakukan kegiatan militer. 

*Kedua* melakukan ekspedisi-ekspedisi secara bergantian ke jalur tersebut


*_(Bersambung)_*
[20/10/2020, 08:01] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 77)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Peperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr*

Untuk melaksanakan kedua langkah tersebut, kaum muslimin mulai melakukan gerakan gerakan militer. mereka melakukan patroli militer yang bertujuan menyingkap dan mengenal jalan-jalan yang mengelilingi Madinah,  serta jalan jalan yang dapat mengantarkan ke Mekah, mengadakan perjanjian perjanjian dengan kabilah kabilah yang berdomisili di sepanjang jalan tersebut,  memberikan kesan kepada orang orang Yahudi dan Arab badui yang berdomisili di sekitarnya bahwa kaum muslimin telah memiliki kekuatan dan mereka telah terbebas dari kelemahan mereka serta memperingatkan kepada orang-orang Quraisy terhadap akibat kebohongan mereka sehingga mereka sadar dari kesesatan mereka,  dan merasakan adanya bahaya yang mengancam perekonomian mereka, agar mereka cenderung untuk berdamai dan menghentikan keinginan mereka untuk menyerang kaum muslimin, menghalangi jalan menuju Allah serta menyiksa kaum muslimin yang lemah di Mekah, agar kaum muslimin pun menjadi bebas untuk menyampaikan risalah Allah di seluruh Jazirah. 

Secara ringkas ihwal ekspedisi-ekspedisi itu adalah sebagai berikut :

1.  Ekspedisi Saiful Bahar yaitu pada Bulan Ramadhan tahun pertama Hijriah Rasulullah ﷺ mengangkat Hamzah bin Abdul Muthalib untuk memimpin ekspedisi ini, ekspedisi ini berkekuatan 30 orang yang terdiri atas kaum Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy yang datang dari Syam yang dipimpin oleh Abu Jahal dengan kekuatan 300 Orang. Setelah sampai di Saiful Bahri di sekitar daerah Laut Merah bertemulah pasukan kaum muslimin dengan kafilah Quraisy dan siap untuk bertempur. Namun Majdi bin Amru al-juhani sekutu Quraisy dan kaum muslimin berjalan di tengah-tengah mereka dan menghalangi mereka sehingga pertempuran pun tidak terjadi. 

Bendera Hamzah adalah bendera pertama yang dikibarkan oleh Rasulullah ﷺ warnanya putih dan dibawa oleh Abu Mursyid Kinas Bin Hushain Al Ghanawi.

Setelah ekspedisi Al Kharrar terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

*Perang Al Abwa' atau Waddan*

Perang ini terjadi pada bulan Safar tahun kedua Hijriyah atau Agustus tahun 623 M. Setelah mewalikan urusan kota Madinah kepada Saad bin Ubadah Rasulullah ﷺ keluar memimpin langsung pasukan yang berkekuatan 70 orang,  khusus orang-orang Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy. Setelah tiba di Waddan, beliau tidak menjumpai pasukan Quraisy.

Dalam peperangan tersebut Beliau mengatakan perjanjian persekutuan dengan Bani Dhamrah,  yang ketika itu pemimpinnya adalah Amru bin Makhsya Adh Dhamri. Naskah perjanjian tersebut adalah sebagai berikut 

Ini adalah surat perjanjian dari Muhammad ﷺ kepada Bani Dhamrah, sesungguhnya harta dan diri mereka aman dan mereka berhak mendapatkan pertolongan jika diserang. Kecuali apabila mereka memerangi agama Allah. 

Apabila Nabi ﷺ mengajak mereka untuk menolongnya, mereka akan menyambutnya. 
Waddan terletak antara Mekah dan Madinah. Antara Waddan dan Rabigh setelah Madinah 29 mil dan Abwa' terletak di dekat Waddan. 

Inilah peperangan pertama yang diikuti oleh Rasulullah. Kepergian beliau itu selama 15 malam benderanya berwarna putih dan pembawanya adalah Hamzah bin Abdul Mutholib.

Setelah Perang Al Abwa' atau Waddan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

*Perang Buwath*

Perang Buwath terjadi pada bulan Rabiul awal tahun kedua Hijriyah atau September 623 M.  Rasulullah ﷺ keluar memimpin pasukan berkekuatan 200 orang dari para sahabatnya, untuk mencegah kafilah Quraisy yang berkekuatan 100 orang di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf Al-Jami. 

Kafilah itu membawa 2500 unta. Setibanya di Buwath di sekitar Ridhwa, beliau tidak menjumpai kafilah. 
Dalam peperangan tersebut beliau mewakilkan urusan kota Madinah kepada Saad bin Muadz. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Saad bin Abi Waqqash radliyallahu anhu.

*Perang Sawan*

Perang Sawan terjadi pada bulan Rabiul awal tahun kedua Hijriyah atau September tahun 623 M. Karz bin Jabir Al Fihri dengan pasukannya mengganggu kaum muslimin menyerang pinggiran kota Madinah dan merampas beberapa binatang ternak. 

Karena itu Rasulullah ﷺ keluar dengan para sahabatnya bersekutukan 70 orang untuk mengejar pasukan Karz hingga tiba di lembah Safwan yang letaknya tidak jauh dari Badr. Namun beliau tidak menjumpai Karz dan teman-temannya,  lalu pulang tanpa melakukan pertempuran. Perang ini disebut juga dengan *Perang Badr pertama*. Dalam perang ini urusan kota Madinah diwakilkan kepada Zaid bin Haritsah. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Ali bin Abi Tholib.

Setelah Perang Buwath dan Perang Sawan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:

*Perang Dzil Usyairah*

Perang Dzil Usyairah terjadi pada bulan Jumadil Ula dan bulan Jumadil Akhir tahun kedua Hijriyah atau November dan Desember tahun 623 M. Rasulullah ﷺ keluar memimpin pasukan berkekuatan 150 (dalam riwayat lain 200) orang kaum Muhajirin. Dalam hal ini bisa tidak memaksa seorang pun untuk ikut serta dalam peperangan tersebut. 

Mereka keluar membawa 30 Onta yang dikendarai secara bergantian untuk mencegah kafilah Quraisy yang berangkat ke Syam. Telah terdengar berita tentang keberangkatan mereka dari Mekah membawa barang-barang dagangan kaum Quraisy. Setibanya di Dzil Usyairah, beliau tidak menjumpai kafillah tersebut, mereka telah lolos beberapa hari sebelumnya. Kafilah inilah yang dicari sepulang mereka dari Syam, dan menjadi penyebab terjadinya *Perang Badr Kubro*. 

Menurut Ibnu Ishaq, Rasulullah ﷺ berangkat pada akhir Jumadil Ula dan kembali pada Awal Jumadil Akhir. 
(inilah yang menjadi penyebab perbedaan pendapat ahli siroh dalam menentukan bulan terjadinya peperangan ini).

Dalam peperangan ini Rasulullah ﷺ mengadakan perjanjian perdamaian dengan Bani Mudlij dan sekutunya, yaitu Bani Dhamrah.

Pada saat peperangan itu urusan kota Madinah diwakilkan kepada Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Bendera peperangan itu berwarna putih dan dibawa oleh Hamzah bin Abdul muththalib رضي الله 
o

*_(Bersambung)_*
[21/10/2020, 05:21] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 78)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Perang Badr Kubra Peperangan Islam Pertama yang Menentukan*


*Dua Pasukan saling Berhadapan*

Setelah selesai merapikan barisan beliau mengeluarkan instruksi kepada pasukannya agar tidak memulai peperangan sebelum menerima perintah terakhir dari beliau. Kemudian, beliau memberikan pengarahan kepada mereka secara khusus tentang persoalan perang. Beliau berkata:

_"Apabila mereka mendekati kalian, hujanilah mereka dengan panah. Janganlah kalian menghunuskan pedang sebelum mereka mendatangi kalian."_

Kemudian beliau kembali ke lembah ditemani oleh Abu Bakar secara khusus. Sa'ad bin Muadz pun dengan kelompoknya melakukan pengawalan di pintu kemah beliau.

Adapun kaum musyrikin pada hari itu, Abu Jahal meminta keputusan, beliau mengatakan,  

_"Ya Allah dia telah memutuskan tali persaudaraan dan membawa sesuatu yang tidak kami kenal, maka binasakanlah dia. Ya Allah tolonglah pada hari ini orang yang paling engkau cintai dan paling kau ridhoi di antara kami."_

Tentang hal ini *Allah berfirman:*

*إِنْ تَسْتَفْتِحُوا فَقَدْ جَاءَكُمُ الْفَتْحُ ۖ وَإِنْ تَنْتَهُوا فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَإِنْ تَعُودُوا نَعُدْ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ*

*_Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahaya pun, biar pun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman._*
Surah Al-Anfal (8:19)

*Awal pemicu pertempuran*

Awal pemicu pertempuran adalah Al Aswad bin Abdul Asad al Makhzumi (orang yang berperangai buruk) keluar dengan mengatakan, 

_"Aku berjanji kepada Allah aku harus bisa minum dari tempat penampungan air mereka, atau aku harus menghancurkannya, dan aku harus mati karenanya."_

Ketika ia keluar ia dihadapi oleh Hamzah bin Abdul Mutholib رضي الله عنه. Setelah bertemu, Hamzah segera menyabetkan pedangnya pada kaki Al Aswad, yaitu pada pertengahan betisnya ketika ia berada di depan penampungan air.

Al-Aswad pun jatuh dan kakinya mengucurkan darah,  kemudian berangkat menuju penampungan air sambil memasukinya karena ingin memenuhi sumpahnya. Tetapi Hamzah mengulangi pukulannya  pada bagian yang lain, ketika ia berada di dalam penampungan air.

*Perang Tanding*

Terbunuhnya Al Aswad merupakan pembunuhan pertama yang menyulut api pertempuran. Setelah itu tiga orang dari pasukan Quraisy tampil ke depan semuanya dari satu keluarga yaitu Utbah dan Saibah dua lelaki bersaudara anak Rabi'ah dan Al Walid anak Utbah. 

Mereka menantang untuk perang tanding, maka untuk menghadapi mereka tampilah tiga pemuda ansor yaitu Auf dan Muawidz, dua lelaki bersaudara anak Al Haris dan ibunya bernama Afra dan Abdullah bin Rawahah. 

Tiga orang dari pasukan musyrikin itu bertanya kepada tiga pemuda anshar itu, 

_"Siapa kalian?"_ 

Mereka menjawab,

_"Sekelompok orang dari kaum Anshar"_ 

Tiga pasukan musyrikin itu berkata, 

_"Kami tidak butuh kalian, kami menginginkan orang-orang yang sepadan dari kaum kerabat kami sendiri."_

Juru bicara mereka kemudian berteriak, 

_"Hai Muhammad keluarkanlah orang-orang yang sepadan dari kaum kerabat kami sendiri."_ 

Selanjutnya, Rasulullah ﷺ berkata, 

_"Bangkitlah hai Ubaidillah bin Al Haris, bangkitlah hai Hamzah dan bangkitlah hai Ali."_ 

Setelah ketiganya bangkit dan menghadapi pasukan pasukan musyrikin itu, pasukan musyrikin itu bertanya kepada mereka, 

_"Siapa kalian?"_ Setelah dijawab mereka mengatakan, 
_"Kalian orang-orang yang sepadan dengan kami."_ 

Ubaidillah orang yang tertua di antara mereka tampil berperang tanding dengan Utbah bin Rabi'ah, Hamzah melawan Saibah dan Ali melawan Alwalid

Hamzah dan Ali tidak menemui kesulitan untuk membunuh lawannya, Utbah dan kawannya masing-masing berhasil melukai lawannya, kemudian Ali dan Hamzah menyerang Utbah dan berhasil membunuhnya, lalu mengangkut Ubaidah yang terputus kakinya. 

Ubaidah senantiasa diam sampai mati syahid di Shafra' setelah empat atau lima hari dari Perang Badr, dan dalam perjalanan pulang menuju Madinah. 

Ali berkata bahwa ayat berikut ini turun berkenaan dengan mereka yaitu 

*هَٰذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ ۖ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ*

*_Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka._*
Surah Al-Hajj (22:19)


*_(Bersambung)_*.....
[22/10/2020, 05:48] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 79)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Serangan Umum*

Perang tanding tersebut merupakan permulaan yang buruk bagi kaum musyrikin. Mereka kehilangan tiga Pemimpin sekaligus. Maka meluaplah kemarahan mereka, kemudian menyerang kaum muslimin secara serentak.

Adapun kaum muslimin setelah meminta pertolongan kepada Rabb mereka, mengikhlaskan niat kepada-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya, mereka menerima serangan dari kaum musyrikin secara bertubi-tubi, dengan sikap bertahan. Tetapi mereka berhasil memberikan banyak kerugian kepada kaum musyrikin. Mereka meneriakkan kata-kata _"Ahad, ahad."_


*Rasulullah memohon pertolongan kepada Rabbnya*

Rasulullah ﷺ sendiri sekembalinya dari mengatur barisan, beliau memohon kepada Rabbnya pertolongan yang telah dijanjikan-Nya. Beliau berkata 

_"Wahai Allah, tunaikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepada aku. Wahai Allah Sesungguhnya aku memohon janji-Mu,"_

Ketika perang berkecamuk, dia berdoa 

_"Ya Allah, kalau pasukan (kaum muslimin) ini sampai binasa hari ini, engkau tidak akan di sembah lagi (oleh manusia) Wahai Allah, jika engkau menghendaki, engkau tidak di sembah lagi setelah ini."_

Beliau bersungguh sungguh dalam memohon, sehingga kain selendangnya jatuh dari pundaknya. Kain itu kemudian disampirkan kembali oleh Abu Bakar As Siddiq ke pundak beliau seraya berkata, 

_"Wahai Rasulullah, cukuplah permohonanmu kepada Rabbmu."_ Kemudian Allah wahyukan kepada para malaikat-nya 

*إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ*

*_(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka._*
Surah Al-Anfal (8:12)

Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya, secara silih berganti, tidak sekaligus.


*Jumat 17 Ramadhan*

Seorang pemuka Quraisy bernama Utbah bin Rabi'ah tiba-tiba berpendapat bahwa berperang sekarang tidak ada gunanya. Abu Jahal kembali mengamuk. Ia yang menjuluki Utbah sebagai penakut. Pertengkaran itu terlihat dari jauh oleh Rasulullah ﷺ dan pasukannya. Perlahan keyakinan mereka akan pertolongan Allah semakin kuat. 

Pendapat Utbah dibicarakan secara kilat oleh para pemuka Quraisy. Merasa malu jika mundur setelah berhadapan, para pemimpin Quraisy memutuskan untuk maju bertempur. Apalagi saat itu pasukan Quraisy jauh lebih banyak dengan persenjataan yang jauh lebih kuat. 

Seorang penulis sejarah menyebutkan bahwa saat itu, datanglah iblis yang menyerupai wajah Suraqah bin Malik, pemimpin Bani Mudlij,  bersama puluhan anak buahnya. 

Iblis berkata kepada para pemuka Quraisy, 
_"Jangan takut memerangi Muhammad dan para sahabatnya.  Kalau kamu kalah kami akan membantumu dari arah belakang!"_

Tiba-tiba Malaikat Jibril turun dan mendatangi iblis dengan cepat. Seketika itu juga Suraqah gadungan dan anak buahnya melarikan diri. Seorang Quraisy berteriak heran, 

_"hendak kemana engkau, hai Suraqah? Bukankah engkau tadi hendak membela kami?"_ 
_"Mengapa engkau sekarang hendak pergi dari sini?"_ 

_"Sudahlah,"_ jawab iblis gusar, 
_"Aku melihat sesuatu yang tidak kau lihat!"_

Setelah itu kedua pasukan pun saling berhadapan. Hari itu hari Jumat tanggal 17 Ramadhan. Rasulullah bersabda, 

_"Demi Dia yang memegang hidup Muhammad. Setiap orang yang sekarang bertempur dengan tabah, bertahan mati-matian, terus maju dan pantang mundur, lalu ia gugur, dan Allah akan menempatkannya di dalam surga."_

Semangat pasukan pun melambung kekuatan iman yang diberikan Allah melebihi kekuatan apa pun. Walaupun demikian, beberapa orang pahlawan Quraisy menunjukkan keberanian mereka. 

Geram akibat tidak mendapatkan air,  karena sumur-sumur yang ada telah ditutup oleh kaum muslimin,  seorang pahlawan Quraisy bernama Aswad bin Abdul Asad Al makhzumi keluar dari barisan seraya berucap,

_"Aku bersumpah demi nama Tuhan.  Akan ku rusak kolam-kolam mereka! Jika tidak dapat melakukannya, lebih baik aku mati!"_ 

Dengan tangkas Aswad berlari ke kolam kaum muslimin.

*Bilal*

Di dalam pertempuran sengit itu banyak sekali sesama saudara sedarah harus saling berhadapan. Beberapa orang pasukan muslim menahan pedangnya agar tidak mengenai saudara saudara mereka dari pihak Quraisy. Namun beberapa pahlawan yang imannya telah begitu kuat tidak lagi peduli dengan siapa mereka berhadapan. 

Mereka menyadari, apabila mereka baru melepaskan kesempatan untuk merobohkan musuh di hadapannya. Musuh itu bisa membunuh tentara Islam yang lain. Padahal, saudara Muslim itulah yang seharusnya mereka bela melebihi saudara sedarah.

Umar Bin Khattab berhadapan dengan pamannya sendiri dan berhasil membunuhnya.
Ali Bin Abi Thalib berhasil membunuh beberapa orang saudaranya.

Abu Ubaidah bin Jarrah berhadapan dengan ayahnya. Abu Ubaidah mencoba mengingatkan agar ayahnya pergi menjauh, tapi sang ayah malah berdiri menghadangnya dengan pedang terhunus. Mereka kemudian bertarung dan Abu Ubaidah berhasil mengalahkan ayahnya sendiri.

Bilal bin Rabah menemukan bekas majikannya Umayyah bin Khalaf yang dahulu pernah menyiksanya habis-habisan. 

Bilal mendekat dengan cepat. Melihat mata Bilal yang menatapnya dengan sangat tajam, Umayyah ketakutan. Kemudian, ia meminta perlindungan seorang sahabat Rasulullah ﷺ. Abdurrahman bin Auf.

Di Mekah dulu Abdurrahman adalah sahabat baik Umayyah. Abdurrahman pun melindungi Umayyah dan hendak menjadikannya tawanan perang yang sudah menyerah. Namun, Bilal memprotes sambil berteriak, 

_"Saudara-saudara muslim! ini dia Umayyah bin khalaf, si Gembong kekafiran!"_

Orang-orang yang dahulu pernah disiksa Umayyah berlari mendekat. Mereka  memprotes tindakan Abdurrahman bin Auf.

_"Tidak akan selamat aku jika Umayyah masih hidup!"_ demikian tekad kuat Bilal.

Akhirnya, Umayyah menerima tantangan Bilal untuk berduel, Keduanya bertarung dengan pedang terhunus. Bilal berhasil menusukkan pedangnya ke celah baju besi Umayyah dan mengalahkan dia.


*_(Bersambung)_*......
[23/10/2020, 05:24] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 80)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Hamzah*

Hamzah bin Abdul Muthalib bersama pasukannya berdiri melakukan penjagaan di dekat kolam pasukan muslim. Kolam itu merupakan tempat penting dalam pertempuran Badar. Jika pasukan Quraisy berhasil merebut kolam dan menghilangkan dahaga mereka, pasukan muslimlah yang akan kehausan.

Kemudian, sepasukan berkuda Quraisy mendekat. Dua penunggang kuda terdepan berhasil ditaklukan Hamzah. Namun, penunggang ketiga lolos dan berhasil membuka celah pertahanan untuk diterobos para penunggang lain yang terkenal tangguh. Namun Hamzah sendiri berdiri menutup celah tersebut dengan pedang siaga di tangan. Satu demi satu para penunggang Quraisy yang kehausan maju. Namun, semuanya tumbang di ujung pedang Hamzah. 

Setelah memukul mundur para penunggang Quraisy, Hamzah menerjunkan diri ke medan tempur dengan niat untuk menghabisi para jagoan Quraisy yang dilihatnya. Tidak lama kemudian, Hamzah berhasil merobohkan Handhalah Bin Abu Sufyan dan Haris bin Amir.

Tiba-tiba Naufal Bin Khuwailid berhasil menerobos ke tengah barisan pasukan muslimin. Dengan kudanya yang menggila, ia menyerang beringas,  menerjang dan menginjak injak.  Topi dan baju besi yang dipakai  Naufal sulit ditembus pedang pasukan muslim. Namun Hamzah datang dan menyerangnya. Naufal segera menggebrak kudanya dan menyerang. Hamzah melompat ke belakang, berputar, dan balik menyerang. Pedangnya berkelebat membelah udara. Beberapa tentara kedua belah pihak berhenti bertempur dan memperhatikan pertarungan yang mengerikan itu. Kuda Naufal roboh, tetapi Naufal melompat berdiri dan meneruskan pertarungan dengan ganas. Akhirnya, Hamzah berhasil menebas leher Naufal.

Pekik takbir اَللّهُ اَكْبَرُ   membahana. Selangkah demi selangkah, pasukan Quraisy mundur. Pasukan muslim yang tanpa perisai, topi, dan baju besi mendesak barisan musuh mundur yang kebanyakan mengenakan baju besi lengkap. 

Demikian gagahnya Hamzah bertempur sampai beberapa pasukan Quraisy yang mundur saling bertanya, 

_"Siapakah laki-laki yang berbulu-bulu dadanya halus dan wajahnya tertutup debu?"_

_"Itulah Hamzah!"_ sahut yang lain dengan suara tercekat.

_"Dialah yang sebenarnya banyak menyerang kita,"_ Sahut yang lain sambil terus berlari.

*Tewasnya Abu Jahal*

Melihat pasukannya mulai terdesak, Abu Jahal berusaha menata kembali barisan. Ia mendengar seseorang berseru:

_"Pasukan Muhammad cuma 300 Orang. Mereka tidak mengenakan pakaian pelindung, kecuali pedang belaka. Namun, setiap kali ada yang terbunuh di antara mereka, pasti ada yang terbunuh di pihak kita! Kemudian,  jika dari pihak kita gugur 300 orang,  kita tidak punya peluang untuk hidup! mundur! mundur!"_

Abu Jahal mengutus Ikrimah untuk mendorong barisan barisan Quraisy agar bertahan seraya mengingatkan bahwa merekalah para pemimpin Arab. Namun pasukan Muslim terus maju tidak tertahankan. Dua prajurit muda muslim bahkan berhasil mendekati Abu Jahal dan menyerangnya. Abu Jahal yang sombong dan gagah dengan senjata lengkap tak mampu mengalahkan dua pemuda itu dan ia pun terbunuh. 

Kedua prajurit muda itu Muadz Bin Afra dan Abdullah Bin Mas'ud. Mereka membawa kepala Abu Jahal ke hadapan Rasulullah ﷺ seraya berkata, 

_"Ya Rasulullah, inilah kepala Abu Jahal si musuh Allah!"_

Rasulullah ﷺ bersabda, 

_"Allah tidak ada Tuhan selain-Nya,  Allah tidak ada Tuhan selain-Nya, Allah tidak ada Tuhan selain-Nya. Demi Allah,  kalian lah yang membunuh Abu Jahal?"_ 

Saat mereka menjawab, 

_" Ya."_ 

segera Rasulullah ﷺ bersujud kepada Allah seraya mengucapkan,

_"Segala puji bagi Allah yang benar janji-Nya dan yang telah menolong hambanya yang telah mengalahkan tentara musuhnya."_

Setelah itu, pasukan musuh mundur dalam keadaan kocar-kacir. Pasukan besar dan persenjataan lengkap itu telah lumpuh, mundur tergesa-gesa meninggalkan benda benda berharga di dalam perkemahan. Hanya keselamatan diri yang kini mereka pikirkan.

Strategi yang diterapkan Rasulullah ﷺ terhadap pasukannya adalah bertahan di tempat tanpa bergerak sedikit pun pada awal pertempuran. Maka untuk pertama kali dalam sejarah perangnya, orang Quraisy melihat ada pasukan pejalan kaki yang mampu menahan gelombang-gelombang serbuan pasukan berkuda. 

Rasulullah ﷺ terus memerintahkan pasukannya bertahan sampai serangan musuh melemah. Setelah itu barulah beliau yang memerintahkan serangan balasan. Lalu pasukan muslim pun maju dan tidak memberikan kesempatan lagi kepada musuh untuk membenahi barisan. 

*Setelah Perang*

Meski musuh mundur dengan tergesa-gesa,  Rasulullah ﷺ mengutus beberapa pengintai untuk mengikuti ekor pasukan Quraisy. Rasulullah ﷺ ingin benar-benar yakin bahwa mereka benar benar mundur ke Mekah, bukan melakukan tipu daya untuk kemudian menyerang kembali atau malah bergerak ke arah Madinah.

Setelah mendengarkan laporan dari pasukan pengintai barulah beliau benar-benar bisa merasa tenang karena ternyata musuh kembali ke kota mereka dengan menanggung semua beban kekalahan.

Rasulullah ﷺ mengajak Ammar bin Yasir Melihat mayat Abu Jahal Seraya bersabda, 

_"Allah telah membunuh orang yang dulu membunuh ibumu."_

Kemudian, Rasulullah ﷺ meninjau langsung bekas medan pertempuran. Beliau menemukan 14 sahabatnya gugur sebagai syahid. Sedangkan 70 orang Quraisy terbunuh, 70 lainnya menjadi tawanan kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar para syuhada yang gugur di kuburkan, sementara itu mayat-mayat Quraisy dimasukkan ke dalam sebuah sumur kering lalu ditimbun batu.

Pasukan muslim kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan gemilang. Rasulullah ﷺ memperhatikan raut wajah para sahabat yang berseri-seri kecuali Hudzaifah bin Utbah yang telah membunuh ayahnya sendiri. Rasulullah ﷺ mendekati Hudzaifah dan bertanya, 

_"Barangkali saja duka menyelimuti hatimu karena kematian ayahmu?"_

_"Hatiku sama sekali tak merasa goyah, mengenai Ayahku atau kematiannya. Ya Rasulullah. Akan tetapi aku mengenal pemikiran kesabaran dan keutamaannya. Aku sebenarnya sangat berharap dia akan mendapat hidayah Allah. Setelah aku melihat kenyataan yang menimpa Ayahku, aku merasa sangat berduka,"_ demikian jawab Hudaifah.

Rasulullah ﷺ mengangguk lalu menghibur hati Hudzaifah dan mendoakannya. Kemudian beliau mendekati barisan para tawanan. Kening beliau berkerut menyaksikan sebagian sahabatnya mengikat para tawanan dengan kuat dan menertawakan mereka.

_"Hendaklah kalian memperlakukan para tawanan dengan baik, "_ demikian Sabda beliau.


*_(Bersambung.)_*........
[24/10/2020, 05:16] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 81)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Masih dalam Perang Badar Kubra Peperangan Islam Pertama yang Menentukan


*Meninggalnya Ruqayyah*

Rasulullah ﷺ meminta pendapat para sahabat tentang para tawanan. Umar Bin Khattab mengusulkan agar para tawanan itu dibunuh. Sangat berbahaya jika melepaskan mereka, walau keluarganya menebus dengan gunung harta,  sebab mereka dapat kembali memerangi kaum muslimin. 

Abu Bakar berpendapat lain, yang mengusulkan agar para tawanan dibiarkan ditebus keluarganya, dengan harapan mudah-mudahan suatu saat kelak mereka mau mengikuti ajaran Islam. Lagipula uang yang dibayarkan dapat digunakan untuk melengkapi persenjataan kaum muslimin. 

Rasulullah ﷺ cenderung pada pendapat Abu Bakar. 
Beliau berdiam sementara di luar Madinah, untuk menunggu tebusan dari pihak Quraisy. Para tawanan pun ditebus dengan uang dan mereka kembali bebas, namun setelah itu Rasulullah ﷺ mendapat berita, bahwa pihak Quraisy sedang mengadakan persiapan penyerbuan dengan jumlah pasukan yang jauh lebih besar. Sebagian besar para tawanan bergabung dengan pasukan baru itu. 

Akhirnya Rasulullah ﷺ menyadari bahwa saran Umar lebih tepat, tidak pantas bagi seorang Rasulullah ﷺ mempunyai tahanan sebelum menghancurkan musuh-musuhnya di muka bumi.

Setelah itu harta rampasan perang dibagikan dengan rata kepada pasukan. Mereka pun kembali ke Madinah, Rasulullah ﷺ langsung menuju masjid untuk memberitakan kemenangan serta mengumumkan nama nama bangsawan Quraisy yang mati. Setelah itu Rasulullah ﷺ pergi ke rumah Utsman bin Affan untuk menjenguk Ruqayyah putrinya yang sudah lama terbaring sakit. Utsman bin Affan memang diminta Rasulullah menjaga istri dan anaknya sehingga Usman tidak mengerti pertempuran Badar. Saat Rasulullah ﷺ tiba, Usman malah menangis sambil memeluk Rasulullah ﷺ, karena ternyata Ruqayyah telah wafat ketika beliau masih di luar Madinah.

Rasulullah ﷺ diantar ke makam Ruqayyah,  beberapa sahabat berusaha menghibur kesedihan yang membebani dada beliau. Mereka menemani pula beliau pulang ke rumah. 

Di tengah perjalanan pulang, seorang Yahudi memandang Rasulullah dengan sinis, sambil berkata para bangsawan Quraisy memang tidak mempunyai keahlian dalam perang. Kalau saja kalian berperang melawan kami, Kalian baru akan mengetahui bahwa kamilah sebenar benarnya prajurit. 

Para sahabat tidak membalas perkataan sinis itu, karena tidak tega melukai kesedihan di hati Rasulullah ﷺ. 
Rasulullah ﷺ pun tidak menghiraukan ejekan dengki itu dan terus melangkah menuju rumah.

 ▪Dzun Nuraini▪

Setelah duka ditinggal Ruqayyah, Utsman kemudian menikahi adik Ruqayyah, Ummu Khultsum. Ummu Khultsum juga diusir oleh kedua mertuanya, Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil serta suaminya Utaibah, adik Utbah. Karena menikahi dua putri nabi inilah Utsman digelari *_Dzun Nuraini, 'Si Pemilik Dua Cahaya'_*.

*Rasulullah ﷺ Hampir Dikultuskan*

Sudah beberapa lama putri Rasulullah, Ruqayyah terserang sakit dan tidak kunjung sembuh. Musuh-musuh Rasulullah dari kalangan Yahudi dan orang-orang munafik mulai menyebarkan desas desus, 

_"Kalau memang Muhammad itu seorang nabi, tentu ia dengan mudah bisa menyembuhkan penyakit putrinya."_

_"Jangan-jangan, dia memang bukan seorang nabi, melainkan tukang sihir,"_ timpal yang lain, 
_"Dulu di Mekah sihirnya berhasil memikat banyak orang, tetapi di sini ternyata tidak mempan."_

Desas-desus yang beredar gencar, membuat keimanan sebagian orang mulai goyah. Orang-orang munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubay semakin bersemangat mengatakan ini dan itu tentang pribadi Rasulullah. Mendengar itu, sebagian Muslim bangkit amarahnya. Mereka melawan desas desus itu dengan sanjungan pujian, dan pemujaan kepada Rasulullah.

_"Jangankan menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang mati pun tentu Rasullulah bisa,"_ demikian kata mereka.

Mendengar hal-hal seperti itu, Rasullulah ﷺ segera datang dan berkata, _"Janganlah kalian menyanjung nyanjung diriku."_

_"Bagaimana kami tidak akan menyanjung dirimu ya Rasulullah, bukankah engkau adalah pemimpin kami semua?"_

Beliau menggeleng. Beliau kemudian berkata bahwa dirinya hanyalah manusia biasa, ia tidak dapat menolak atau menyembuhkan penyakit apabila hal itu memang sudah dikendaki Allah. Beliau adalah manusia yang juga dapat menangis, tertawa, kepayahan, kesegaran, tidur, marah, senang, lapar, dahaga, makan, dan perlu pergi ke pasar seperti orang lain.

Bahkan Rasulullah sendiri menderita sakit. Seorang tabib dipanggil datang untuk melakukan penyembuhan. Tabib itu melakukan pembekaman agar darah yang mengandung penyakit keluar. Namun, begitu darah Rasulullah keluar, tabib yang suka menyanjung itu menjilati darah beliau. Segera saja Rasulullah ﷺ melarang tabib itu dengan keras sambil berkata, 

_"Semua darah haram! Semua darah haram!"_

Demikianlah, di satu sisi ada orang yang membenci Rasulullah, sementara disisi lain banyak orang yang justru memuja beliau secara berlebihan.

Sehari sebelum Rasulullah ﷺ  tiba di Madinah, berita kemenangan dibawa oleh Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin Rawahah dari dua jurusan yang berlainan. Kaum Muslimin segera keluar rumah dan bergembira menyambut kemenangan besar ini.


*_(Bersambung)_*..........
[25/10/2020, 06:47] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 82)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Mekah Terkejut*

Sementara itu keadaan sebaliknya menimpa Mekah, Al Haisuman bin Abdullah Al Khuza'i tergesa gesa memasuki Mekah. Diberitakannya kehancuran pasukan Quraisy dan bencana yang telah menimpa para pemimpin, pembesar, dan bangsawan mereka. Mulanya orang Mekah tidak percaya, tetapi setelah yakin bahwa Al Haisuman tidak mengigau, seluruh kota menjadi penuh dengan jerit tangis. 

Abu Lahab yang tidak ikut berperang sangat terpukul mendengarkan berita mengerikan itu.

_"Tidak mungkin!"_  
_"Tidak mungkin!"_ demikian igaunya. Keesokan harinya,  ia jatuh sakit dan menderita demam selama tujuh hari sebelum akhirnya meninggal.

Para pemuka Quraisy pun berkumpul untuk memutuskan yang akan mereka lakukan. 

_"Ingat sesedih apa pun hati kita jangan menunjukkan duka cita secara berlebihan,"_ demikian kata salah seorang di antara mereka. 
_"Jika Muhammad dan teman-temannya mendengar ini, mereka akan mengejek kita habis-habisan,"_

_"Jangan cepat-cepat datang membawa tebusan untuk membebaskan para tawanan,"_ usul yang lain. 
_"Nanti Muhammad akan meminta harga yang terlampau tinggi! Kita tunggu kesempatan baik untuk menebus mereka."_

Setelah beberapa lama barulah orang-orang Quraisy berdatangan untuk menebus para tawanan. Salah seorang di antaranya adalah Mikraz bin Hafz. Dia datang untuk menebus Suhail bin Amir. Suhail dikenal suka menjelek jelekkan Rasulullah ﷺ. Begitu mengetahui Suhail akan dibebaskan Umar Bin Khattab menjadi sangat geram. 

Ia mendatangi Rasulullah ﷺ sambil berkata, 

_"Rasulullah ijinkan saya mencabut 2 gigi seri Suhail bin Amir supaya lidahnya tidak terjulur keluar dan tidak lagi berpidato mencercamu di mana-mana."_

Namun Rasulullah ﷺ menjawab permintaan Umar itu dengan kata kata yang sangat agung, 

_"Aku tidak akan memperlakukannya secara kejam, supaya Allah tidak memperlakukan aku demikian, Sekali pun aku seorang nabi._

*Hindun*

Seberapa pun kuatnya orang-orang Quraisy menutupi kesedihannya, luka yang dalam itu tidak terbendung juga. Para wanita Quraisy selama sebulan penuh menangisi mayat-mayat para pejuang mereka. Mereka menggunting rambutnya sendiri, lalu membawa kuda dan unta orang yang sudah mati. Setelah itu mereka menangis sambil mengelilinginya. 

Hampir semua wanita yang kehilangan kerabatnya berlaku demikian, kecuali Hindun binti utbah, Istri Abu Sufyan. 
Ketiga orang yang mati dalam duel sebelum pertempuran adalah orang-orang terdekat yang sangat disayangi Hindun. Utbah bin Rabiah adalah ayahnya, Syaibah bin Rabiah adalah pamannya, dan Walid Bin Utbah adalah kakaknya. 
Belum lagi beberapa keluarganya yang lain yang juga mati dalam pertempuran. Bisa dikatakan di antara wanita Quraisy Hindunlah yang paling banyak kehilangan sehingga pantaslah jika ia menunjukkan duka cita lebih banyak dibanding yang lain.

Melihat Hindun tidak menangis, para wanita Quraisy keheranan. Beberapa dari mereka mendatangi Hindun sambil bertanya,

_"Kau tidak menangisi ayahmu, saudaramu, pamanmu, dan keluargamu yang lain?"_ 

Hindun berpaling dan menatap kawan kawannya dengan tajam. Para wanita itu terkejut mengetahui bahwa bukan air mata yang mereka lihat di mata Hindun, melainkan api dendam yang berkobar kobar. 
Hindun menjawab dengan kata-kata keras, 

_"Aku menangisi mereka supaya nanti didengar oleh Muhammad dan teman-temannya sehingga mereka bisa menyoraki kita, begitu? Dan supaya wanita wanita Khazraj juga bisa menyoraki kita? Tidak! Aku harus menuntut balas kepada Muhammad dan teman temannya! Haram bagi kita memakai minyak wangi sebelum kita dapat memerangi Muhammad."_

_"Sungguh kalau aku dapat mengetahui bahwa kesedihan dapat hilang dari hatiku, tentu aku menangis. Tetapi kesedihan ini baru akan hilang, kalau mayat orang yang telah membunuh orang-orang yang kucinta itu sudah kulihat dengan mata kepalaku sendiri!"_

Setelah itu, Hindun benar benar menjalankan sumpahnya. Ia tidak memakai minyak wangi atau mendekati suaminya. Ia terus dan terus membakar semangat dendam orang orang Quraisy sampai kemudian tiba saat Perang Uhud. Abu Sufyan sendiri bersumpah tidak akan mencuci kepala dengan air sebelum ia memerangi kembali Rasulullah.

*Kisah Menantu Rasulullah*

Salah seorang tawanan perang Badar adalah Abul Ash bin Rabi Ia adalah menantu Rasulullah. Karena ia menikahi Putri beliau Zainab,  untuk menebus suaminya, Zainab mengirimkan Seuntai kalung peninggalan ibunya kepada Rosulullah. Ketika melihat kalung milik Khadijah itu, Rasulullah ﷺ amat terharu, air mata pun menetes di pipi beliau. 

Melihat duka Rasulullah ﷺ, para sahabat setuju untuk membebaskan Abul Ash bin Rabi tanpa harus membayar tebusan.  Rasulullah ﷺ mengembalikan kalung Khadijah kepada Abul Ash dan meminta agar Abul Ash menceraikan Zainab. 
Menurut hukum Islam, seorang wanita Mukmin memang tidak boleh menikahi laki-laki kafir. Abul Ash menyetujui permintaan itu.


*_(Bersambung)_*........
[26/10/2020, 04:50] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 83)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


Ketika kembali ke Mekkah, keluarganya berkata, 

_"Biarlah engkau menceraikan istri mu itu, dan kami akan mencarikan bagimu gadis yang jauh lebih cantik daripada nya"_. 

Namun Abul Ash amat mencintai Zainab sehingga ia berkata, 

"Di Suku Quraisy tidak ada gadis yang dapat menandingi istriku," 

Walau dihalang-halangi orang Quraisy, Abul Ash melepaskan Zainab ke Madinah. Di tengah jalan beberapa orang Quraisy mengganggu unta Zainab sehingga putri Rasulullah ﷺ yang sedang hamil itu jatuh. Ketika itulah Zainab mengalami keguguran kandungannya.

Beberapa waktu kemudian,  Abul Ash pergi membawa barang barang dagangan Quraisy, namun saat tiba di dekat Madinah, sebuah pasukan patroli muslim memergokinya. Mereka pun menyita semua barang bawaan. 

Abul Ash diam-diam berlindung dalam gelapnya malam. Abul Ash masuk ke Madinah dan meminta perlindungan kepada Zaenab. Zainab pun melindunginya.

Mengetahui hal itu kaum muslimin mengembalikan barang barang dagangan yang dibawa Abul Ash, dia pun segera pulang ke Mekah dan mengembalikan semua barang itu, kemudian berkata,

_"Masyarakat Quraisy! Masih adakah dari kamu yang belum mengambil barangnya?"_

_"Tidak ada,"_ jawab mereka. 
_"Engkau ternyata orang jujur dan murah hati."_

Ketika itu Abul Ash pun masuk Islam dan kembali ke Madinah. Dengan bahagia Rasulullah ﷺ mengembalikan Zainab kepada Abul Ash sebagai seorang istri.


*Al Qur'an Berbicara Seputar Peperangan*

Berkenaan dengan peperangan tersebut turunlah surat Al Anfal. Surat ini merupakan "komentar Ilahi" terhadap peperangan tersebut. Komentar tersebut sangat berbeda dengan komentar-komentar yang dikemukakan oleh para raja dan panglima perang setelah meraih kemenangan.

Pertama,  Allah mengalihkan pandangan kaum muslimin untuk melihat segala kekurangan akhlak yang masih ada pada diri mereka dan sebagainya, agar mereka berupaya untuk menyempurnakan jiwa mereka dan membersihkannya dari kekurangan kekurangan tersebut.

Kemudian, Allah memuji segala hal yang ada dalam kemenangan tersebut berupa Pertolongan Allah secara ghaib kepada kaum muslimin. Hal itu dikemukakan kepada mereka agar mereka tidak terpedaya dengan keberanian mereka, sehingga jiwa mereka menjadi sombong. Bahkan agar mereka bertawakkal kepada Allah, menaati-Nya dan menaati Rasulullah ﷺ.

Kemudian, Dia menjelaskan tujuan mulia yang melandasi Rasulullah ﷺ terjun dalam peperangan berdarah tersebut, dan menunjukkan kepada mereka sifat-sifat dan akhlak yang dapat menyebabkan kemenangan dalam peperangan.

Kemudian, berbicara kepada kaum musyrikin, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi, dan para tawanan perang. Dia menasehati mereka secara baik, dan membimbing mereka untuk tunduk kepada kebenaran. Selanjutnya, berbicara kepada kaum muslimin seputar masalah perampasan barang dan menetapkan prinsip-prinsip masalah tersebut kepada mereka. 

Setelah itu Dia menjelaskan dan menetapkan undangs undang peperangan dan perdamaian yang sangat mereka butuhkan setelah dakwah Islam memasuki fase tersebut, sehingga peperangan kaum muslimin berbeda dengan peperangan orang orang jahiliyah. Kaum muslimin memiliki kelebihan dalam hal akhlak dan nilai dan menegaskan kepada dunia bahwa Islam bukan sekedar teori namun juga mendidik penganutnya secara praktis di atas asas dan prinsip yang diserukan oleh-Nya.

Kemudian menetapkan beberapa ketentuan dari undang-undang negara Islam yang menjelaskan tentang perbedaan antara kaum muslimin yang tinggal di dalam batas negara Islam dan kaum muslimin yang tinggal di luar batas negara Islam. 

Pada tahun kedua Hijriah diwajibkan *Shaum Ramadhan*, diwajibkan *zakat fitrah* dan dijelaskan nisab-nisab zakat yang lain. Diwajibkannya zakat fitrah, serta meringankan beban yang dipikul oleh sejumlah besar kaum Muhajirin, karena mereka adalah kaum fuqara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Di antara peristiwa yang terindah adalah *hari raya pertama* bagi kaum muslimin jatuh pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah meraih kemenangan dalam Perang Badar. 

Alangkah indahnya hari raya yang membahagiakan itu, yang Allah berikan kepada mereka setelah mereka meraih kemenangan dan kemuliaan. Alangkah indahnya pemandangan sholat Ied yang mereka lakukan setelah mereka keluar dari rumah-rumah mereka sambil mengumandangkan takbir, tauhid, dan Tahmid. Hati mereka penuh dengan harapan kepada Allah rindu kepada rahmat dan keridhaan-Nya. Setelah Allah berikan berbagai nikmat kepada mereka dan didukung dengan pertolongan-Nya. Hal itu diingatkan kepada mereka dengan firman-Nya: Quran surat

Al-Anfal (الأنفال) / 8:26

*وَ اذۡکُرُوۡۤا اِذۡ اَنۡتُمۡ قَلِیۡلٌ مُّسۡتَضۡعَفُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ تَخَافُوۡنَ اَنۡ یَّتَخَطَّفَکُمُ النَّاسُ فَاٰوٰىکُمۡ وَ اَیَّدَکُمۡ بِنَصۡرِہٖ وَ رَزَقَکُمۡ مِّنَ الطَّیِّبٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَشۡکُرُوۡنَ*

*_"Dan ingatlah para Muhajirin ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi (Mekah) kamu takut orang-orang Mekah akan menculik kamu maka Allah memberikan kamu tempat menetap (Madinah), mendukung kamu dengan pertolongan Nya dan memberi rizki kamu dari yang baik-baik agar kamu bersyukur._*



*_(Bersambung)_*.......
[27/10/2020, 05:35] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 84)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Berbagai Operasi Militer Antara Badar dan Uhud*

Perang Badar merupakan awal pertarungan bersenjata antara kaum muslimin dan kaum musyrikin, dan merupakan peperangan yang menentukan, kaum muslimin memperoleh kemenangan besar yang diakui oleh seluruh orang Arab. Orang yang menyesali akibat perang tersebut adalah mereka yang secara langsung memperoleh kerugian berat, yaitu kaum musyrikin atau orang orang yang memandang kemuliaan dan kemenangan kaum muslimin merupakan pukulan telak terhadap eksistensi keagamaan dan perekonomian mereka yaitu kaum Yahudi.

Sejak kaum muslimin meraih kemenangan dalam Perang Badar dua kelompok tersebut menyimpan amarah terhadap kaum muslimin.

*لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ*

*_Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang orang Yahudi dan orang orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang orang yang berkata: Sesungguhnya kami ini orang Nasrani. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri._*
Surah Al-Ma'idah (5:82)

Di Madinah terdapat para pendukung dua kelompok tersebut, dan mereka berpura-pura masuk Islam tatkala tidak ada tempat lagi untuk meraih kewibawaan mereka. Mereka adalah Abdullah bin Ubay dan teman-temannya,  kelompok ketiga ini lebih besar lagi kemarahannya daripada dua kelompok di atas.

Di samping itu terdapat kelompok keempat, mereka adalah orang orang Baduy yang tinggal di sekitar Madinah. Masalah kekufuran dan keimaman mereka tidaklah menjadi perhatian bagi mereka, tetapi mereka adalah para perampok dan perampas. Mereka mulai goncang karena kemenangan yang diraih kaum muslimin. Mereka khawatir akan tegak di Madinah suatu negara yang kuat, yang akan menghalangi mereka untuk meraih kesuksesan atau kekuatan melalui perampokan dan perampasan. Sehingga mereka pun membenci kaum muslimin dan menjadi musuh mereka.

*Perang Bani Sulaim*

Berita pertama yang disampaikan oleh utusan dari Madinah kepada Nabi ﷺ setelah Perang Badar adalah Bani Sulaim. Bani Sulaim ini berasal dari kabilah Ghathafan. Mereka menggalang kekuatannya untuk menyerang Madinah.

Nabi ﷺ dengan pasukan kavaleri yang berkekuatan 200 personel mendatangi kabilah tersebut di perkampungannya. Sesampainya beliau di wilayah mereka di daerah al-Kudr, Bani Sulaim melarikan diri dan meninggalkan 500 ekor unta. Mereka meninggalkan untanya di suatu lembah yang dikuasai oleh pasukan Madinah.

Unta-unta tersebut diambil seperlimanya oleh Rasulullah ﷺ . Rasulullah membagikan unta-unta tersebut kepada para sahabatnya. Setiap orang mempunyai dua ekor onta. 

Beliau juga mendapatkan seorang budak yang bernama Yasar yang kemudian dibebaskan.

Di perkampungan Bani Sulaim tersebut Nabi ﷺ  tinggal selama tiga hari. Kemudian beliau kembali ke Madinah.

Peperangan tersebut terjadi pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah 7 hari setelah pulang dari Perang Badar. Dalam peperangan tersebut Nabi ﷺ  menyerahkan urusan Madinah kepada Siba' bin Arfatah.

*Persekongkolan untuk Membunuh Nabi Muhammad*

Kekalahan kaum musyrikin dalam Perang Badar menimbulkan dampak yang mendalam. Kaum Quraisy di Mekah menjadi marah dan mulai meluap-luap emosinya terhadap Nabi Muhammad ﷺ.

Ada dua orang tokoh Quraisy yang melakukan persekongkolan untuk membunuh nabi Muhammad ﷺ. 

Tidak beberapa lama seusai Perang Badar, Umair bin Wahab Al jami' dan Safwan Bin Umayyah duduk bersama di sebuah batu. Umair adalah salah seorang *"Syaithan"* Quraisy yang selalu menyakiti Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat beliau ketika masih berada di Mekkah.  Sedangkan anaknya yang bernama Wahab bin Umair menjadi tawanan Badar. Umair menyebutkan para tokoh korban perang Badar, lalu Sofwan berkata, 

_"Sesungguhnya setelah kematian mereka akan datang kehidupan yang baik."_

Umair berkata kepadanya, 
_"Sungguh,  kamu benar. Demi Allah, seandainya aku tidak mempunyai tanggungan hutang, dan tidak khawatir terlantar setelah aku mati, pasti aku akan mendatangi Muhammad dan membunuhnya. Aku mempunyai alasan  yaitu anakku yang menjadi tawanan mereka."_

Safwan pun menjawab, 
_"Utangmu aku tanggung, aku yang akan melunasinya, dan keluargamu_ 
_bersama keluargaku selama mereka masih hidup. Hal itu tidak berat bagiku"_ 

Umair kemudian berkata, 
_"Rahasiakanlah persoalan ini, Akan kulakukan,"_

Selanjutnya Umair mengambil pedangnya, lalu dia berangkat ke Madinah. Ketika sudah sampai di pintu masjid dia menderumkan untanya. Terlihat olehnya Umar Ibnul Khattab yang sedang berbincang bincang dengan beberapa orang dari kaum muslimin tentang kemenangan perang Badr. 

Maka Umar berkata, 
_"Ini musuh Allah."_ 
_"Umair tidaklah datang kecuali untuk maksud jahat."_

Kemudian Umar masuk mendatangi Nabi Muhammad ﷺ seraya berkata, 

_"Wahai nabi Allah, Umair musuh Allah telah datang dengan menyandang pedangnya."_

Nabi menjawab, 
_"Suruhlah masuk menemui aku."_

Umar pun menemui Umair, dan sambil menarik tali pedang Umair ia berkata kepada beberapa orang dari kaum Anshor, 

_"Masuklah, temui Rasulullah ﷺ  dan duduklah di sisi beliau, serta jagalah beliau dari orang jahat ini, karena dia perlu diwaspadai."_ 


*_(Bersambung.)_*........
[28/10/2020, 07:22] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 85)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Umar kemudian membawa masuk Umair kepada Rasulullah ﷺ . 

Setelah melihatnya dan Umar memegang tali pedang yang berada di lehernya, Nabi ﷺ  berkata, 

_"Lepaskanlah  bca wzwahai Umar, dan mendekatlah hai Umair."_

Umair kemudian mendekat dan berkata, 
_"Selamat pagi."_

Nabi ﷺ  menjawab, 
_"Allah telah memuliakan kami dengan suatu penghormatan yang lebih baik dari penghormatanmu hai Umair, yaitu dengan salam penghormatan penduduk surga."_ 

Beliau kemudian bertanya, 
_"Hai Umair, ada keperluan apa kamu datang?"_ 

Umair menjawab, 
_"Aku datang karena anakku menjadi tawananmu."_ 
_"Perlakukanlah ia secara baik."_

Nabi ﷺ bertanya, 
_"Lalu untuk apa pedang yang ada di lehermu itu."_

Umair menjawab, 
_"Semoga Allah memperburuk pedang tersebut. Apakah pedang ini berguna bagi kami?"_ 

Nabi ﷺ berkata, 
_"Berkatalah secara jujur, kamu datang dalam rangka apa?"_ 

Umair menjawab,  
_"Aku tidaklah datang kecuali untuk keperluan tersebut."_

Nabi ﷺ berkata, 
_"Tidak, kamu dengan Safwan bin Umayyah telah duduk di sebuah batu, dan kalian telah menyebut-nyebut tentang para korban Perang Badar dari kaum Quraisy,_ kemudian kamu berkata, _"Seandainya aku tidak mempunyai tanggungan hutang dan keluarga, aku akan keluar untuk membunuh Muhammad." Kemudian Sofwan menanggung hutang dan menjamin keluargamu dengan syarat kamu membunuhku. Allah pasti menghalangi rencanamu itu."_

Umair berkata, 
_"Saya bersaksi bahwa Engkau adalah Rasulullah wahai Rasulullah, sebelumnya aku mendustakan berita-berita langit yang Kau bawa kepada kami dan wahyu yang diturunkan kepadaMu.  Rencanaku ini tidak ada yang mengetahui selain aku dan Sofwan,  demi Allah aku mengetahui tidak ada yang memberitahukan padaMu kecuali Allah."_

_"Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan aku kepada Islam dan membawa aku ke tempat ini kemudian mengucapkan syahadat secara benar."_

Rasulullah ﷺ lalu berkata 
_"Ajarilah saudara kalian ini tentang agama, ajarkan Alquran kepadanya dan bebaskanlah tawanannya."_

Adapun Sofwan mengatakan, 
_"Bergembiralah dengan suatu peristiwa yang datang kepada kalian sekarang, pada hari-hari yang akan melupakan kalian dari peristiwa Badar."_ 

Dia bertanya tentang Umair kepada orang orang yang berpergian, sehingga salah seorang yang berpergian memberitahukan kepadanya tentang keislaman Umair.

Sofwan bersumpah untuk tidak berbicara kepadanya selamanya, dan tidak akan memberikan suatu manfaat kepadanya selamanya.

Umair kembali ke Mekah dan tinggal di sana menyerukan Islam. Kemudian banyak orang yang masuk Islam melalui dakwahnya.

*Perang Bani Qainuqa*

Pada perjanjian yang lalu yang diadakan oleh Rasulullah dengan orang orang Yahudi, telah disebutkan bahwa beliau dan kaum muslimin sudah berusaha untuk melaksanakan isi perjanjian tersebut. 
Tetapi sebaliknya orang orang Yahudi tak ada seorang pun yang mematuhi isi perjanjian. Mereka selalu melakukan penghianatan sehingga meresahkan kaum muslimin.

Ibnu Ishaq berkata Syas bin Qais seorang tokoh Yahudi yang sangat kufur dan sangat membenci serta dengki kepada kaum muslimin melewati beberapa orang sahabat Rasulullah ﷺ  dari kabilah Aus dan Khazraj yang berada dalam suatu majelis yang telah menyatukan mereka. 

Mereka sedang berbincang-bincang di dalam majelis tersebut. Melihat persatuan dan hubungan baik sesama mereka di atas dasar Islam, telah membangkitkan kemarahan Syas bin Qais. Dia berkata dalam hati, 

_"Para tokoh telah bersatu di negeri ini. Demi Allah, saya tidak akan bersama mereka Apabila para tokoh mereka bersatu di negeri ini karena suatu ketetapan"_. 

Ia kemudian menyuruh seorang pemuda Yahudi yang ikut bersamanya untuk mendatangi mereka dengan mengatakan, 

_"Datanglah kepada mereka dan duduklah bersama mereka, kemudian Ingatkan akan peristiwa Bu'ats dan peristiwa-peristiwa sebelumnya, dan alunkan kepada mereka beberapa syair yang berisi tentang pertengkaran mereka."_

Pemuda Yahudi itu pun melakukannya, maka kaum muslimin ketika itu menjadi bertengkar sampai dua orang dari dua kabilah itu melompat ke atas suatu kendaraan lalu terjadi perang mulut. Dua kelompok tersebut menjadi marah semuanya dan berkata, 

_"Telah kami lakukan janji kalian yang menyakitkan."_ 
_"Senjata, senjata."_ 

Mereka lalu keluar mendatangi lawannya dan hampir terjadi peperangan.  

Peristiwa tersebut sampai kepada Rasulullah ﷺ lalu Beliau bersama para sahabat mendatangi mereka seraya mengatakan, 

_"Wahai kaum muslimin, ingat Allah, Allah! Apakah kalian menyerahkan seruan jahiliyah sementara aku masih di tengah-tengah kalian, setelah Allah menunjukkan kalian kepada Islam dan memuliakan kalian dengannya, memutuskan kalian dari perkara jahiliyah, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan menyatukan hati kalian?"_

Mendengar itu semua, akhirnya kaum muslimin pun sadar bahwa apa yang terjadi itu merupakan tipu daya setan dari musuh mereka. 


*_(Bersambung.)_*........
[29/10/2020, 04:56] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 86)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Mereka kemudian menangis dan saling berangkulan antara kaum Aus dan kaum Khazraj, kemudian meninggalkan tempat bersama Rasulullah ﷺ dengan penuh ketaatan. Allah telah memadamkan dari mereka tipu daya musuh Allah, Ibnu Qais.

Itulah, apa yang dilakukan dan diupayakan oleh Yahudi untuk menimbulkan keresahan dan permusuhan di tengah tengah kaum muslim, dan menghalangi jalan dakwah islam. Dalam hal ini mereka memiliki berbagai program. Mereka menebarkan berbagai isu, beriman pada pagi hari dan kufur di sore harinya, untuk menanamkan benih benih keraguan di dalam hati kaum yang lemah.

Mereka mempersempit jalan-jalan kehidupan terhadap orang yang memiliki hubungan keuangan dengan mereka. Apabila mereka mempunyai tanggungan hutang kepada orang mukmin dan tidak dapat melunasinya mereka mengatakan sesungguhnya hutangku kepadamu hanya kubayar ketika kamu masih berada di atas agama nenek moyangmu, apabila kamu telah keluar dari agama nenek moyangmu tidak akan kubayar lagi. 

Mereka melakukan itu sebelum Perang Uhud sekali pun mereka terikat perjanjian dengan Rasulullah ﷺ. Rasulullah dan para sahabat tetap bersabar atas hal itu semua, agar mereka mau sadar,  di samping untuk mewujudkan keamanan di dalam negeri.

Tetapi, mereka tidak melihat bahwa Allah telah menolong orang orang yang beriman di medan Badar dan mereka telah memiliki kekuatan dan kewibawaan orang orang yang jauh maupun yang dekat. Maka mereka menyatakan kejahatan dan permusuhannya secara terang-terangan.

Orang Yahudi yang paling dengki dan paling jahat adalah saat Kaab bin Asyraf, sebagaimana halnya Bani Qainuqa merupakan kelompok yang paling jahat di antara ketiga kelompok Yahudi.  Bani Qainuqa tinggal di dalam Madinah. Profesi mereka adalah tukang sepuh dan pembuat bejana. Dengan profesi tersebut setiap orang dari mereka memiliki alat-alat perang. Jumlah prajurit mereka adalah 700 orang. Mereka adalah Yahudi Madinah yang paling berani dan Yahudi pertama yang melanggar perjanjian.

Ketika Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin di Badar, ulah mereka semakin brutal. Mereka membangkitkan keributan dengan mencela dan mengganggu setiap muslim yang mendatangi pasar mereka, sampai mereka berani mengganggu para wanita kaum muslimin.

Tatkala kejahatan mereka sudah memuncak, Rasulullah ﷺ  mengumpulkan mereka, menasehati mereka, dan mengajak mereka kepada kebenaran. Tetapi kejahatan dan kesombongan mereka semakin menjadi.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dari jalur Ibnu Abbas رضي الله عنه  berkata, 

_"Setelah Rasulullah ﷺ  berhasil menundukkan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa dan berkata,_ 
_"Wahai orang-orang Yahudi, masuklah kedalam Islam sebelum kalian ditimpa oleh apa yang telah menimpa kaum Quraisy."_ 
Mereka mengatakan, 
_"Hai Muhammad, Janganlah Engkau membanggakan kemenangan terhadap kaum Quraisy mereka itu tidak mengerti ilmu peperangan. Seandainya kami yang Engkau hadapi dalam peperangan niscaya Engkau akan mengetahui siapa sebenarnya kami._ Kemudian Allah تَعَالَى menurunkan ayat 

*قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ*

*_Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya._*
Surah Ali 'Imran (3:12)

*قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ*

*_Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati_*.
Surah Ali 'Imran (3:13)

Makna jawaban dari Bani Qainuqa itu merupakan pernyataan terbuka untuk berperang,  tetapi Nabi ﷺ  menahan amarahnya dan bersabar, demikian pula kaum muslimin. Mereka menunggu sampai orang-orang Yahudi berbuat kejahatan melampau batas.

Orang-orang Yahudi dari Bani Bani Qainuqa bertambah berani. Tidak lama kemudian mereka berbuat kerusuhan di Madinah. Mereka berusaha untuk membinasakan kaum Muslimin dan menutup celah-celah kehidupan mereka. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dari Abu Aun bahwasanya seorang wanita Arab datang ke pasar Bani Qainuqa untuk menjual barang dagangannya. Dia mendatangi tukang sepuh dan duduk di sana. Tiba-tiba beberapa orang Yahudi menginginkan wanita itu untuk membuka penutup mukanya. Tetapi wanita itu menolak. Tanpa diketahui oleh wanita itu secara diam-diam tukang sepuh itu menyangkutkan ujung pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita Arab itu pada bagian punggungnya. Ketika wanita itu berdiri terbukalah aurat bagian belakangnya. 
Orang-orang Yahudi yang melihatnya tertawa terbahak-bahak. Wanita itu kemudian berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan itu salah seorang dari kaum Muslimin menyerang tukang sepuh Yahudi itu dan membunuhnya. 

Orang-orang Yahudi yang berada di tempat itu kemudian mengeroyoknya dan membunuhnya. Peristiwa itulah yang menyebabkan terjadinya peperangan antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa.

Melihat peristiwa biadab yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa, Rasulullah hilang kesabaran. Beliau menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, menyerahkan bendera kaum muslimin kepada Hamzah bin Abdul Mutholib, dan bersama tentara Allah beliau berangkat menuju Bani Qainuqa. 

Ketika Yahudi dari Bani Qainuqa melihatnya, mereka segera berlindung di dalam benteng benteng mereka. 


*_(Bersambung.)_*......
[30/10/2020, 05:44] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 87)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Kemudian kaum muslimin mengepung mereka dengan ketat yaitu pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal tahun kedua Hijrah.

Pengepungan itu berlangsung selama 15 hari sampai awal bulan Dzulqaidah. Allah timpakan rasa takut ke dalam hati mereka. 

Akhirnya mereka menyerah dan bersedia menerima hukumannya yang akan diputuskan oleh Rasulullah ﷺ  menyangkut budak, harta, istri, dan anak keturunan mereka. 

Ketika itu Bangkitlah Abdullah bin Ubay bin Salul memainkan peran kemunafikannya. Dia mendesak Rasulullah ﷺ agar memaafkan mereka, dengan mengatakan, 

_"Wahai Muhammad perlakukanlah para sahabatku itu dengan baik"_. (Mereka adalah para sekutu kabilah Khazraj yang salah seorang pemimpin nya adalah Abdullah bin Ubay). 

Permintaannya itu tidak ditanggapi oleh Rasulullah ﷺ . Abdullah bin Ubay mengulangi permintaannya tetapi beliau berpaling darinya, sambil memasukkan tangannya ke dalam baju besinya lalu berkata kepadanya, 

_"Tinggalkan aku!"_ Beliau marah dan wajahnya tampak berubah, lalu berkata lagi, 
_"Celakalah kau, tinggalkan aku!"_ 

Tetapi sang munafik tersebut tetap saja pada keinginannya dan berkata, 

_"Tidak, demi Allah aku tidak akan meninggalkan Engkau sebelum Engkau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik."_

_"400 orang tanpa perisai dan 300 orang bersenjata lengkap yang telah membelaku terhadap semua musuh-musuhku itu, apakah Engkau habisi nyawanya dalam waktu sehari? Demi Allah aku betul-betul menghawatirkan terjadinya bencana itu."_ 

Rasulullah ﷺ  memperlakukan si munafik tersebut yang baru sebulan menampakkan keislamannya dengan memberikan perhatian kepadanya. 
Dia serahkan orang-orang Yahudi itu kepadanya dengan syarat mereka harus keluar dari Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota Madinah. 

Mereka pun keluar menuju daerah di sekitar Syam, dan tidak lama kemudian sebagian besar dari mereka meninggal dunia. 

Rasulullah ﷺ menerima harta kekayaan mereka. Dari harta tersebut beliau mengambil tiga keping uang, dua baju besi, tiga pedang, tiga tombak, dan seperlima ghanimah. Orang yang bertanggung jawab mengumpulkan ghanimah adalah Muhammad bin Maslamah.

*Perang Sawiq*

Ketika Shafwan bin Umayyah, orang-orang Yahudi, dan orang-orang munafik melakukan makar, Abu Sufyan berfikir untuk melakukan suatu tindakan yang kecil resikonya, tetapi jelas pengaruhnya. 

Ia berupaya untuk segera melakukan tindakan untuk memelihara kedudukan kaumnya, dan menunjukkan kekuatan mereka. 

Abu Sufyan bernazar tidak akan membasahi rambutnya dengan air karena junub sebelum menyerang Muhammad. Maka ia pun keluar membawa 200 tentara untuk memenuhi nadzarnya.  

Mereka tiba di suatu terusan yang menghadap ke gunung Naib, dari Madinah sekitar satu barid atau 12 mil. Tetapi ia tidak berani menyerang Madinah secara terang terangan. 

Ia melakukan suatu tindakan seperti tindakan pembajakan yaitu memasuki pinggiran Madinah secara sembunyi sembunyi di tengah-tengah kegelapan malam. 

Dia mendatangi Huyai bin Al-Khattab dan meminta dibukakan pintu, namun Huyai tak mau dan merasa ketakutan. Kemudian ia mendatangi Salam bin Musykam, pemimpin Bani Nadlir pada saat itu. 

Setelah meminta izin ke Salam bin Musykam, Ia pun diberi izin, diberi minum khamer dan memperoleh informasi tentang keadaan kaum muslimin pada saat ini darinya. 

Kemudian pada malam itu juga Abu Sufyan keluar dan menemui para sahabatnya, lalu mengutus satu pasukan dari mereka dan menyerang suatu tempat di pinggiran kota Madinah yang bernama Aridl. 

Mereka menebang dan membakar beberapa pohon kurma dan di sana mereka membunuh seorang lelaki Anshor dan sekutunya yang sedang berada di kebun mereka. Setelah itu mereka melarikan diri ke Mekah.

Peristiwa tersebut sampailah ke telinga Rasulullah ﷺ. Lalu Beliau segera mengejar Abu Sufyan dan kawan-kawannya.

Akan tetapi, mereka segera melarikan diri dengan sangat cepat, mereka melemparkan bekal makanan mereka yang berupa tepung (sawiq) dalam jumlah yang banyak untuk memperingan beban dan agar dapat lari lebih cepat lagi. 

Rasulullah ﷺ  pun sampai di Qarqaratul Kadar, kemudian kembali pulang, dan kaum muslimin membawa tepung (sawiq) yang dilemparkan oleh orang orang kafir itu. Sehingga peristiwa ini dinamakan dengan perang sawiq. 

Peristiwa ini terjadi pada bulan Dzulqaidah tahun kedua Hijriyah dua bulan setelah peristiwa Badar.

Dalam perang ini Rasulullah menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir.


*_(Bersambung)_*......
[31/10/2020, 04:53] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 88)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Perang Dzi Amar*

Peperangan ini merupakan operasi militer terbesar yang dipimpin Rasulullah ﷺ , sebelum Perang Badar. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun ketiga Hijriah. 

Faktor penyebabnya adalah intelijen Madinah menyampaikan berita kepada Rasulullah ﷺ , bahwa ada sekelompok besar dari bani Tsa'labah dan Maharib berkumpul untuk melancarkan serangan di pinggiran Madinah. Maka Rasulullah ﷺ  mendorong kaum muslimin untuk keluar berperang, Kemudian keluarlah Beliau membawa 450 tentara yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki. Beliau menyerahkan urusan Madinah kepada Utsman bin Affan. 

Di tengah-tengah perjalanan, mereka menangkap seseorang dari Bani Tsa'labah bernama Jabbar. Ia pun dibawa kepada Rasulullah ﷺ . Lalu Beliau menyerukan Islam kepada-nya, dan ia pun masuk Islam. 

Kemudian dibolehkan bergabung bersama Bilal dan menjadi penunjuk jalan pasukan kaum muslimin menuju daerah musuh. 

Musuh bercerai-berai di puncak-puncak gunung, ketika mendengar kedatangan pasukan kaum Muslimin. Nabi ﷺ  bersama pasukannya sampai di tempat berkumpulnya mereka, yaitu di Dzi Amar. 

Di sana beliau tinggal selama sebulan penuh, Bulan Safar tahun ketiga Hijriah, untuk menunjukkan kekuatan kaum muslimin kepada orang-orang Arab Badui dan agar mereka merasa takut. Setelah itu beliau kembali ke Madinah.

*Pembunuhan Ka'ab Bin Al Asyraf*

Ka'ab bin Al Asyraf adalah seorang Yahudi yang paling keras memusuhi Islam dan kaum muslimin, paling keras gangguannya kepada Rasulullah ﷺ dan menyerukan untuk memerangi beliau.

Ka'ab bin Al Asyraf berasal dari kabilah Thai' dari bani Nabhan dan ibunya dari bani Nadhir. Ia adalah seorang yang kaya raya, di kalangan orang-orang, terkenal dengan ketampanannya dan juga seorang penyair. 

Bentengnya terletak di sebelah tenggara Madinah di belakang perkampungan Bani Nadhir.

Ketika pertama kali mendengar berita tentang kemenangan kaum muslimin dan terbunuhnya para pemimpin Quraisy di Badar ia berkata, 

_"Apakah berita ini benar? Mereka itu adalah para pemimpin orang-orang Arab dan raja manusia. Demi Allah, seandainya Muhammad dan para sahabatnya berhasil menundukkan mereka, perut bumi ini sungguh lebih baik daripada punggungnya."_

Tatkala kebenaran berita tersebut sudah dapat dipastikan, musuh Allah tersebut tergerak untuk mencaci Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin, memuji musuh-musuh kaum Muslimin, dan membangkitkan mereka untuk memusuhi kaum Muslimin. 

Ia tidak puas dengan sekedar berbuat seperti itu, sehingga ia pun mendatangi orang-orang Quraisy dan singgah di tempat Al Muthalib Bin Abi Wada'ah ah Sahmi. Di sana ia mengalunkan syair-syair ratapan para korban Badar dari kaum musyrikin yang dimasukkan ke dalam sebuah sumur badar. 

Dengan demikian ia dapat membangkitkan kemarahan anak cucu mereka dengan kedengkian mereka terhadap Nabi ﷺ, serta mengajak mereka untuk memeranginya.

Ketika berada di Mekah, Ka'ab ditanya oleh Abu Sufyan dan kaum musyrikin, 

_"Mana yang lebih engkau sukai, agama kami atau agama Muhammad dan para sahabatnya? Dan manakah yang benar jalan kami ataukah Muhammad dan para sahabatnya?_ 

Ka'ab menjawab, 
_"Kalian lah yang lebih benar jalannya dan lebih baik._

Kemudian turunlah *firman Allah ta'ala:*

*أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا"

*_Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman._*
Surah An-Nisa' (4:51)

Kemudian Ka'ab kembali ke Madinah dalam keadaan demikian. Di dalam syair-syairnya mulai berani merayu-rayu istri-istri para sahabat dan menyakiti para sahabat dengan kelancangan lidahnya yang keras.

Ketika itulah Rasulullah ﷺ  berkata, 

_"Siapakah yang bersedia membunuh Ka'ab bin Al Asyraf? Sungguh ia telah menyakiti Allah dan Rasulnya"_ 

Maka Muhammad bin Maslamah bangkit dan mengatakan, 
_"Saya, wahai Rasulullah. Apakah Engkau suka apabila saya membunuhnya?"_ 

_"Ya,"_ jawab Beliau.  

Muhammad bin Maslamah mengatakan, 
_"Ijinkan aku mengatakan sesuatu (kepadanya)."_ 

_"Katakanlah,"_ sahut Beliau.


*_(Bersambung)_*...........
[01/11/2020, 05:24] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 89)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Rasulullah ﷺ mengizinkan Muhammad bin Maslamah mengatakan apa saja yang ia ingin katakan kepada Ka'ab bin Al Ashraf.

Muhammad bin Maslamah kemudian mendatangi Ka'ab bin Al Ashraf dan mengatakan, 

_"Orang itu (yakni Muhammad ﷺ ) meminta shodaqoh kepada kami. Dia sangat memberatkan kami."_ 

Ka'ab berkata:
_"Rupanya, engkau telah bosan kepadanya."_ 

Muhammad bin Maslamah berkata, 

_"Kami telah mengikuti dia, dan kami tidak ingin meninggalkannya sampai kami melihat sendiri bagaimana akhir persoalannya nanti. Kami menginginkan engkau bersedia memberi pinjaman kepada kami satu atau dua wasaq (satu wasaq kurang lebih sama dengan 60 gantang)."_ 

_"Baiklah tetapi engkau harus memberikan barang jaminan kepadaku,"_ jawab Ka'ab. 

Muhammad bin maslamah berkata, 
_"Jaminan apa yang kau inginkan?"_ 
_"Berikanlah istri-istri kalian kepadaku sebagai jaminan,"_ jawab Ka'ab. 

Muhammad bin maslamah berkata, 
_"Bagaimana mungkin kami menyerahkan istri-istri kami sementara engkau adalah orang yang paling tampan."_ 

_"Kalau begitu, Serahkanlah anak-anak kalian kepadaku,"_ sahut Ka'ab. 

Muhammad bin maslamah berkata, 
_"Bagaimana mungkin kami menyerahkan anak-anak kami sebagai jaminan. Mereka akan mencela karena digadaikan dengan satu atau dua wasaq. Ini adalah aib bagi kami. Kami akan menyerahkan senjata saja kepadamu sebagai barang jaminan."_ 

Selanjutnya ia berjanji akan datang lagi kepada Ka'ab

Abu Na'ilah juga melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Muhammad bin maslamah.  Dia mendatangi Ka'ab bin Al Ashraf dan mengalunkan beberapa syair sejenak, lalu berkata, 

_"Wahai Ibnul Ashraf aku datang kepadamu untuk suatu keperluan. Aku akan mengatakannya hanya kepadamu, tetapi rahasiakanlah."_ 

Ka'ab menjawab, _"Baik akan kurahasiakan."_ 

Abu Nailah berkata, _"Kedatangan orang itu (yakni kedatangan Muhammad ﷺ di Madinah) membawa bencana bagi kami. Kami dimusuhi oleh orang orang Arab, kami diisolasi, kami hidup serba susah, sehingga kami dan keluarga harus bekerja membanting tulang."_ 

Selanjutnya saling dialog seperti dialog antara Ka'ab dan Muhammad bin maslamah. 
Di sela-sela pembicaraannya itu, Abu Nailah mengatakan, 

_"Sesungguhnya aku bersama para sahabatku yang sependapat dengan aku. Aku ingin membawa mereka kepadamu, lalu engkau memberi mereka yang berlaku baik dalam hal tersebut."_

Dalam dialog tersebut Muhammad bin Maslamah dan Abu Naila telah berhasil mencapai apa yang diinginkannya. Karena setelah dialog tersebut Ka'ab tidak mencurigai senjata dan para sahabat yang mereka bawa.

Pada malam bulan purnama, malam ke 14 dari bulan Rabiul awal tahun ke-3 Hijriyah, tim tersebut berkumpul menghadap Rasulullah ﷺ , beliau kemudian mengantar mereka sampai ke Baqi' Gharqad,  lalu mengarahkan mereka dengan mengatakan, 

_"Berangkatlah atas nama Allah. Ya Allah, tolonglah mereka."_ 
Setelah itu beliau pulang dan terus melakukan sholat dan bermunajat kepada Rabbnya.

Tim itu pun tiba di benteng (tempat tinggal Ka'ab bin Al Ashraf)  Abu Na'ila kemudian memanggilnya, dan Ka'ab pun bangkit untuk mendatangi mereka.
Istrinya berkata, 

_"Mau kemana pada saat seperti ini? Aku mendengar seperti suara yang dapat meneteskan darah."_ 

Ka'ab berkata, 
_"Ia adalah saudaraku, Muhammad bin Maslamah dan saudara susuku Abu Na'ilah. Sesungguhnya orang yang mulia itu apabila dipanggil untuk bertempur, pasti bersedia menghadapinya."_ 

Kemudian ia keluar menemui mereka dengan pakaian yang harum semerbak.

Abu Na'ilah telah berkata kepada para sahabatnya, 

_"Apabila ia telah datang, aku akan membelai rambutnya dan menciumnya. Dan apabila kalian melihat aku telah dapat memegang kepalanya, renggutlah dan bunuhlah dia."_ 

Ka'ab pun datang menghampiri mereka dan berbicara sejenak, kemudian Abu Na'ilah berkata, 

_"Wahai Ibnu Ashraf,  bagaimana kalau kita berjalan jalan di jalanan kampung untuk berbincang-bincang menghabiskan malam-malam kita?"_ 

_"Baiklah jika kalian menghendaki,"_ jawab Ka'ab bin Asyrof. 

Mereka kemudian keluar untuk berjalan-jalan, di tengah perjalanan Abu Nailah berkata, 

_"Aku belum pernah melihat engkau seharum pada malam ini."_ 

Kaab bangga mendengar pujian seperti itu, dan ia berkata, 
_"Aku mempunyai parfum wanita-wanita Arab."_ 

Abu Na'ilah berkata, _"Bolehkah aku mencium kepalamu?" "_

_"Boleh,"_ jawab Kaab. 

Abu Na'ilah kemudian membelai kepala rambut Ka'ab dan menciumnya, demikian pula para sahabatnya. 

Kemudian berjalan sejenak, lalu berkata, 
_"Bolehkah aku mengulanginya lagi?"_ 

_"Silahkan,"_ jawab Kaab. 

Abu Na'ilah pun membelai rambutnya, dan tatkala sudah dapat memegangnya, ia  berseru, 

_"Renggutlah musuh Allah ini!"_ 

Seketika itu juga pedang-pedang mereka merenggutnya tetapi tidak memberikan manfaat sedikit pun. 

Lalu Muhammad bin maslamah mengambil sebilah pedang dan dia letakkan di bagian bawah perut lalu dia tekan sampai menembusnya. 
Kaab pun terkapar dan mati seketika. Ketika itu Kaab meraung keras sehingga dapat membuat ketakutan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tidak lama kemudian, semua lampu dalam benteng dinyalakan. 


*_(Bersambung)_*......
[02/11/2020, 05:07] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 90)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Tim itu kemudian kembali, Ketika itu Al Haris bin Aus terkena ujung pedang sebagian sahabatnya sehingga terluka dan mengucurkan darah. 
Setelah tiba di Hurrotul Aridl, ternyata Al Haris tidak ada di tengah tengah mereka. Mereka kemudian mencarinya, lalu mereka gotong. 

Setelah tiba di Baqi' Gharqad, mereka bertakbir dan takbir mereka didengar oleh Rasulullah ﷺ . Sehingga, beliau mengetahui bahwa mereka telah berhasil membunuh Kaab, dan beliau kemudian bertakbir. 

Setelah mereka sampai di hadapan beliau, beliau berkata, 

_"Wajah kalian berseri-seri."_ 

_"Wajah Anda juga wahai Rasulullah."_ sahut mereka. 

Mereka meletakkan kepala sang thaghut tersebut di hadapan beliau,  dan beliau memuji Allah atas terbunuhnya sang Thoghut itu. Beliau kemudian mengobati luka Al Haris dan sembuh seketika itu juga. 

Setelah orang-orang Yahudi mengetahui kematian pemimpinnya, Kaab bin Asyraf, mereka sangat ketakutan. Mereka baru menyadari bahwa Rasulullah ﷺ tidak segan-segan untuk menggunakan kekuatan ketika nasehat sudah tidak diindahkan lagi oleh orang-orang yang ingin menghancurkan keamanan, menimbulkan keresahan, dan tidak menghormati perjanjian. 

Mereka tidak berani bertindak sesuka hati, Bahkan mereka menunjukkan sikap seolah-olah mentaati perjanjian. Mereka bersembunyi di benteng bagaikan ular yang terburu-buru masuk ke dalam liangnya untuk bersembunyi. 

Demikianlah untuk sementara waktu Rasulullah ﷺ dapat mencurahkan seluruh perhatiannya dalam menghadapi berbagai bahaya yang kemungkinan muncul di luar Madinah. Beban kaum muslimin semakin berkurang, sebagian besar masalah-masalah intern mereka telah terselesaikan.


*Ekspedisi Zaid Ibnul Harits*

Ekspedisi ini merupakan operasi militer yang terakhir dan paling berhasil yang dilakukan oleh kaum muslimin sebelum Perang Uhud. Peristiwa ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir Tahun ketiga Hijrah.

Urutan peristiwa tersebut adalah kaum Quraisy selalu dirundung kesedihan setelah terjadinya peristiwa Badar. Ketika tiba musim panas dan musim dagang Islam telah dekat, mereka dirundung kesedihan yang lain yakni perniagaannya merasa terancam. 

Safwan Bin Umayyah berkata kepada orang orang Quraisy, 

_"Muhammad dan para sahabatnya telah merintangi perniagaan kita. Kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat terhadap mereka, karena mereka tidak membiarkan daerah pantai. Penduduk daerah pantai berdamai dengan mereka, dan sebagian besar dari mereka telah memeluk Islam. Kita tidak tahu cara menanggulangi, apa yang dapat ditempuh kalau kita tetap tinggal dirumah._ 
_Modal kita akan habis dimakan, sementara penghidupan kita di Mekkah tergantung pada perniagaan kita ke Syam di musim panas dan ke Habasyah di musim dingin."_

Terjadilah dialog sekitar topik tersebut. Al Aswad bin Abdul Muthalib berkata kepada Sofwan, 

_"Tinggalkan jalan lewat daerah pantai, dan ambillah jalan lewat Irak."_ 

Jalan lewat Irak merupakan jalan yang panjang melewati Najad sampai ke Syam, dan melewati sebelah timur Madinah. Orang-orang Quraisy sangat tidak mengetahui jalur tersebut, maka Al Aswad bin Abdul-Muththalib menyarankan agar menjadikan Farat bin Hayyan dan Bani Bakar bin Wa'il sebagai pemandunya, dan dia sendiri adalah pemimpin dalam perjalanan tersebut.

Berangkatlah kafilah Quraisy dipimpin oleh Safwan bin Umayyah lewat jalan baru. Namun berita tentang keberangkatan kafilah ini telah sampai ke Madinah. Sebab Khalid bin an-Nu'man telah masuk Islam. Dia bertemu dengan Nu'aim Bin Masud Al Asyja'i (ketika itu belum memeluk Islam) di sebuah tempat minum khamr (ketika itu khamr belum diharamkan) Dalam kesempatan tersebut Shalith bin Nu'man mendengar informasi dari Nu'aim bin Mas' tentang perjalanan kafilah Quraisy. Maka Salith bin Numan segera menghadap Nabi ﷺ menyampaikan informasi yang didengarnya.

Rasulullah ﷺ segera menyiapkan pasukan yang terdiri atas 100 personil lengkap dengan kendaraannya di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah al Kilabi. Zaid pun segera berangkat, dan di daerah Najad yakni di Qordah, Zaid berhasil menyergap kafilah yang sedang lengah. 

Zaid berhasil menguasai mereka, sedangkan Shafwan dan para pengawalnya melarikan diri tanpa perlawanan. 

Kaum muslimin menawan pemandu kafilah, yaitu Farrat bin Hayyan. Dikatakan pula bahwa kaum muslimin juga menangkap 2 orang yang lain. Mereka mengangkut bahan ghanimah besar berupa perak dan barang-barang berharga lainnya, yang diangkut oleh kafilah semua. Barang itu nilainya sekitar 100.000. 

Rasulullah ﷺ membagi-bagikan barang-barang ghanimah tersebut kepada para personil ekspedisi itu, setelah beliau ambil seperlimanya, Farrat bin Hayyan akhirnya masuk Islam di hadapan Rasulullah ﷺ . 

Peristiwa itu merupakan tragedi dan bencana besar bagi orang-orang Quraisy, sehingga mereka semakin resah dan bertambah sedih. Di hadapan mereka tidak ada jalan kecuali dua pilihan: 

~ Menghentikan kesombongan dan mengambil langkah perdamaian dengan kaum muslimin 

~ Menempuh langkah peperangan untuk mengembalikan kewibawaan mereka dan melumpuhkan kekuatan kaum muslimin.

Namun mereka memilih langkah yang kedua sehingga tekat mereka semakin kuat untuk melakukan tindakan pembalasan. 
Mereka giat mengadakan persiapan guna menghadapi kaum muslimin dengan kekuatan maksimal, semua itu, merupakan penyebab terjadinya Perang Uhud.


*_(Bersambung)_*........
[03/11/2020, 05:31] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 91)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Abdullah Bin Ubay*

Semua keberhasilan Rasulullah ﷺ itu membuat hati Abdullah bin Ubay berubah semakin sesak karena dengki.

_"Jika ini dibiarkan, lenyap sudah impianku untuk menjadi pemimpin Madinah lagi seperti dulu!"_ demikian pikirnya. 
_"Aku harus mencari jalan untuk menjauhkan Muhammad dari umatnya."_

Abdullah bin Ubay mulai menyebarkan desas-desus, 
_"Mengapa Rasulullah ﷺ memberi bagian harta rampasan kepada Utsman bin Affan? Padahal, Utsman tidak ikut ke Perang Badar! Ini pasti karena Utsman lebih dicintai dari kita semua!"_

"Namun para sahabat Rasulullah ﷺ segera mendatangi Abdullah bin Ubay dan memberinya peringatan agar tidak menyebarkan desas-desus.

_"Utsman sudah berkeras ingin pergi, tetapi Rasullullah ﷺ memerintahkan agar tinggal di rumah dan merawat Rukayah, putrinya yang sedang sakit! Jadi, sebenarnya Utsman juga berhak atas rampasan perang!"_ demikian kata beberapa sahabat.

Abdullah bin Ubay terdiam,  tetapi ia pun mencari jalan lain. Kemudian disebarkannya desas-desus, 
_"Muhammad itu mengajarkan agar kita berpaling dari harta dunia, tapi sebenarnya harta tebusan yang banyak itu ia gunakan untuk makan dan minum enak serta memiliki perabotan rumah yang mewah layaknya Kaisar Persia!"_

Sambil menebarkan desas desus itu Abdullah bin Ubay diam-diam mendatangi seorang wanita Anshor dan menyuruhnya memberikan permadani yang indah dan sangat mahal kepada Aisyah. 
Tanpa ada rasa curiga, Aisyah yang masih muda dan lugu pun menerimanya dengan senang. 

Ketika Rasulullah ﷺ  mendengar berita ini, beliau segera pulang dan menemui istrinya Aisyah yang sedang duduk duduk di atas permadani yang mahal itu. Wajah Aisyah berseri-seri memiliki perabotan seindah itu.

_"Aisyah, apa ini?"_ tanya Rasulullah ﷺ 

_"Seorang wanita Anshor datang ke sini dan melihat tikarmu,"_ jawab Aisyah. 
_"Ia kemudian mengutus orang agar menyampaikan permadani ini kepadaku."_

Rasulullah ﷺ menyuruh Aisyah untuk mengembalikan permadani itu. Kemudian beliau tidur di atas tikarnya yang biasa kembali.

Abdullah bin Ubay walaupun telah menyatakan diri sebagai Muslim dia tetap bersikap keras kepada Rasulullah ﷺ, dan menganggap Rasulullah tidak adil karena dianggap telah merampas kekuasaannya yang dipegangnya sebelum Rasulullah ﷺ datang ke Madinah.

Abdullah bin Ubay pun selalu berusaha memalingkan manusia dari ajaran Islam.

*Tidur di atas Tikar*

Umar Bin Khattab bergegas mendatangi rumah Rasulullah ﷺ. Ia ingin membuktikan bahwa desas-desus yang disebarkan orang tentang Rasulullah ﷺ yang memiliki perabot mewah itu sama sekali tidak benar.

Ketika Umar sampai di rumah Rasulullah ﷺ, sama sekali tidak dilihatnya perabot perabot mewah yang didesas-desuskan itu. Rumah Rasulullah ﷺ  tetap seperti dulu, tidak ada sama sekali yang berubah. 

Mengetahui Umar Bin Khattab datang, Rasulullah ﷺ bangun dari atas tikarnya. Seketika itu, Umar melihat bekas-bekas tikar yang kasar membekas pada tubuh Rasulullah ﷺ. Tidak kuat menahan haru akhirnya Umar menangis. 

Rasulullah ﷺ berpaling heran lalu beliau bertanya lembut, 

_"Ya Umar, Apa yang menyebabkan engkau menangis?"_

_"Bagaimana aku tidak akan meneteskan air mata jika aku melihat bekas-bekas tikar itu melekat pada tulang rusukmu. Hanya inilah harta kekayaanmu yang aku tahu. Sedangkan Kaisar Romawi dan Persia hidup dalam gelimangan harta benda."_

Rasulullah ﷺ merasakan betul kesedihan Umar. Beliau lalu menghibur Umar dengan memberikan pelajaran bahwa nilai seseorang tidaklah ditentukan oleh harta kekayaan yang dimilikinya, tetapi tergantung pada kemampuannya untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain. Kebajikan akan membuat seseorang menjadi kekal. Orang yang terus menerus melakukan kebaikan, akan menghasilkan buah kebaikan pula untuk selama-lamanya.

Sabda Rasulullah ﷺ agar kita selalu bersyukur:

_"Apabila di antara kamu sekalian melihat orang yang dianugerahi harta dan rupa, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari mereka, karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak merasa kekurangan nikmat yang Allah berikan kepadamu."_


*_(Bersambung)_*.......
[04/11/2020, 05:12] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 92)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Kesedihan Umar

Setelah perang Badar, beberapa wanita menjadi janda karena suaminya gugur. Rasulullah ﷺ berusaha meringankan beban para wanita itu dengan memberikan santunan dari hasil rampasan perang. Bagi wanita yang masih muda, Rasulullah ﷺ berusaha menikahkan mereka dengan sahabat lain yang mampu.

Hafshah putri Umar Bin Khattab, adalah salah seorang wanita muda yang ditinggali suaminya yang telah syahid. Umar tentu sangat sedih memikirkan nasib putrinya. Maka, ia pun pergi menemui Utsman bin Affan dan bertanya apakah Utsman bersedia menikahi Hafshah?

_"Maaf, saya sedang tidak bersedia untuk menikah lagi."_ demikian jawab Utsman.

Umar kemudian mendatangi Abu Bakar dan bertanya apakah Abu Bakar bersedia menikahi Hafshah. Namun, Abu Bakar diam saja. Dengan sedih, Umar Bin Khattab menemui Rasulullah ﷺ dan mengadukan nasib Hafshah serta penolakan kedua sahabatnya itu.

Rasulullah ﷺ tersenyum menghibur,
_"Hafshah akan menikah dengan orang yang lebih baik daripada Abu Bakar dan Utsman."_

Umar Bin Khattab menatap Rasulullah tidak mengerti. Siapakah yang lebih baik daripada Abu Bakar dan Utsman?

Ternyata, Rasulullah sendiri yang melamar Hafshah.

Subhanallah, saat itu juga, perasaan Umar Bin Khattab meluap dengan kegembiraan yang tidak terlukiskan. Di tengah perjalanan pulang, ia bertemu Abu Bakar dan menyampaikan berita gembira itu.

Abu Bakat berkata:
_"Memang, Rasulullah sudah pernah membicarakan hal itu kepadaku. Karena itu, aku tidak ingin membuka rahasianya. Andaikata saja beliau tidak meminang Hafshah, sudah tentu akulah yang akan memperistrinya,"_ demikian jawab Abu Bakar.

Setelah Hafshah menjadi istri Rasulullah ﷺ maka saat itu Ibu kaum muslimin pun menjadi tiga orang:

*_Saudah, Aisyah, dan Hafshah._*

 Rasulullah ﷺ menetap di tempat ketiganya secara bergantian. Pada pagi hari, mereka semua berkumpul untuk mendengar nasihat Rasulullah ﷺ.
Pada Sore harinya, mereka kembali berkumpul dan menceritakan semua yang mereka alami hari itu. Hal demikian menambah indah suasana rumah Rasulullah ﷺ.

Sejak saat itu Umar Bin Khattab dengan gencar menganjurkan para sahabat yang lain agar mau menikahi para janda syuhada.

*Persiapan Perang Quraisy*

Rasa geram dan gelisah terus menghantui perasaan orang-orang Quraisy di Mekah sejak kekalahan Badar. Akhirnya para pembesar mereka berkumpul di Darun Nadwah.

_"Kafilah dagang yang tersisa lebih baik kita jual! Sebagian keuntungannya kita sisihkan untuk menyiapkan Angkatan Perang agar kita bisa memukul Muhammad!"_ demikianlah usul seorang pembesar.

Usul itu pun diterima dengan suara bulat.

Rapat-rapat perang terus diadakan. Ada yang berpendapat supaya kaum wanita diajak ikut. _"Biar kaum wanita bertugas membakar kemarahan dan mengingatkan kepada korban-korban Badar. Kita adalah masyarakat yang sudah bertekad mati tidak akan pulang sebelum sempat melihat mangsa kita atau kita sendiri mati untuk itu!"_

_"Saudara-saudara Quraisy,"_ demikian sahut yang lain,
_"melepaskan wanita wanita kita ke hadapan musuh bukanlah suatu pendapat yang baik, Apabila kalian mengalami kekalahan wanita-wanita kita pun akan tertawan."_

Tiba-tiba Hindun bin Utbah Istri Abu Sufyan berteriak,

_"Kamu yang selamat dari Perang Badar bisa kembali bertemu istrimu, itu sebabnya kamu tidak berjuang mati-matian. Ya kami kaum wanita akan berangkat dan ikut menyaksikan peperangan. Jangan ada orang yang menyerukan pulang seperti gadis-gadis kita dulu dalam perjalanan ke Badar. Mereka disuruh pulang ketika sudah sampai di Juhfah. Akibatnya orang-orang kesayangan kita terbunuh karena tidak ada orang yang dapat memberikan semangat kepada mereka!"_

Demikianlah, akhirnya kaum wanita Quraisy diizinkan ikut dalam peperangan. Maka Hindun memanggil Wahsyi seorang budak hitam dari Habasyah. Wahsyi terkenal sebagai pelempar tombak yang lihai.

_"Kau akan kuberikan banyak harta jika berhasil membunuh Hamzah,"_ demikian kata Hindun.

Majikan Wahsyi Jubair bin Mut'im juga berkata,

_"Kau juga akan ku bebaskan jika berhasil membunuh Hamzah. Paman ku telah dibunuh orang itu dalam Perang Badar."_

*Pasukan Quraisy Berangkat*

Setelah semua persiapan matang, pasukan Quraisy pun berangkat. Mereka terdiri atas 3000 orang dengan 3000 unta. 200 di antaranya menunggang kuda dan 700 orang berbaju besi. Di barisan belakang para wanita Mekah dan budak-budak perempuan yang cantik berjalan mengiringi.
Mereka memakai perhiasan-perhiasan indah dengan wewangian semerbak. Di tengah tengah barisan wanita itu, berjalan Hindun binti Utbah dialah yang memegang komando dari barisan wanita untuk menabuh rebana dan menyanyi.

_"Kalian tidak boleh mendekati kami wahai kaum laki-laki,"_ teriak Hindun. Sorot matanya memancarkan kobaran api.

_"Kami bersumpah bahwa kaum laki-laki tidak boleh mendekati kami sebelum mereka menumpas Muhammad dengan semua pasukannya sehingga kami dapat pulang sambil menjinjing kepala Hamzah!"_


*_(Bersambung.)_*....
[05/11/2020, 05:33] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 93)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Semangat Quraisy*

Semangat membalas dendam menyala berkobar kobar di hati setiap tentara Quraisy. Apalagi, mereka ingin memamerkan kemampuan tempur di hadapan bunga-bunga Quraisy yang kini terus menyanyi mengorbankan semangat. Genderang bertalu-talu dan wewangian nan semerbak merebak. Belum pernah sebelumnya orang-orang Quraisy berangkat perang dengan tekad sekuat ini.

Di depan, Abu Sufyan memegang komando. Dua pasukan berkuda kavaleri yang dipimpin Khalid bin Walid dan Iqlima Bin Abu Jahal mengawali Sisi kiri dan kanan.

Di dusun Abwa, beberapa prajurit Quraisy hampir saja membongkar kuburan Aminah, ibunda Rasulullah ﷺ. Untung para Pembesar Quraisy segera datang dan melarang.

_"Nanti mereka juga akan membongkar makam-makam kita,"_ cegah pembesar itu.

Pasukan tersebut terus bergerak semakin dekat ke Madinah, mereka sudah siap beraksi bagai angin puyuh yang akan menerjang. Angin puyuh yang diliputi nyala api kemarahan dan angan angan kemenangan yang memabukkan.
Mereka mendekati Madinah dari dataran tinggi. Di tempat itu, gunung Uhud yang kasar menggunduk bagai makhluk besar yang siap menerkam.

Kaum muslimin di Madinah pasti akan sangat terkejut, jika mereka tidak mengetahui meningkatnya pasukan yang jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada pasukan yang pernah mereka taklukan di Badar. Apakah kaum muslimin mengetahui gerakan ini?
Jika mereka mengetahui, strategi apa yang akan dilakukan Rasulullah ﷺ ? Akankah beliau memimpin kaum muslim bergerak menyongsong musuh atau bertahan di Madinah?

*Kaum Muslimin Bermusyawarah*

Paman Rasulullah ﷺ , Abbas bin Abdul Muthalib ikut dalam pasukan Quraisy itu. Ia memang masih mencintai agama nenek moyangnya, tapi hatinya sudah semakin kagum kepada keponakannya itu. Abbas ingat ketika ia diperlakukan dengan baik sebagai tawanan pada Perang Badar.
Karena itulah sebelum pasukan Quraisy berangkat, diam-diam Abbas mengirimkan surat kepada seorang Bani Ghifar untuk disampaikan kepada Rasulullah ﷺ. Surat ini berisi berita pemberangkatan pasukan Quraisy.

Seorang utusan Abbas memberitakan keberangkatan Quraisy kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ segera mengajak para sahabat bermusyawarah.
Kita akan pergi ke luar kota atau menyongsong di dalam kota. Abdullah bin Ubay mengatakan ingin bertahan di dalam kota.

Musyawarah membuat semua orang jadi mengetahui sepenuhnya bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Hal itu akan membuat anggota pasukan saling mempercayai. Setiap orang akan menganggap dirinya benar-benar bagian dari pasukan, sehingga mampu berjuang saling bahu-membahu.

*Keberanian Para Pemuda*

Para sesepuh Anshor angkat bicara,

_"Ya Rasulullah, tetaplah tinggal di Madinah. Jangan pergi menghadapi musuh karena itu berarti musuh sudah menang. Andaikata musuh yang datang menyerbu, kita pasti yang menang. Biarkan saja mereka di sana mengepung kita. Jika mereka memaksakan diri bertahan, berarti mereka justru berada dalam keadaan merugikan diri sendiri."_

Sebetulnya, Rasulullah ﷺ ingin agar kaum Muslimin menyepakati usul ini. Para sesepuh Anshor yang telah berjuang mempertahankan kota selama puluhan tahun tentu tahu benar bahwa mereka lebih baik bertahan di dalam kota.
Namun tidak demikian halnya dengan para pemuda Muslim yang semangatnya sedang menyala-nyala. Mereka terpukau atas kemenangan 300 orang sahabat Rasulullah ﷺ menghadapi 1000 orang musuh pada Perang Badar.

Sebenarnya, Rasulullah ﷺ memang cenderung pada pendapat para sesepuh Anshar itu. Akan tetapi, di balik itu, Rasulullah ﷺ juga mengetahui bahwa apabila mereka bertahan di dalam kota, sangat mungkin akan terjadi penghianatan dari kaum munafik atau orang Yahudi.

Tiba-tiba Bilal mengumandangkan adzan.
Rapat perang pun dihentikan dan Rasulullah ﷺ memimpin mereka melaksanakan shalat Jum'at. Khutbah Rasulullah ﷺ kali itu berisi ajakan agar kaum muslimin menabahkan hati untuk memperoleh kemenangan. Kemudian dimintanya kaum muslimin bersiap menghadapi musuh.

Setelah sholat Jumat, rapat dilanjutkan lagi, Saad bin Khaitsama berkata,

_"Semoga Allah memberikan kemenangan atau mati syahid._
_Dalam perang Badar saya amat mendambakan mati syahid, tapi ternyata meleset. Justru anak saya yang mendapatkannya._ _Semalam, saya bermimpi bertemu_  _dengan anak saya dan_
_dia berkata_ ,  _"Ayah susullah kami dan kita bertemu di dalam surga."_ _Sudah saya dapatkan apa yang dijanjikan Allah kepada saya."_
_"Ya Rosulullah, sungguh rindu saya akan menemui anak saya di dalam surga. Saya sudah tua, tulang sudah rapuh. Saya ingin bertemu Allah."_
Kata-kata itu semakin menguatkan semangat kaum Muslimin untuk menyongsong musuh ke luar kota.

_"Saya khawatir kamu akan kalah jika pergi ke luar kota,"_ demikian Sabda Rasulullah ﷺ .

Namun suara terbanyak kaum muslimin adalah agar mereka menyongsong musuh. Rasulullah ﷺ pun segera mengetahui keputusan mana yang akan diambil.

Setiap pemuda tentulah tidak sama. Pemuda yang berangan-angan memiliki uang yang banyak dan hidup berfoya foya dengan pemuda yang bertekad bulat dan kuat untuk mewujudkan kemenangan serta kemuliaan Islam.

*_(Bersambung)_*.......
[06/11/2020, 05:23] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 94)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Baju Perang Rasulullah*

Selepas sholat Asar, Rasulullah ﷺ masuk ke rumah untuk mempersiapkan diri. Abu Bakar dan Umar membantu Rasulullah ﷺ mengenakan sorban, pedang, dan baju besi. Ketika Rasulullah ﷺ di rumah para sahabat di luar sedang ramai kaum muslimin bertukar pikiran. Usaid bin Hudair dan Saad bin Muadz adalah orang yang berpendapat bahwa lebih baik bertahan di dalam kota.

Mereka pun berkata kepada kaum muslimin yang berniat menyongsong musuh ke luar.

_"Tuan-tuan mengetahui, Rasulullah ﷺ berpendapat mau bertahan dalam kota namun tuan-tuan berpendapat lain lagi dan memaksa beliau bertempur ke luar. Padahal lihatlah Rasulullah ﷺ agak enggan melaksanakan strategi itu. Serahkan sajalah soal ini ke tangan Beliau. Apa yang diperintahkan-nya kepadamu, jalankanlah!"_

Mendengar kata-kata itu, sikap para pemuda yang ingin menyongsong musuh pun melunak. Mereka sadar bahwa mereka telah menentang pendapat Rasulullah rﷺ, padahal sangat mungkin pendapat Rasulullah ﷺ itu datang dari Allah. Maka ketika Rasulullah ﷺ telah keluar rumah sambil mengenakan baju besi, mereka berkata,

_"Rasulullah bukan maksud kami hendak menentang tuan. Lakukanlah apa yang tuan kehendaki. Juga kami tidak bermaksud memaksa tuan. Kami tahu bahwa kehendak tuan mungkin berasal dari Allah_

_"Ke dalam pembicaraan semacam inilah saya ajak tuan-tuan, tetapi tuan tuan menolak,"_ demikian jawab Rasulullah ﷺ.

_"Tidak layak bagi seorang nabi yang apabila sudah mengenakan pakaian besinya lalu akan menanggalkannya kembali sebelum Allah memberikan putusan antara dirinya dan musuhnya. Perhatikanlah apa yang saya perintahkan kepada kamu sekalian, kemudian ikuti. Atas ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu."_

Demikianlah, Rasulullah ﷺ selalu memegang keputusan hasil musyawarah, keputusan seperti itu tidak dapat dibatalkan oleh keinginan keinginan tertentu. Keputusan hasil musyawarah harus dilaksanakan dengan cara sebaik-baiknya.

Lalu berangkatlah kaum muslimin dipimpin oleh Rasulullah ﷺ ke arah Uhud. Di suatu tempat bernama Syaikhan dia berhenti. Dilihatnya dari kejauhan di atas pasukan tentara yang belum dikenal, siapakah mereka itu? lawan atau kawan?

*Kaum Muslimin Berangkat*

Seseorang kemudian memberitahu Rasulullah ﷺ,
_"Itu adalah orang-orang Yahudi sekutu Abdullah bin Ubay."_

Rasulullah ﷺ bersabda,
_"Jangan meminta pertolongan orang-orang kafir dalam melawan orang orang musyrik sebelum mereka masuk Islam."_

Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan Yahudi itu pulang ke Madinah. Sebelum pulang, orang-orang Yahudi itu berkata kepada Abdullah bin Ubay,

_"Kau sudah menasehati Muhammad dan Kau Berikan pendapatmu berdasarkan pengalaman orang-orang tua dahulu. Sebenarnya, dia sependapat denganmu lalu ia menolak dan menuruti kehendak pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya."_

Abdullah bin Ubay senang sekali mendengar pendapat itu.

_"Memang betul,"_ demikian pikir Abdullah bin Ubay, aku sudah menasehati Muhammad dan dia tidak menurut, jadi sudah sepantasnya jika aku tidak ikut dalam perang ini.

Kemudian Abdullah bin Ubay mulai menghasut dan menyebarkan desas desus untuk membuat hati sebagian orang menjadi ragu.

Keesokan harinya Abdullah bin Ubay berhasil mempengaruhi 300 pengikutnya agar menarik diri dari pasukan Rasulullah ﷺ dan kembali ke Madinah menyusul pasukan Yahudi.

Kini tinggal Rasulullah ﷺ beserta 700 orang sahabat yang melanjutkan perjalanan ke gunung Uhud untuk menyongsong musuh.

_"Bersabarlah, Bersabarlah,"_ demikian nasihat Rasulullah ﷺ kepada para sahabat yang tetap bersamanya.

Saat itu pasukan muslimin sebenarnya sangat membutuhkan kuda, tapi Abdullah bin Ubay telah menggiring sebagian besar kuda dan dibawa pulang. Kini mereka semakin dekat ke uhud.

Pagi-pagi sekali, sebelum musuh terbangun, pasukan muslimin bergerak maju ke Uhud dan memotong jalan sedemikian rupa, sehingga musuh berada di belakang mereka.
Dengan strategi itu pasukan muslimin lebih dulu tiba di Gunung uhud sehingga bisa lebih leluasa menempatkan pasukan.

_"Bersabarlah, Bersabarlah,"_ demikian nasehat Rasulullah ﷺ kepada para sahabat yang tetap bersamanya.

Dalam Perang Badar pihak muslim hanya memiliki 3 ekor kuda ini berarti satu kuda untuk setiap 100 orang namun berkat usaha keras Nabi dalam waktu 7 tahun pasukan muslim memiliki 10000 ekor kuda untuk  30.000 tentara berarti satu kuda untuk setiap 3 orang.

*Penempatan Pasukan Panah*

Rasulullah ﷺ segera mengatur barisan para sahabat. Beliau menempatkan 50 pemanah di lereng gunung, kepada mereka Rasulullah ﷺ memberi perintah,

_"Lindungi kami dari belakang. Bertahanlah kamu, jangan pernah meninggalkan tempat ini. Kalau kalian melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga dapat memasuki pertahanannya, kamu jangan meninggalkan tempatmu. Jika kamu melihat kami yang diserang, jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tugas kamu adalah menghujani pasukan berkuda mereka dengan panah. Dengan serangan panah itu pasukan berkuda tidak dapat maju."_

Selain pasukan pemanah, Rasulullah ﷺ memerintahkan agar pasukan yang lain tidak menyerang siapa pun, sebelum Beliau memberi perintah menyerang.

Pasukan Quraisy yang tiba belakangan, juga segera menyusun barisan. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan sayap kiri dikomando Ikrimah bin Abu Jahal. Pasukan utama di tengah dipimpin oleh Abu Sufyan dan benderanya dipegang oleh Abdul Uzza Talhah bin Abi Talhah.

Wanita-wanita Quraisy yang memukul genderang dan rebana berjalan di tengah-tengah barisan itu. Kadang mereka di depan dan kadang di belakang. Hindun binti Utbah Istri Abu Sufyan berteriak-teriak,

_"Ayo Banu Abdul Dar, Ayo! ayo! Pengawal barisan belakang! hantamlah dengan segala yang tajam!"_


*_(Bersambung)_*........
[07/11/2020, 05:22] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 95)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Kedua belah pihak kini sudah siap bertempur. Masing-masing sudah menyiapkan seluruh kekuatan terbaiknya kepada lawan.
Yang selalu teringat oleh orang-orang Quraisy adalah peristiwa Badar dan korban-korbannya. Sementara itu yang selalu teringat oleh kaum Muslimin adalah Allah serta pertolongan-Nya.

Rasulullah ﷺ berpidato di hadapan pasukannya dan memberi semangat dalam menghadapi pertempuran. Beliau berjanji bahwa pasukannya akan mendapatkan kemenangan, asalkan mereka tabah.

Beliau kemudian mencabut sebilah pedang, mengacungkannya, dan bertanya,

_"Siapa yang sanggup memegang pedang ini agar diperlakukan sesuai dengan tugasnya?"_

Beberapa orang tampil, tetapi pedang itu tidak pula diberikan Rasulullah ﷺ. Siapakah kiranya pendekar muslim yang mendapatkan kehormatan untuk menggunakan pedang Rasulullah ﷺ tersebut?

*Abu Dujanah*

Kemudian tampillah Abu Dujanah Simak bin Kharasyah dari Banu Sa'idah. Ia bertanya,

_"Apa tugasnya, ya Rasulullah?"_

_"Tugasnya ialah menghantamkannya kepada musuh sampai bengkok!"_ demikian jawab Rasulullah ﷺ."

Ketika Abu Dujannah menyanggupi, Rasulullah ﷺ pun memberikan pedang itu kepadanya. Abu Dujanah adalah laki-laki yang sangat berani. Ia mengeluarkan pita merah, lalu teman-temannya bergumam,

_"Lihat Abu Dujanah telah mengeluarkan pita mautnya!"_

Semua orang mengetahui bahwa Abu Dujanah sudah siap bertempur apabila ia telah mengeluarkan pita merahnya itu. Pita itu diikatkan di kepala, kemudian ia berjalan dengan angkuh dan berlagak di tengah tengah pasukan seperti yang biasa ia lakukan apabila sudah siap menghadapi pertempuran.

Rasulullah ﷺ melihat perilaku Abu Dujanah itu kemudian bersabda,

_"Cara berjalan seperti itu sangat dibenci Allah, kecuali dalam pertempuran seperti ini."_

Rasulullah ﷺ memberikan kepercayaan kepada Mushab bin Umair untuk memegang bendera pasukan. Hamzah bin Abdul Muththalib berada di barisan terdepan didampingi Abu Dujanah, Ali bin Abi Thalib, Saad bin Abi Waqqash, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah.

Orang pertama  mencetuskan pertempuran adalah Abu Amir Abdul Hamid bin Shaifi Al Ausi. Ia sebenarnya berasal dari suku Aus, tetapi sengaja pindah dari Madinah ke Mekkah untuk mengobarkan semangat Quraisy agar memerangi Rasulullah ﷺ. Ia tidak ikut dalam Perang Badar. Kini a terjun dalam Perang Uhud dengan membawa limabelas orang dari suku Aus. Selain itu beberapa budak penduduk Mekah juga bergabung dengan regunya.

Abu Amir maju ke depan dan memanggil-manggil kaum muslimin dari golongan Aus. Menurut dugaannya, orang-orang Islam dari Aus itu akan menuruti panggilannya dan memihak Quraisy.

_"Saudara-saudara dari Aus! Saya adalah Abu Amir!"_ demikian panggilnya berkali-kali. Akan tetapi, kaum muslimin dari kalangan Aus membalas dengan teriakan pula,

_"Allah tidak akan memberikan kesenangan kepadamu, durhaka!"_

Kemudian pertempuran pun pecah!

Rasulullah ﷺ bersabda,

_"Ditempatkan di bagian terdepan dari jalan Allah selama 1 hari lebih baik daripada dunia dan segala isinya!"_ Beliau juga berkata,

_"Setiap orang yang gugur telah menyelesaikan tugas sepenuhnya, kecuali orang yang berada di bagian terdepan dari jalan Allah karena amalnya akan terus bertambah sampai hari kebangkitan."_

*Pertempuran*

700 orang beriman melawan 3000 orang musyrik!

Sayap kiri Quraisy yang terdiri atas pasukan Pemuda dan Kavaleri pimpinan *_Ikrimah bin Abu Jahal_* pun bergerak maju. Mereka berusaha menyerang pasukan muslim dari samping. Namun, pasukan pemanah muslim menghujani mereka dengan panah dan batu. Abu Amir dan para pengikutnya dibuat mundur tunggang langgang.

Saat itu Hamzah bin Abdul-Muththalib terjun ke tengah pertempuran sambil meneriakkan teriakan tempur Uhud yang terkenal. _"Mati! Mati!"_

Tholhah bin Abu Talhah yang membawa Bendera Quraisy berteriak, _"Siapa yang akan berduel denganku?"_

Ali bin Abi Thalib pun maju. Dengan tangkas dan sangat cepat. Ali menebas lawannya itu sampai terbelah dua. Melihat hal itu Rasulullah ﷺ menjadi lega.
Seketika, takbir pun berkumandang dari barisan muslimin. Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan muslim melancarkan serangan.

Abu Dujanah mengamuk! Dibunuhnya setiap lawan. Barisan orang musyrik jadi kacau balau. Kemudian ia melihat seseorang sedang mencincang tubuh seorang muslim dengan amat keji.

Amarah Abu Dujanah bangkit! Ia melompat dan hendak menebas orang itu dengan sekali ayunan. Tapi saat itu dilihatnya sasarannya ternyata Hindun bin Utbah. Abu Dujanah mundur dan menyerang ke arah lain. Terlalu mulia rasanya apabila Pedang Rasulullah ﷺ dihantamkan pada seorang wanita.

Orang-orang Quraisy pun balas menyerang dengan sangat keras. Darah mereka mendidih mengingat kematian para pemimpin mereka pada Perang Badar. Di belakang mereka, kaum wanita mengobarkan semangat.

Tidak sedikit para budak yang akan dijanjikan kebebasan apabila berhasil membalaskan dendam kematian seorang bapak, saudara suami, atau orang orang tercinta dari majikan mereka.

Hindun bin Utbah sangat mendendam kepada Hamzah. Ia telah menjanjikan hadiah besar dan kebebasan kepada seseorang budak apabila berhasil membunuh Hamzah. Kini, Wahsyi mulai menjalankan tugasnya. Ia mengendap dengan lincah kesana kemari untuk mencari di mana Hamzah bin Abdul-Muththalib berada.


*_(Bersambung)_*........
[08/11/2020, 05:02] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ

*_(Bagian 96)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Syahidnya Hamzah*

Di kemudian hari, ketika ia sudah memeluk Islam, Wahsyi menceritakan peristiwa Uhud dengan air mata duka dan penyesalan.

_"Setelah dijanjikan hadiah dan kebebasan, aku berangkat bersama pasukan Quraisy. Aku adalah orang Habasyah yang jika sudah melemparkan tombak dengan cara Habasiyah, jarang sekali meleset._

_Ketika terjadi pertempuran, kucari Hamzah dan kuincar dia. Kemudian, kulihat dia di tengah-tengah orang banyak itu, seperti seekor unta kelabu sedang membabati orang dengan pedangnya. Lalu tombak ku ayun-ayun kan, dan setelah merasa pasti sekali arah sasaran, baru kulemparkan tombak itu tepat mengenai bagian bawah perut Hamzah dan keluar di antara kedua kakinya. Kubiarkan tombak itu sampai dia mati. Sesudah itu ku hampiri dia dan ku ambil tombak ku itu, lalu aku kembali ke markas dan berdiam di sana sebab sudah tidak ada lagi tugas selain itu. Kubunuh dia hanya supaya aku dimerdekakan saja dari perbudakan. Sesudah pulang ke Mekah, aku memang dimerdekakan."_

Hamzah bin Abdul Muththalib adalah pahlawan Arab yang terkenal dan paling berani. Pada Perang Uhud itu, ia yang menjelma menjadi singa Allah yang perkasa.
Dibunuhnya Artha bin Abdul Syurahbil dan beberapa orang pemuka Quraisy lainnya. Setiap lawan di hadapannya dirobohkan dengan pedangnya dan setelah itu dihadapinya lawan yang lain.

Pada akhir pertempuran dengan tergesa-gesa Hindun mendatangi jasad Hamzah. Wanita itu kemudian mengambil jantung Hamzah dan memakannya begitu saja, sambil menari-nari.

Tubuh Hamzah ditemukan Rasulullah ﷺ dalam keadaan tercabik-cabik.

Kaum muslimin bertempur dengan gagah, tapi tidak semuanya mendapatkan surga. Contohnya adalah Qusman. Ia adalah seorang munafik. Semula, Ia tidak berangkat perang, tetapi para wanita menghinanya.

_"Qusman tidak malu kau seperti perempuan saja, semua orang berangkat perang, sedang kau berdiam diri dalam rumah!"_

Dengan berang Qusman mengambil panah dan pedang, lalu pergi bertempur. Ia bertempur dengan gagah dan berhasil membunuh banyak sekali lawan. Menjelang senja, setelah membunuh paling sedikitnya 7 orang musuh, ia pun membunuh dirinya.

_"Qusman, beruntung engkau mati syahid,"_ ujar Abdul Khaidaq melihat Quzman sekarat.

_"Tidak,_ jawab Qusman sebelum mati,
_"Saya bertempur bukan demi Islam tapi sekedar menjaga kehormatan saya dan untuk menjaga nama baik keluarga kami. Kalau tidak karena itu, saya tidak akan berperang."_

*Quraisy Terpukul*

Kemenangan kaum muslimin dalam Perang Uhud pada pagi hari itu benar-benar di luar dugaan. Benar sekali bahwa kemenangan pada pagi itu disebabkan kepandaian Rasulullah ﷺ dalam mengatur pasukannya. Beliau yang menempatkan pasukan panah di bukit, hingga barisan berkuda musuh tertahan tidak bisa maju.

Lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa kemenangan pagi itu disebabkan keimanan yang sungguh-sungguh. Pasukan muslim begitu yakin bahwa mereka berada di pihak yang benar, sehingga walaupun dengan perlengkapan yang minim, mereka dapat mendesak pasukan musuh yang hampir 5 kali lipat lebih kuat. Inilah rahasia mukjizat kepahlawanan yang tidak bisa digunakan oleh kekuatan materi sebesar apa pun.

Kesatuan-kesatuan Quraisy yang sudah kelabakan mulai mundur. Abu sufyan terpaksa mengumpulkan pasukannya di bagian tengah. Sayap kiri di bawah pimpinan Ikrimah sudah berlarian mundur.

Hanya Khalid bin Walid dan pasukannya di sayap kanan yang masih menjaga diri di tempat yang agak jauh. Kelihatannya, Khalid masih menghindarkan diri dari bentrokan dan ia menunggu kesempatan baik untuk melancarkan serangan.

Kenangan pahit akan kekalahan Badar tiba-tiba terlintas lagi di benak para prajurit Quraisy yang berlarian mundur. Pasukan muslim mendesak terus sampai ke jantung pertahanan musuh.

Saat seorang pembawa bendera Quraisy jatuh bersimbah darah, orang lain segera menggantikannya. Namun, Ia juga segera ditebas jatuh. Orang ketiga tampil bertahan tetapi tidak lama kemudian Ia pun segera jatuh tak bernyawa.

Hindun berteriak-teriak memberi semangat dan berusaha mencegah orang-orang yang mundur.
Pasukan Quraisy sudah tidak ingat lagi, bahwa mereka dikerumuni para wanita. Sudah tidak peduli lagi melihat berhala-berhala yang mereka bawa agar memberikan restunya, tetapi malah terjatuh dari atas unta.

Pasukan Quraisy tidak lagi memusingkan kenyataan bahwa wanita-wanita mereka akan tertawan dan harta benda mereka yang jumlahnya melimpah itu akan dirampas musuh. Semua dihantui rasa takut, Mundur! Mundur! Selamatkan diri ke tempat aman. Hanya itu yang mereka pikirkan.

Sayang sekali, Justru pada saat itulah pasukan muslim melakukan kesalahan fatal.


*_(Bersambung)_*........
[09/11/2020, 05:18] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 97)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Tergiur Harta*

Kaum muslimin terus mengejar musuh ke mana pun sampai mereka meletakkan senjata. Harta benda dan rampasan berserakan di medan pertempuran. Kuda-kuda yang
tangguh, Baju besi, unta unta tanpa tuan berkeliaran penuh muatan, setumpuk makanan lezat, dan perhiasan-perhiasan mahal, Belum lagi para wanita Quraisy yang dengan mudah dapat mereka tawan.

Harta sebanyak itu dalam sekejap saja membuat silau pasukan muslim. Harta yang berserakan itu membuat mereka lupa bahwa sesuai dengan perintah Rasulullah ﷺ, mereka harus terus mengejar musuh sampai kekuatan lawan benar benar tercerai-berai sehingga tidak mampu berkumpul lagi untuk balas menyerang.

Semua ini terlihat oleh pasukan panah di lereng gunung. Mereka tidak dapat lagi menahan keinginan untuk juga merebut harta rampasan yang bergeletakan di mana-mana.

_"Mengapa kita masih tinggal di sini, saya akan tidak mendapatkan apa-apa?"_ tanya salah seorang.

_"Allah telah menghancurkan musuh kita, mereka, saudara saudara kita juga sudah merebut markas musuh. Ke sanalah juga kita ikut mengambil rampasan itu."_

Namun salah seorang membentak:

_"Bukankah Rasulullah ﷺ sudah berpesan "Jangan meninggalkan tempat kita ini?" "sekali pun kami diserang, janganlah kami dibantu!" Bukankah demikian kata beliau?"_

_"Rasulullah ﷺ tidak menghendaki kita tinggal di sini terus menerus setelah Allah menghancurkan kaum musyrik itu."_

Abdullah bin Jubair maju untuk menengahi perdebatan itu. Ia berpidato agar mereka itu jangan melanggar perintah Rasulullah ﷺ.
Akan tetapi ada sebagian besar pasukannya tidak mau patuh. Mereka pun kemudian turun dari lereng gunung yang masih tinggi. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja. Pasukan yang bergegas turun itu bergabung dengan pasukan muslim yang lain. dan ikut memperebutkan harta rampasan.

Jadi sebagian besar pasukan panah sekarang sudah melupakan disiplin. Mereka lupa kalau kedisiplinan dan keimanan lah yang membuat mereka mampu memukul musuh. Kini mereka tengah melupakan iman dan memperebutkan harta dunia.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh seorang pemimpin Quraisy yang terkenal lihai dan gagah.

*Bencana*

Khalid bin Walid yang sampai saat itu telah menjaga pasukannya agar tidak bentrok dalam pertempuran, kini melihat kesempatan baik itu. Ia mengerti bahwa saatnya tiba untuk bergerak. Khalid bergerak sekuat kuatnya memberi Komando. Pasukan berkudanya pun mulai bergerak. Semakin cepat dan semakin cepat. Mereka memutari gunung uhud yang kini tidak dijaga lagi oleh pasukan panah. Dengan ganas pasukan kavaleri Khalid menyerang pasukan muslim dari belakang.

Mendengar teriakan perang Khalid bin Walid, pasukan Quraisy yang telah berlarian mundur kini kembali lagi. Mereka melihat kesempatan untuk menyerang balik saat itu. Mereka ingat untuk tidak membiarkan harta dan kaum wanita mereka direbut pasukan muslim.

Kini keadaan jadi berbalik, giliran pasukan muslim yang mendapat pukulan sangat hebat. Begitu tahu mereka diserang dari depan dan belakang, setiap muslim melemparkan harta yang telah mereka kumpulkan, dan kembali mencabut pedang. Namun sayang, sayang sekali! Barisan Muslim sudah pontang panting. Komandan komandan kesatuan muslim sudah tidak lagi melihat pasukannya, ada di dekat mereka. Pasukan muslim yang tadinya berjuang untuk menyelamatkan Iman, kini berjuang tercerai berai untuk menyelamatkan diri. Tadinya mereka berjuang di bawah satu pemimpin yang kuat, kini berjuang tanpa pemimpin lagi.

Begitu paniknya keadaan pasukan muslim sampai beberapa dari mereka malah menghantam saudaranya sendiri dengan pedang. Keadaan tambah mengguncangkan Iman ketika mendengar ada yang berteriak-teriak, _"Rasulullah telah terbunuh, Rasulullah telah terbunuh !"_

Hampir setiap orang pasukan muslim sekarang berusaha melepaskan diri dari kepungan di tempat aman. Kecuali beberapa sahabat yang tetap berjuang dengan Istiqomah dari awal, seperti Ali bin Abi Thalib dan beberapa orang lainnya.

**Di kemudian hari, Khalid bin Walid akan masuk Islam pada zaman Abu Bakar pada saat terjadi pemberontakan di mana-mana.
Abu Bakar mengangkat Khalid menjadi Panglima seraya berkata,
_"Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baik hamba Allah dan Kawan sepergaulan ialah Khalid bin Walid, sebilah pedang di antara pedang-pedang Allah yang ditembuskan kepada orang-orang kafir dan munafik._

*_(Bersambung)_*.........
[10/11/2020, 05:11] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 98)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Rasulullah Terluka*

Begitu orang Quraisy mendengar Rasulullah ﷺ. terbunuh, seperti banjir,  mereka mengalir ke tempat di mana Rasulullah ﷺ berada.

Semuanya berlomba ingin mengakui bahwa merekalah yang membunuh Rasulullah ﷺ  atau ikut memegang peranan di dalamnya.

Tentu hal itu akan dapat mereka banggakan sampai ke anak cucu mereka.

Ketika itulah, kaum muslimin yang berada di sekeliling Rasulullah ﷺ tersentak sadar.

Mereka bergerak mengelilingi, menjaga, dan melindungi Rasulullah ﷺ yang amat mereka cintai.

Iman mereka kembali tergugah memenuhi jiwa.

Semangat mereka melambung lagi untuk meraih surga.

Kekhawatiran yang amat sangat akan keselamatan Rasulullah ﷺ membuat mereka kembali mendambakan mati.

Hidup di dunia ini terasa tak ada artinya lagi jika Rasulullah ﷺ gugur dalam lindungan mereka.

Saat itu, sebuah batu melayang dan menghantam wajah Rasulullah ﷺ.

Batu itu dilemparkan oleh Utbah bin Abi Waqqash.

Gigi geraham Rasulullah ﷺ rontok dan wajah beliau berdarah.

Bibir Rasulullah ﷺ pecah-pecah.

Dua keping lingkaran topi besi yang menutupi wajah beliau bengkok menghimpit pipi Rasulullah ﷺ.

Melihat hal itu,  iman dan keberanian para sahabat di sekeliling Rasulullah ﷺ semakin besar.

Harga diri mereka sangat terluka melihat luka yang dialami Rasulullah ﷺ.

Setelah terhuyung sejenak akibat hantaman batu yang demikian keras. Rasulullah ﷺ kembali dapat menguasai diri.

Beliau terus berjalan ke tempat aman dikelilingi para sahabat yang setia.

Tiba-tiba Rasulullah ﷺ terperosok ke dalam sebuah lubang.

Lubang itu sengaja digali oleh Abu Amir untuk menjerumuskan kaum Muslimin.

Cepat-cepat, Ali bin Abi Tholib menghampiri, meraih dan memegang tangan Rasulullah ﷺ.

Thalhah bin Ubaidillah membantu mengangkat beliau hingga dapat berdiri kembali.

Kemudian, bersama para sahabatnya, Rasulullah ﷺ berjalan terus mendaki gunung Uhud.

Tempat itu merupakan satu-satunya peluang bagi beliau untuk menghindari kejaran musuh.

Keadaan mengenaskan yang menimpa Rasulullah ﷺ itulah yang menghidupkan kembali semangat juang di hati para sahabat.

*Rela Mati demi Rasulullah*

Hari sudah menjelang tengah hari.

Saat itu, Ummu Umaroh seorang muslimah Anshar, tengah berkeliling membagikan air kepada kaum muslimin yang tengah berjuang.

Namun, begitu dilihatnya kaum muslimin mundur. Ummu Umarah melemparkan tempat airnya.

Ia mencabut pedang dan terjun ke dalam pertempuran.

Tujuannya hanya satu, melindungi Rasulullah ﷺ walau harus mati.

Ummu Umarah  menebas musuh dan menembakkan panah sampai tubuhnya sendiri dipenuhi banyak luka.

Sementara itu Abu Dujanah menjadikan punggungnya sebagai perisai Rasulullah ﷺ.

Beberapa panah yang melayang ke arah Rasulullah ﷺ tertahan di punggung Abu Dujannah.

Di samping Rasulullah ﷺ, Saad bin Abi Waqqash berdiri melepaskan panahnya untuk menahan musuh.

Rasulullah ﷺ memberikan anak panah ke pada Saad sambil berkata,

_"Lepaskan anak panah itu ! ."_

Rasulullah ﷺ sendiri terus menembakkan anak panah sampai ujung busurnya patah.

Beberapa sahabat, termasuk Abu Bakar dan Umar Bin Khattab, tidak mengetahui kalau Rasulullah ﷺ masih hidup.

Mereka mengira Rasulullah ﷺ  telah gugur mengingat begitu membanjirnya pasukan musuh menyerbu ke tempat Rasulullah ﷺ berada.

Keduanya pergi ke arah gunung dengan kepala tertunduk pasrah.

Anas bin Nadzir bertanya kepada mereka,

_"Mengapa kalian duduk-duduk di sini ?"_

_"Rasulullah sudah terbunuh,"_ jawab keduanya.

_"Perlu apalagi kita hidup sesudah itu ?_

_Bangunlah !_

_Dan biarlah kita juga mati untuk tujuan yang sama !"_

Setelah berkata begitu Anas bin Nadzir menyerbu musuh, bertempur dengan gagah tiada taranya.

Dia baru mendapatkan Syahid setelah ditebas 70 kali.

Begitu rusak tubuh Anas bin Nadhir sampai tidak seorang pun mengenali jasad nya kecuali adik perempuannya yang mengenali Anas dari ciri yang terdapat pada ujung jarinya.

Abu Sufyan yang yakin sekali bahwa Rasulullah ﷺ telah gugur, sibuk mencari-cari mayat beliau di tengah korban-korban Muslim.

*Akhir Pertempuran*

Ketika orang Quraisy berteriak-teriak bahwa Muhammad telah mati.

Rasulullah ﷺ  menyuruh para sahabat agar tidak membantahnya.

Hal itu untuk menghindari lebih banyak lagi serbuan musuh ke arah beliau.

Namun, begitu Ka'ab bin Malik datang mendekat, ia mengenali Rasulullah ﷺ.

Ketika melihat mata Rasulullah ﷺ  yang berkilau di balik helm bajanya, kemudian ia berteriak,

_"Saudara-saudara kaum muslimin !"_ teriak Ka'ab amat gembira.

_"Selamat ! Selamat ! ini Rasulullah ﷺ."_

Rasulullah ﷺ memberi isyarat agar Ka'ab berhenti berteriak.

Kaum muslimin berdatangan dan mengangkat Rasulullah ﷺ tercinta.

Kemudian bersama-sama beliau mereka mendaki gunung Uhud ke sebuah celah Bukit.

Teriakan Ka'ab terdengar juga oleh pihak Quraisy.

Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai teriakan itu.

Namun, ada beberapa yang segera pergi mengikuti rombongan Rasulullah ﷺ dari belakang.

Ubay bin Khalaf dapat menyusul rombongan Rasulullah ﷺ sambil bertanya,

_"Mana Muhammad, Aku tidak akan selamat kalau dia masih hidup."_

Seketika itu juga Rasulullah ﷺ mengambil tombak Haris bin Shimma, lalu dengan sangat cepat Rasulullah ﷺ melemparnya ke arah Ubay Bin khalaf.

Ubay pun terhuyung-huyung di atas Kudanya, lalu berusaha kembali pulang dan mati di tengah jalan.

Sesampainya pasukan muslim di ujung bukit, Ali bin Abi Tholib pergi mengambil air.

Air dalam perisai kulitnya.

Ali membasuh darah di wajah Rasulullah ﷺ dan menyiram kepada beliau dengan air.

Dua keping besi di pipi Rasulullah ﷺ dicabut oleh Abu Ubaidah bin Al jarrah.

Begitu kerasnya sampai 2 gigi seri Abu Ubaidah tanggal.

Tiba-tiba pasukan berkuda Khalid bin Walid tiba di atas bukit, namun dengan sigap Umar Bin Khattab dan beberapa prajurit Muslim menyerang dan mengusir mereka untuk mundur.

Kaum muslimin telah begitu tinggi mendaki gunung, keadaan mereka begitu payah dan letih sampai Rasulullah memimpin mereka sholat sambil duduk.

Pihak Quraisy amat gembira dengan kemenangan mereka.

Mereka menganggap telah sungguh-sungguh membalas dendam atas kekalahan di Badar.

Abu Sufyan berkata,

_"Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar._

_Sampai jumpa lagi tahun depan."_

*_(Bersambung)_*
[11/11/2020, 05:37] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 99)_*

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Dukacita untuk Hamzah*

Tidak cukup menganiaya mayat Hamzah.

Hindun binti Utbah bersama wanita-wanita lain menganiaya mayat kaum muslimin.

Melihat semua itu Abu Sufyan menghampiri seorang muslim dan berkata,

_"Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan._

_Akan tetapi aku sungguh tidak senang juga tidak benci._

_Aku tidak melarang, juga tidak memerintahkan."_

Selesai menguburkan mayat-mayat temannya sendiri Quraisy pun pergi.

Sekarang, kaum muslimin kembali ke garis depan untuk menshalatkan dan menguburkan mayat mayat para syuhada.

Rasulullah ﷺ berkeliling medan tempur mencari jasad pamannya, Hamzah.

Ketika dilihatnya jasad Hamzah sudah dianiaya dengan perut yang sudah terurai,  beliau merasa sedih, sedih sekali sampai beliau berkata,

_"Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti ini."_

_"Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian ini."_

Selanjutnya beliau bersabda,

_"Demi Allah kalau pada suatu ketika Allah memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, akan ku aniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab."_

Nah saat itulah turun firman Allah Quran surat An Nahl 16 ayat  yang artinya:

*وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ*

*_Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu._*

*_Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar._*
Surah An-Nahl (16:126)

*وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ*

*_Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan._*
Surah An-Nahl (16:127)

Setelah Firman itu turun Rasulullah ﷺ memaafkan pihak musuh.

Ditabahkannya hatinya dan beliau melarang orang melakukan penganiayaan.

Di jalan, Rasulullah ﷺ mendengar para wanita bani Asyhal menangisi para syuhadanya.

_"Tidak ada wanita yang menangisi Hamzah,"_ ujar Rasul.

Mendengar ini Saad bin Muadz menyuruh para wanita Bani Asyhal menangis untuk Hamzah.

Rasulullah ﷺ bergegas menemui mereka dan bersabda,

_"Bukan ini yang saya maksudkan._

_Pulanglah, Semoga Allah memberikan rahmat dan tidak boleh menangis lagi setelah hari ini."_

*Abdullah bin Ubay*

Rasulullah ﷺ pulang ke Madinah dengan beban pikiran yang cukup berat.

Fatimah Az-Zahra putri beliau membasuh luka luka ayahnya dengan air.

Ternyata, para tawanan perang Badar yang dulu dikasihani dan dibebaskan, kembali memerangi kaum muslimin.

Rasulullah ﷺ teringat lagi kata-kata Umar Bin Khattab dulu,

_"Ya Rasulullah bunuh orang-orang ini agar tidak seorang pun berpidato mengobarkan api kebencian terhadap dirimu"_

Rasulullah ﷺ juga memikirkan belas kasihan yang diberikan kaum muslimin kepada pihak musuh.

Semua muslim menahan pedang ketika mereka menemui Hindun di medan perang.

Padahal jika dia dibunuh tidak akan terjadi Hamzah disiksa sedemikian rupa.

Pembunuh Hamzah yang berkulit hitam itu sebenarnya juga tidak tahu wajah Hamzah. Hindunlah yang menunjukkannya.

Pasukan Quraisy yang telah lari lintang pukang juga tidak akan kembali lagi untuk menyerang, apabila tidak dikejar oleh Hindun dan diberitahukan bahwa kaum muslimin tengah diserang Khalid bin Walid dari belakang.

Kemudian Rasulullah ﷺ pergi ke masjid.

Di sana, beliau melihat ada tangis penyesalan pasukan panah yang telah jelas-jelas melanggar perintah Rasulullah ﷺ.

Hati beliau amat lembut karena itu beliau memaafkan mereka semua.

Sebelum itu di sana beliau melihat Abdullah bin Ubay tengah berpidato agar orang orang mencintai Rasulullah ﷺ.

Inilah gembong kaum munafik yang telah membujuk 300 Orang prajurit kembali ke Madinah.

Beberapa sahabat yang ikut ke Uhud melompat ke arah Abdullah bin Ubay, lalu menarik bajunya sampai terhuyung huyung.

_"Mengapa kalian menyerangku pada saat aku menganjurkan kepada orang-orang agar patuh dan cinta kepada Muhammad ?"_ demikian Abdullah bin Ubay menjerit.

Umar Bin Khattab meminta izin untuk membunuh si penghianat itu, namun sekali lagi Rasulullah ﷺ melarang nya.


*_(Bersambung)_*
[12/11/2020, 04:53] Bambang Fis3 Wahyudi: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

*_(Bagian 100)_*

6اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Mengejar Musuh*

Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa orang-orang penyembah berhala, kaum munafik dan orang-orang Yahudi mulai menertawakan kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud.

_"Muhammad bilang kalau perang Badar itu merupakan tanda kekuasaan Tuhan mereka atas kerasulannya maka apa pula pertanda peristiwa Uhud itu ?"_

Sesuatu harus dilakukan agar kewibawaan kaum muslimin akan kuat seperti sedia kala.

Sehari setelah perang Uhud Rasulullah ﷺ memerintahkan seorang muadzin nya untuk kembali mengumpulkan pasukan.

Namun hanya pasukan Uhud saja yang boleh ikut.

Tujuannya untuk memburu pasukan Abu Sufyan yang belum lagi tiba di Mekah.

Berita keberangkatan kaum muslimin itu dengan cepat sampai ke telinga Abu Sufyan.

Seketika itu juga ketakutan melanda pasukan Mekah mereka mengira kaum muslimin berangkat dari Madinah dengan bantuan baru.

Padahal mereka masih berada di Rauha, jauh dari Mekkah.

Sementara pasukan Madinah sudah sampai di Hambra Al-Assad.

Kemudian lewatlah Ma'bad Al Khuza'i yang saat itu belum masuk Islam.

Ia baru saja melewati tempat pasukan Madinah berkemah.

Abu Sufyan bertanya tentang keadaan pasukan muslim Ma'bad menjawab,

_"Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari kamu dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu._

_Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang menggabungkan diri dengan dia._

_Mereka semua terdiri atas orang-orang yang sangat geram kepada orang-orang yang hendak membalas dendam !"_

Kebingungan melanda Abu Sufyan Apa yang harus saya lakukan sekarang ini.

Orang Arab pasti akan mencemooh apabila sekarang pasukan Quraisy mundur begitu saja.

Padahal baru saja mereka merebut kemenangan.

Namun apabila mereka memaksakan diri kembali menghadapi kaum muslim, Abu Sufyan yakin mereka tidak akan mampu menghadapi kemarahan musuh.

Karena itu Ia melakukan sebuah siasat licik.

Abu Sufyan menitipkan pesan kepada kafilah suku Abdul Qais yang sedang menuju Madinah, kafilah Itu diminta memberitakan bahwa pasukan Quraisy akan menemui pasukan Islam di Hambra Al-Assad dan akan menyerang habis-habisan.

Mendengar itu, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya menunggu tiga hari sambil menyalakan api unggun.

Namun pada saat yang sama orang-orang Quraisy terus pulang ke Mekah.

*Pasukan Abu Salamah*

Pasukan muslim kembali ke Madinah. Kewibawaan pihak muslim sedikit terangkat karena ternyata musuh tidak berani kembali untuk menghadapi mereka.

Akan tetapi, segera tersiar berita bahwa Tulaihah dan Salamah bin khuwailid sedang menggerakkan Banu Assad untuk menyerang Madinah dan menggempur Rasulullah ﷺ sampai ke rumahnya sendiri.

Selain itu tujuan Banu Assad adalah untuk merampas ternak kaum muslimin yang digembalakan di ladang ladang sekeliling Madinah.

Rasulullah ﷺ segera bertindak, beliau memanggil Abu Salamah bin Abdul Asad.

Beliau yang memerintahkan Abu Salamah membawa 150 pasukan.

Rasulullah ﷺ menyuruh agar pasukan hanya berjalan pada malam hari dan siangnya bersembunyi.

Mereka harus menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang.

Abu Salamah berangkat dan melaksanakan perintah perang Rasulullah ﷺ secermat dan secepat mungkin.

Ia pun berhasil.

Mereka menyergap musuh yang sedang dalam keadaan tidak siap.

Pagi buta itu rasa takut menyumbat kerongkongan Banu Assad karena tiba-tiba saja tanpa peringatan, pekik takbir membahana dan pasukan muslim menyerang tenda-tenda mereka.

Banu Assad berusaha bertahan sekuat dan selama mungkin, namun gagal.

Mereka mundur sambil membawa apa pun yang bisa dibawa.

Setelah menguasai perkemahan musuh, Abu Salamah mengirimkan dua pasukan pengejar.

Sementara itu ia dan pasukan ketiga menjaga perkemahan.

Pasukan pengejar kembali dengan membawa harta rampasan.

Seperti yang sudah diatur dalam Islam seperlima harta rampasan itu diberikan untuk Rasulullah ﷺ, orang orang miskin, dan orang orang yang kehabisan bekal di perjalanan.

Sisanya dibagikan kepada anggota pasukan.

Setelah itu mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan.

Hanya saja Abu Salamah tidak hidup lebih lama, sesudah itu, luka-lukanya pada perang Uhud kembali ternganga dan ia syahid karenanya.

*Judi dan Minuman Keras*

Setelah Yahudi Bani Qainuqa diusir, Yahudi Bani Nadhir ingin mewarisi pasar Bani Qainuqa.

Namun kesempatan itu sudah tertutup oleh pasar kaum muslimin yang berkembang sedemikian besar, maka dari itu Bani Nadhir pun melakukan cara lain untuk meraih kemakmuran.

Mereka membuka rumah-rumah judi.

Di tempat itu juga disediakan banyak sekali minuman keras.

Saat itu Rasulullah ﷺ belum melarang judi dan khamer.

Karena itu banyaklah para lelaki muslim yang datang ke rumah-rumah judi.

Mereka banyak menghabiskan uang untuk berjudi, meminum khamer sampai mabuk.

Para lelaki muslim ini masih terguncang oleh kekalahan pada perang Uhud dan lepasnya harta rampasan yang sudah mereka kumpulkan.

*_(Bersambung)_*

No comments:

Post a Comment